Selain itu angin timbul oleh karena perputaran bumi. Udara pada
katulistiwa dipanaskan lebih banyak dari pada udara pada kedua kutub.
Sampai akhir 2007 PLTB di dunia telah terpasang 91,4 GW (sebesar 57,1
GW di Eropa dan 22,2 GW di Jerman).
2
Tidak semua lokasi dapat memanfaatkan tenaga bayu, maka dengan
penilaian sumber daya (resource assessment) dapat diestimasi banyaknya
energi angin yan dapat diproduksi. Untuk itu digunakan index Wind
Power Density (WPD), yaitu perhitungan dari daya rata2 tahunan per m2
area penyapuan sudu (swept area) dari turbin [kW/m2] dan ditabulasi
berdasarkan ketinggian dari dasar. Kalkulasi dari densitas daya termasuk
efek dari kecepatan angin dan densitas udara, contoh: Kelas 1: 200 W/m2
pada ketinggian < 50 m, kelas 2: 800 2000 W/m2. Ladang angin (wind
farm) biasanya terletak di atas kelas 3 atau area lebih luas.
3
Turbin bayu telah dipasang pada offshore oil and gas platforms untuk
menghasilkan elektrik yang diperlukan untuk menjalankan peralatannya.
4
Perbedaan pemanfaatan energi bayu:
menghasilkan listrik
Klasifikasi:
6) kontrol, automatik pada saat badai: memutar dari arah angina atau
5
dengan memutar sudu
Keterangan: (*
Stall control:
Pada saat badai sudu berputar dengan sendirinya sampai sisi ratanya
menghadap serangan angin, dengan demikian meskipun beban bengkok
sangat besar tapi sudu tidak bisa putar (stop).
Pitch control:
6
Sudut pitch (jarak) referensi dibandingkan dengan sudut aktual lalu
penyimpangan dikoreksi oleh actuator. Berikut adalah gambar baling2
pesawat dengan pitch control dan motor elektriknya untuk merubah
sudut.
a) Rotor vertikal:
7
Alat ukur kecepatan angin yang disebut Anemometer juga memakai
1) Rotor-Savonius: 2) Rotor-Darrieus:
3) Rotor-H-Darrieus:
8
Sudu konkav seperti pada gambar di atas drag coefficient-nya hanya
berkisar 1,3 dan power coefficient maximal cp = 0,2.
9
10
Turbin angin sumbu vertikal (VAWT)
Keunggulan turbin macam ini adalah, turbin tidak tergantung dari arah
angin, jadi pada daerah yang anginnya sering berubah arah, baik untuk
digunakan. Pada turbin ini sebuah poros tegak lurus dari bawah ke atas,
yang diputar oleh sudu, dan melalui sebuah gearbox memutar generator
yang diletakkan di bawah. Dengan design ini menara tidak dikenakan
beban generator/gearbox, lebih mudah untuk perawatan. Kelemahannya
adalah pada design tertentu diproduksinya torsi berdenyut. Dikarenakan
tidak ratanya permukaan tanah (rumah dll) menyebabkan aliran angin
menjadi turbulen sehingga pulsasi terjadi dan menyebabkan vibrasi,
kebisingan, termasuk lebih cepatnya aus dari bearing, sehingga ongkos
perawatan meningkat. Aliran udara akan dialihkan arahnya oleh turbin
yang menyebabkan kecepatannya bertambah. Apabila turbin diletakkan
11
di atas atap, terutama jika tinggi menara turbin 50% dari tinggi rumah,
maka efisiensinya mencapai optimum dan turbulensi minimum.
12
Untuk mengurangi torsi raik digunakan 3 atau lebih sudu yang juga dapat
meningkatkan kepadatan rotor yang didefinisikan sebagai berikut: area
sudu dibagi dengan area rotor.
Turbin Savonius adalah type tarik (drag type) dengan 2 atau lebih sendok
helix (helical scoops) yang panjang untuk memberikan torsi yang merata.
13
Keunggulan:
bawah
untuk perawatan
Kelemahan:
bearing, melainkan juga gaya tarik dari tali yang arahnya ke bawah
angin
Turbin horizontal sudu tunggal atau dua membuat kebisingan yang tinggi
pada putaran tinggi, sehingga tidak sering dipilih.
15
Turbin angin sumbu horizontal (HAWT)
Sumbu utama rotor serta generator berada di atas menara angin dan harus
berlawan arah dengan arah angin.
Pada turbin kecil dipakai baling2 sederhana, sedangkan untuk yang besar
digunakan sebuah sensor angin yang dihubungkan dengan sebuah servo-
motor. Kebanyakan memiliki gearbox yang diputar oleh baling2 lambat
dan memindahkannya ke yang lebih cepat untuk menjalankan generator.
16
a) Up-wind rotor: letak sudu di depan menara dan dihadapkan ke arah
angin, maka turbulensi di belakang menara tidak mempengaruhinya.
Baling2 dibuat kaku dengan jarak tertentu dari menara, bahkan kadang2
dibuat sedikit miring ke depan (ke arah angin) supaya pada saat angin
kencang tidak sampai ditekan ke menara.
Komponen Rotor-Horisontal:
17
Typical wind turbine components :
18
1-Foundation,
equipment.
penyimpangan motor)
19
4-Access ladder,
generator sychron.
8-Anemometer,
20
Sebuah drum brake digunakan putaran rotor pada 1 2 rpm, karena
pengereman dari full speed dapat menimbulkan percikan api, maka pada
awalnya rotor diperlambat dengan bantuan magnetic brake. Drum brake
yang dioperasikan secara hydraulik juga dipakai untuk menahan rotor
pada saat angin kencang.
10-Gearbox,
mengurangi berat.
21
Gambar berikut memperlihatkan produksi sebuah sudu dari Siemens.
Keistimewaannya adalah tanpa sambungan dengan dimensi yang luar
biasa besarnya.
22
Gambar berikut memperlihatkan pemasangan sudu pada
puncak menara.
23
12-Blade pitch control (kontrol jarak sudu),
5) investasi awal yang tinggi, meskipun life cycle cost-nya lebih rendah
24
dari pada pembangkit fosil lainnya, sebab tidak diperlukannya
rendah.
25
26
Selain itu sudah terdapat banyak sudu2 yang rusak yang harus diganti,
seperti dapat dilihat pada gambar2 berikut:
Gambar di atas adalah sebuah sudu yang terkena petir. Tidak lama lagi
bukan hanya sudu rusak, melainkan keseluruhan turbin angin yang massa
kerjanya sudah mendekati pension, maka harus dicarikan cara
pembuangannya atau recycling.
27
harus dibuang dengan massanya adalah dalam Mg/a (mega Gram per
tahun = 1000 t/a).
Rotor pertama yang usang diprediksikan akan terjadi pada tahun 2020.
Gambar di atas memprediksi bahwa pada tahun empat puluhan akan
terdapat sekitar 40000 turbin yang harus dibuang.
28
Panah menunjuk ke bawah adalah penampang A
Pw = E&kin = v2 dengan = = Av
Pw = Avv2 = Av3
Pw 2 3 5 3
Untuk kecepatan angin v1 = 5 m/s jika v3 = 25 m/s Pw = 3 = 27
1 5
v1 v 2 v12 v 2
2
= (1 + v2 v2
2
v2
cp = (1 + x)(1 x2) dengan x = v1
untuk x = 1 v2 = v1 cp = 0
2 8 16
untuk x = 1/3 A1:A2 = v2:v1 = 2/3 cp(1/3) = = = 0,593
3 9 27
30
P = FwvRot dengan vRel = vw vRot (kecepatan yang secara efektif
menerjang bidang hambatan) Fw = cwA(vw vRot)2 dimana
Sebagai contoh telah dibuat sebuah wind mill Persia untuk museum
Jerman:
A v w v Rot v Rot
2
1/2 cw v Rot 1
cp = P/Pw = 3 dengan = v = maximal
1/2 A v w w 3
4
cpmax = 27
cw dengan cwmax = 1,3
power coef. max. dari turbin sumbu vertikal cpmax = 4/271,3 0,2
31