Anda di halaman 1dari 26

MEKANIKA TEKNIK II

NAMA : SATRIA EDY WIBOWO


NIM : 151020200009
A. Mekanika Teknik

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa


merupakan bidang ilmu utama untuk perilaku struktur, atau
mesin terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku struktur
tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi
dan gaya internal).

Dengan mengetahui gaya-gaya dan lendutan yang terjadi maka


selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau
diproporsikan dimensinya berdasarkan material yang digunakan
sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak berlebihan)
dalam menerima beban tersebut.
Dalam mempelajari perilaku struktur maka hal-hal yang banyak
dibicarakan adalah:
- Stabilitas
- keseimbangan gaya
- kompatibilitas antara deformasi dan jenis tumpuannnya
elastisitas

Hitungan Mekanika Teknik


Hitungan mekanika teknik dilakukan pada kegiatan perencanaan
struktur bangunan untuk mengetahui momen yang bekerja pada
suatu titik atau bidang, dari gaya hasil perhitungan tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai dasar menentukan struktur
yang kuat meliputi jenis bahan dan ukuran dimensinya.

Di halaman selanjutnya ada beberapa contoh Hitungan dalam


mekanika teknik
MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN
MB = 0
-( x 2 x 2 ) x 6.6667 + RAv x 6 ( 16) x 3 + (42) ( 41) =0
-13.3334 + 6 RAV 18 + 8 4 =0
6 RAv 27.3334 =0
RAv = 27.3334 / 6 Kontrol V = 0
RAv + RBv = 1/2x2x2 + 16 +4
4.5556 + 7.4444 = 12 ton ( O.K )
= 4.5556 ton

MA = 0
-4 x 1 + (48) RBv x 6 + (16)x3 + 42 (4 x1) =0
-4 + 32 6RBv 18 1.3334 =0
6 RBv + 44.6666 =0
RBv = -44.6666 / -6 = 7.4444 ton

MENGHITUNG BIDANG M ( MOMEN )


M 2m = ( 1/2 x 2 x 2 ) x 0.6667 = 1.3334 ton
M 5m = ( 1/2 x 2 x 2 ) x 3.6667 + RAv x 3 ( 1 x 6 ) x 1.5 =
-7.3334 + 13.6668 9 = -2.6666 ton
M 8m = ( 1/2 x 2 x 2 ) x 6.6667 + RAv x 6 ( 1 x 6 ) x 3 =
-13.3334 + 27.3336 18 = -3.9998 ton
M 10m = ( 1/2 x 2 x 2 ) x 8.6667 + RAv x 8 ( 1 x 6 ) x 5 + 4 =
-17.3334 + 36.4448 30 + 14.8888 + 4 = 0 ton

MENGHITUNG BIDANG Q ( GAYA LINTANG )


Q 2m = -( 1/2 x 2 x 2 ) +RAv = 2 + 4.5556 = 2.5556 ton
Q 8m = -( 1/2 x 2 x 2 ) +RAv (1 x 6) = 2 + 4.5556 6 =
-3.4444 ton
Q 10m = -( 1/2 x 2 x 2 ) +RAv (1 x 6) + RBv 4 = 2 + 4.5556
6 + 7.4444 4 = 0 ton

MENGHITUNG BIDANG N ( GAYA NORMAL )


RBh ( 4 x 1 ) = 0 RBh = 4 ton
B.GAYA LUAR DAN GAYA DALAM

A.GAYA LUAR

Adalah muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan atau


keseimbangan konstruksi. Muatan yang membebani suatu
kontruksi akan dirambatkan oleh kontruksi ke dalam tanah
melalui pondasi. Gaya-gaya dari tanah yang memberikan
perlawanan terhadap gaya rambat tersebut dinamakan reaksi.
* Beban P merupakan gaya aksi
* Dan kedua tumpuan menimbulkan gaya reaksi yang biasa
disebut reaksi tumpuan a vertikal (Rav) dan reaksi tumpuan b
vertikal (Rbv)

Muatan adalah beban yang membebani suatu konstruksi baik


berupa berat kendaraan, kekuatan angin, dan berat angin.

Muatan-muatan tersebut mempunyai besaran, arah, dan


garis kerja, misalnya:
- Angin bekerja tegak lurus bidang yang menentangnya, dan
diperhitungkan misalnya 40 kN/m2, arahnya umum mendatar
-Berat kendaraan, merupakan muatan titik yang mempunyai
arah gaya tegak lurus bidang singgung roda, dengan besaran
misalnya 5 tN.
- Daya air, bekerja tegak lurus dinding di mana ada air,
besarnya daya air dihitung secara hidrostatis, makin dalam
makin besar dayanya.

Berdasarkan pengertian tersebut muatan-muatan dapat


dibedakan atas beberapa kelompok menurut cara kerjanya :

1. Ada muatan yang bekerjanya sementara dan ada pula


yang terus-menerus (permanen). Mutan yang dimaksud adalah:
1.1. Muatan mati, yaitu muatan tetap pada konstruksi yang
tidak dapat dipindahkan atau tidak habis. Misalnya:
Berat sendiri konstruksi beton misalnya 2200 kN/m3 , dan
Berat tegel pada pelat lantai misalnya 72 kN/m2.

2. Ada muatan yang garis kerjanya dianggap suatu titik, ada


yang tersebar. Muatan yang dimaksud adalah:
2.1. Muatan titik atau muatan terpusat. Yaitu muatan yang
garis kerjanya dianggap bekerja melalui satu titik, misalnya:
Berat seseorang melalui kaki misalnya 60 kN dan
Berat kolom pada pondasi misalnya 5000 kN;

Muatan terbagi ini dapat dijabarkan sebagai berikut:


Muatan terbagi rata, yaitu muatan terbagi yang dianggap
sama pada setiap satuan luas.
Muatan terbagi tidak rata teratur, yaitu muatan yang terbagi
tidak sama berat untuk setiap satuan luas.
3. Muatan momen, yaitu muatan momen akibat dari muatan
titik pada konstruksi sandaran. Gaya horizontal pada sandaran
menyebabkan momen pada balok.

4. Muatan puntir, suatu gaya nonkoplanar mungkin bekerja


pada suatu balok sehingga menimbulkan suatu muatan puntir,
namun masih pada batas struktur statik tertentu.
5. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai muatan yang
bekerjanya tidak langsung pada konstruksi, seperti penutup atap
ditumpu oleh gording dan tidak langsung pada kuda-kuda.

Perletakan
Perletakan adalah suatu konstruksi direncanakan untuk suatau
keperluan tertentu.
Tugas utama suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya
akibat muatan yang bekerja padanya dan meneruskannya ke
bumi. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka
konstruksi harus berdiri dengan kokoh. Rosenthal menyatakan
bahwa semua beban diteruskan ke bumi melalui sesingkat-
singkatnya.

Kondisi yang harus dipertimbangkan?

Pertama yang harus dipertimbangkan adalah stabilitas


konstruksi. Suatu konstruksi akan stabil bila konstruksi
diletakkan di atas pondasi yang baik. Pondasi akan melawan
gaya aksi yang diakibatkan oleh muatan yang diteruskan oleh
konstruksi kepada pondasi. Gaya lawan yang ditimbulkan pada
pondasi disebut: Reaksi. Dalam kasus ini pondasi digambarkan
sebagai perletakan. Berikut ini diuraikan tiga jenis perletakan
yang merupakan jenis perletakan yang umum digunakan. Yaitu
perletakan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya
horizontal.dan ada maca-macam perletakan yang perlu
dipahami yaitu:
Perletakan sendi, yaitu perletakan terdiri dari poros dan
lubang sendi. Pada perletakan demikian dianggap sendinya licin
sempurna, sehingga gaya singgung antara poros dan sendi tetap
normal terhadap bidang singgung, dan arah gaya ini akan
melalui pusat poros.
Perletakan geser, yaitu perletakan yang selalu memiliki
lubang sendi. Apabila poros ini licin sempurna maka poros ini
hanya dapat meneruskan gaya yang tegak lurus bidang
singgung di mana poros ini diletakkan.
Perletakan pendel, yaitu suatu perletakan yang titik tangkap
dan garis kerjanya diketahui.
Perletakan jepit, perletakan ini seolah-olah dibuat dari balok
yang ditanamkan pada perletakannya, demikian sehingga
mampu menahan gaya-gaya maupun momen dan bahkan dapat
menahan torsi.

B.GAYA DALAM

Gaya dalam adalah gaya rambat yang diimbangi oleh gaya yang
berasal dari bahan konstruksi, berupa gaya lawan, dari
konstruksi.
- panah biru = gaya momen(M)
- panah hijau = gaya lintang(D)
- panah merah = gaya normal(N)

Analisis hitungan gaya dalam dan urutan hitungan ini dapat


diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1. Menetapkan dan menyederhanakan konstruksi menjadi
suatu sistem yang memenuhi syarat yang diminta.
2. Menetapkan muatan yang bekerja pada konstruksi ini.
3. Menghitung keseimbangan luar.
4. Menghitung keseimbangan dalam.
5. Memeriksa kembali semua hitungan.
Dengan syarat demikian konstruksi yang dibahas akan
digambarkan sebagai suatu garis sesuai dengan sumbu
konstruksi, yang selanjutnya disebut: Struktur.

Misalkan pada sebuah balok dijepit salah satu ujungnya dan


dibebani oleh gaya P seperti pada gambar
maka dapat diketahui dalam konstruksi tersebut timbul gaya
dalam.
Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka pada suatu
titik X sejauh x dari B akan timbul gaya dalam yang
mengimbangi P.
Gaya dalam yang mengimbangi gaya aksi ini tentunya bekerja
sepanjang sumbu batang sama besar dan mengarah berlawanan
dengan gaya aksi ini. Gaya dalam ini disebut Gaya normal (N).
Bila gaya aksi berbalik arah maka berbalik pula arah gaya
normalnya. Nilai gaya normal di titik X ini dinyatakan sebagai
Nx.

menggambarkan gaya P yang merambat sampai titik X dan


menimbulkan gaya sebesar P dan M. Apabila struktur dalam
keadaan seimbang maka tiap-tiap bagian harus pula dalam
keadaan seimbang. Selanjutnya gaya Pdan M harus pula
diimbangi oeh suatu gaya dalam yang sama besar dan
berlawanan arah, yaitu gaya dalam Lx dan Mx. Gaya tersebut
merupakan sumbangan dari bagian XA yang mengimbangi PM.
Gaya dalam yang tegak lurus sumbu disebut Gaya lintang,
disingkat LX dan momen yang menahan lentur pada bagian ini
disebut Momen Lentur disingkat MX.

Dari uraian di atas, gaya-gaya dalam dibedakan menjadi tiga :


Gaya normal (N), yaitu gaya dalam yang bekerja searah
sumbu balok.
Gaya lintang (L), yaitu gaya dalam yang bekerja tegak
lurus sumbu balok.
Momen lentur (F), yaitu gaya dalam yang menahan
lemtur sumbu balok

Gaya dalam bekerja pada titik berat sepanjang garis struktur.


Untuk menghitung gaya dalam ini diperlukan pengertian tanda.
Gaya Normal diberi tanda positif (+) apabila gaya itu cenderung
menimbulkan gaya tarik pada batang dan diberi tanda negatif (-)
apabila gaya itu cenderung menimbulkan sifat desak.
Gaya lintang diberi tanda positif (+) apabila gaya itu cenderung
menimbulkan patah dan putaran jarum jam, dan diberikan tanda
negatif (-) apabila gaya itu cenderung menimbulkan
kebalikannya.
Momen lentur diberi tanda positif (+) apabila gaya itu
menyebabkan sumbu batang cekung ke atas dan diberi tanda
negatif (-) apabila gaya itu menyebabkan sumbu batang cekung
ke bawah.

Hubungan antara Muatan, Gaya Lintang, dan Momen

Untuk membahas pertanyaan tersebut, harus mempelajari suatu


struktur sederhana yang dibebani muatan penuh terbagi rata.
Gaya dalam di m dapat dihitung sebesar:

Mm = Va.x qx2 =
qlx qx2...................(1.1)
Lm = ql qx............................(1.2)

Gaya dalam di n dapat dihitung sebesar:

Mn = Va (x + dx) 1/2q (x + dx)2............(1.4)


Ln = qL q (x + dx)............................(1.5)

Persamaan (1.4) dan (1.5) tersebut dapat ditulis


Pula sebagai:

Mn = Mm + dM =
Mm + Lm.dx q.dx.1/2 dx..............(1.6)
Ln = Lm + dL = Lm q.dx........................(1.7)

Persamaan tersebut setelah diselesaikan didapat:


dM/dx = Lx..............................................(1.8)
dL/dx = - q...............................................(1.9)
Kiranya perlu ditambahkan bahwa perubahan nilai beban ditiap
titik adalah tetap, yang berarti dq/dx = 0

Dengan demikian memang terbukti adanya hubungan antara


muatan, gaya lintang dan momen. Hubungan itu tampak pula
pada persamaan-persamaan di atas, yaitu: gaya lintang
merupakan fungsi turunan dari momen , dan beban merupakan
fungsi turunan dari gaya lintang, atau sebaliknya gaya lintang
merupakan jumlah integrasi dari beban, dan momen merupakan
jumlah integrasi dari gaya lintang.
ARTI STRUKTUR DAN KONTRUKSI

struktur adalah 1 cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan;


bangunan; 2 yang disusun dengan pola tertentu; 3 pengaturan
unsur atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur dari
suatu benda. Sedangkan konstruksi merupakan susunan (model,
tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya).
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur berupa bagian-bagian
bangunan dan konstruksi ialah bangunan.

Struktur Bangunan
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan
seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap.
Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung
keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak,
interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu
kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga
mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing.

Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban


bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan
bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur
harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini
sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan
beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke
tanah dengan aman.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :


1.Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan
yang terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini
meliputi pondasi dan sloof.
2.Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang
terletak di atas permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak
ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di
antaranya dinding, kolom, dan ring.
3.Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan
yang terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap.
Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.

Konstruksi Bangunan

apa-itu-konstruksi-bangunan.jpg
Konstruksi Bangunan

Konstruksi dapat diartikan sebagai gabungan dari elemen


struktur dan elemen nonstruktur. Dengan kata lain, konstruksi
bangunan adalah objek bangunan secara keseluruhan yang
terbentuk atas kesatuan struktur-struktur. Contoh konstruksi
antara lain rumah, gedung, jembatan, dan jalan raya.

Konstruksi bisa didefinisikan pula sebagai kegiatan membangun


sarana dan prasarana sehingga dapat digunakan untuk tujuan
tertentu. Aktifitas konstruksi bukan hanya sebatas membangun,
tetapi juga kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan proses
pendirian bangunan seperti perencanaan rancang bangun,
penelitian AMDAL, penyusunan RAB, penyediaan material, dan
pengawasan proyek pembangunan. Biasanya pekerjaan
konstruksi di lapangan dilakukan oleh buruh bangunan, tukang,
dan ahli bangunan lainnya yang diawasi mandor proyek.
Sementara itu, keseluruhan dari kegiatan konstruksi ini akan
dipantau secara berkala oleh manajer proyek, insinyur desain,
atau arsitek proyek.
Konstruksi dalam pengertian bangunan dapat dikelompokkan
menjadi empat macam, yakni :

Konstruksi gedung yaitu konstruksi yang digunakan untuk


mendukung kebutuhan hidup manusia. Konstruksi ini meliputi
rumah, hotel, apartemen, kantor, rumah sakit, dan lain-lain.
Konstruksi transportasi ialah konstruksi yang dibuat untuk
memenuhi sarana dan prasarana transportasi. Contoh konstruksi
ini yaitu jalan raya, jembatan, rel, terminal, pelabuhan, stasiun,
bandara, dan sebagainya.
Kontruksi air merupakan konstruksi yang dibangun dengan
tujuan mengelola air di atas tanah. Yang termasuk konstruksi air
misalnya bendungan, waduk, irigasi, drainase, parit, got, gorong-
gorong, dan lain sebagainya.
Konstruksi khusus adalah konstruksi bangunan yang didirikan
untuk tujuan khusus. Sebagai contoh konstruksi menara
pemancar gelombang radio, menara jaringan listrik, menara
pemancar televisi, anjungan minyak lepas pantai, dan lain-lain.
Perancangan konstruksi bangunan yang ideal harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Di antaranya konstruksi harus kuat dan
awet sehingga dapat berfungsi sesuai tujuan pembuatannya.
Selain itu, konstruksi juga sebaiknya dibuat dengan
memperhatikan kaidah-kaidah estetika sehingga terlihat
menarik dan indah dipandang mata. Tak kalah pentingnya,
konstruksi harus dijaga kebersihannya agar penghuni merasa
sehat dan nyaman, termasuk mengatur sirkulasi udara dan
cahaya dengan baik. Terakhir, pembangunan konstruksi ini juga
wajib dilakukan efektif dan efisien.

UTILITAS
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan
yang digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan
mobilitas dalam bangunan
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan
perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur,
perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan
lainnya.

Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :

A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING


Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian
atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa
ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang
dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air.
1. Jenis Peralatan Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan
bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap
perencanaan pemipaan.

2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan


Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan
syarat-syarat dari bahan plambing yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
e. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai
berikut
a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b. Permukaan harus halus dan tahan air
c. Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan
kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud
d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e. Mudah memeliharanya
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

PENERANGAN/PENCAHAYAAN

1. Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang
paling mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu
harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia
sebagai daerah trofis yang terletak digaris katulistiwa matahari
memancarkan sinar sepanjang tahun.
Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami
dalam bangunan adalah sebagai berikut:
a. Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari
mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi
manusia dan memperjelas kesan ruang
c. Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam
bangunan, baik sebagai penerangan langsung maupun tidak
langsung.
2. Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan listrik
adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan
dan menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system
Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2.1. Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan


Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub
Panel) dibagi dalam 2 bagian:
a. Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang
berupa titik-titik lampu penerangan.Peletakan lampu
penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang
diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap
letak-letak diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector,
speaker dan lain-lain.
b. Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk
menghidupkan alat-alat tertentu seperti computer dan mesin
ketik

TETAPI

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang


merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga
sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan /
Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi
(Utilitas).

Utilitas yang dimaksud oleh Vitruvius diatas buukanlah utilitas


yang dibahas pada ilmu sains seperti plumbing, sanitasi, dan
lain-lain. Namun utilitas yang dimaiksud oleh Vitruvius diatas
adalah salah satu komponen untuk merancang arsitektur yang
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.
Dimana fungsi sendiri sebenarnya sudah mencakup aspek
estetika dan psikologis. Sehingga bisa dikatakan utilitas disini
dimaksudkan sebagai pendayagunaan bangunan, bukan peran
atau tugas dari bangunan itu.

Dewasa ini, banyak sekali kalangan yang menyamakan kata


fungsi dengan guna. Mungkin pada penggunaan kalimat yang
banyak digunakan dalam percakapn, kedua kata ini sering
dicampur adukkan karena kedekatan makna yang dimilikinya.
Sedangkan dalam pemahaman arsitektur, walaupun masih
memiliki benang merah di antara keduanya, ternyata ditemukan
suatu perbedaan yang cukup mencolok.

Dok. Pribadi

Untuk memudahkan pemahaman mengenai beda fungsi dan


guna, maka dihadirkanlah sebuah ilustrasi seperti diatas. Dari
ilustrasi dapat dilihat bahwa fungsi lebih mengarah kepada
visual atau apa yang dirasakan setelah melihat bangunan itu
untuk pertama kalinya, sesuai dengan Broadbent yang
mengatakan bahwa fungsi sebagai apa saja yang dipancarkan
dan diinformasikan oleh arsitektur melalui panca indera kita.
Pada ilustrasi maka si pengamat dapat mengartikan bahwa
fungsi bangunan tersebut adalah bangunan peribadatan
dikarenakan adanya unsur-unsur tertentu yang sering digunakan
pada bangunan peribadatan lainnya (adanya kubah dengan
bulan sabit di puncaknya, bentuk bukaan yang melengkung).
Selain itu pengamat juga mengartikan tempat ini sebagai
tempat untuk berteduh karena adanya atap yang menutupi
bangunan.
Dan guna bangunan dapat dirasakan oleh pengamat yang sudah
memasuki bangunan itu sehingga nantinya guna ini akan
muncul karena manusia yang ada didalamnya.

Sehingga, ketika kita membicarakan bangunan (apa yang


bangunan berikan kepada manusia) adalah apa yang dimaksud
dengan fungsi, dan ketika kita membicarakan manusianya (apa
yang manusia lakukan terhadap bangunan) itulah yang
dimaksud dengan guna.

Objek Studi

1. Balai Pemuda

Lokasi : Jl. Gubernur Suryo 15, Surabaya


Arsitek : Westmaes
Tahun Pendirian : 1907
Fungsi :
- Tempat berteduh - karena bangunan memiliki atap untuk
menghindarkan dari perubahan cuaca
- Tempat pameran - karena terdapat banyak objek pamer di
selasar bangunan
- Tempat cagar budaya - karena digunakannya style yang
banyak digunakan pada masa kolonial Belanda

Guna :
- Tempat rekreasi
- Tempat untuk menggelar acara-acara khusus
- Tempat pertemuan

2. Gramedia Expo
Lokasi : Jl. Basuki Rahmat No 93-105,
Surabaya
Arsitek : Ridwan Kamil
Tahun Pendirian : 2007

Fungsi :
- Tempat pameran : dilihat dari massa bangunan yang besar
sehingga mampu menampung banyak orang
- Tempat berteduh : karena adanya atap yang menaungi
- Tempat berlindung : karena adanya dinding yang masif
menutupi bangunan

Guna :
- Tempat berjualan (buku, minimarket)
- Tempat beristirahat sejenak / nongkrong
HUBUNGAN MEKANIKA TEKNIK,GAYA LUAR
DAN DALAM,STRUKTUR DAN KONTRUKSI DAN
UTILITAS

Anda mungkin juga menyukai