A. Tujuan
Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan operasi yang
terkontrol dan sistematis.
D. Pre Operasi
1. Persiapan Hewan (Pasien)
a. Pengendalian/Restrain Hewan
- Pembantu umum mengendalikan hewan sebelum dan pada
saat dilakukan sterilisasi, pembiusan dan pemasangan infus
dengan memerhatikan keamanan hewan;
- Sebelum dilakukan sterilisasi dan pembiusan, hewan diikat
longgar menggunakan tambang atau bahan yang bersifat
tidak melukai di halaman depan lab bedah & radiologi dan
dijaga oleh pembantu umum;
- Pada saat sterilisasi, pebiusan, dan pemasangan infus, hewan
dibaringkan di atas lantai yang bersih dengan posisi lateral
rekumbensi, bagian kaki depan dipegang oleh tangan kanan
sambil menahan bahu hewan, sedangkan kaki belakang oleh
tangan kiri, kepala diposisikan sedemikian rupa sehingga area
vena jugularis terlihat dengan baik.
- Setelah dilakukan pembiusan, sterilisasi daerah operasi, dan
pemasangan infus, hewan diangkat dengan seksama ke meja
Bagian Bedah & Radiologi
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Website : www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id Email : bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/Fax : +62251 8628080; 8628181
b. Pembiusan Hewan
- Hewan dibius menggunakan obat anastesi general (ketamine
xilazine) sesuai dosis yang telah dihitung melalui intravena
oleh asisten anastesi;
- Setelah mencapai onset asisten anastesi mencatat dan
memonitoring pasien seperti frekuensi nafas, temperature,
CRT, pulsus dan auskultasi jantung.
c. Sterilisasi Hewan
- Hewan dilakukan pencukuran pada kedua kaki belakang
kemudian dibersihkan menggunakan air sabun dan setelah
kering dilumeri oleh iodine.
- Bagian teracak dibersihkan kemudian dibalut menggunakan
kain kasa dalam rangka menutupi kemungkinan terjadinya
kontaminasi.
d. Pemasangan infus
- IV cat 22 (biru) dan infus set disiapkan oleh PJ obat, kemudian
Asisten anastesi memasangkan infus pada vena jugularis, dan
mengatur drip sejumlah 1 tetes /7 detik.
- Pemasangan infus dilakukan dengan menusukan IV cat ukuran
22 pada 1/3 atas vena jugularis kiri yang telah dibersihkan
kapas alkohol searah alirah darah, setelah dipastikan jarum
masuk pada lumen pembuluh darah, bagian jarum penusuk
dari IV cat dilepas sehingga tampak darah tertetes kemudian
dihubungkan dengan selang infus.
- Setelah selang terpasang, segera dilakukan fiksasi IV cat yang
terpasang menggunakan plester secukupnya sampai benar-
benar terfiksasi dengan baik tanpa menekan/menghambat
aliran infus.
- Setelah selang terpasang, PJ anastesi mengatur laju tetes
cairan infus (infus drip) sejumlah satu tetes per tujuh detik.
- Kantung infus digantung pada tiang infus, kemudian
diposisikan lebih tinggi dari hewan kemudian
- Disiapkan cairan flasing (NaCl 0.9 %) oleh PJ Obat untuk
antisipasi terjadinya hambatan aliran infus.
3. Persiapan Obat
- PJ Obat menyiapkan obat-obat yang diperlukan dan
bertanggung jawab mencatat pengeluaran obat pada saat
operasi.
- Obat yang diperlukan diambil sesuai dosis menggunakan
syringe kemudian diserahkan oleh PJ obat kepada asisten
anastesi.
- Obat yang diperlukan adalah maintenance berupa ketamine
dosis, lidocaine, dan antibiotik (gentamycin).
- Keperluan lainnya seperti: jarum, benang jahit (cat gut dan
silk), iodine, alkohol 70%, lap, kain duk tambahan, perban dan
plester disediakan didekat meja instrument oleh oleh asisten
3.
E. Operasi
1. Proses Operasi
- Operator dan asisten 1 selalu menjaga sterilitas selama dalam
operasi.
- Petugas non steril dilarang campur tangan pada daerah steril
termasuk instrument bedah dan area operasi.
- Operator melakukan tindakan bedah sesuai dengan protokol
yang telah dibuat dan diawasi oleh dosen pembimbing selama
operasi berlangsung.
- Alat yang telah digunakan operator dan asisten 1 tidak
dibiarkan tercecar keluar duk (kain steril) atau bahkan
terjatuh dari meja operasi.
- Operator dan asisten 1 dilarang meninggalkan tempat operasi
sebelum operasi selesai, terkecuali terjadi sesuatu hal yang
meyebabkan harusnya operator digantikan oleh operator
pengganti.
Bagian Bedah & Radiologi
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Website : www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id Email : bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/Fax : +62251 8628080; 8628181
2. Monitoring Pasien
- Pasien diamati setiap 15 menit kemudian dicatat frekuensi
nafas, pulsus, auskultasi jantung, CRT, dan temperatur oleh
asisten anastesi.
- Asisten anastesi memastikan hewan tetap teranastesi dengan
menambahkan obat maintenance sejumlah hingga 1 dosis
sesuai dengan gejala sadar sesuai yang ditunjukan.
- Kebersihan sanitasi dari hewan seperti adanya urin, feses,
muntahan, darah pada meja, tampon kotor yang berlebih,
senantiasa dijaga oleh asisten 3.
3. Dokumentasi
- Dokumentasi hanya dilakukan oleh petugas yang ditunjuk (PJ
Dokumentasi).
- Dokumentasi adalah berupa foto dan video.
- PJ dokumentasi mendokumentasikan setiap rangkaian
tindakan/tahapan dalam preoperasi, operasi dan post operasi.
- Pada proses operasi, PJ dokumentasi senantiasa menjaga
mobilitasnya agar tidak mengganggu operator.
F. Post Operasi
1. Persiapan Kandang
- Kandang post operasi dalam keadaan bersih dengan sanitasi
yang baik.
- Dipastikan alas kandang tidak terdapat celah atau lubang
yang dapat menyebabkan kerawanan kaki hewan fraktur
kembali.
- Kandang post operasi harus terpisah dengan hewan sejenis
lainnya (terisolasi).
- Perban yang rusak atau kotor diganti dengan yang baru tanpa
mencederai kaki yang masih dalam proses persembuhan.