A. Definisi Stroke
Stroke merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu gangguan
neurologis yang disebabkan terputusnya aliran darah ke sebagian otak (Black & Hawks,
2009).
Istilah Cerebro Vascular Disease (CVD) menunjukkan setiap kelainan serebral yang
disebabkan karena proses patologis pembuluh darah serebral yang disebabkan karena proses
patologis pembuluh darah serebral seperti sumbatan pada lumen pembuluh darah otak oleh
trombus atau embolus, pecahnya pembuluh darah serebri, lesi atau perubahan permeabilitas
dinding pembuluh darah dan peningkatan viskositas atau perubahan lain pada kualitas darah
yang menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi ke serebral terhambat (Mokhtar, 2009 dan
Standford Stroke Center, 2009).
B. Klasifikasi Stroke
klasifikasi stroke berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya, yaitu:
1. Stroke Iskemia
Iskemia serebrum ini menduduki 80-85% dari seluruh kasus stroke. Penyakit
serbrovaskular iskemia ini dibagi menjadi dua kategori besar yaitu oklusi trombolitik
dan oklusi embolitik. Penyebab pasti stroke iskemia masih belum dapat ditentukan
dengan pasti. Lima belas persen stroke iskemia disebabkan oleh stroke lakunar.
Iskemia serebrum disebabkan karena berkurangnya aliran darah ke otak yang
berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit, dimana bila terjadi lebih
dari beberapa menit akan terjadi infark pada jaringan otak (Price dan Wilson, 2006).
2. Stroke Hemoragi
Stroke hemoragi merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subaraknoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak
tertentu. Stroke in biasanya kejadiannya saat melakukakn aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi pada saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun
(Muttaqin, 2008).
E. Patofisiologi Stroke
Menurut Mutaqin (2008), penyebab stroke terdiri dari:
1. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan darah
yang menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan neurologis sering kali memburuk pada
48 jam setelah trombosis.
2. Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk dalam perdarahan dalam ruang
subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak membengkak, sehingga terjadi infark otak, edema, dan
mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah hipertensi yang
parah, henti jantung-paru, curah jantung yang turun akibat aritmia.
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah spasme arteri
serebral yang disertai dengan subaraknoid dan vasokontriksi arteri otak disertai sakit
kepala migren.
Prevalensi Stroke
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan
yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi Stroke
berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8), diikuti DI Yogyakarta
(10,3), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke
berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9), DI
Yogyakarta (16,9), Sulawesi Tengah (16,6), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil
(Riskesdas, 2013).
Sumber : Kemenkes RI, 2013