Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laporan kasus
LAPAROSCOPY
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Obstetri Dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
Disusun Oleh:
Uzmil Arifa
Fitara Yusda
Pocut Indah Safitri
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Laparoskopi adalah suatu metode pembedahan pada kavitas peritonial
yang divisualisasikan dengan tidak adanya sayatan perut besar. Laparoskopi
diagnostik merupakan pilihan pembedahan minimal invasif atau evaluasi
menyeluruh dari kavitas peritonial dan oran-organ pelvik. Tindakan ini sering
dilakukan untuk mengevaluasi keluhan nyeri pelvik atau penyebab infertilitas,
penegakan diagnosa endometritis, atau untuk memastikan adanya kelainan adesif
atau kualitas dari masa pelvik. Evaluasi sistemik pada kavitas peritonial penting
dilakukan selama laparoskopi, baik diagnostik atau operasi. (1,2)
2.2 Indikasi
Indikasi tindakan laparoskopik pada ginekologi bertambah seiring peningkatan
kualitas dari peralatan medis dan pengalaman dari ahli bedah.(1)
Laparoskopi diagnostik dilakukan untuk menginvestigasi nyeri pelvik.
Jumlah laparoskopi negatif dimana tidak ditemukan suatu patologis selama
tindakan sekitar lebih dari 50%. Konsul preoperatif terhadap pasien sangat
penting. Lini pertama tatalaksana bedah pada kehamilah ektopik menggunakan
pendekatan laparoskopi, bahkan pada saat ruptir, semua pasien distabilkan
sebelum operasi. Pada kehamilah ektopik tuba, salpingektomi paling umum
dilakukan, dengan asumsi tuba yang kontralateral normal dalam tampilannya.
Salpingostomi merupakan alternatif dimana tuba kontralateral rusak. Follow up
dari serum beta hCG diperlukan.(1)
Kista ovarium sering ditatalaksana dengan tindakan laparoskopik.
Sebelum dilakukan laparoskopik, bentuk dan ukuran kista harus diperkirakan
dengan menggunakan USG transvaginal dan marker tumor. Kista ovarium dapat
terjadi pada kasus kedaruratan yang membutuhkah pembedahan cepat ,
perdarahan atau ruptur. (1)
Scara tradisional, histerektomi dilakukan menggunakan bedah terbuka atau
melalui vagina. Seiring waktu, laparoskopik histerektomi menjadi pilihan yang
sering dilakukan. Rute dari pembedahan bergantung dari kemampuan bedah,
indikasi pembedahan, kontraindikasi hingga , metode pembedahan tertentu dan
3
tidak langsung pada jaringan, gerakan konterintuitif, port atau akses ke abdominal
denganjumlah terbatas, gerakan terbatas, dan pergantian dari pandangan video 3D
dengan 2 D. Pemilihan pasien yang tepat, pemulihan lebih cepat, nilai kosmetik,
dan sedikitnya nyeri postoperatif, pembentukan adhesi berkurang, dan yang
terakhir hasil operasi yang ekuivalen. Keputusan untuk melakukan laparoskopi
didasarkan pada beberapa parameter. Terutama adalah faktor pasien, ketersediaan
instrumen yang sesuai dan keahlian dari dokter bedah.(2)
Laparoskopi menggunakan pneumoperitonium dikontraindikasikan pada
sebagian kecil kondisi klinis, termasuk glaukoma akut, pelepasan retina,
peningkatan tekanan intra kranial dan beberapa tipe dari saluran
ventriculoperitonial. Laparoskopi sesuai pada banyak situasi, walaupun
modifikasi diperlukan pada beberapa situasi klinis. (1)
Kontraindikasi relatif pada Laparoskopi(1)
- Penurunan sistem kardiorespiratori yang signifikan
- Obesitas
- Hernia diafragma
- Adesi intra abdominal yang signifikan
- Masa pelvik yang besar
- Hemodinamik yang tidak stabil atau syok hipovolemik
- Obstruksi intestinal
- Beberapa penyakit keganasan
- Hamil
2.4 Preoperatif
Kelainan adesif menambah resiko dari kerusakan viseral dan vaskular
selama proses masuk ke abdomen dengan laparoskopi. Adesi juga dikaitkan
dengan tingkat konversi tinggi ke laparotomi karena adesiolisis panjang dan
melelahkan dapat diselesaikan oleh beberapa ahli bedah lebih cepat dengan teknik
diseksi bedah terbuka. Selama pemeriksaan fisik pra operasi, dokter bedah
mencata lokasi bekas luka bedah sebelumnya dan memperhitungkan risiko
kemungkinan penyakit adesif intraabdominal. Demikian juga, riwayat
endometriosis, penyakit inflamasi pada panggul atau pengobatan radiasi mungkin
predisposisi perlengketan. Selain itu, dinding perut yang hernia atau perbaikan
hernia dan setiap jala reparatif diidentifikasi dan dihindari selama trokar
dimasukkan. Juka ditemukan sesuatu kelainan pada abdominal selama evaluasi
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Powell F, Khaund A. Laparoscopy and Laparoscopic Surgery, Obstetrics,
Gynaecology and Reproductive Medicine. Elsevier; 2016..
6