VC I-Vii PDF
VC I-Vii PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Vertebra servikalis adalah bagian bawah kepala dengan ruas-ruas tulang leher
terkecil di tulang belakang. Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua
daerah yaitu daerah servikal atas (CV1 dan CV2) dan daerah servikal bawah (CV3
sampai CV7). Diantara ruas-ruas tersebut, ada tiga ruas servikal yang memiliki
struktur anatomi yang unik. Ketiga ruas telah diberi nama khusus, antara lain CV1
disebut atlas, CV2 disebut axis, dan CV7 disebut prominens vertebra.15 Ruas tulang
leher umumnya mempunyai ciri yaitu badannya kecil dan persegi panjang, lebih
servikalis mempunyai korpus yang pendek dan korpus ini berbentuk segiempat
dengan sudut agak bulat jika dilihat dari atas. Tebal korpus bagian depan dan bagian
unik dan telah diberi nama khusus. Vertebra servikalis 1 disebut atlas, vertebra
Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua daerah: daerah servikal
atas (CV1 dan CV2) dan daerah servikal bawah (CV3 sampai CV7). Diantara ruas-
ruas tersebut, ada tiga ruas servikal yang memiliki struktur anatomi yang unik. Ketiga
ruas telah diberi nama khusus, antara lain CV1 disebut atlas, CV2 disebut axis, dan
CV7 disebut prominens vertebra. Sedangkan Vertebra servikalis 3-6 disebut vertebra
servikalis tipikal karena vertebra servikalis ini memiliki ciri-ciri umum vertebra
servikalis.15
karena tidak mempunyai korpus sehingga bentuknya hampir seperti cincin. Atlas
tidak mempunyai prosesus spinosus namun memiliki tuberkulum posterior yang kecil
yang berguna agar pergerakan kepala atau kranium lebih bebas. Atlas berbentuk
cincin atau lingkaran yang dibagi dua yaitu lengkung depan disebut arkus anterior
dan lengkung belakang disebut arkus posterior. Terlihat massa yang agak lebar pada
pertemuan arkus anterior dan arkus posterior dan disebut massa lateralis. Tiap massa
lateralis di bagian atas terdapat permukaan berbentuk oval dan konkaf disebut fovea
artikularis superior dan permukaan ini bersendi dengan tulang kranium. Di bagian
bawah tiap massa terdapat fasies artikularis yang bersendi dengan vertebra servikalis
foramen transversum.13
Axis adalah yang terbesar dari semua vertebra servikalis. Kepala berputar di
sekitar tulang axis.14 Terdapat penonjolan tulang keatas dari permukaan atas korpus
disebut dens epistropheus atau disebut juga prosesus odontoid (odontoid process).12
Prosesus odontoid mirip dengan gigi .15 Permukaan depan dan belakang dari dens
didapati permukaan persendian disebut fasies artikularis anterior dan posterior. Pada
servikalis ini memiliki ciri-ciri umum vertebra servikalis. Ciri-ciri umum vertebra
servikalis antara lain memiliki tubuh yang kecil dan korpus yang pendek, berbentuk
persegi empat dengan sudut agak bulat jika dilihat dari atas, tebal korpus bagian
depan dan bagian belakang sama, di ujung prosesus spinosus memecah dua atau
prosesus spinosus yang panjang dan tidak bercabang, foramen transversus tidak
selalu ada.15
gigi :
dukungan kepala yang mana postur kepala dapat mempengaruhi mandibula serta otot-
kepala. Hal ini terbukti bahwa dimensi vertikal wajah atau apa yang disebut dengan
panjang".
4. Otot-otot leher dapat dipengaruhi oleh nyeri wajah dan sakit kepala,
menelan dan membantu memperbaiki postur kepala dan mendukung kepala untuk
fungsi lain.
6. Cacat kongenital dari tulang leher dan basis kranial dapat mempengaruhi
proses berbicara dan menelan yang mana dapat mempengaruhi mandibula dan oklusi
gigi geligi.
pertumbuhan tulang vertebra servikalis. Terlihat hubungan yang kuat antara dimensi
vertikal wajah dan panjang tulang leher atau setidaknya perilaku mereka selama
vertebra servikalis dengan pola wajah vertikal. Populasi penelitian adalah pasien
pertumbuhan wajah dalam arah vertikal pada usia 6, 12, dan 15 tahun.
vertebra servikalis yaitu BaCV4 (total dimensi vertikal vertebra servikalis atas),
SCV2 (posisi vertikal vertebra servikalis 2 relatif terhadap basis kranial), SCV3
(posisi vertikal vertebra servikalis 3 relatif terhadap basis kranial), SCV4 (posisi
tahunnya. Pada usia 7 sampai usia 12 tahun, tulang vertebra servikalis kedua, ketiga,
keempat dan kelima mengalami peningkatan yang konsisten setiap tahunnya yaitu
rata-rata 2,1mm, 2,2mm, 2,9mm, dan 3,2mm pertahun. Pada usia 12 sampai usia 18
tahun, tulang vertebra servikalis kedua, ketiga, keempat dan kelima mengalami
peningkatan yang setiap tahunnya yaitu rata-rata 1,2mm, 1,6mm, 2,3mm dan 2,5mm
pertahun.10
atas kelompok dengan sudut MP-SN yang besar (35) dan kelompok dengan sudut
MP-SN yang kecil (25). Individu yang memiliki sudut MP-SN yang lebih besar
cenderung memiliki wajah yang lebuh panjang. Sebaliknya, individu dengan sudut
MP-SN yang lebih kecil cenderung memiliki wajah yang lebih pendek.12
wajah. Penilaian proporsi wajah dikelompokkan menjadi tinggi wajah anterior bagian
atas dan tinggi wajah anterior bagian bawah. Individu yang memiliki tinggi wajah
anterior yang lebih pendek cenderung memiliki overbite yang dalam. Sebaliknya
tinggi wajah anterior yang lebih panjang cenderung memiliki open bite anterior.1
hidung. Tinggi wajah anterior bagian atas adalah jarak dari dasar hidung ke titik kira-
kira diantara kedua alis. Dimensi ini dapat diukur dengan penggaris. Tinggi wajah
anterior bagian atas dan bawah biasanya hampir sama. Jika tinggi wajah anterior
bagian bawah berkurang maka akan menghasilkan overbite yang dalam. Sebaliknya,
jika tinggi wajah anterior bawah lebih besar dari 50% dari total tinggi wajah anterior
Gambar 8. Pada gambar kiri profil wajah pasien terjadi pengurangan tinggi wajah
anterior bagian bawah, sedangkan pada gambar kanan memperlihatkan
oklusi pasien dimana pengurangan tinggi wajah anterior bagian bawah
cenderung mengalami deepbite1
Gambar 9. Individu dengan tinggi wajah anterior bagian bawah yang besar cenderung
memiliki openbite anterior1
mengukur pertumbuhan wajah dalam arah vertikal. Sudut MP-SN besar apabila
nilainya lebih besar sama dengan 35 dan kecil apabila nilainya lebih kecil sama
dengan 25. Jadi, semakin besar sudut MP-SN maka semakin besar pertumbuhan
vertikal wajah, semakin kecil sudut MP-SN maka semakin kecil pertumbuhan
vertikal wajah.
pertumbuhan wajah vertikal yaitu NGn (Tinggi Wajah Anterior Total), NSp (Tinggi
Wajah Anterior Atas), SpGn (Tinggi Wajah Anterior Bawah), SGo (Tinggi Wajah
Posterior Total), SPm (Tinggi Wajah Posterior Atas), PmGo (Tinggi Wajah Posterior
diproyeksikan tegak lurus terhadap garis FHe (Frankfort Horizontal estimated) untuk
Wajah panjang (long face) ditemukan pada kelompok dengan sudut MP-SN
yang besar. Karakteristik MP-SN besar berupa total tinggi wajah anterior (NGn),
tinggi wajah anterior bawah (SpGn) yang berlebihan, dan tinggi wajah posterior
(SGo) yang kecil. Wajah pendek (short face) ditemukan pada kelompok dengan sudut
MP-SN yang kecil. Karakteristik MP-SN kecil berupa total tinggi wajah posterior
(SGo), tinggi wajah posterior bawah (PmGo) yang berlebihan, tinggi ramus
mandibula lebih besar (CdGo), dan tinggi wajah anterior (NGn) yang kecil.12
Gambar 10. Garis-Garis Referensi Untuk Mengukur Pertumbuhan Wajah dalam Arah
Vertikal12
yang benar sehingga perlunya intervensi dini dalam koreksi suatu maloklusi. Salah
Beberapa indikator untuk menilai kematangan skeletal dapat dilihat dari tinggi badan,
servikalis.3,5,6
dan pergelangan tangan karena adanya perbedaan tipe dari tulang pada daerah
tersebut. Terdapat dua pendekatan yang secara umum dilakukan untuk menilai
tangan dengan tulang atlas. Kedua, menggunakan indikator yang spesifik untuk
keamanan pasien dari tambahan biaya dan radiasi, digunakan sefalogram lateral untuk
wrist untuk meminimalkan radiasi akan lebih ideal bila seandainya hanya
kematangan skeletal makin sering diteliti. Keuntungan utama dari evaluasi CVM
adalah dapat dilakukan dengan conventional lateral cephalogram (LCR) yaitu untuk
Lamparski. Alasan penggunaan analisis CVM lebih mudah adalah yang pertama
adalah vertebra servikalis yang sensitif untuk menentukan proses pentahapan dan
dapat terlihat ketika pasien memakai collar sebagai proteksi radiasi. Alasan yang
pada tahapan-tahapan.19
pada tulang vertebra servikalis kedua (CV2) sampai keempat (CV4). Indikator
maturitas tulang tersebut adalah meningkatnya konkavitas pada bagian inferior dan
meningkatnya tinggi vertikal pada bagian anterior dari tulang vertebra servikalis. Hal
ini menyebabkan berubahnya bentuk vertebra servikalis dari bentuk baji ke bentuk
1. Initiation
Tulang berbentuk baji. Semua bagian inferior dari tulang vertebra servikalis
2. Acceleration
CV2 dan CV3, sedangkan pada CV4 masih datar. CV3 dan CV4 cenderung ke arah
3. Transition
Konkavitas pada bagian inferior dari CV2 dan CV3 sudah nyata terlihat.
Terlihat perkembangan konkavitas pada batas inferior dari CV4. CV3 dan CV4
4. Deceleration
Konkavitas pada bagian inferior dari CV4 sudah terlihat. CV3 dan CV4
5. Maturation
CV3 dan CV4 berbentuk persegi. Terlihat peningkatan konkavitas dari CV2,
6. Finalization
Konkavitas dari CV2, CV3 dan CV4 semakin dalam. Selain itu terjadi
pertumbuhan dalam arah vertikal. Tinggi tulang vertebra servikalis lebih besar
daripada lebarnya.
dalam penyusunan rencana perawatan terutama pada pasien yang sedang dalam
tumbuh kembang. Berdasarkan penelitian pada subjek perempuan usia 7-15 tahun
yang dilakukan Toshinori (2002), terlihat perubahan vertebra servikalis yang tampak
pada sefalometri lateral.3 Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Karlsen
(2004) yang membandingkan vertebra servikalis dan wajah pada pasien anak usia 6-
15 tahun. Hanya vertebra servikalis 2, 3, dan 4 saja yang dapat diteliti disebabkan
dan 4 saja yang terlihat dari penampakan sefalogram lateral.12 Kondisi ini berbeda
dengan penelitian Toshinori yang menggunakan vertebra servikalis 3 dan 4. Hal ini
servikalis 2 hanya sedikit yang mengalami perubahan morfologi dan sulit untuk
dilakukan pengukuran, dan vertebra servikalis 5 tidak tampak jelas pada sefalogram.3
dalam arah vertikal maupun pertumbuhan vertebra servikalis dalam arah vertikal.
Karlsen membagi sudut MP-SN menjadi dua yaitu sudut MP-SN yang besar (35)
dan sudut MP-SN yang kecil (25). Titik-titik yang digunakan sebagai referensi
untuk melakukan pengukuran terhadap vertebra servikalis dan wajah adalah nasion
(N), orbital (Or), spinal-point (Sp), gnathion (Gn), sella (S), basion (Ba), condylion
(Cd), porion (Po), pterygomaxillare (Pm), gonion (Go), SN-line (SN), Frankfort
horizontal plane (FH), mandibular plane (MP), tangential mandibular line (ML1),
Titik-titik referensi tersebut diproyeksikan tegak lurus terhadap garis FHe (Frankfort
dalam arah vertikal pada sefalogram. Beliau menemukan hubungan yang kuat pada
usia 12 sampai 15 tahun, hubungan tersebut dilihat dari GoCV2. Dimana Go sebagai
salah satu titik referensi pada tinggi wajah posterior dan CV2 sebagai vertebra
2.6 Hubungan Dimensi Vertikal Antara Tulang Vertebra Servikalis dan Pola
Wajah
Penelitian Beni Solow dan Andrew Sandham (2002) mengenai postur kranio-
ini menggunakan subjek anak-anak, remaja dan dewasa. Postur kranio-servikal adalah
pada subjek orang dewasa maupun anak-anak dan remaja. Pada subjek orang dewasa,
subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang kecil, ditandai dengan tinggi wajah
anterior yang kecil dan inklinasi mandibular plane kecil. Subjek yang memiliki sudut
kranio-servikal yang besar, ditandai dengan tinggi wajah anterior yang besar dan
Gambar 13. (a) Subjek dengan sudut kranio-servikal yang kecil cenderung memiliki
tinggi wajah anterior yang kecil dan inklinasi mandibular plane kecil;
(b) Subjek dengan dengan sudut kranio-servikal yang besar cenderung
memiliki tinggi wajah anterior yang lebih besar dan inklinasi
mandibular plane besar11
Pada subjek anak-anak dan remaja, terdapat perbedaan postur kranio-servikal
menghasilkan perbedaan tipe dari perkembangan wajah. Subjek yang memiliki sudut
kranio-servikal yang kecil diikuti dengan pertumbuhan kedepan dari maksila dan
mandibula. Sedangkan subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang besar diikuti
dengan perkembangan wajah vertikal, dapat terlihat perubahan posisi vertikal dari
tulang hyoid.11
Gambar 14. (a) Subjek dengan sudut kranio-servikal yang kecil cenderung mengalami
rotasi mandibula kedepan; (b) Subjek dengan sudut kranio-servikal yang
besar cenderung mengalami pertumbuhan mandibula dalam arah
vertikal11
Karlsen menggunakan garis referensi pada sefalogram untuk mengukur
pola wajah yaitu GoCV2 (jarak vertikal antara sudut gonial dan vertebra servikalis 2),
PmCV2 ( jarak vertikal antara titik paling belakang dari maksila dan vertebra
servikalis 2). Garis-garis referensi tersebut diproyeksikan tegak lurus terhadap garis
perkembangan vertikal dari vertebra servikalis dan wajah terhadap berbagai pola
wajah vertikal.
CV2 atau axis adalah yang paling tinggi dan paling luas dari vertebra
servikalis. Kepala berputar di atlas dari kondilus occipitalis dan 2 bagian superior.
Prosesus odontoid atau dens dari CV2 berjalan hampir sejajar dengan ramus
mandibula. Nilai mutlak rata-rata dari jarak vertikal antara Go dan CV2 kurang lebih
tetap atau tidak berubah. Pada kelompok sudut yang kecil jarak GoCV2 rata-rata 2,4
mm pada usia 6 tahun, 2,6 pada usia 12 tahun, 1,4 pada usia 15 tahun. Pada sudut
yang besar jarak GoCV2 cukup signifikan rata-rata 8,2 mm pada usia 6 tahun, 9,4
mm pada usia 12 tahun, 7,1 mm pada usia 15 tahun. Kondisi ini mempertegas
yang dilakukan Salagnac bahwa tinggi wajah posterior memiliki hubungan yang
signifikan terhadap pertumbuhan wajah, tidak hanya setelah usia 12 tahun tetapi juga
dan wajah tidak ada. Sedikit variasi jarak GoCV2 mungkin adalah hasil variasi yang
dalam arah vertikal, khususnya untuk perkembangan tinggi wajah bagian bawah.
Hubungan timbal balik anatomi antara Go dan CV2 sangat kuat yaitu hubungan
pertumbuhan tampak pada usia 12-15 tahun, dimana pertumbuhan vertikal dari
vertebra servikalis dan wajah berhubungan sangat erat. Pada penelitian Karlsen tidak
sebagai faktor utama yang menentukan perkembangan tinggi wajah anterior bagian
bawah.12