Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Anestesi Perioperatif

[JAP. 2015;3(2):10916]
ARTIKEL PENELITIAN

Efek Penambahan Deksametason 5 mg pada Bupivakain 0,5%


terhadap Mula dan Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesia Epidural
untuk Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah
Irwan,1 Erwin Pradian,2 Tatang Bisri2
1
Rumah Sakit TNI AU Dr. Salamun Bandung, 2Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Operasi ortopedi ekstremitas bawah dengan anestesia regional epidural memiliki kelemahan yaitu mula
kerja yang lama. Penelitian ini bertujuan melihat efek penambahan 5 mg deksametason pada bupivakain
0,5% terhadap mula kerja dan lama kerja blokade sensoris. Penelitian prospektif eksperimental
menggunakan uji klinis acak buta ganda pada 32 pasien dengan American Society of Anesthesiologist (ASA)
III yang menjalani operasi ortopedi ekstremitas bawah dengan anestesi epidural di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung pada FebruariMei 2014. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan random
blok permutasi. Kelompok I, deksametason 5 mg ditambahkan ke dalam bupivakain 0,5% 15 mL. Kelompok
II, bupivakain 0,5% ditambah NaCl 0,9% 15 mL. Hasil penelitian diuji secara statistika menggunakan uji-t
dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan mula kerja blokade sensorik kelompok I tidak lebih
cepat, yaitu 13,56 menit dibanding dengan kelompok II, yaitu 14,31 menit (p=0,27). Lama kerja blokade
sensorik kelompok I lebih lama, yaitu 399,81 menit dibanding dengan kelompok II, yaitu 227,43 menit
(p=0,00). Simpulan, penambahan deksametason 5 mg pada bupivakain 0,5% 15 mL tidak mempercepat
mula kerja blokade sensorik tetapi memperpanjang lama kerja blokade sensorik bupivakain 0,5% yang
diberikan secara epidural.

Kata kunci: Anestesi epidural, blokade sensorik, bupivakain, deksametason, lama kerja, mula kerja

Effect of Dexamethasone 5 mg Addition to Bupivacaine 0.5% on Onset


and Duration of Sensory Blockade in Epidural Anesthesia for Lower
Extremity Orthopedic Surgery

Abstract
Lower extremity orthopedic surgery performed with regional epidural anesthesia was still have weakness
which is long onset of time. This study was conducted to determine the onset time and duration time of
sensory blockade epidural anesthesia between the use of dexamethasone 5 mg addition to 0.5% bupivacaine
for lower limb orthophedic surgery. The study was using randomized controlled blind method on 32 ASA I
II patients undergoing lower limb orthopedic surgery under epidural anesthesia. Consecutive sampling and
random allocation of block of permutation groups was applied. In group I, dexamethasone 5 mg was added
to bupivacaine 0.5% 15 mL while in group II NaCl 1 mL was added to bupivacaine 0.5% 15 mL. The results
were statistically tested using t-test and Mann-Whitney test. It was shown that the onset time of sensory
blockade was not significantly faster when dexamethasone was added in bupivacaine 0.5%, 13.56 minutes
versus 14.31 minutes (p=0.27). The duration time of sensory blockade in dexamethasone in bupivacaine
0.5% group was longer 399.81 minutes, compared to the bupivacaine 0.5% group, 227.43 minutes (p=0.00).
In conclusions, the addition of dexamethasone 5 mg to bupivacaine 0.5% 15 mL does not produced faster
onset time. However, the duration sensory blockade time is longer than bupivacaine 0,5% 15 mL is used

Key words: Bupivacaine, dexamethasone, duration time, epidural anesthesia, onset, sensory blockade
Korespondensi: Irwan, dr., SpAn. M. Kes, Rumah Sakit TNI AU Dr. Salamun Bandung, Jalan Ciumbuleuit No.203, Jawa
Barat 40142, Telp. (022) 2032090, Mobile 081344225697, Email irwanmed93@gmail.com

109
110 Jurnal Anestesi Perioperatif

Pendahuluan anestesia epidural dan dapat mengakibatkan


toksisitas sistemik bila terjadi penyuntikan
Anestesia epidural merupakan teknik anestesi intravena atau absorbsi sistemik dari rongga
yang menempatkan obat anestesia lokal di epidural. Manifestasi toksisitas yang pertama
dalam ruang epidural. Keuntungan dari teknik kali muncul terjadi pada sistem saraf pusat
anestesia regional khususnya epidural, adalah seperti kejang tonik klonik. Hal ini dapat terjadi
relatif lebih murah, pengaruh sistemik lebih pada saat kecelakaan penyuntikan bupivakain
kecil, menghasilkan analgesia yang adekuat, 2,5 mg yang masuk pembuluh darah arteri.
mencegah respons stres lebih sempurna, Efek kardiotoksik membutuhkan konsentrasi
mengurangi jumlah perdarahan intraoperatif, obat yang lebih tinggi di dalam plasma, yaitu
dan juga dapat digunakan untuk penanganan 47 kali dosis yang dapat menyebabkan kejang
nyeri pascabedah. Salah satu kelemahan dari tonik klonik.46
anestesia regional, khususnya pada anestesia Deksametason merupakan kortikosteroid
epidural yang menggunakan bupivakain murni golongan glukokortikoid yang memiliki efek
adalah mula kerja lama dan lama kerja terbatas, anti-inflamasi yang paling kuat. Mekanisme
dan kita sering dihadapkan pada operasi yang pasti dari efek analgesia deksametason belum
harus dilakukan segera atau membutuhkan dapat dijelaskan. Pemberian deksametason
waktu pembedahan yang lama.1,2 akan menekan pembentukan bradikinin serta
Selama ini sering dilakukan penambahan pelepasan neuropeptida dari ujung-ujung saraf.
adjuvan terhadap obat anestesia lokal yang Kedua hal itu dapat menimbulkan rangsangan
bertujuan mempercepat onset/mula kerja dan nyeri terhadap jaringan yang mengalami
memperpanjang efek analgesia obat anestesia inflamasi. Penekanan produksi prostaglandin
lokal yang dipergunakan untuk anestesia oleh deksametason dapat menghasilkan efek
epidural. Sampai saat ini terdapat bermacam- analgesia melalui penghambatan pada sintesis
macam adjuvan yang digunakan pada anestesi jalur siklooksigenase pada jaringan perifer.
regional antara lain golongan opioid, klonidin, Deksametason juga dapat menekan mediator
neostigmin, hialuronidase, bikarbonat, serta inflamasi seperti tumor necrosis factor-
midazolam.24 (TNF-) dan interleukin-6 (IL-6).35
Penggunaan opioid dan juga obat-obat lain
sebagai agen adjuvan sering menimbulkan efek Subjek dan Metode
samping yang tidak diinginkan terutama pada
depresi napas, mual muntah, dan pruritus. Hal Penelitian ini dilakukan secara prospektif
inilah yang memacu peneliti untuk meneliti eksperimental dengan menggunakan uji klinis
obat-obatan lain yang dapat digunakan sebagai acak buta ganda (double blind randomized
adjuvan pada anestesi epidural.3 controlled trial) pada 32 orang pasien dengan
Definisi dari anestesi lokal adalah hilangnya American Society of Anesthesiologist (ASA) III
sensasi suatu area di tubuh yang disebabkan yang menjalani operasi ortopedi ekstremitas
depresi dari eksitasi akhir saraf atau inhibisi bawah dengan anestesia epidural di kamar
proses konduksi impuls pada nervus perifer. bedah sentral RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Anestesia lokal akan memberikan efek berupa pada periode FebruariMei 2014. Pengambilan
hilangnya sensasi tanpa disertai kehilangan sampel pasien dilakukan secara consecutive
kesadaran, hal tersebut merupakan perbedaan sampling dan alokasi subjek ke dalam salah
dasar antara anestesia lokal dibanding dengan satu kelompok dilakukan secara random blok
anestesia umum.3 permutasi. Berdasar atas perhitungan statistik
Bupivakain merupakan obat anestesia lokal dengan rumus penentuan besar sampel untuk
golongan amino amid yang telah lama serta penelitian analitis katagorik numerik tidak
banyak digunakan untuk anestesia regional. berpasangan untuk menguji perbedaan rata-
Bupivakain 0,5% isobarik merupakan jenis rata dengan taraf kepercayaan 95% dan juga
anestesia lokal yang banyak digunakan untuk kuasa uji (power test) 95%, diperoleh total

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


Efek Penambahan Deksametason 5 mg pada Bupivakain 0,5% terhadap Mula dan Lama Kerja Blokade Sensorik 111
Anestesi Epidural untuk Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah

sampel 32 pasien. Analisis statistik untuk data dengan bevel jarum menghadap ke kaudal.
numerik nilai p dihitung berdasarkan uji-t Ruang epidural diidentifikasi dengan teknik
tidak berpasangan apabila data berdistribusi loss of resistance menggunakan udara.
normal, sedangkan analisis untuk data tidak Kateter epidural dimasukkan sedalam
berdistribusi normal menggunakan Uji Mann- 3 cm, lalu dilakukan pemberian test dose dengan
Whitney. Untuk data kategorik p dihitung lidokain 2% 3 mL dalam adrenalin 1:200.000.
berdasarkan uji chi-kuadrat, dengan alternatif Setelah itu, pasien dikembalikan dalam posisi
lain mempergunakan Uji Kolmogorov Smirvov, terlentang dengan kepala dipasang bantal dan
nilai statistika bermakna bila p<0,05. Kriteria diberikan oksigen 23 L/menit melalui kanul.
inklusi yaitu pasien yang menjalani operasi Setelah ditunggu selama 5 menit, disuntikkan
ortopedi ekstremitas bawah, pasien dengan obat penelitian dengan kecepatan 23 detik/
status fisik ASA III, usia 1860 tahun, serta mL sampai jumlahnya mencapai 15 mL. Mula
pasien bersedia dilakukan anestesia epidural. kerja blokade sensorik diukur dengan tes
Kriteria eksklusi yaitu pasien dengan infeksi pinprick memakai jarum yang diukur setiap
di sekitar tempat penyuntikan obat epidural, satu menit. Lama blok sensorik dinilai setiap
gangguan pembekuan darah, dan hipovolemia jam setelah obat penelitian dimasukkan dan
berat. Kriteria pengeluaran yaitu bila terjadi tetap dilanjutkan walaupun operasi telah
kegagalan blok epidural setelah ditunggu lebih selesai, penelitian berakhir pada saat pasien
dari 30 menit dan operasi lebih dari 6 jam. pertama sekali mengeluh nyeri dengan nilai
Setelah mendapat persetujuan dari Komite numeric rating scale (NRS) 3. Bila selama
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran operasi berlangsung pasien telah mengeluh
Unpad/RSHS Bandung, dilakukan pemilihan nyeri dengan nilai NRS 3 maka akan diberikan
subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi obat bupivakain 0,5% sebanyak 35 mg melalui
dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi, kateter epidural. Operasi dimulai jika analgesia
kemudian dilakukan penjelasan kepada pasien sudah mencapai L1.
dan juga keluarganya mengenai prosedur yang Tekanan darah, denyut jantung, laju napas,
akan dialami oleh pasien selama mengikuti dan juga saturasi oksigen perifer diukur tiap
penelitian dan menandatangani persetujuan 2,5 menit pada 30 menit pertama setelah
(informed consent). obat anestesia disuntikkan ke dalam rongga
Pasien dibagi menjadi dua kelompok yang epidural, kemudian setiap lima menit selama
terdiri atas 16 pasien masing-masing kelompok. operasi berlangsung, setiap 15 menit selama
Kelompok A diberikan deksametason 5 mg pasien dirawat di ruang pemulihan dan juga
dalam bupivakain sebanyak 0,5%15 mL. terakhir diukur setiap satu jam selama pasien
Kelompok B diberi NaCl 0,9% 1 mL dalam dipindahkan ke ruang perawatan. Data lain
bupivakain sebanyak 0,5%15 mL. Kemudian yang diobservasi adalah kejadian hipotensi,
pasien dibawa ke kamar operasi, lalu dipasang bradikardia, dan mual muntah.
alat-alat pantau berupa tensimeter automatis, Bila terjadi hipotensi diberikan efedrin 5 mg
pulse oksimetri, laju nadi, laju napas, serta intravena. Bila terjadi bradikardia diberikan
elektrokardiografi (EKG). Selanjutnya, pasien sulfas atropin 0,1 mg intravena dan bila terjadi
diinfus mempergunakan jarum 18G, diberi mual muntah diberikan ondansetron 4 mg
Ringer laktat 15 mL/kgBB 20 menit sebelum intravena.
suntikan jarum epidural. Pada kulit tempat
penyuntikan epidural dilakukan tindakan Hasil
aseptik memakai betadin serta alkohol 70%.
Jarum epidural tuohy 18 G ditusukkan di Telah dilakukan penelitian penambahan obat
garis tengah intervertebralis L34 sampai deksametason 5 mg pada bupivakain 0,5%
ke ruang epidural dengan posisi pasien tidur dibanding dengan bupivakain 0,5% murni
miring (lateral dekubitus) setelah sebelumnya terhadap mula kerja blok dan lama kerja blok
disuntikkan anestetik lokal lidokain 2% dan pada 32 pasien yang menjalani operasi ortopedi

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


112 Jurnal Anestesi Perioperatif

Tabel 1 Karakteristik Pasien Dua Kelompok Penelitian


Kelompok Sampel
Variabel Nilai p
Bupivakain + Deksametason Bupivakain
Usia (tahun)
Mean SD 34,25 (13,84) 31 (12,58) 0,54
Median 34 28,5
Range 40 38
Tingkat pendidikan
SD 3 1
SMP 3 3 0,45
SMU 5 9
S1 5 3
Tinggi badan (cm)
Mean SD 163 (6,79) 163,75 (6,15) 0,75
Median 162,5 164,5
Range 23 19
Berat badan (kg)
Mean SD 59,19 (8,06) 58,31 (9,03) 0,77
Median 57,5 57,5
Range 27 30
Lama operasi (menit)
Mean SD 184 (65,01) 178,81 (79,09) 0,84
Median 182,5 150
Range 232 253

ekstremitas bawah. Subjek penelitian dibagi Whitney karena syarat normalitas yang tidak
atas 2 kelompok yang terdiri atas 16 subjek terpenuhi, didapat mula kerja kedua kelompok
kelompok kombinasi deksametason 5 mg dan penelitian tidak bermakna secara statistika
bupivakain 0,5% serta 16 subjek kelompok (p>0,05; Tabel 2; Gambar 1).
bupivakain 0,5% murni. Karakteristik umum Lama kerja blok untuk kelompok bupivakain
kedua kelompok perlakuan berdasarkan usia, dan deksametason didapat rata-rata sebesar
tingkat pendidikan, tinggi badan, berat badan, 399,81 menit dengan standar deviasi sebesar
dan lama operasi tidak didapatkan perbedaan 137,90 menit, median sebesar 355,5 menit,
bermakna (p>0,05; Tabel 1). dan range sebesar 534 menit. Untuk kelompok
Mula kerja blok untuk kelompok bupivakain bupivakain didapat rata-rata sebesar 227,44
dan deksametason didapat rata-rata sebesar menit dengan standar deviasi sebesar 40,02
13,56 menit dengan standar deviasi 4,72 menit, median sebesar 213 menit, dan range
menit, median sebesar 12,5 menit, dan range sebesar 170 menit. Berdasarkan uji statistika
sebesar 19 menit. Untuk kelompok bupivakain dengan mempergunakan Uji Mann-Whitney
didapat rata-rata sebesar 14,31 menit dengan karena syarat normalitas yang tidak terpenuhi,
standar deviasi 3,00 menit, median sebesar 14 maka didapat lama kerja blok kedua kelompok
menit, dan range sebesar 10 menit. Menurut bermakna secara statistika (p<0,05; Tabel 3;
analisis statistika mempergunakan Uji Mann- Gambar 2).

Tabel 2 Karakteristik Mula Kerja Blok Epidural


Mula Kerja Blok Kelompok Sampel
Bupivakain + Nilai p
(menit) Bupivakain
Deksametason
Mean SD 13,56 (4,72) 14,31 (3,00)
Median 12.5 14 0,27
Range 19 10

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


Efek Penambahan Deksametason 5 mg pada Bupivakain 0,5% terhadap Mula dan Lama Kerja Blokade Sensorik 113
Anestesi Epidural untuk Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah

Bupivakain+Deksametason Bupivakain

Gambar 1 Grafik Mula Kerja Blok (Menit)

Pembahasan terhadap kelompok kombinasi deksametason


5 mg dan bupivakain 0,5% yaitu 13,56
Terdapat beberapa cara yang dipergunakan (4,71) menit dibanding dengan kelompok
untuk mempercepat mula kerja dan menambah bupivakain 0,5% murni yaitu 14,31 (3,00)
lama kerja blokade sensorik dan juga motorik menit yang secara statistika perbedaan ini
obat anestesia lokal yang dipergunakan pada tidak bermakna (p>0,05). Meskipun secara
anestesia epidural. Baik dengan meningkatkan statistika tidak berbeda bermakna, namun
dosis obat anestesia lokal maupun dengan secara klinis terdapat perbedaan mula kerja
penambahan obat lainnya (adjuvan) ke dalam pada kedua kelompok perlakuan. Hasil yang
obat anestesia lokal tersebut. Peningkatan tidak bermakna secara statistika mungkin
dosis obat anestesia lokal yang dipergunakan dikarenakan jumlah sampel yang kurang.
dibatasi oleh kemungkinan terjadi toksisitas Lama kerja blokade sensorik lebih panjang
sistemik yang makin besar pula. Telah banyak pada kelompok kombinasi deksametason 5 mg
dilakukan penelitian mengenai penambahan dan bupivakain 0,5%, yaitu 399,81 (137,90)
adjuvan ke dalam obat anestesia lokal guna menit. Lama kerja kelompok bupivakain 0,5%
memperbaiki kualitas kerja blokade anestesia murni, yaitu 227,43 (40,01) menit yang secara
lokal dengan melihat juga efek samping yang statistika bermakna (p<0,05).
dihasilkan dari pemakaian adjuvan yang harus Deksametason mempercepat mula/onset
minimal dan tidak berdampak baru bagi pasien. kerja melalui efek anti-inflamasi yang kuat.
Pada penelitian ini dipergunakan penambahan Peningkatan dosis anestetik lokal dengan cara
adjuvan deksametason ke dalam obat anestesi meningkatkan konsentrasi pada obat anestesi
lokal bupivakain guna memperbaiki kualitas lokal akan mempercepat mula kerja blokade
blokade sensorik bupivakain yang digunakan sensorik dan juga motorik. Hal ini disebabkan
untuk anestesi epidural. jumlah obat anestesia lokal yang menembus
Mula kerja blok sensorik anestesia epidural membran saraf bertambah.69

Tabel 3 Karakteristik Lama Kerja Blok Epidural


Lama Kerja Blok Kelompok Sampel
Nilai p
(menit) Bupivakain + Deksametason Bupivakain
Mean SD 399,81 (137,90) 227,44 (40,02)
Median 355,5 213 0,00
Range 534 170

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


114 Jurnal Anestesi Perioperatif

Bupivakain+Deksametason Bupivakain

Gambar 2 Grafik Lama Kerja Blok (Menit)

Mekanisme lain adalah menghambat secara siklooksigenasi 1 dan juga 2 di jaringan perifer
lokal penghantaran impuls serabut saraf C serta sistem saraf pusat.9,11,12
tidak bermielin karena kortikosteroid bekerja Steroid endogen merupakan bagian dari
memengaruhi kecepatan sintesis membran pertahanan tubuh terhadap hal yang merusak
lipoprotein sel saraf. Molekul kortikosteroid sel tubuh. Respons pusat terhadap peradangan
memasuki sel kemudian melewati membran adalah peningkatan sintesis sitokin sehingga
plasma dengan cara difusi pasif. Kortikosteroid akan mengaktifkan jalur hipotalamus pituitari
ini bereaksi dengan reseptor protein yang adrenal yang mengakibatkan peningkatan
spesifik dalam sitoplasma sel dan membentuk sintesis glukokortikoid. Glukokortikoid akan
kompleks reseptor steroid. Kompleks ini menekan ekspresi sitokin yang bekerja pada
mengalami perubahan formasi, lalu bergerak sel target dengan cara melakukan umpan balik
menuju nukleus dan akan berikatan dengan negatif, selanjutnya glukokortikoid ini bekerja
kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi sebagai imunosupresan terhadap berbagai
RNA dan juga sintesis protein spesifik. Induksi reaksi dalam sistem imun.810
sintesis protein ini akan menghasilkan efek Pada tingkat molekuler, glukokortikoid
fisiologi steroid.811 berinteraksi dengan reseptor kompleks ligan.
Hal lainnya yang membuat deksametason Efek terapi, anti-inflamasi, dan imunosupresan
mempercepat mula kerja obat anestesia lokal dari glukokortikoid dimediasi oleh berbagai
adalah efek deksametason sebagai anestetik jalur. Gen yang membawa kode protein anti-
lokal yang bekerja dengan cara menghambat inflamasi, seperti lipokortin, interleukin-1,
potensial aksi serabut saraf C. Penelitian lain antagonis reseptor, serta secretory leucocyte
menyatakan bahwa aksi kortikosteroid pada protease inhibitor akan mengalami stimulasi
reseptor di medula spinalis akan memblokade oleh reseptor glukokortikoid melalui interaksi
aktivitas di kornu dorsalis yang ditimbulkan glukokortikoid dengan deoxyribonucleic acid
oleh serabut saraf tipe C.1012 (DNA). Sebaliknya, gen yang mengekspresikan
Mekanisme kerja deksametason dalam protein proinflamasi seperti sitokin serta
memperpanjang lama kerja bupivakain pada kemokin akan ditekan akibat interaksi reseptor
anestesia epidural adalah melalui penurunan glukortikoid sebagai monomer dengan subunit
pelepasan bradikinin, tumor necrosis factor, transkripsi gen untuk protein ini.6,7,9,10
interleukin-1, interleukin-2, interleukin-6, Respons inflamasi, metabolik, hormonal,
dan juga penurunan produksi prostaglandin. dan imunologik akibat proses pembedahan
Penurunan prostaglandin berperanan dalam akan diaktifkan segera pada saat insisi kulit
menghambat nyeri melalui penekanan sistem sehingga pemberian kortikosteroid pada saat

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


Efek Penambahan Deksametason 5 mg pada Bupivakain 0,5% terhadap Mula dan Lama Kerja Blokade Sensorik 115
Anestesi Epidural untuk Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah

preoperatif penting untuk mendapatkan efek 85(1):10917.


menguntungkan kortikosteroid selama dan 2. Chandrasekhar S, Smith MC. Spinal, epidural
juga pada saat setelah operasi. Deksametason and caudal anesthesia. Dalam: Hurford
terbukti sangat menguntungkan menurunkan WE, Bailin MT, Davison JK, penyunting.
respons ini karena efek anti-inflamasi serta Clinical anesthesia procedures of the
imunosupresif.9,10 Massachusetts General Hospital. Edisi ke-
Efek langsung penggunaan kortikosteroid 6. Philadelphia: Lippincott Williams and
yang diaplikasikan secara lokal pada serabut Wilkins Co. 2002. hlm. 23152.
saraf yang diberikan rangsangan elektrik 3. Viscomi CM. Pharmacology of local
membuktikan bahwa kortikosteroid menekan anesthetic. Dalam: Rahmell JP,
transmisi impuls pada serabut saraf tipe C Neal JM, Viscomi CM, penyunting.
yang tidak bermielinisasi. Serabut saraf tipe Regional anesthesia; the requisites in
ini berperanan dalam penghantaran impuls anesthesiology. Edisi ke-1. Philadelphia:
nyeri (nosiseptik). Efek tersebut berlangsung Elseiver; 2004. hlm. 1324.
hingga kortikosteroid tersebut dihilangkan.812 4. Stoelting RK, Hillier SC. Local anesthetic.
Sinergi antara deksametason dan anestestik Dalam: Brown B, Murphy F, penyunting.
lokal yang disebabkan oleh karena efek anti- Pharmacology and physiology in anesthetic
inflamasi serta imunosupresif, dikarenakan practice. Edisi ke-4. Philadelphia:
juga oleh efek vasokonstriksi deksametason Lippincott Williams and Wilkins Co; 2006.
akibat proses migrasi sel-sel inflamasi itu hlm. 179207.
dan juga asidosis lokal pada sel saraf yang 5. Haddad T, Min J. Local anesthetic. Dalam:
menyebabkan anestetik lokal yang terionisasi Hurford WE, Bailin MT, Davison JK,
semakin banyak dan terperangkap dalam penyunting. Clinical anesthesia procedures
sel saraf. Kortikosteroid bekerja juga dengan of the Massachusetts General Hospital.
memengaruhi kecepatan sintesis protein, Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott
ikatan dengan protein itu menentukan lama Williams and Wilkins Co; 2002. hlm. 220
kerja obat anestesia lokal. Hal ini disebabkan 30.
oleh semakin tinggi ikatannya dengan protein 6. Salerno A, Herman, R. Efficacy and safety of
maka akan semakin lama pula obat anestesi steroid use for post operative pain relief. J
lokal tinggal di dalam membran lipoprotein Bone Joint Surg Am. 2006;88(6):136172.
sel saraf.7,911 7. Kopacz DJ, Lacouture PG. The dose
response and effects of dexamethasone on
Simpulan bupivacaine (T9T11) in healthy volunters.
Anesth Analg. 2003;96:57682.
Berdasarkan pengujian hasil penelitian dan 8. Aisha B, Rajpreet B. The mechanism of
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa action and side effects of epidural steroids.
penambahan deksametason 5 mg dalam J Techniques Regional Anesthesia Pain
bupivakain 0,5% memperpanjang lama kerja Management. 2009;13:20511.
blokade sensorik anestesia epidural tetapi 9. Suherman SK, Ascobat P. Adrenokortiko-
tidak mempercepat mula kerja/onset blokade tropin, adrenokrotikosteroid, analog
sensorik anestesia epidural. sintetik dan antagonisnya. Dalam:
Deksametason 5 mg dapat digunakan Gunawan GS, penyunting. Farmakologi.
sebagai salah satu alternatif adjuvan untuk Edisi ke-5. Jakarta: FKUI; 2009. hlm. 496
memperpanjang lama kerja anestesia epidural. 516.
10. Khafagy HF, Refaat AI, El-Sabae HH, Youssif
Daftar Pustaka MA. Efficacy of epidural dexamethasone
versus fentanyl on postoperative analgesia.
1. Desboroug JP. The stress response to J Anesth. 2010;24:5316.
trauma and surgery. Br J Anaesth. 2000; 11. Nadia BH, Bahman HN, Ebrahim AP, Parviz

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015


116 Jurnal Anestesi Perioperatif

AM, Aliakbar N, Ali J. Addition of intrathecal 12. Movafegh A, Razazian M. Dexamethasone


dexamethasone to bupivacaine for spinal added to lidocaine prolongs axillary
anesthesia in orthopedic surgery. Saudi J brachial plexus blockade. Anesth Analg.
Anaesth. 2011;5:3826. 2006;102:2637.

JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai