DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KALIKAJAR
Jalan Raya Purworejo No. 57 Telp ( 0286 ) 329293 Kalikajar 56372
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wonosobo Tahun Anggaran 2014 ini tetap berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Privinsi Jawa Tengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950, diUndangkan pada
tanggal 8 Agustus 1950);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran
Negara Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3569);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Tahu 1997 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
( Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 42860;
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
10.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional ( Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421),
11.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahaan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4437 );
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
2
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
12.Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4138);
14.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4488);
16.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaaan
Keuangan Badan Layanan Umum ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
17.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
18.Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
19.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
20.Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesa
Tahun 2005 nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4576);
21.Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
139, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
22.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
23.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
24.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
3
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45930;
25.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4600), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4855);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
27.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan
Perewakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4659);
28.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah , Pemerintah Daerah
Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
29.Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan, Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-
Undangan ;
30.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Tuntutan Perbendaharaan Dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan Dan
Materil Daerah;
31.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaaan Keuangan Daerah
32.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Miik Daerah;
33.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
34.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo
(Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2008 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Kabupaten Wonosobo Tahun 2008 Nomor 2);
35.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 14 Tahun 2007
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Wonosobo Nomor 17 Tahun 2003 tentang Dana Cadangan
4
Kabupaten Wonosobo ( Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun 2007 Nomor );
36.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 12 Tahun 2008
tentang Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun
2008 ( Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2008 Nomor
17 );
37.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2010
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2010 Nomor 7);
38.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 5 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2014 ( Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2014 Nomor 1
);
39.Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4 Tahun 2014
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2013 ( Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun 2014 Nomor);
5
5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos
pelaporan keuangan
5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja
5.1.3. Pembiayaan
5.1.4. Aset
5.1.5 Kewajiban
5.1.6 Equitas Dana
5.2 Komponen laporan arus kas
BAB II
Tabel 1.
6
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo
2014*) adalah angka predeksi ( data belem masuk )
Tabel 2.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo (%)
Tahun 2008-2014
Tahun 2009 2011 2014
(1)
Pertumbuhan 4,15
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo
2014*) adalah angka predeksi ( data belum masuk )
Tabel 3.
Peranan Masing-Masing Sektor dalam PDRB
Kabupaten Wonosobo Tahun 2008-2014 (%)
No SEKTOR/TAHUN 2009 201 2011 2012 2013 2014
. 0
1. Pertanian 47,4 47,4 47,3 47,3 47,2 0
2 5 7 2 8
2. Pertambangan 0,60 0,57 0,55 0,49 0,57 0
dan Penggalian
3. Industri 10,5 10,0 10,1 9,82 10,0 0
Pengolahan 5 0 2 1
4. Listrik, Gas dan 0,92 0,92 0,94 0,95 0,94 0
Air Bersih
5. Bangunan 4,09 4,10 4,15 4,23 4,19 0
6. Perdagangan, 12,2 12,3 12,0 12,4 12,3 0
Hotel dan 8 0 2 2 9
Restoran
7. Angkutan dan 6,46 6,45 6,51 6,42 6,42 0
7
Komunikasi
8. Bank, 6,06 6,06 6,02 6,23 6,18 0
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
9. Rata-Rata 11,6 12,1 12,3 12,1 11,9 0
3 6 2 2 4
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo
2014*) adalah angka predeksi ( data belum masuk )
c. Inflansi
Tabel 4
Laju Inflansi Kabupaten Wonosobo
Tahun 2008-2014
d. PDRB Perkapita
Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat kinerja
ekonomi Kabupaten Wonosobo secara makro adalah PDRB
perkapita penduduk. Adapun PDRB perkapita penduduk
selengkapnya pada Tabel 5. di bawah ini :
Tabel 5.
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Penduduk
Kabupaten Wonosobo Tahun 2008-2014
8
PDRB PERKAPITA
TAHUN
HARGA KONSTAN
2009 4.553.659,76
2010 5.203.778,08
2011 5.814.268,44
2012 6.320.722,46
2013 6.975.549,30
2014 0
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo
2014*) adalah angka predeksi ( data belum masuk )
e. Pendapatan Perkapita
Selain PDRB Perkapita, Pendapatan Perkapita juga merupakan
indikator untuk melihat kinerja ekonomi Kabupaten Wonosobo,
adapun perkembangan pendapatan perkapita selama enam
tahun dapat digambarkan dalam Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6.
Pendapatan Perkapita Kabupaten Wonosobo
Tahun 2008-2014
PENDAPATAN PERKAPITA
TAHUN
HARGA KONSTAN
2009 3.911.307,27
2010 4.469.718,01
2011 4.994.090,83
2012 5.429.102,97
2013 5.991.015,13
2014 0
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo
2014*) adalah angka predeksi ( data belum masuk )
9
Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran yang berfungsi sebagai salah satu penentu kapabilitas
dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah. Kebijakan
Umum Anggaran menunjang diterapkannya model anggaran
berbasisi kinerja, yang menekankan bahwa setiap alokasi biaya
yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau
hasil yang diharapkan dapat dicapai.
Dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah RPJP Daerah, RPJP
Daerah serta RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJM serta
Daftar skala Prioritas yang merupakan hasil Musrenbang Kabupaten.
Kebijakan Umum APBD yang disusun memuat target pencapain
kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan
oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintah daerah
yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja
daerah dan pembiayaan. Program-program yang ada disesuaikan
dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
10
b. Mensinergikan peran pemerintah, swasta masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan
pembangunan,
c. Memberi ruang yang lebih besar kepada masyarakat dan
swasta untuk mengawasi dan mengevaluasi
penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan
pembangunan.
11
Adapun kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten
Wonosobo tertuang dalam NOTA KESEPAKATAN NOMOR :
900/13/TAHUN 2014
NOMOR : 900/05/TAHUN 2014
12
2.2.3. Arah Dan Kebijakan Umum Belanja Daerah
13
mobilitas,sewa alat-alat berat, sewa peralatan dan perlengkapan
kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya,
pakaian kerja dan perjalanan dinas.
c. Belanja Modal, merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap
berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan,
seperti dalam bentuk tanah, peralatan dam mesin, gedung dan
bangunan, jalan dan jembatan, irigrasi dan jaringan listrik,
kendaraan dinas operasinal, peralatan kantor dan aset tetep
lainnya.
Kebijakan umum belanja daerah yang diformulasikan kedalam
program, kegiatan serta belanja langsung dan belanja tidak
langsung satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dimaksud
diarahkan untuk :
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dengan penjaringan
aspirasi stakeholdesrs melalui focusgroup discussion dan
MUSRENBANG.
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat melalui
upaya peningkatan pelayanan dan sarana/prasarana pendidikan,
kesehatan, dan memperluas kesempatan kerja.
3. Pengembangan ekonomi rakyat yang memberikan insentif bagi
penaggulangan kemiskinan melali pelaksanaan program dan
kegiatan reevitalisasi pertanian, pemberdayaan koperasi, UKM
dan LKM, menarik investasi dan meningkatkan ekspor non
migas, peningkatan sektor industri dan kerajinan baik industri
rumah tangga, industri kecil maupun menengah.
4. Pembangunan infrastruktur (sumber daya air dan irigasi,
tranportasi, perumahan dan pemukiman, listrik pedesaan).
5. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dengan
memperkuat sistem perencanaan, mengefektifkan pelaksanaan
pengawasan penyelengaraan pemerintahan, serta peningkatan
sarana dan prasarana kerja dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
2.2.4. Arah Dan Kebiajakan Umum Pembiayaan
14
melaksanakan anggaran yang direncanakan dan prakiraan satu tahun
kedepan bagi program yang bersangkutan.
Indikator pencapaian target kinerja dapat digambarkan dalam estimatika
pendapatan daerah, rencana belanja daerah serta pembiayaan daerah
tahun anggaran 2013 sebagai berikut :
15
7 Program Promosi Kesehatan dan 185.000.000,00
. Pemberdayaan Masyarakat
8 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 303.000.000,00
.
9 Program Pengembangan 2.145.000.000,00
Lingkungan Sehat
10 Program Pencegahan dan 419.500.000,00
Penanggulangan Penyakit Menular
11 Program Pengadaan, Peningkatan 3.393.000.000,00
dan Perbaikan sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
12 Program Sumber Daya Kesehatan 30.000.000,00
13 Program Perencanaan dan 150.000.000,00
Pembangunan Daerah
BAB III
16
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
4.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
17
Belanja Pegawai 43.677.776.25 36.625.821.46 7.051.954.790 83,85
8 8
Belanja Barang dan Jasa 33.300.331.03 32.166.536.82 1.133.794.206
2 6 96,59
JUMLAH BELANJA 76.983.107.29 68.797.358.29 8.185.748.9 89,3
0 4 96 7
OPERASI
BELANJA MODAL 35.848.733.60 20.659.586.47 15.189.147.12 57,62
0 8 2
JUMLAH BELANJA MODAL 35.848.733.60 20.659.586.47 15.189.147.12 57,62
0 8 2
JUMLAH BELANJA 112.831.840.89 89.456.944.772 23.374.896.118 79,28
0
18
9. Belum optimalnya pemdayagunaan kapasitas dan potensi sumber
daya alam, sumberdaya manusia dan budaya serta pemberdayaan
masyarakat dalam pelaksanaan program-program kesehatan.
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
19
c) Surplus atau defisit
d) Pembiayaan
e) Sisa lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA / SIKPA)
b. Belanja
Belanja Daerahadalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, belanja daerah dimaksud
meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh daerah.
20
Sekretariat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan dan
Kelurahan;
(6) Belanja menurut klasifikasi ekonomi dibagi menjadi Belanja
Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tidak Terduga;
(7) Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja
Operasi meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan
Keuangan.
(8) Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain
belanja modal untuk perolehan Tanah, Peralatan dan Mesin,
Gedung dan Bangunan, Jalan Irigasi dan Jaringan, Aset tetap
lainnya (buku perpustakaan) serta Aset Lainnya (aset tak
berwujud/soft ware).
(9) Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapan berulang
seperti penanggulangan bencana alam bencana sosial dan
pengeluaran terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah Kabupaten
Wonosobo.
(10) Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan
klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran.
Kebijakan akuntansi :
Surplus/Defisit dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan.
d. Pembiayaan
Pembiayaan (Financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik peneriaan maupun pengeluaran yang perlu atau
akn diteria kembali, yang dalam penganggaranpemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau untuk memanfaatkan
surplus anggaran.
Peneriman Pembiayaan adalah semua penerimaan Kas Daerah
antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi,
hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman
yang diberikan kepada pihak ketiga seperti penerimaan piutang dana
bergulir/investasi non permanen, penjualan investasi permanen
lainnya, pencairan dana cadangan dan Sisa Lebih Perhitungan Tahun
Lalu (SiLPA).
Pengeluaran pembiayaanadalah semua pengeluaran Kas Daerah
antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan
modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman yang jatuh
tempo dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan
dana cadangan.
Kebijakan akuntansi :
21
(1) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima di Kas Daerah;
(2) Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran);
(3) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Kas
Daerah;
(4) Pembiayaan neto dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan.
a. Definisi
1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki atau dikuasai
dan dapat diukur dengan satuan uang.
2) Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis
tersebut adalah sumber daya alam seperti hutan, sungai/rawa,
kekayaan didasar laut, kandungan pertambangan dan harta
peinggalan sejarah seperti candi.
3) Aset diklasifikasikan menjadi :
a) Aset lancar
b) Investasi Jangka Panjang
c) Aset Tetap
d) Dana Cadangan
e) Aset Lainnya
f) Kewajiban Jangka Pendek
g) Kewajiban Jangka Panjang
h) Ekuitas Dana Lancar
i) Ekuitas Dana Investasi
j) Ekuitas Dana Cadangan
a) Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika :
Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk
dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan,
atau
Berupa kas dan setara kas. Setara kas adalah investasi jangka pendek
yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari
resiko perubahan nilai yang disignifikan. Setara kas pemerintah
22
ditujukan untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka
pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang
dapat diketahui tanpa ada resiko perubahan nilai yang disignifikan.
Oleh karena itu suatu investasi tersebut setara kas kalau investasi
dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang
dari tanggal perolehannya. Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas
tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan
tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan
merupakan bagian aktivitas operasi, investasi non keuangan,
pembiayaan dan non anggaran.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
putang dan persediaan, dan belanja dibayar dimuka.
- Pos kas dan setara kas antara lain Kas di Kas Daerah dalam bentuk
giro maupun bentuk deposito, Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di
Bendahara Pengeluaran;
- Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3
(tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, surat berharga yang mudah
diperjualbelikan.
- Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda,
penjualan angsuran, piutang bagian lancar tuntutan ganti rugi, dan
piutqang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan
- Pos-pos Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang
dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis
seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen
bekas.
(1) Kas
Kas adalah alat pembayaran yang sah berupa uang tunai dan
saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
membiayai kegiatan pemerintah.
Kas terdiri dari :
Kas di Kas Daerah mancakup kas yang dikuasai, dikelola, dan
dibawah tanggung jawab Bendahara Umum Daerah terdiri dari :
Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening
pada bank yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung
penerimaan dan pengeluaran.
Setara Kas, antara lain Surat Utang Negara (SUN)/obligasi
dan deposito kurang dari 3 (tiga) bulan, yang dikelola
Bendahara Umum Daerah.
Uang tunai di Bendahara Umum Daerah.
Kas diBendahara Penerimaan mencakup seluruh kas,baik saldo
rekening dibank maupun saldo uang tunai, yang berada di
bawah tanggung jawab bendahara penerimaan. Kas tersebut
berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh Bendahara
Penerimaan yang belum disetorkan ke kas daerah.
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang masih
dikelola Bendahara pengeluaran setiap SKPD yang berasal dari
sisa Uang Persediaan (UP) yang belum disetorkan ke kas
Daerah per tanggal Neraca.
(2)Piutang
23
Piutang merupakan hak pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk
menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak/wajib
bayar dan klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat
dijadikan kas dalam satu periode tertentu.
Piutang terdiri dari :
Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Bagian Lancara Tuntutan
Perbendaharaan (TP) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR), Piutang Lain-
lain, dsb.
(3)Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat dalam satu periode akuntansi.
Persediaan terdiri dari : bahan pakai habis kantor, obat-obatan,
bahan laboratorium, gizi, hewan ternak dan tanaman, dan
sebagainya.
(2)Investasi Permanen
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen
tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan tetapi untuk mandapatkan
deviden dan atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang
dan/atau menjadi hubungan kelembagaan.
Bentuk investasi permanen antara lain terdiri dari :
(a) Penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), Lembaga Keuangan Daerah, Badan Internasional dan
badan usaha lainnya yang bukan milik daerah.
(b) Pinjaman kepada BUMD, Lembaga Keuangan Daerah, Pemerintah
Daerah Otonom atau sebaliknya dan pihak lainnya
diteruspinjamankan.
(c) Investasi Jangka Panjang Lainnya yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan.
c) Aset Tetap
(1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan publik.
24
(2) Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian
atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan
pertukaran dengan aset lainnya.
(3) Aset Tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan :
(a)Tanah
Tanah meliputi tanah pertanian, tanah perkebunan, kebun
campuran, tanah kolam ikan, tanah tandus/rusak, tanah alang-
alang dan padang rumput, tanah penggunaan lain, tanah
bangunan dan tanah pertambangan, tanah badan jalan dan lain
sejenisnya.
Kendaraan/Alat Angkut
Kendaraan/Alat angkut meliputi kendaraan darat bermotor,
kendaraan darat tak bermotor, kendaraan apung bermotor,
kendaraan apung tak bermotor, pesawat udara dan lain
sejenisnya.
Alat Pertanian
Alat Pertanian meliputi traktor, cangkul, penyemprotan, dan
lain sejenisnya.
25
Termasuk Gedung dan Bangunan adalah Monumen dan Tugu yaitu
tugu bersejarah, batas wilayah kota, batas wilayah antar
kabupaten.
(d)Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan meliputi jalan dan jembatan, terowongan dan sejenisnya;
Irigasi meliputi Bangunan Air antara lain bangunan air irigasi,
bangunan air pasang, bangunan air pengembangan rawa dan
polde, bangunan pengamanan sungai dan penanggul, bangunan
air minum, bangunan air kotor dan bangunan yang sejenisnya ;
Jaringan meliputi Instalasi jaringan antara lain instalas air
minum,instalasi air kotor, instalasi pengolahan sampah, instalasi
pengolahan bahan bangunan, instalasi pembangkit listrik, instalasi
gerdu listrik dan lain sejenisnya, jaringan air minum, jaringan listrik
dan lain sejenisnya.
d) Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat
dibebankan dalam satu periode akuntansi.
e) Aset Lainnya
26
(1) Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan kedalam
aset lancar, inventaris jangka panjang, aset tetap, dan dana
cadangan.
(2) Aset lainnya meliputi: Tagihan Penjualan Angsuran, Kemitraan dengan
pihak ketiga/Built Operate and Transfer (BOT), Aset tak berwujud,
Aset lain-lain.
(a)Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Penjualan Angsuran adalah jumlah yang dapat diterima
dari penjualan rumah, kendaraan, aktiva tetap yag lain, atau hak
yang lainnya kepada pegawai daerah.
(b)Kemitraan dengan pihak ketiga/Built Operate and Transfer
(BOT)
(BOT) adalah hak yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau
aktiva tetap lainnya yang dibangun dengan cara kemitraaan
pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian.
(c) Aset tak Berwujud
Aset tak Berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki
untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau
digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak dan kekayaan
intelektual.
(d)Aset lain-lain
Aset lain-lain ini digunakan untuk mencatat aset lainnya yang
tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, tagihan
penjualan angsuran, TP/TGR, dan kemitraan dengan pihak ketiga.
b. Pengakuan
1) Aset Lancar
(a) Kas dan setara kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan
berdasarkan nilai nominal.
(b) Piutang diaui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas
yang dapat diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam
periode berjalan.
(c) Persediaan
- Persediaan diakui pada saat akhir periode akuntansi berdasarkan
nilai barang yang belumterjual dan terpakai,
- Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal,
- Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah,
- Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam
pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola tidak
termasuk dalam persediaan aktiva lancar.
(d) Belanja dibayar dimuka diakui dalam periode berjalan berdasarkan
jumlah kas yang dikeluarkan.
3) Aset Tetap
27
(a) Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima
atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
(b) Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir
periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui
dalam periode berkenaan.
(c) Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan,
yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya
berpindah.
(d) Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang
membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan, dan
penggantian utama.
(1) Penambahan adalah peningkatan nilai aktiva karena diperluas atau
diperbesar. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan ditambah
pada harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
(2) Pengurangan adalah penurunan aktiva tetap dicatat sebagai
pengurangan harga perolehan aktiva tetap yang bersangutan.
(3) Pengembangan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena
meningatnya manfaat aktiva tetap. Pengembangan aktiva tetap
diharapkan akan memperpanjang usia manfaat, meningkatkan
efisiensi, dan/atau menurunkan biaya pengoperasian sebuah aktiva
tetap.
(4) Penggantian Utama adalah memperbaharui pembagian utama
aktiva tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan
cara mengurangi nilai bagian yang akan diganti dari harga aktiva
yang semula dan menambah biaya penggantian pada harga aktiva.
(e) Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau
melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap akan belum
selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam
pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.
(f) Konstruksi Dalam Pengerjaan yang telah selesai 100% dan siap
digunakan, direklasifikasi ke dalam kelompok aset tetap yang sesuai.
(g) Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode
akuntansi.
4) Dana Cadangan
(a) Dana Cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan tranfer dari dana
cadangan atau jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer
ke dana cadangan.
(b) Pembentukan dan peruntukan dana cadangan diatur dengan peraturan
daerah tersendiri.
5) Aset Lainnya
a) Tagihan penjualan angsuran diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode
berjalan dengan harga nominal dari kontrak penjualan aset.
b) Kemitraaan dengan pihak ketiga/Built Operate and Transfer (BOT)
diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau aset
lainnya tersebut selesai dibangun.
c) Aset tak berwujud diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah belanja modal yang telah diakui dalam periode berkenaaan.
d) Aset lain-lain diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset
tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
28
c. Pengukuran
1) Kas dalam valuta asing harus dikonversi ke mata uang rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal 31 Desember.
2) Piutang
- Piutang daerah dapat dihapus secara bersyarat atau mutlak dari
pembekuan pemerintah daerah, kecuali mengenai piutang yang cara
penyelesaiannya diatur sendiri dalam undang-undang,
- Penghapusan secara bersyarat dilakukan dengan menghapuskan piutang
daerah dari pembukuan pemerintah daerah tanpa menghapuskan hak
tagih daerah,
- Penghapusan secara mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih
daerah,
- Tata cara prenghapusan piutang diatur sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada.
3) Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola
dan dibebankan ke suatu perkiraaan aset untuk konstruksi dalam
pengerjaan, tidak dimaksudkan sebagai persediaan.
4) Investasi Jangka Panjang, harga perolehan investasi jangka panjang dalam
valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaqku pada tanggal
transaksi.
5) Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari
harga pasar atau harga gantinya.
6) Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang akan dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga
pembelian, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan
pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga harga
pembelian harga bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk
melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan tua itu
dimaksudkan untuk dibongkar.
7) Peralatan dan Masin
- Alat-alat besar, alat pertanian, alat studio dan alat komunikasi, alat
kedokteran, diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai.
Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi, dan biaya langsung
lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga
dapat digunakan.
- Alat kantor dan rumah tangga termasuk meubelair dan perlengkapan
diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian
dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan
aset tersebut sehingga dapat digunakan.
- Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh kendaraan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini
meliputi harga pembelian, harga balik nama dan biaya langsung lainnya
untuk memperoleh serta mepersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat
untuk digunakan.
8) Gedung dan Bangunan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan
siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain
(termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan gedung
tesebut siap untuk digunakan.
9) Jalan, Irigasi dan Jaringan
29
- Jalan dan jembatan diukur berdsarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk
digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain
(termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah unutk pembangunan
jalan) sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap digunakan.
- Irigasi termasuk bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan unutk memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan
siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya
lain ( termasuk biaya pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut
siap untuk digunakan.
- Jaringan termasuk instalasi diukur berdasarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap
untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain
(termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan
instalasi dan jaingan tersebut siap untuk digunakan.
-
10) Aset Tetap Lainnya
- Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan.
- Pengukuran aset tetap lainnya termasuk barang bercorak seni dan
budaya, hewan ternak dan tanaman. Sarana dan prasarana perikanan
dan pertanian diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tetap lainnya dimaksud sampai dengan siap untuk
digunakan
11) Biaya konsruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi
hargakontrak ditambah dengan harga tidak langsung lainnya yang dilakukan
sehubungan dengan konstruksi yang dibayar kepada pihak selain dari
kontraktor. Biaya ini jugha mencakup biaya bagian dari pembangunan yang
dilaksanakan secara swakelola, jika ada.
d. Penilaian
1) Kas
- Kas dicatat sebesar nilai nominal,
- Nilai setara kas ditentukan sebesar nilai nominal deposito.
2) Piutang
- Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat
direalisasikan
- penerimaan piutang dicatat sebagai pendapatan,
- pendapatan dari piutang dicatat sebesar nilai nominal,
3) Persediaan dinilai berdasarkan :
- Harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian.
- Harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
- Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika diperoleh dengan
cara lain seperti donasi.
- Pada akhir periode akuntansi persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik.
4) Investasi jangka panjang
- Investasi dalam bentuk danan bergulir dinilai sejumlah nilai bersih yang
dapat direalisasikan ( net realizable value) yaitu sebesar nilai kas yang
dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih.
- Investasi dalam BUMD yang dijual/ditukar dengan aset yang lain, nilai
sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode panagihan harga
perolehan rata-rata.
30
- Penyertaaan modal pemerintah pada badan usaha milik daerah ( BUMD)
dihitung dari nilai ekuitas yang ada dilaporan keuangan perusahaan dan
laporan keuangan pemerintah kabupaten wonosobo
5) Aset Tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian
aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka
nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
e. Pengungkapan
1) Rincian kas di kas daerah diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
2) Bila terjadi perubahan nilai piutang diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
3) Persediaaan dengan kondisi rusak atau usam tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
4) Pengelola penyertaan modal pemerintah kabupaten wonosobo adalah
sekretariat daerah dan atau unit lain yang ditunjuk.
5) Jenis masing-masing penyertaan modal pemerintah daerah
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
6) Hal-hal yang perlu dilakukan pengungkapan (disclosure) dalam
pelaporan aset tetap antara lain mengenai penilaian, penyusutan
(depresiasi), pelepasan, penghapusan, dan perubahan nilai aktiva tetap.
7) Pengungkapan nilai aset tetap menjelaskan dasar harga yang
digunakan dalam penilaian aset tetap.
8) Metode penyusutan (depresiasi) yang diterapkan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Pemerintah, jika ada.
9) Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau
penukaran. Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai
pendapatan. Aset tetap yang diperoleh karena penukaran dinilai wajar
aset tetap yang diperoleh atau nilai wajar aset yang diserahkan, mana
yang lebih mudah.
10) Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap rusak berat,
usang, hilang dan lain sebagainya. Penghapusan aset tetap ditetapkan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
11) Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan karena penambahan,
pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.
1. Kebijakan Akuntansi Utang
Pendahuluan
1) Tujuan kebijakan akuntansi utang adalah mengatur perlakuan
akuntansi utang.
2) Perlakuan akuntansi utang mencakup definisi, pengakuan,
pengukuran, penilaian dan pengungkapan uang.
Definisi
1) Utang adlah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi
keuangan masa lalu.
2) Utang dikelompokkan menjadi utang jangka pendek dan utang jangka
panjang.
31
Utang Jangka Panjang
(1) Utang Jangka Panjang adalah utang yang harus dibayar kembali atau
jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.
(2) Utang Jangka Panjang terdiri dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman
luar negeri.
Pengakuan
1) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam
periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa
pembayaran bagian lancar utang jangka panjang yang telah diakui dalam
periode berjalan.
2) Utang PFK diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai
sekarang kas yang akan dibayarkan atau jumlah pembiayaan yang
berupa penerimaan atau pembayaran utang PFK yang telah diakui dalam
periode berjalan.
3) Utang dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan utang dalam negeri yang
telah diakui dalam periode berjalan.
4) Utang luar negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan utang PFK yang telah
diakui dalam periode berjalan.
Pengukuran
1) Utang jangka pendek dan utang jangka panjang diukurdengan nilai
nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali.
2) Utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diukur dalam mata
uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar
(kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.
32
(e) Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek, merupakan akun lawan kewajiban jangka
pendek.
b. Pengakuan
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar diakui pada periode akhir akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa sisa lebih pembiayaan anggaran,
pendapatan yang ditangguhkan, cadangan piutang dan cadangan
persediaan pendek.
33
Pendahuluan
1) Tujuan kebijakan koreksi akuntansi sebelumnya adalah mengatur
perlakuan akuntansi koreksi periode sebalumnya.
2) Perlakuan akuntansi koreksi periode sebelumnya mecakup devinisi
pengakuan dan pengingkapannya.
a. Definisi
Koreksi periode akuntansi sebelumnya terdiri dari kesalahan dan
perubahan akuntansi.
Kesalahan
a) Kesalahan adalah kesalahan yang terjadi pada periode akuntansi
yang sebelumnya yang signifikan sehingga mempengaruhi
kewajaran penyajian pelaporan keuangan.
34
BAB V
5.1.1 PENDAPATAN
35
a. Retribusi pelayanan 15.632.449.500, 14.823.665.250, 10.523.015.130,
00 00 00
kesehatan
b. Lain-lain Pendapatanyang 15.386.263.500, 15.493.739.500, 0,00
syah 00 00
c. Retribusi ijin pelayanan 0,00 0,00 0,00
kesehatan
JUMLAH PAD 31.018.713.000, 30.317.404.750, 10.523.015.130,
00 00 00
5.1.2BELANJA
Belanja Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo meliputi belanja
operasi dan belanja modal.
Anggaran dan realisasi belanja Tahun Anggaran 2014, sebagai berikut:
36
dan Jasa 00 0 0
Jumlah Belanja 76.983.107.290, 68.797.358.294,0 48.359.816.224,0
Operasi 00 0 0
37
Minuman 0 0 0
i. Belanja perjalanan dinas 946.513.000,00 749.585.710,00 695.620.180,00
j. Belanja pemeliharaan 216.000.000,00 193.585.000,00
k. Belnja operasional
l. Belanja pakaian khusus dan 37.250.000,00 19.130.000,00 38.360.000,00
hari2 tertentu
m. Belanja Stimulan, uang 268.380.000,00 250.840.000,00 301.800.000,00
saku,hadiah,penghargaan,
penggantian biaya
Jumlah belanja barang dan 33.300.331.032, 32.166.536.826, 14.940.321.648,
Jasa 00 00 00
Realisasi belanja Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.32.166.536.826,00atau 96,59 % dari anggaran sebesar
Rp.33.300.331.032,00dan 215,30 % dari realisasi Tahun Anggaran
2013 sebesar Rp.14.940.321.648,00
5.1.3 PEMBIAYAAN
Pada Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan tidak mengelola
anggaran pembiayaan
5.1.4 ASET
A. ASET LANCAR
38
Aset lancar per 31 Desember 2014 sebesar Rp.
6.946.848.208,38,00 terdiri atas :
3) Persediaan
39
KOREKSI MUTASI
PERSEDIAAN SALDO 31/ DEBE KRED SALDO
12/2013 T IT DEBET KREDIT 31/12/2014
Persediaan
benda 5.441.853,00
berharga 0,00 0,00 12.950.000,00 15.837.728,00 2.554.125,00
Persediaan
Bahan Pakai
Habis/materi 396.609.414,0 306.018.509,0
al 4.907.170,00 0,00 0,00 0 0 95.498.075,00
Persediaan Obat-obatan :
a) Mutasi Debet sebesar Rp.11.639.632.008,91 berasal dari
persediaan obat dan perbekalan kesehatan yang masih dikelola
oleh Dinas Kesehatan sampai dengan 31 Desember 2014
b) Mutasi Kredit sebesar Rp. 10.950.805.997,07 berasal dari
persediaan obat dan alat kesehatan Tahun 2014 dan pemakaian
persediaan obat dan perbekalan kesehatan.
B. ASET TETAP
1) Tanah
31 Desember 2014 31 Desember 2013
3.615.798.000,00 3.615.798.000,00
40
Tanah per 31 Desember 2014 senilai Rp. 3.615.798.000,00
merupakan nilai Aset Tanah milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo
yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dengan
rincian sebagai berikut :
Jenis Barang/Nama Barang Letak/Alamat Nilai
(1) Tanah Kantor Puskesmas Kel. Garung Kec. Garung 57.415.000,00
(2) Tanah Bangunan Kantor Kel. Jaraksari Kec. 43.882.000,00
Pemerintah Wonosobo
(3) Tanah Bangunan Puskesmas Kel. Kalikajar Kec. Kalikajar 1.525.000,00
(4) Tanah Bangunan Puskesmas Kel. Kaliwiro Kec. Kaliwiro 46.500.000,00
(5) Tanah Bangunan Rumah Kel. Kaliwiro Kec. Kaliwiro 18.500.000,00
Dinas
(6) Tanah Bangunan Rumah Kel. Kejajar Kec. Kejajar 1.204.000,00
Dinas
(7) Tanah Bangunan Puskesmas Kel. Kejajar Kec. Kejajar 574.000,00
Kejajar (Bekas KKB)
(8) Tanah Bangunan Puskesmas Kel. Kepil Kec. Kepil 7.391.000,00
Induk
(9) TanahBangunanPuskesmas Kel. Randusari Kec. Kepil 9.238.000,00
Kepil 2
(10) Tanah Bangunan Kel. Leksono Kec. Leksono 55.220.000,00
Puskesmas
(11) Tanah Bangunan Rumah Kel. Leksono Kec. Leksono 18.150.000,00
Dinas Dokter
(12) Tanah Bangunan Rumah Kel. Leksono Kec. Leksono 9.405.000,00
Bidan
(13) Tanah Bangunan Klinik Kel. Leksono Kec. Leksono 36.905.000,00
BP
(14) Tanah Bangunan Pustu Kel. Mudal Kec. Mojotengah 44.705.000,00
(15) Tanah Bangunan Kel. Sapran Kec. Sapuran 123.997.000,00
Puskesmas + Rumdin
Dokter
(16) Tanah Bangunan Klinik Kel. Sapran Kec. Sapuran 124.005.000,00
BP
(17) Tanah Bangunan Kel. Selomerto Kec. 46.192.000,00
Perumahan Dokter Selomerto
(18) Tanah Bangunan Pustu Ds Kadipaten Kec. 3.042.000,00
Wadaslintang
(19) Tanah Bangunan Ex. Kel. Wonoroto Kec. 2.700.000,00
Puskesmas Rawat Inap Watumalang
(20) Tanah Bangunan Ds Banyukembar Kec. 222.376.050,00
Puskesmas Rawat Inap Watumalang
(21) Tanah Bangunan Kel. Kejajar Kec. Kejajar 23.375.000,00
Puskesmas Kejajar (Bekas
Malaria)
(22) Tanah Bangunan Kel. Selomerto, Kec. 62.050.000,00
Puskesmas Selomerto Lama Selomerto
(23) Tanah Bangunan Kel. Kaliwiro, Kec Kaliwiro 30.800.000,00
Puskesmas Kaliwiro
(24) Tanah Bangunan Kel. Kaliwiro, Kec Kaliwiro 26.400.000,00
Puskesmas Kaliwiro
(25) Tanah Bangunan Gedung Kel. Jaraksari, Kec. 730.959.000,00
Farmasi Wonosobo
(26) Tanah Bangunan Tanah Kel. Kepil, Kec. Kepil 10.044.000,00
Eks. Kantor Malaria
(27) Tanah Bangunan Ds. Randusari, Kec. Kepil 28.365.000,00
Puskesmas Kepil
(28) Tanah Bangunan Ds. Reco, Kec. Kertek 20.377.000,00
Puskesmas Kertek 2
41
(29) Tanah Bangunan Ds. Reco, Kec. Kertek 17.343.000,00
Puskesmas Kertek 2
(30) Tanah Bangunan Rumah Kel. Jlamprang, Kec. 60.211.716,00
Dinas Paramedis Wonosobo
(31) Tanah Kantor Puskesmas Kel. Pagerkukuh, Kec. 1.656.128.000,0
Wonosobo 1 Wonosobo 0
(32) Tanah Kantor Puskesmas Kel. Pagerkukuh, Kec. 70.532.000,00
Wonosobo 1 Wonosobo
(33) Tanah Kantor Puskesmas Kel. Surojoyo, Kec. Sapuran 6.287.234,00
Jumlah 3.615.798.000,
00
Koreksi dan Mutasi Aset Tetap Tanah selama Tahun 2014. sebagai
berikut :
Penjelasan masing-asing aset tetap tanah sebagai berikut :
N TANAH SALDO AWAL Per Koreksi Mutasi SALDO AKHIR Per
O 31 Des 2013 31 Des 2014
D K D K
1 Tanah 774.841.000,0 0 0 0 0 774.841.000,00
Bangunan 0
Kantor
2 Tanah Sarana 2.840.957.000, 0 0 0 0 2.840.957.000,0
Kesehatan 00 0
JUMLAH 3.615.798.000, 0 0 0 0 3.615.798.000,0
00 0
2.840.957.000,00 2.840.957.000,00
42
2). PERALATAN DAN MESIN
JUMLAH Rp 47.552.350.019,00
Nilai aset alat alat besar per 31 Desember 2014 sejumlah Rp.
521.918.822,00
Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2013dengan Koreksi
mutasi Debet sebesar Rp. 15.000.000,00 yang merupakan kurang
pencatatan pengadaan genset pada Puskesmas Sukoharjo II dan mutasi
debet sebesar Rp.147.735.000,00
yang merupakan penambahan belanja modal Tahun Anggaran 2014.
43
6.901.724.935,00 7.099.167.985,00
Aset alat-alat angkutan adalah alat angkutan dan kendaraan yang dikuasai
oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang berada di SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten wonosobo antara lain berupa kendaraan roda dua
dan kendaraan roda empat
Nilai aset alatangkutan per 31 Desember 2014 sejumlah
Rp.6.901.724.935,00
Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2014 sebesar
Rp.6.901.724.935,00
Dengan koreksi dan mutasi selama Tahun 2014 sebagai berikut:
- Alat angkutan 573.054.000,0 Perolehan Belanja modal kendaraan roda 4 dan roda 2
0
JUMLAH 573.054.000,0
0
44
- Alat kantor dan RT 289.959.882,0 Kesalahan pencatatan asset alat-alat kantor dan RT
0
JUMLAH 289.959.882,0
0
- Alat kantor 3.141.863.328, Penambahan alat-alat kantor dari Belanja Modal 2014 Rp.
dan RT 00 3.138.413.328dan dari pengadaan barang/jasa Rp.
3.450.000,00
JUMLAH 3.141.863.328,0
0
Mutasi kredit tahun 2014 sebesar Rp. 57.305.000,- merupakan Kapitalisasi barang
milik daerah dari Belanja modal
Nilai alat alat-alat studio dan komunikasi per 31 Desember 2014 sejumlah
Rp.28.696.418.798,00
Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2013 dengan koreksi
dan mutasi tahun 2014 sebagai berikut:
45
0
- Alat alat 18.510.200,00 Kapitalisasi barang milik daerah dari belanja modal
kedokteran
JUMLAH 18.510.200,00
46
N GEDUNG Per 31 Des 2013 Koreksi Mutasi Per 31 Des 2014
O DAN
D K D K
BANGUNA
N
1 Bangunan 35.099.419.020, 0, 0,00 3.182.329.600 0,0 37.990.658.867,
Gedung 00 00 ,00 0 00
JUMLAH 35.099.419.020, 0, 291.889.753, 3.182.329.600 0,0 37.990.658.867,
00 00 00 ,00 0 00
(2).Bangunan Monumen
Nilai aset jalan, irigasi dan jaringan tahun anggaran 2014 merupakan
jaringan instalasi dengan mutasi sebagai berikut :
47
Mutasi debet sebesar Rp. 1.129.842.000,00 merupakan belanja modal
Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)
C. ASET LAINNYA
Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujua lainnya .
48
2). ASET LAIN LAIN
Nilai aset lain-lain per 31 Desember 2014 dengan koreksi Tahun 2014
sebagai berikut:
PER 31 DES 2013 KOREKSI MUTASI PER 31 DES
D K D K 2014
182.698.613,00 0,00 0,00 0,00 182.698.613,0,00 0,00
5.1.2. KEWAJIBAN
49
5.1.3 EKUITAS DANA
50
Mutasi Debet sebesar Rp. 9.275,00 adalah pendapatan jasa giro yang telah
disetorkan pada Tahun 2014
51
97.917.078.126,00 78.880.510.170,00
JUMLAH
Rp.97.917.078.126,00
Ekuitas dana lnvestasi yang diinvestasikan dalam aset lainnya per 31 Desember
2014 berjumlah Rp.510.177.400,00 berupa investasi pada Aset Tidak Berwujud
Rp.510.177.400,00
BAB VI
52
LAIN-LAIN ANGGARAN NON APBD KABUPATEN WONOSOBO
BAB VII
53
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
A. Aset Daerah yang secara hukum belum ada bukti kepemilikan yang sah.
Masih terdapat aset pemerintah daerah terutama tanah yang masih belum
mempunyai bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Kabupaten Wonosobo,
namun demikian secara bertahap telah dilakukakn proses sertifikasi tanah
milik Pemerintah Kabupten Wonosobo
54
BAB VIII
PENUTUP
55