Anda di halaman 1dari 5

Tes Subjektif

Tes subjektif merupakan tes yang jawabannya berupa uraian, dan penyekorannya dilakuakan
dengan mempertimbangkan benar salahnya uraian yang diberikan testi (peserta tes).

Ciri-ciri tes subjektif antara lain:

a. Jumlah soal yang disusun tidak terlalu banyak

b. Hasil yang diperoleh kurang mewadahi karena jangkuan bahannya tidak terlalu luas

c. Banyak dipengaruhi oleh faktor : bahasa yang digunakan oleh testi, kerapatan tulisan yang
dibuat oleh testi, sikap penilai terhadap testi, penyekoran bersifat relatif, jawaban sangat panjang,
dipengaruhi oleh emosi pemeriksa, pertanyaan yang diajukan luas dan rumit, sedangkan waktu
yang tersedia terbatas.

Tes Subjektif dibedakan manjadi 3 macam yaitu :

a. Ingatan sederhana

Dengan ciri-cirinya, dapat dijawab dengan singkat, dapat dinilai secara objektif, dan umumnya
menggunakan kata tanya yang berupa kata bagaimana, di mana, berapa banyak, dan kapan

b. Jawaban pendek (short answer )r

Dengan ciri-cirinya meliputi : pertanyaan berisi perintah seperti berikan difinisi, susunlah,
tuliskan (jawaban berupa pernyataan atau kalimat pendek dan dapat dinilai secara objektif.

c. Bentuk diskusi

Dengan ciri-cirinya : memerlukan jawaban panjang, tidak dapat dinilai secara objektif,
menggunakan kata : jelaskan, gambarkan, bandingkan, terangkan, berikan alasan.

Tes subjektif umumnya digunakan untuk hal-hal berikut :

a. Membandingakan dua hal atau lebih. Misalnya : jelaskan perbedaan antara makna
homonim dengan makna polisemi

b. Merumuskan suatu pendapat. Misalnya : bagaimanakah pendapat Anda tentang konsep kata
majemuk dalam bahasa Indonesia? Jelaskan.
c. Menunjukkan hubungan sebab-akibat. Misalnya : mengapa dalam bahasa Indonesia perlu
dilakukan pembakuan kosa kata? Jelaskan

d. Menjelaskan makna ungkapan. Misalnya : apakah yang dimaksud dengan ungkapan


berdarah dingin

e. Membuat rangkuman atau ringkasan. Misalnya : ringkaslah teks bacaan di atas menjadi
saru halaman !

f. Melakukan analisis. Misalnya : uraikan unsur-unsur yang membentuk kata


mempertanggung jawabkan!

g. Menilai suatu pendapat atau peristiwa. Misalnya : bahasa bukan hanya merupakan alat
berpikir, tetapi juga merupakan bagian dari proses berpikir. Bagaimanakah penilaian Anda
terhadap pernyataan ini ? jelaskan.

h. Merumuskan persoalan. Misalnya : Persoalan kebahasaan apa saja yang saat ini banyak
muncul di kalangan para pejabat ? jelaskan.

i. Menarik kesimpulan. Misalnya : Dari teks bacaan di atas, Kesimpulan apa yang dapat
anda ambil ? jelaskan

Beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tes subjektif dapat di kemukakan sebagai
berikut yaitu :

Kelebihan :

a. Mudah dalam penyusunannya, artinya penyusunan tes subjektif tidak terlalu banyak
membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya.

b. Mudah disesuaikan dengan bahan pelajaran yang dikehendaki, maksudnya tes ini mudah di
adaptasi, sesuai dengan bahan yang akan diteskan.

c. Baik untuk mengukur kemampuan kognisi tingkat yang membutuhkan proses berpikir atau
bernalar tingkat tinggi.

d. Dapat memberikan rangsangan bagi testi untuk mempelajari bahan secara menyeluruh.

Kelemahan :

a. Dari segi isi dan bahan : jumlah butir soal yang diturunkan biasanya terbatas jumlahnya,
sehingga jangkauan bahannya juga terbatas.
b. Dari segi pemeriksa : sering kali terpengaruh oleh faktor subjekvitas, sehingga seringkali
terjadi kesalahan kesalahan, baik yang bersifat konstan, maupun kesalahan yang selalu
berubah-ubah dan bahasa yang digunakan baik tidaknya tulisan maupun panjangnya jawaban.

c. Dari segi testi : sering kali testi mengelabui korektor dengan memberikan jawaban yang
panjang. hal ini disebabkan testi tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh pertanyaan tersebut.

Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam tes subjektif, saran perbaikan
yang perlu dipertimbangkan yaitu :

a. Dari segi bahan

b. Tekanan utama terletak pada pikiran, penalaran dan aspek mental.

c. Rumusan rambu-rambu jawaban yang pasti guna menghindari ketidak pastian dalam
penilaian.

d. Soal harus spesifik ruang lingkupnya, satu soal untuk satu permasalahan.

e. Harus ada petunjuk tentang waktu yang disediakan, jawaban yang dikehendaki serta bobot
yang diterima untuk setiap butir pertanyaan.

f. Jangan membuat soal pilihan atau alternatif.

Pertimbangan dalam memeriksa hasil tes subjektif dapat dikemukakan seperti:

a. Fokus pada ide dan keterangannya bukan pada bahasa atau baik atau tidaknya tulisan.

b. Sebaiknya dinilai untuk membuat soal.

c. Untuk menghindari keterpengaruhan korektor terhadap diri testi sebaiknya diletakkan pada
bagian akhir dan diganti dengan kode-kode tertentu.

d. Hendaknya setiap butir soal dinilai secara keseluruhan.

e. Bila memungkinkan, bacalah kembali pekerjaan testi yang telah diperiksa.

1.Bentuk Soal Subyektif


Bentuk soal subyektif dibedakan menjadi:
a.Pengerjaan soal
b.Latihan (exercise)
c.Membaca pemahaman
Bentuk soal ini menuntut peserta didik untuk hafal suatu pengertian kemudian
menjelaskan dengan kalimat sendiri ketika menjawab setiap pertanyaan. Kadang
peserta didik dituntut untuk memahami dua pengertian atau lebih kemudian
memahami dan menyebutkan hubungannya. jadi dalam menjawab pertanyaan
pemahaman peserta didik selain harus mengingat juga berfikir. Oleh karena itu
pertanyaan pemahaman lebih tinggi daripada ingatan.
Contoh:
Adanya Topan di kepulauan Filipina selalu diikuti oleh curah hujan cukup besar di
Pulau Jawa
SEBAB
Angin Pasat Tenggara tertarik ke Utara katulistiwa melalui Pulau Jawa, yang
menambah banyaknya hujan.

d.Pertanyaan bebas
Bentuk pertanyaan diarahkan pada pertanyaan bebas dan jawaban testee tidak
dibatasi, tergantung pada pandangan testee.
e.Pertanyaan terbatas
Pertanyaan pada ha-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan dapat
dilihat dari segi: (1) ruang lingkupnya, (2) sudut pandang jawabannya, dan (3)
indikatornya.
f.Pertanyaan terstruktur
Merupakan bentuk antara soal-soal objektif dan essay. Soal dalam bentuk ini
merupakan serangkaian jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
jawabannya.
Sementara itu Kusuma (1993:55-58) membedakan bentuk soal obyektif sebagai
berikut:
a.Karangan
Bentuk soal ini biasanya tidak ada pedoman serta batas-batas mengenai isinya dan
mengenai apa saja yang diceritakan. Karangan ini hanya diajarkan dalam pelajaran
bahasa. Contohnya yaitu mengarang indah atau mengarang bebas.
b.Essay Test
Tes yang berbentuk cerita. Bentuk essay ini umum dipergunakan di sekolah atau
Perguruan Tinggi sejak dahulu hingga sekarang baik ulangan maupun tentamen
harian maupun dalam ujian. Contohnya seperti pertanyaan yang menyangkut
apakah, bandingkan, terangkan, jelaskan dan lain sebagainya.
c.Short-Answer-Tes
Tes yang jawabannya berbentuk kalimat pendek. Contohnya
1)Mengapa besi tenggelam dalam air?
2)Siapa presiden pertama Indonesia?

2.Kelebihan dan Kelemahan Soal Subyektif


a.Kelebihan
Diantara kelebihan dari tes subyektif adalah:
1)Mudah disiapkan dan disusun.
2)Peserta didik (testee) bebas menjawab.
3)Mendorong peserta didik (testee) melatih mengemukakan gagasan dalam kalimat
yang baik
4)Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
5)Dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap suatu
masalah yang diujikan.
b.Kelemahan
1)Kurang efektif untuk materi yang scopnya luas
2)Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang
akan dites karena soal jumlahnya terbatas.
3)Baik-buruk tulisan, panjang pendek, tidak sama jawaban menimbulkan evaluasi
dan penskoran kurang objektif
4)Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dalam melakukan penilaian.
5)Koreksi memerlukan waktu dan ketelitian dan tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain.

3.Petunjuk Penyusunan Soal Subyektif


Suharsimi (2003) menguraikan beberapa petunjuk penyusunan soal tes subyektif,
yaitu:
a.Hendaknya soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan
diusahakan soal bersifat komprehensif.
b.Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku
atau catatan.
c.Pada waktu menyusun soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta
pedoman penilaiannya.
d.Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara Jelaskan,
Mengapa, Bagaimana, Seberapa jauh agar dapat diketahui lebih jau
penguasaan peserta didik terhadap bahan.
e.Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami.
f.Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dekehendaki oleh penyususn tes.
Untuk ini pertanyaan harus spesifik.

Anda mungkin juga menyukai