Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

SISTEM PEMERINTAHAN SAUDI ARABIA

Arab Saudi
Nama resmi : Al Mamlakah al-Arabiya as-Suudiyah (Kingdom of
Saudi Arabia)

Ibukota : Riyadh

Ideologi : Wahabi. Ideologi wahabi adalah suatu pemahaman


hukum Islam didasarkan pada praktek Rasulullah dan Sahabat-
sahabatnya. Ideologi wahabi dikenal dengan ideologi Salafisme.

Luas wilayah (km2) : 2.149.690 ---- Populasi Arab Saudi 25.795.938 per
tahun 2005. Sebanyak 93,7% beragama Islam, 3,7% Kristen, 1,1% Hindu,
dan 1% agama lainnya. Etnis terbesar adalah Arab (90%), Afro Asia dan
lainnya (10%).

Jenis kekuasaan : Monarki (Transisi ke arah Konstitusional sejak


2002) ---- Konstitusi Arab Saudi adalah Al Quran dan Sunnah. Hukum
dasar negara adalah Syariah Islam. Dalam aplikasi pemerintahan, Raja
menjadi sumber otoritas bagi setiap otoritas politik yang ada di Arab
Saudi. Raja juga berhak menafsirkan hukum setelah menjalani sejumlah
konsultasi dan menjalin konsensus. Konsultasi dan konsensus ini juga
menjadi dasar hukum di bawah Syariah. Menurut hukum dasar Arab Saudi
tahun 1992, terdapat sekurangnya 4 otoritas (subordinat raja) di dalam
negara: Dewan Menteri, Dewan Konsultatif, Pengadilan, dan Ulama.

Bentuk negara : Kesatuan (Sentralis) ---- Pemerintahan Arab Saudi


terbagi atas 13 propinsi yang diperintah langsung oleh Raja. Undang-
undang, pejabat pemerintah, dan pengadilan seluruhnya ada dibawah
otorisasi Raja.
Sistem pemerintahan : Presidensil (Raja) ---- Raja selain selaku kepala
negara, ia juga merupakan perdana menteri, panglima tertinggi angkatan
perang, penjaga dua tempat suci (Mekkah dan Madinah), mengangkat dan
memberhentikan Dewan Menteri, menafsirkan hukum. Otoritas politik
tertinggi di bawah raja adalah putra mahkota. Putra mahkota ini
ditentukan oleh raja, asalkan tetap diambil dari keturunan Abdul Aziz.
Putra mahkota bahkan dapat memerintah atas nama raja, bahkan
sebelum mahkota diestafetkan. Dewan Menteri bertindak selaku legislatif
dan eksekutif pelaksana raja. Kedua peran ini didasarkan atas restu raja.
Hukum yang ditetapkan dewan menteri akan menjadi hukum aplikatif
dalam 30 hari, kecuali raja memvetonya. Umumnya, para anggota dewan
menteri pun keturunan Abdul Aziz. Majlis asShura adalah dewan
konsultatif. Anggotanya sekitar 120 orang. Tugas mereka adalah memberi
nasehat kepada raja. Anggota majelis ini pun diangkat dan diberhentikan
oleh raja. Di Indonesia, majelis ini mirip Wantimpres. Lembaga pengadilan
(yudikatif) menurut hukum dasar Arab Saudi haruslan independen. Kepala
pengadilan biasanya berasal dari bangsawan ataupun keturunan al-
Wahhab. Menteri Kehakiman Arab Saudi biasanya juga menjadi Grand
Mufti. Setiap hakim diangkat dan diberhentikan oleh Raja. Ulama adalah
lembaga yang ada dalam hukum dasar Arab Saudi yang fungsinya
menjadi metode penafsiran hukum Islam yaitu Ijma (konsensus) dan
Shura (Konsultasi). Anggota Ulama terdiri atas keturuan Abdul Aziz dan al-
Wahhab. Ulama ini dikepalai oleh Grand Mufti.

Berikut nama-nama raja yang pernah memerintah Arab Saudi:

1. Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 1953

2. Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 1964 (kekuasaannya diambil
alih oleh saudaranya, Putera Mahkota Faisal)

3. Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 1975 (dibunuh oleh
keponakannya, Faisal bin Musaid bin Abdul Aziz)

4. Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 1982 (meninggal karena
serangan jantung)

5. Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 2005 (meninggal karena sakit
usia tua)

6. Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.

Parlemen : Unikameral (Council of Ministers) ---- Sebenarnya


Council of Minister (CoM) bukanlah parlemen layaknya di negara-negara
demokrasi a la Barat. Ia lebih mirip "quasi-legislative" dan tidak primus
interpares dengan raja. Dewan Menteri bertindak selaku legislator dan
eksekutif pelaksana raja. Kedua peran ini didasarkan atas restu raja.
Hukum yang ditetapkan dewan menteri akan menjadi hukum aplikatif
dalam 30 hari, kecuali raja memvetonya. Umumnya, para anggota dewan
menteri pun keturunan Abdul Aziz.

Negara Arab Saudi

Ayat 1 dalam Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan


Saudi Arabia adalah Negara Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam
sebagai agama resmi, undang-undang dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah
Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa resmi Bahasa Arab, dan
ibukotanya Riyadh". Dan ayat 5 menyebutkan bahwa sistem
pemerintahan di Saudi Arabia adalah Kerajaan atau Monarki. Undang-
undang menetapkan pula tentang kekuasaan Negara baik yang bersifat
yudikatif, eksekultif maupun regulatif, dengan mengisyaratkan bahwa
pengadilan merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri berada di bawah
kekuasaan Syariat Islam, sebagaimana menetapkan pembentukan Majelis
Syura, serta mencakup urusan keuangan negara dan lembaga
pengawasan.

Komisi-komisi Majelis Syura

1. Komisi Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.

2. Komisi Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.

3. Komisi Urusan Ekonomi dan Energi.

4. Komisi Urusan Keamanan.

5. Komisi Administrasi, SDM dan Petisi.

6. Komisi Urusan Pendidikan dan Riset.

7. Komisi Urusan Kebudayaan dan Informasi.

8. Komisi Urusan Luar Negeri.

9. Komisi Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.

10. Komisi Urusan Kesehatan dan Lingkungan.

11. Komisi Urusan Keuangan.

12. Komisi Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.

Badan Eksekutif
Disebut sebagai Dewan Menteri Pemerintahan Arab Saudi.
Beranggotakan Raja sebagai perdana menteri, wakil perdana menteri,
menteri-menteri negara dan penasihat raja. Rapat dilangsungkan oleh
dewan menteri untuk membicarakan segala urusan dan permasalahan
pemerintahan.

Badan legislatif

Disebut juga sebagai majelis permusyawaratan Ash-Shura. Memiliki


kewenangan untuk merancang atau memperbaiki undang-undang.
Lembga ini memiliki kewenangan untuk memberikan pendapat yang
bersangkutan dengan kebijakan pemerintahan.

Badan Yudikatif

Disebut juga Badan Tinggi Peradilan yang bertugas mengatur


administrasi peradilan dan masalah mengenai kewenangan mengadili.
Lembaga peradilan berhak : mengadili perkara pidana, perdata,
pengadilan tingkat banding, dan pengadilan tingkat asasi

Administrasi Pemerintahan

Administrasi pemerintahan terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada


tahun 1373H/1953M. Majelis ini sekarang mencakup sejumlah
departemen yang berkompeten, seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam
Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan, Perminyakan dan
Pertambangan, Kehakiman, Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan,
Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi, Kebudayaan dan Informasi,
Perdagangan dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian, Pekerjaan,
Urusan Sosial, Komunikasi dan Teknologi Informasi, Urusan Kota dan
Pedesaan, Haji, dan Layanan Sipil.

Sistem Peradilan

Peradilan di KSA memperoleh independensi secara penuh dan


hukum-hukumnya bersumber kepada kitab suci Al-Qur`an dan Sunnah
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dalam berbagai urusan syar'i peradilan
merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang bertugas meneliti nash-nash
peradilan dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai seluruh
mahkamah syar'iyah yang tersebar di penjuru negeri. Lembaga peradilan
dan kehakiman terdiri dari: Mahkamah Umum, Mahkamah Khusus,
Lembaga Kasasi dan Notariat. Adapun dalam persoalan-persoalan tata
usaha negara maka di sana ada lembaga khusus yang menanganinya.
Yang terpenting, diantaranya, ialah Diwan al-Mazhalim yaitu lembaga
pengadilan yang berhubungan langsung dengan Raja, yang perhatiannya
terfokus pada penyelesaian berbagai persoalan perselisihan yang diajukan
terhadap lembaga pemerintahan.

Sumber:

http://cyberspot7.blogspot.com/2012/12/sistem-pemerintahan-
saudi-arabia-tugas.html

https://prezi.com/lsmxrpg1ugcg/sistem-pemerintahan-kanada-dan-
arab-saudi/

Anda mungkin juga menyukai