Anda di halaman 1dari 6

Lukisan Gua Prasejarah Leang Leang, Sulawesi Selatan

Sebelum penelitian di Maros, arkeolog pada umumnya menganggap lukisan gua di Eropa
sebagai satu-satunya yang tertua di dunia. Arkeolog tidak menyangka akan muncul lukisan gua
tertua lainnya di luar Eropa, apalagi berasal dari daerah tropis seperti Indonesia.

Tapi penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong
dan Universitas Griffith (Australia), Balai Peninggalan Cagar Budaya Makasar dan Balai
Arkeologi Makasar, telah memberikan sebuah pemahaman baru mengenai umur lukisan dinding
gua di Sulawesi Selatan.

Hasil pertanggalan terhadap lukisan dinding gua pada situs-situs arkeologi di Maros, Sulawesi
Selatan, menunjukkan umur yang tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Eropa, yaitu
minimal sekitar 40 ribu tahun yang lalu

Ini memberikan gambaran bahwa manusia modern awal, yang telah menghuni kawasan
Sulawesi Selatan telah mengenal seni cadas (rock art) sebagaimana yang terjadi di Eropa pada
waktu yang hampir bersamaan,

Selain terdapat Lukisan Gua Prasejarah, Kawasan ini juga dikenal sebagai "Hutan Batu" yang
masuk ke dalam Taman Nasional Bantimurung, Pegunungan Bulusaraung. Batu Karst yang
terdapat di kawasan ini pada umumnya tinggi menjulang menyerupai menara sehingga bagi Anda
yang memiliki hobi panjat tebing bisa melakukan pemanjatan yang cukup menantang adrenalin.

Berdasarkan sumber dari sejumlah peneliti geologi dan arkeologi nasional dan internasional yang
pernah meneliti di kawasan karst tersebut, menyebutkan bahwa dari ratusan goa yang berada di
kawasan karst tersebut, sebanyak 89 di antaranya, merupakan goa prasejarah yang merupakan
bekas tempat tinggal manusia purba ribuan tahun lalu.

Bahkan kawasan bukit karst Rammang-rammang menyimpan banyak bukti sejarah fenomena
geologi, khususnya fenomena pergerakan lempeng bumi yang memiliki andil dalam
pembentukan Pulau Sulawesi.

Keeksotikan kawasan bukit karst Maros semakin lengkap dengan adanya aliran sungai yang
diapit oleh hamparan persawahan, rumah-rumah panggung milik penduduk, menara karst, taman
batu, gua karst, jembatan karst dan yang paling menakjubkan adalah pada ujung sungai tersebut
terdapat perkampungan yang dibentengi oleh gugusan menara karst.

Dan di sungai itu menyajikan keindahan lanskap bagai jejeran etalase keragaman perpaduan
geodiversity, biodiversity dan cultural diversity yang tak ada tandingannya.

2. Lukisan Gua Prasejarah Kalimantan


Penelitian terhadap gua-gua yang terdapat lukisan prasejarah di Kalimantan oleh Indonesia baru
dimulai dengan melakukan survei pada tahun 1995 yang dilakukan oleh Balai Arkeologi
Banjarmasih dan Pusat Arkeologi Nasional ke pegunungan Meratus, yang termasuk Kabupaten
Tabalong (Kalimantan Selatan), guna memperoleh data tentang aktivitas kehidupan zaman
prasejarah yang berciri mesolitik dan neolitik. Salah satu gua tersebut adalah Gua Babi. Di
dalamnya ditemukan sisa-sisa aktivitas hunian yang dicirikan oleh benda-benda serpihan batu
rijang, pecahan gerabah berhias, serta himpunan sisa moluska dari kelas gastropoda.Contoh
arang dari Gua Babi yang dianalisis dengan metode pertanggalan C-14 menghasilkan data 5000
tahun yang lalu.

Lukisan gua yang cukup menarik perhatian adalah lukisan gua di Gua Tamrin dan Gua Ham
karena di dalam gua tersebut terdapat banyak gambar. Gua Tamrin yang berada dekat sungai
Marang, bahkan memiliki lukisan-lukisan penari yang mengenakan topeng pada seluruh bagian
kepala. Lukisan tersebut sedikitnya mirip dengan tari-tarian adat yang masih berlangsung di
beberapa suku papua dan beberapa kepulauan di Melanasia.

Sementara di Gua Ham diketemukan lukisan penari, hewan yang menyerupai tapir, jenis rusa dan
tumbuhan. Yang paling luar biasa adalah lukisan cap tangan yang jumlahnya mencapai 275
gambar, dan menjadi salah satu gua yang memilki lukisan cap tangan terbanyak di dunia.

3. Lukisan Gua Prasejarah Sulawesi Tenggara


Selain memiliki pemandangan alam yang sangat menakjubkan, Sulawesi Tenggara juga memiliki
sebuat tempat Wisata Budaya untuk Anda jelajahi. Kekayaan alam lain yang dapat Anda nikmati
adalah Lukisan Gua Prasejarah. Di Sulawesi Tenggara Anda akan banyak menemukan lukisan
gua prasejarah seperti di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko dan Wa Bose. Semua
peninggalan ini berada di sekitar kawasan perladangan Liabalano , Kampung Mabolu, Desa
Bolo, Kecamatan Kotobu, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.

Kompleks seni cadas di Pulau Muna ini rupanya menunjukkan tingkat perbedaan yang
signitifkan. tidak saja perihal teknik, pergambaran serta warnayang digunakantetapi polanya juga
bervariasi.

Lukisan Gua Prasejarah Pulau Muna ini di dominasi oleh warna cokelat yang terbuat dari tanah
liat. Hal menarik yang dapat Anda saksikan pada Lukisan Gua Prasejarah ini adalah Anda tidak
dapat menemukan pola cap tangan sebagaimana lukisan-lukisan gua prasejarah lainnya di
Indonesia.

4. Lukisan Gua Prasejarah Pulau Seram, Maluku

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu
hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua
paying atau gua dangkal (Ceruk). Lukisan tersebut mereka buat pada dinding-dinding gua tempat
tinggal mereka,
5. Lukisan Gua Prasejarah Teluk Speelman, Papua

Orang yang pertama kali mencatat Lukisan Gua Prasejarah Teluk Speelman, Papua adalah
Johannes Keyts. Ia adalah seorang pedagan yang sedang melakukan perjalanan dari Banda ke
Pantai New Guenea pada tahun 1678. Ia melewati sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman
yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua
tersebut dengan warna merah. Lukisan gua yang ada di kepulauan Papua pada umumnya mirip
dengan lukisan-lukisan yang ada di Kepulauaan Kei, meskipun ada beberapa bentuk yang
berbeda atau khusus. Misalnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki
dengan latar belakang warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah
Namatone telah menemukan pola yang sama. Bentuk lain yang dijumpai pada kedua situs ini
adalah pola manusia, ikan, kadal dan perahu dengan pola distilir. Lukisan tangan dan kaki
menurut cerita setempat, merupakan bekas jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua
yang gelap, dalam melakukan perjalanan dari arah timur ke barat.

6. Lukisan Gua Prasejarah Kokas, Papua

Lukisan yang ada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang terkenal di Kokas, lukisan
berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh masyarakat setempat, tebing bebatuan terjal ini
biasa disebut Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini
bisa dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi masyarakat setempat, lokasi
lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah wujud
orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau
hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal saat
terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi.

7. Lukisan Gua Prasejarah Pangkajene, Sulawesi Selatan

Kabupaten Pangkajene adalah sebuah tempat yang dikenal dengan lukisan guanya, yang dikenal
sebagai Kompleks Pangkajene. Kompleks Pangkajene ini terkenal karena terdapat banyak gua
yang memiliki lukisan prasejarah, antara lain; Gua Akarasaka, Bulu Ballang, Bulusumi, Bulu
Ribba, Bulu Sipong, Camingkana, Cumi Lantang, Garunggung, Kassi, Lasitae, Lompoa,
Patenungan, Sakapao, Salluka, Sapiria, dan Sumpang bita.

Gua-gua tersebut memiliki lukisan prasejarah yang bervariasi, tidak hanya keragaman polanya
tetapi juga dari segi teknik penggambarannya

Sumber Dari: http://reyginawisataindonesia.blogspot.com/2016/05/menjelajahi-7-lukisan-


gua-prasejarah-indonesia.html#ixzz4UUf5IoSI

Anda mungkin juga menyukai