Anda di halaman 1dari 58

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Non Directional Beacon (NDB)
NDB (Non Directional Beacon) adalah salah satu alat bantu navigasi (air

navigation aids) yang memancarkan informasi dalam bentuk sinyal radio ke

segala arah yang dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar bandar

udara sesuai fungsinya. NDB beroperasi pada frekuensi rendah (low frequency)

antara 190 Khz-1750 Khz, yang memberikan informasi bimbingan penerbangan

(flight guidance information) untuk pesawat yang sedang melakukan

penerbangan.

Blok diagram NDB sederhana berikut ini menjelaskan secara umum

bagaimana NDB bekerja.

Gambar 2.1. Blok diagram Sederhana NDB.

11
Keterangan:

a. RF Oscillator : Menghasilkan frekuensi RF( carrier ).

b. Tone Oscillator : Menghasilkan frekuensi tone(keyed) 1020 Hz yang di

dalamnya berupa informasi ident.

c. Keyer : Berfungsi untuk mengatur lama tidaknya periode

closed/open dari saklar.

d. Mark/Space Modulator : Memodulasi sinyal tone yang di dalamnya berupa

pulse width modulation.

e. Power Amplifier : Sebagai penguat akhir yang akan mencampur info

dengan frekuensi RF dengan menggunakan modulasi

AM.

f. Antena : Memancarkan sinyal termodulasi yang telah dikuatkan

oleh PA.

Stasiun NDB yang dipasang di bandara ataupun di tempat lain dapat

berfungsi sebagai homing, holding, locator dan en-route. Didalam pelayanannya

terdapat tiga jenis pelayanan yaitu low range, medium range, dan high range.

Daerah pancaran (coverage) dari sinyal NDB tergantung dari keluaran power

antennanya. Untuk tujuan identifikasi pemancar harus disesuaikan dengan suatu

kode lokasi khusus untuk tempat itu.

12
1) Homing

Stasiun NDB diletakan pada daerah bandar udara sehingga penerbang dapat

memanfaatkannya sebagai alat bantu navigasi menuju bandar udara tersebut.

Jadi fungsinya adalah untuk menunjukan pada pesawat ke arah mana

checkpoint bandar udara itu berada.

2) En-route

Disini NDB tidak dipasang pada daerah bandar udara yang dituju,

melainkan pada suatu tempat atau checkpoint tertentu sepanjang jalur

penerbangan (airways), misalnya pesawat akan terbang dari suatu bandar

udara A menuju bandar udara B, akan tetapi karena jarak A dan B melampui

jarak jangkau NDB maka ada daerah kosong, sehingga perlu dipasang satu

lagi NDB C diantara A dan B, sehingga tidak terdapat lagi daerah kosong.

Jadi NDB jenis C inilah yang digunakan sebagai en-route untuk membantu

pesawat dari A menuju B atau sebaliknya.

3) Holding

Stasiun NDB yang dipasang di luar atau di dalam lingkungan bandar udara

dan digunakan untuk memandu penerbang yang sedang holding yaitu

menunggu antrian dalam pendaratan yang diatur dan atas perintah pengatur

lalu-lintas udara (air traffic controller).

4) Locator

Locator merupakan NDB low power yang ditempatkan diperpanjangan garis

tengah landasan pacu guna membantu menunjukan arah pendaratan kepada

13
penerbang pada saat pesawat berada pada posisi pendekatan atau approach

untuk melakukan pendaratan.

Tiap-tiap NDB yang diletakan dibeberapa tempat mempunyai jangkauan

tertentu sesuai dengan fungsinya. Kalau dilihat dari coverage pancaran NDB

tersebut maka dapat dibagi tiga macam yaitu:

1) Low Range (Low Power)

NDB jenis ini mempunyai coverage 50100 NM, dengan out put power

berkisar antara 50 100 Watt.

2) Medium Range (Medium Power)

NDB jenis ini mempunyai coverage 100 150 NM, dengan output power

berkisar antara 500 1000 Watt.

3) High Range (High Power)

NDB jenis ini mempunyai coverage 150300 NM, dengan output power

berkisar antara 20003000 Watt.

NDB Nautel Type ND-200

NDB Nautel tipe ND-200 adalah NDB jenis low range (low power). NDB

jenis ini mempunyai jarak pancar (coverage) 50-100 NM dengan power keluaran

berkisar antara 50-100 Watt. NDB ini memiliki range frekuensi dari 190535 KHz

14
yang dikontrol oleh crystal. Frekuensi nada keyer sebesar 1020 Hz tetapi bisa

diubah menjadi 400 Hz. Keyer dapat diprogram untuk memancarkan 23 karakter

sinyal identifikasi dengan durasi denyut 48 atau 64 bit. Panjang bit dapat diatur

dari 100150 milisecond (normalnya 125 milisecond).

Pemancar NDB type ND-200 terdiri dari beberapa bagian, yaitu1 :

1) Regulator/Charger

Terdiri dari sakelar utama pemancar, pengisi battery dan rangkaian remote

monitor/status/control. Bagian ini juga menghasilkan tegangan +48 Volt

(unregulated) dan tegangan +24 Volt (regulated). Di bagian penyearah tegangan

(rectifier), sumber tegangan AC 114 Center-Tapped disearahkan gelombang penuh

oleh dua buah dioda dan kemudian dihaluskan oleh Choke Filter, kemudian

dihasilkan tegangan DC unregulated dengan nilai normal sekitar 50 Volt pada

kondisi tegangan AC normal. Untuk menghasilkan tegangan +24 Volt digunakan

rangkaian regulator tegangan yang terdiri dari transistor dan dioda zener sebesar

24,7 Volt. Terdapat pula dioda zener 28V sebagai pengaman apabila terjadi

kerusakan pada rangkaian regulator tegangan. Pemonitor kondisi sumber tegangan

AC diambil langsung dari gulungan tambahan pada transformator dengan

tegangan antara 0,55,0 Volt pada beban sebesar 600 Ohm. Rangkaian pengisi

baterai mengambil tegangan langsung dari penyearahan gelombang penuh

sebelum melewati choke filter dengan maksud untuk mendapatkan tegangan DC

1 Nautel, Manual Book 50 Watt Radiobeacon Transmitter ND200,


Section 2 Technical Description

15
maksimum. Battery switch digunakan untuk change-over sumber tegangan

apabila sumber tegangan AC tidak ada.

2) Exciter

Bagian exciter terdiri dari keseluruhan rangkaian RF, rangkaian

audio/keying yang menggerakkan RF dan regulator tegangan +12 Volt. Regulator

transistor digunakan untuk menghasilkan tegangan +12 Volt sebagai sumber

tegangan seluruh komponen digital pada exciter. Sedangkan bagian yang lain

menggunakan sumber tegangan +24 Volt (regulated) dari voltage regulator.

Osilator RF menggunakan osilator jenis kristal agar frekuensi yang

dihasilkan lebih stabil. Osilator ini menghasilkan frekuensi yang besarnya 10 kali

frekuensi kerja NDB dengan menggunakan IC pembagi 10. RF filter digunakan

untuk membuang frekuensi harmonik yang tidak diinginkan pada sinyal pembawa

akhir. Osilator nada untuk identifikasi menghasilkan frekuensi sebesar 1020 Hz.

Keluaran dari nada ini dikontrol oleh bagian keyer. Bagian keyer menghasilkan

kode morse sebagai identifikasi dengan pemrograman tertentu. Dapat dihasilkan

kode identifikasi sebanyak 23 karakter sesuai kebutuhan. Sedangkan bagian

voice digunakan saat dibutuhkan saja. Rangkaian voice terdiri dari voice

compressor, voice amplifier dan voice filter.

3) Switched Regulator Driver

Bagian ini merupakan pengaman untuk modul power amplifier apabila

terjadi kondisi mark yang terus-menerus yang diakibatkan oleh kerusakan pada

16
rangkaian. Apabila hal ini terjadi, sinyal RF tidak akan keluar sampai pemancar

direset dengan mematikan NDB dan kemudian dihidupkan lagi.

4) Power Amplifier Module

Bagian ini merupakan penguat akhir sinyal sebelum dipancarkan ke udara.

Power yang dapat dihasilkan antara 50100 Watt terdapat pada gulungan sekunder

transformator T2. Menggunakan sumber tegangan +48 Volt (unregulated).

5) Harmonic Filter

Sinyal RF dari power amplifier dilewatkan melalui harmonic filter untuk

membuang komponen harmonik yang mungkin terjadi.

6) RF Probe

RF probe difungsikan untuk mencuplik parameter yang terdapat pada

sinyal RF yang akan dipancarkan. Parameter tersebut yaitu forward power,

reflected power, tegangan RF dan arus RF. Parameter ini kemudian diberikan ke

monitor sebagai switching dan pengukuran. Parameter ini dapat dilihat pada panel

monitor. Menggunakan sumber tegagan +24 Volt (regulated).

7) Monitor

Bagian monitor ini terdiri dari bagian pembanding modulasi dan threshold,

pembanding threshold pembawa, normal shutdown control, special shutdown

control dan modulation level detector, menggunakan sumber tegangan +24 Volt

(regulated).

17
2. Software National Instrument Multisim 10

Multisim adalah program simulasi yang digunakan untuk melakukan

simulasi cara kerja sebuah rangkaian elektronika. Program multisim pertama kali

dibuat oleh perusahaan yang bernama Electronics Workbench yang merupakan

bagian dari perusahaan National Instruments dan pertama kali dikenalkan dengan

nama Electronics Instruments yang pada saat itu ditujukan sebagai alat bantu

pengajaran didalam bidang elektronika. Untuk dapat menjalankan program

multisim 10 pada komputer anda dibutuhkan spesifikasi hardware sebagai berikut:

Kapasitas hard disk yang dibutuhkan sebesar 50 MB.


Operasi sistem seperti Windows 98/NT 4/2000/XP
Pentium II+
Memory minimal 64 MB RAM (direkomendasikan menggunakan 128

MB)
CD-ROM drive
Resolusi layer 800 x 600

Dibawah ini merupakan gambar workspace pada Multisim:

18
Gambar 2.2. Workspace

Tampilan diatas adalah tampilan workspace dari Multisim, denga bagian

bagian antara lain :

a. Standar Toolbar

Tabel 2.1. Standar Toolbar

Simbol Nama Fungsi


New button Digunakan untuk membuka
lembaran kerja baru

Open button Digunakan untuk membuka file yang


sudah ada

Save button Digunakan untuk menyimpan


lembaran kerja yang sedang aktif

Cut button Digunakan untuk menghapus


komponen yang diseleksi kemudian
ditaruh ditempat lain dalam lembaran
kerja
Copy button Digunakan untuk memperbanyak
komponen yang diseleksi kemudian
ditaruh ditempat lain dalam lembaran
kerja
Paste button Digunakan untuk menyisipkan
komponen/tulisan ke tempat kursor
yang telah ditentukan
Print button Digunakan untuk mencetak lembaran
kerja yang sedang aktif

Increase zoom button Digunakan untuk memperbesar


tampilan

Decrease zoom button Digunakan untuk memperkecil


tampilan

19
Zoom 100% button Digunakan untuk memperlihatkan
ukuran layar yang sebenarnya

Fit to Page button Digunakan untuk menyesuaikan


lembaran kerja dengan ukuran layar
yang digunakan

Toggle Project Bar Button Digunakan untuk mengganti proyek


yang sedang dikerjakan

Toggle spread sheet view Digunakan untuk mengganti lembar


button kerja yang sedang aktif dengan lembar
kerja yang lain.
DataBase management Digunakan untuk memperkenalkan
button box dialog database management

Create component button Digunakan untuk menjalankan create


component wizard

Run/stop simulation button Digunakan untuk menjalankan atau


menghentikan simulasi rangkaian
pada lembar kerja yang sedang aktif
Show grapher button Digunakan untuk menampilkan grafik

Show grapher button Digunakan untuk menampilkan daftar


jenis analisa rangkaian yang tersedia

Postprocessor button Digunakan untuk menampilkan kotak


dialog tentang Postprocessor

Electrical Rules Checking Digunakan untuk menentukan aturan-


button aturan pengkabelan yang digunakan
didalam sebuah rangkaian
Back Annotate button Digunakan untuk kembali ke langkah
sebelumnya

20
Forward Annotate button Digunakan untuk langkah selanjutnya

In use list Digunakan untuk menampilkan daftar


komponent rangkaian yang sedang
digunakan
Help button Digunakan untuk menampilkan menu
Help

21
b. Komponen Toolbar

Gambar 2.3. Component Toolbar

Adapun kontrolkontrol yang ada pada Component toolbar dan

fungsinya diuraikan sebagai berikut :

1) Place source
Place source ini digunakan untuk memilih sumber komponent.
2) Place Basic
Place basic digunakan untuk memilih komponent dasar.
3) Place Diode
Place Diode digunakan untuk memilih komponent diode.
4) Place Transistor
Place Transistor digunakan untuk memilih komponen transistor.
5) Place Analog
Place Analog digunakan untuk memilih komponen analog.
6) Place TTL
Place TTL digunakan untuk memilih komponen TTL (transistor-transistor logic).
7) Place CMOS
Place CMOS digunakan untuk memilih komponen CMOS.

22
8) Place Misc Digital
Place Misc Digital digunakan untuk memilih komponen Miscellaneous

Digital.
9) Place Mixed
Place Mixed digunakan untuk memilih komponen campuran.
10) Place Indicator
Place Indicator digunakan untuk memilih komponen indikator.
11) Place Power Component
12) Place Miscellaneous
Place Miscellaneous digunakan untuk memilih komponen miscellaneous.
13) Place Advanced Peripherals
14) Place RF
Place RF digunakan untuk memilih komponen RF.
15) Place Electromechanical
Place Electromechanical digunakan untuk memilih komponen

electromechanical.
16) Place MCU Modul
17) Place Hierarchical Block
Place Hierarchical Block digunakan untuk membuka file untuk disatukan

kedalam blok blok secara hierarki.


18) Place Bus
Place Bus digunakan untuk meletakkan jalur pada lembar kerja.

c. Instrument Toolbar

Instrument Multisim adalah simulasi berbasis instrumen yang bawaan di

lingkungan Multisim. Kita dapat mengelompokkan instrument instrument

tersebut ke dalam enam kategori untuk lebih mudahnya :

1) AC dan DC Instrument
Tabel 2.2 AC dan DC Instrument

No Name Function Icon Simbol Panel

23
1. Function
Generator Sine,
triangular,
and square
wave

Frequency

Duty
cycle

Amplitude

Offset
2. Multimeter
AC and
DC

Current

Voltage

Resistance

Decibel
loss
3. 2-Channel
Oscilloscope Up to 2
channels

Y and X
scaling

Y offset

Trigger

Cursor

24
4. 4-Channel
Oscilloscope Up to 4
channels

Y and X
scaling

Y offset

Trigger

Cursor
5. Wattmeter
Power
measurem
ent

Power
factor
6. IV Analyzer
Diodes

PNP BJT

NPN BJT

PMOS

NMOS
7. Frequency
Counter Frequency

Period

Pulse

Rise/fall
time

AC or DC

25
coupling

Trigger
8. Bode Plotter
Frequency
response

Gain
and phase
shift

Up to 10
GHz
9. Distortion
Analyzer Intermodu
lation
distortion

Total
harmonic
distortion

2) Digital dan Logic Instrument


Tabel 2.3. Digital dan Logic Instrument

No Name Function Icon Simbol Panel


1. Logic
Analyzer 16 channels

Cursor

Data history

Trigger

Internal/exter
nal clock

26
2. Logic
Converter Digital
circuit to
truth table
and Boolean
expression

Truth table to
digital circuit

Boolean
expression to
digital circuit
3. Word
Generator Cycle, burst,
and step
updates

Hex, DEC,
Boolean, and
ASCII data
view

Timing

Trigger

3) RF Instrument

Tabel 2.4. RF Instrument

No Name Function Icon Simbol Panel


1. Spectrum
Analyzer Amplitude
versus
frequency

Signal

27
components
(power and
frequency)

Zero, full, and


custom span
2. Network
Analyzer Digital circuit
to truth table
and Boolean
expression

Truth table to
digital circuit

Boolean
expression to
digital circuit

4) Simulated Vendor Instrument


Tabel 2.5. Simulated Vendor Instrument

No Name Function Icon Simbol Panel


1. Agilent
Waveform Type:
Generator 33120A

Reflects
the
behavior
of the real
instrument
s
2. Agilent
DMM Type:
34401A

Reflects

28
the
behavior
of the real
instrument
s
3. Agilent
Oscilloscope Type:
54622

Reflects
the
behavior
of the real
instrument
s
4. Tektronix
Oscilloscope Type:
TDS 2024

Reflects
the
behavior
of the real
instrument
s

5) Measurement Probe
Tabel 2.6 Measurement Probe

No Name Function Icon Simb Panel


ol
1. Static
Measur Current, voltages, and
ement frequency
Probe
Referenced to circuit
GND or any other
probe

29
Fixed to a net or at
mouse cursor

Triggers events

Choose from:

o From dynamic
probe setting

o AC voltage

o AC current

o Instantaneous
voltage

o Voltage with
reference to
probe
2. Current
Probe Emulates the Use standard
behavior of industrial simulated
clamp-on current instruments to
probes display data

Various voltage to Oscillosc


current ratios ope

Multimet
er

And so
on

6) LabVIEW vis

30
Tabel 2.7. LabVIEW vis

No Name Function Icon Simbol Panel


1. LabVIEW
Micropho Interface
ne with your
PCs sound
devices

Recording
length

Sample
rate
2. LabVIEW
Speaker Interface
with your
PCs sound
devices

Update
rate
3. LabVIEW
Signal Time
Analyzer domain
signal

Auto
power
spectrum

Running
average
4. LabVIEW
Signal Sine,
Generator triangular,
square,
and
sawtooth

31
Frequency

Duty
cycle

Amplitude

Offset

Phase
5. LabVIEW
Streaming Sine,
Signal triangular,
Generator square,
and
sawtooth

Frequency

Duty
cycle

Amplitude

Offset

Phase

Sampling
rate
6. LabVIEW
BJT Current-
Analyzer voltage
characteris
tics of
PNP or
NPN BJT

Device

32
type

V_CE
sweep

I_B sweep
7. LabVIEW
Impedance Frequency
Meter sweep,
frequency,
impedance

Number
of points

Scale type

d. Membuat Lembar Kerja (Workspace)

Untuk membuat lembar kerja baru pada Multisim dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu:

o Ketika Multisim pertama kali dijalankan maka Multisim akan langsung

membuka lembar kerja yang baru.


o Menggunakan tombol New yang terdapat pada tampilan workspace multisim.

e. Penggunaan Komponen

Komponen elektronika yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi

rangkaian elektronika telah disediakan pada library yang terdapat pada Multisim.

Komponen yang disediakan oleh Multisim terdapat dua jenis yaitu:

o Komponen yang bersifat virtual


Komponen virtual yang disediakan oleh multisim ini mempunyai nilai yang

33
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan dianggap mempunyai nilai yang

ideal.
o Komponen yang bersifat real
Komponen real yang disediakan oleh multisim ini mempunyai nilai yang

tidak dapat diubah dan memiliki sifat praktis seperti yang dimiliki oleh

komponen elektronika yang digunakan pada dunia nyata.

Komponen yang akan digunakan untuk membentuk rangkaian telah

digabung kedalam satu grup. Grup komponen tersebut dapat dilihat pada

component toolbar seperti yang tertera pada tabel diatas.

Cara penggunaan komponen pada Multisim dapat dilakukan dengan

beberapa cara diantaranya:

o Buka folder View pada Menubar kemudian klik component toolbar sampai

dengan pada lembaran kerja multisim terdapat menu component toolbar atau

tekan Ctrl + w pada keyboard.


o Letakkan kursor ke component toolbar kemudian klik open kemudian pilih

Group open. Setiap grup terdiri dari beberapa komponen yang sejenis yang

telah digabungkan. Di bawah ini merupakan tampilan dari komponen toolbar:

Gambar 2.4.Toolbar Komponen

f. Meletakkan Komponen

Pada bagian ini akan dibahas mengenai bagaimana meletakkan komponen

34
dengan menggunakan Component toolbar.

1) DC_POWER
a) Klik source button pada component toolbar. Kemudian akan tampil Select a

Component kemudian akan terlihat bahwa daftar komponen yang telah

digabung menjadi satu.


b) Pilih group sources dengan family POWER_SOURCES dan akan terlihat

daftar komponen yang tersedia seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.5. Gambar Daftar Komponen

c) Pilih DC Power dari daftar diatas kemudian klik OK. Kursor akan membawa

bagian tersebut untuk diletakkan pada lembar kerja. Seperti yang tertera pada

gambar dibawah ini:

Tampilan gambar disamping


menunjukkan komponen akan
diletakkan sesuai dengan tempat
d) Kemudian pindahkan komponen
yang kitasumber tegangan ke tempat yang ingin
inginkan

diletakan pada lembar kerja. Agar lebih tepat disarankan menggunakan

bantuan page border, grid dan ruler bars sebagai pemandu yang dapat di atur

di menubar pilih view kemudian klik show grid, show borders, dan show

ruler bars. Gambar dibawah ini merupakan gambar peletakkan komponen

35
pada lembar kerja multisim :

Gambar 2.6 Peletakan Komponen pada workspace

e) Untuk mengubah nilai komponen DC_POWER dapat dilakukan dengan klik

ganda pada komponen tersebut sampai muncul kotak dialog .

Gambar 2.7. Kotak Dialog DC Power Supply


o Untuk mengubah nilai DC_POWER dapat dilakukan dengan mengubah

nilai yang terdapat pada kotak Voltage (V) misalkan dari tegangan 12 V

ingin diganti menjadi tegangan 5 V. Tetapi yang perlu diingat pergantian

nilai tersebut hanya berlaku untuk komponen yang bersifat virtual.


o Untuk menggunakan komponen virtual dapat dilakukan dengan cara

masuk ke group Basic kemudian pilih Family BASIC_VIRTUAL. Semua

36
komponen yang terdapat di grup tersebut sifatnya virtual dan dapat diubah

sesuai dengan yang dibutuhkan untuk simulasi.

2) Resistor
a) Untuk meletakkan komponen resistor dapat dilakukan dengan cara klik Basic

button pada Component toolbar. Kemudian pada tampilan pilih Select a

Component yang akan menampilkan daftar grup komponen.


b) Pilih Resistor family yang akan menampilkan daftar nilai resistor yang

tersedia pada database Multisim.


c) Pilih nilai resistor yang diinginkan seperti yang tertera pada gambar dibawah

ini:

Gambar 2.8. Daftar Komponen

d) Kemudian klik Ok maka pada tampilan lembar kerja Multisim akan terlihat

gambar resistor yang akan mengikuti arah gerak kursor.


e) Letakkan resistor tersebut ke layar kerja Multisim sesuai dengan tempat yang

diinginkan seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

37
Gambar 2.9. Peletakan Komponen Resistor pada workspace

f) Untuk mengubah arah letak posisi resistor dapat dilakukan dengan cara klik

kanan pada resistor tersebut kemudian pilih menu 90 Counter CW seperti

yang terlihat pada gambar diatas.


g) Untuk menghilangkan teks, ataupun mengubah nilai yang ada dapat

dilakukan dengan cara klik ganda pada komponen resistor tersebut kemudian

akan tampil kotak dialog seperti yang tertera pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.10. Kotak Dialog Resistor

38
h) Jika ingin menghilangkan teks, klik display pada gambar diatas kemudian

hilangkan check box pada Use Schematic Global setting. Maka akan kluar

tampilan seperti dibawah :

Gambar 2.11. Kotak Dialog Resistor


i) Kemudian hilangkan semua tanda check pada check box lalu klik ok. Maka

tempilan dari komponen resistor tidak memiliki atribut apapun.

3. Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu program yang dikeluarkan oleh perusahaan

Microsoft, digunakan sebagai bahasa pemograman. Visual Basic merupakan

bahasa pemograman yang berbentuk orientasi objek untuk membangun aplikasi

dalam lingkungan windows. Dalam merancang aplikasi Visual Basic

menggunakan pendekatan visual bagi para programmer dalam bentuk form,

sedangkan untuk kodingnya digunakan bahasa basic, yang cenderung mudah

dipelajari.

39
Selain sebagai bahasa pemogram Bisual Basic juga disebut sebagai sarana

untuk menghasilkan pogram aplikasi berbasis windows. Salah satu kemudahan

visual basic adalah tidak memerlukan bahasa program khusus untuk

menampilkan jendela lainnya, misalnya untuk mengatur besarnya jendela

(windows). Cara penggunaanya berbasis visual seperti aplikasi windows lainnya,

misalnya untuk mengatur besarnya jendela, cukup dengan menggeser objek yang

tersedia dengan mouse sehingga diperoleh ukuran yang dikehendaki. Sehingga

sangat mudah untuk menciptakan aplikasi dengan menggunakan Visual Basic,

karena kegiatan pemrograman difokuskan pada penyelesaian masalah utama,

bukan pada pembuatan antar mukanya.

a. Tampilan Dasar Visual Basic 6.0

Seperti telah diketahui bahwa Visual Basic 6.0 berjalan pada sistem

operasi Windows, tentu sebelum memulai mengoperasikan program tersebut,

harus mengaktifkan Windows terlebih dahulu. Pada desktop klik tombol Start lalu

cari icon Microsoft Visual Basic 6.0.

Setelah mengaktifkan program Visual Basic 6.0, maka akan muncul suatu

jendela untuk memilih tempat menghasilkan program aplikasi yang akan

ditampilkan. Disini dapat dipilih project, membuat yang baru dengan memilih

new, atau memilih file yang sudah ada dengan akhiran *.vbp dengan memilih

existing dan memilih recent untuk membuka file yang terakhir dibuka.

40
Gambar 2.12. IDE New Project

IDE (Intregrated Development and Environment) pada Visual Basic

memungkinkan pembuat program untuk dapat mengembangkan aplikasinya.

Disini pembuat program dapat membuat user interface, melakukan coding,

testing, debugging, serta mengkompilasi program menjadi executable. Tampilan

IDE Visual Basic berupa jendela-jendela, tapi saat Visual Basic dibuka hanya

beberapa jendela saja yang tampil. Menu view digunakan untuk menampilkan

jendela yang lainnya

41
Gambar 2.13. IDE Visual Basic

Tampilan IDE (Intregrated Development Enviroment) Microsoft Visual

Basic 6.0 tampak seperti gambar di atas dengan bagian-bagian antara lain :

1) Baris Judul (Title Bar)

Baris Judul adalah judul dari program visual basic 6.0, yang terletak

pada jendela program bagian paling atas. Title bar menampilkan judul dan

nama jendela serta digunakan untuk memindahkan posisi dan mengubah

ukuran jendela, keluar dari program dan lain-lain.

Gambar 2.14. Title Bar (baris judul)

2) Baris Menu (Menu Bar)


Baris menu terletak paling atas pada IDE. Menu merupakan kumpulan

perintah-perintah yang dikelompokan dalam kriteria operasi yang dihasilkan.

42
Gambar 2.15. Baris Menu
3) Toolbar
Kehadiran tombol-tombol speed pada Toolbar akan mempercepat

akses perintah (yang bisa jadi tersembunyi di dalam tingkat-tingkat hierarki).

Sebab tombol speed berfungsi sama dengan perintah yang tersedia (dan

tersembunyi) di dalam menu

Gambar 2.16. Toolbar


Untuk mengetahui nama tombol yang sebenarnya suatu perintah,

cukup dengan meletakan pointer pada tombol yang bersangkutan selama

beberapa saat.
4) Toolbox

Toolbox adalah tempat penyimpanan kontrol yang akan kita gunakan

pada program yang dipasangkan pada Form Microsoft Visual Basic 6.0

menyediakan 21 kontrol, masing-masing anda bisa menyimak pada tabel di

bawah ini.

43
Gambar 2.17. Toolbox

(Sumber : Tip & Trik Pemograman Visual Basic 6.0 hal.3)

Adapun control -kontrol yang ada pada Toolbox dan fungsinya diuraikan

sebagai berikut :

a). Pointer

Bukan merupakan kontrol, digunakan untuk memilih kontrol yang sudah ada

pada Form

b). Picture box.

Adalah control yang digunakan untuk menampilkan image dengan Format

file gambar.

c). Label

Adalah control yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat

diperbaiki oleh pemakai.

d). Text box

Kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki oleh pemakai (dapat

44
diedit)

e). Frame

Adalah control yang digunakan sebagai container bagi control lain, atau

sama dengan fungsi bingkai.

f). Command Button

Adalah control yang digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu

ketika pemakai melakukan klik padanya.

g). Check Box

Adalah digunakan untuk pilihan yang isinya bernilai yes/no atau true/false.

h). Option Button

Digunakan apabila programmer akan memberikan pilihan, yang hanya akan

dipilih salah satu.

i). List box

Sejumlah item dan user dapat memilih salah satu dari item tersebut.

j). Combo box

Merupakan kombinasi dari text box dan suatu list box dimana pemasukan

data dapat dilakukan dengan pengetikan maupun pemilihan.

k). Hscroll Bar

Untuk penggulungan dengan jangkah lebar dengan indikasi posisi pemilihan

dalam posisi Horisontal.

l). Vscroll Bar

Untuk penggulungan dengan jangkah lebar dengan indikasi posisi pemilihan

dalam posisi vertical.

45
m). Timer

Untuk penghitung waktu event dalam interval yang ditentukan.

n). Drive list Box

Untuk menampilkan disk drive yang dimiliki komputer.

o). Dirlist Box

Untuk menampilkan direktori dan path.

p). Filelist Box

Untuk menmpilkan sebuah daftar file.

q). Shape

Untuk memasang kontrol yang mampu menghasilkan sarana agar pemakai

bisa menggambar berbagai bentuk seperti oval, lingkaran dan lain-lain.

r). Line

Untuk menggambar garis dangan berbagai variasinya.

s). Image

Untuk menampilkan gambar bitmap, icon, ataupun metafile pada Form,

kontrol Picture Box menyediakan lebih banyak fasilitas dibanding kontrol ini.

t). Data

Menyediakan sarana akses data dalam sebuah data base.

u). OLE

Untuk menghasilkan proses link dan embed obyek antar aplikasi.

5) Project Explorer

46
Project Explorer adalah tempat untuk melihat daftar dari form dan

module yang digunakan dalam proyek serta kita dapat memilih form yang

akan dipakai, seperti pada gambar.

Gambar 2.18. Project Explorer

6) Properties Window
Properties window adalah tempat untuk property dari setiap objek

kontrol. Dengan properties window, kita dapat mengubah property yang

nantinya akan dipakai sebagai default dari objek kontrol pada waktu pertama

kali program dieksekusi, seperti pada gambar.

Gambar 2.19. Properties Window

7) Form Layout Window

47
Form layout window berfungsi untuk melihat posisi form pada layer

monitor pada waktu program dieksekusi. Untuk menggeser posisi form, kita

klik dan geser posisi form pada form layout window sesuai dengan posisi

yang kita ingin pada layer monitor, seperti pada gambar.

Gambar 2.20 Form Layout Window

8) Form Window
Form Window, merupakan daerah kerja utama. Di tempat inilah dibuat

aplikasi visual basic dengan meletakkan berbagai macam objek interaktif,

yang ukurannya dapat diubah-ubah disesuaikan dengan kebutuhan pembuat

program.

Untuk mengaktifkan Form, ada beberapa cara yaitu :

Klik tombol view objek pada Window.


Dari menu view klik perintah objek
Tekan tombol Shift+F7 pada keyboard

48
Gambar 2.21. Form window

9) Code Window
Window Code adalah

Window tempat kita menuliskan

program. Jika kita melakukan klik

ganda pada sebuah obyek yang berupa kontrol atau Form maka Window

Code ini akan langsung aktif dan membawa kita ke tempat penulisan program

yang terkait dengan obyek tersebut. Tempat penulisan berada di antara kata

Private Sub dan End Sub.

Gambar 2.22. Code Window

b. Bahasa Pemrograman Visual Basic

Bahasa dasar Visual Basic adalah dialek BASIC (Beginner All Purpose

Simbolic Interchange Code). Sebaris kode pada visual basic disebut dengan istilah

pernyataan program (Program Statement). Pernyataan program adalah

49
serangkaian kombinasi kata kunci, properti, fungsi, operator, dan simbol-simbol

pada Visual Basic yang semuanya membentuk sebuah instruksi yang valid yang

dikenali compiler Visual Basic. Aturan pembuatan program yang harus digunakan

disebut dengan istilah sintaks (Syntax).

1)Variabel

Dalam melakukan pemrograman kita akan selalu memerlukan tempat

penyimpanan data, misalnya untuk menampung data hasil perhitungan,

menampung hasil data pembacaan register, atau lainnya. Tempat

penyimpanan itu merupakan pointer yang menunjuk pada alamat memori

fisik tertentu pada komputer.

a) Tipe Data dan Deklarasi Variabel

Seperti pada bahasa pemrograman lainnya, dalam penggunaan

variabel harus mempunyai nama dan tipe data tertentu. Nama variabel

menunjuk pada suatu tempat dalam memori komputer, sedangkan tipe data

mengontrol besarnya memori yang disediakan untuk variabel tersebut.

Pada tabel di bawah menunjukkan tipe data pada visual basic beserta

ukuran byte dan range tipe data tersebut.

Tabel 2.8. Tipe Variabel pada Visual Basic

Tipe Data Jumlah Jangkauan


Byte

50
Byte 1 byte 0 sampai dengan 255
Boolean 2 byte true atau false
Integer 2 byte -32768 s/d 32767
Long 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Single 4 byte -3.402.823E38 s/d -1.401298E45 (-)
1.401298E45 s/d 3.402.823E38 (+)

Double 8 byte -1.79769313486232E308 s/d


4.94065645841247E324

Desimal 14 byte (+/-)79.228.162.514.264.337.593.543.950.335

Date 8 byte 1 januari 100 s/d 31 Desember 9999

Objek 4 byte Mengacu pada object tertentu

String(Var) 10 byte 0 sampai lebih kurang 2 milyar

String(Fix) Jml String 1 sampai dengan lebih kurang 65.400

Varian(Num 16 byte Sembarang angka sampai jangkauan double

Varian(Char 22 byte Sama dengan jangkauan variable string

Selain tipe data di atas, programer dapat membuat tipe data baru

dengan mengambil salah satu atau beberapa tipe standar yang telah

tersedia. Sarana ini sangat bermanfaat apabila programer menangani

sekelompok data yang menyatu, tetapi terbagi ke dalam beberapa kategori

data yang berbeda. Kita dapat membuat tipe data buatan menggunakan

pernyataan Type.

51
Sintaksnya adalah sebagai berikut:

Type NamaTipe

NamaVariabel as Tipe Variabel

End Type

Deklarasi variabel pada suatu form standard, atau class module dari

suatu prosedur membuat variabel tersebut berlaku untuk semua prosedur

dalam modul tersebut. Sedangkan deklarasi variabel dengan menggunakan

keywords Public membuatnya berlaku pada keseluruhan program aplikasi.

Deklarasi suatu variabel lokal dengan menggunakan keyword static akan

menyimpan nialinya ketika suatu prosedur berakhir.

Ada dua cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel yaitu

Deklarasi Explicit dan Deklarasi Implisit. Deklarasi explicit menggunakan

pernyataan DIM diikuti dengan nama dan tipe datanya. Cara ini juga

dapat mencegah kesalahan pengetikan nama variabel dan Visual Basic

akan memberikan peringatan jika menemukan nama yang tidak

dideklarasikan terlebih dahulu sebagai suatu variabel. Pernyataan Option

Explicit hanya bekerja permodul, sehingga harus diletakkan pada bagian

deklarasi pada setiap form dan class module. Sedangkan deklarasi implisit

menggunakan simbol di belakang nama variabel yang mempresentasikan

tipe data.

Berikut ini adalah contoh pendeklarasian Variabel Explicit :

52
Dim Nama As String

Dim Nama As Interger

Tabel 2.9 Deklarasi Implisit

Tipe Data Simbol Karakter Contoh Pemakaian

Interger % Angka%=100

Long & Angka&=214748364

Single ! Angka!=21474864700

Double # Konstanta _Pi#=3.1415926535

Currency @ Saldo@=1000.50

String $ Nama$=Rachel

b) Konstanta

Konstanta adalah sebuah variabel namun nilai yang dikandungnya

tetap. Dengan konstanta, kode program yang dibuat akan lebih muda

dibaca dan dapat mencegah penulisan yang salah pada kode program.

Konstanta harus dideklarasikan lebih dalu menggunakan pernyataan

Const, lalu diikuti nama konstanta dan tipe datanya. Berikut ini adalah

contoh pendeklarasian konstanta.

Const Konstanta_Pi as Interger = 3.1415926535

Const Salam As String = Selamat malam

53
Selain konstanta yang dapat kita buat sendiri, Visual Basic telah

menyediakan konstanta-konstanta siap pakai yang dalam penamaannya

diawali dengan karakter vb, contoh vbRed yang merupakan konstanta

untuk warna merah.

c) Array

Dengan array kita dapat menggunakan sekumpulan variabel

dengan nama tipe data yang sama. Untuk mengakses variabel tertentu

dalam array tersebut programer harus menggunakan indeks. Data yang

disimpan dalam sebuah array disebut elemen. Cara pendeklarasian array

adalah seperti pendeklarasian variabel, hanya saja kita mengikutkan

jumlah elemennya. Contoh berikut adalah cara pendeklarasian array

dengan nama Buffer yang terdiri dari 2048 elemen data dengan tipe data

Byte.

Dim Buffer (2047) As Byte

Penggunaanya harus dengan indeks. Berikut adalah contoh mengisi

elemen ke-1 dan elemen ke-2 dengan bilangan 10.

Buffer (0) = 10

Buffer (1) = 10

54
Untuk membacanya kembali harus menggunakan indeks di mana

elemen tersebut disimpan. Contoh berikut adalah membaca nilai elemen

ke-1 dari array Buffer.

Dim Data As Byte

Data = Buffer (0)

Karena itu, isi variabel data adalah 10 sesuai dengan isi elemen

ke-1 dari array Buffer.

d) Konvensi Penamaan Dalam Visual Basic

Ketika menulis kode Visual Basic, kita harus mendeklarasikan

banyak elemen seperti sub dan function procedure, variabels, konstanta

dan lain-lain. Pendeklarasian elemen tersebut pada Visual Basic harus

mengikuti petunjuk yaitu, dimulai dengan suatu huruf, tidak mengandung

titik atau spesial karakter, tidak lebih dari 255 huruf, nama dari kontrol,

forms, classes dan module tidak lebih dari 40 karakter dan tidak dapat

sama dengan keywords yang tercadang. Kata yang tercadang adalah kata

yang digunakan Visual Basic sebagai bahasanya, seperti if , loop dan

sebagainya.

2) Kontrol Program

Dengan kontrol program, kita akan mengendalikan alur eksekusi

program dan menentukan keputusan apa yang harus dikerjakan oleh program

55
pada kondisi tertentu meliputi kontrol pertimbangan kondisi dan keputusan,

kontrol pengulangan serta kontrol penyaluran alternatif.

a) If.Then

Dengan kontrol program ini dapat dicoba suatu kondisi tertentu dan

kemudian menentukan suatu tindakan jika kondisi tersebut memenuhi

syarat. Sintak penulisannya sebagai berikut:

If <syarat kondisi> Then <pernyataan>

Bisa juga, jika menggunakan multiple-line, sebagai berikut:

If <syarat kondisi> Then <pernyataan>

<Pernyataan pertama>

<pernyataan ke-n>

End If

Berikut adalah contoh penggunaannya.

If Angka = 0 Then

Label1.Caption = Ini adalah angka 0

End If

Pernyataan program di atas akan mendeteksi nilai dari variabel

angka. Jika nilainya nol, maka properti Caption Label1 akan diisi dengan

tulisan Ini adalah angka 0.

56
b) If.Then.Else

Pernyataan ini hampir sama dengan pernyataan If.Then, yaitu

digunakan untuk mencoba suatu kondisi tertentu. Hanya saja jika suatu

kondisi tidak dipenuhi, maka alur program akan mengeksekusi pernyataan

yang lain. Berikut ini adalah sintak penggunaannya.

If <syarat kondisi> Then

<blok pernyataan pertama>

ElseIf <Syarat kondisi n> Then

<blok pernyataan ke-n>

Else

<blok pernyataan>

End If

Jika kondisi I tidak terpenuhi, Visual Basic akan mencoba kondisi

II dan seterusnya sampai menemukan kondisi yang terpenuhi. Jika Visual

Basic menemukan kondisi yang memenuhi, maka Visual Basic akan

mengerjakan blok pernyataannya. Jika Visual Basic tidak menemukan

kondisi yang memenuhi, maka pernyataan Else yang akan dieksekusi.

c) Select.Case

Penyataan ini akan mengeksekusi satu blok pernyataan dari beberapa

pilihan blok pernyataan. Sintak Penulisannya sebagai berikut:

57
Select Case <kondisi yang diuji>

Case <syarat kondisi1>

<blok pernyataan pertama>

Case Else

<blok pernyataan ke-n>

End Select

Berikut adalah contoh penggunaannya.

Select Case Angka

Case 0

Label1.Caption = Ini adalah angka 0

Case 1

Label2.Caption = Ini adalah angka 1

Case Else

Label1.Caption = Ini bukan angka 0 maupun angka 1

End Select

d) Do.Loop

Perintah Do.Loop digunakan untuk perulangan blok pernyataan sampai

dipenuhinya syarat kondisi yang ditetapkan. Sintak penulisannya adalah

sebagai berikut.

58
Do
<blok pernyataan>
Loop Until <syarat kondisi>

Berikut adalah contoh penggunaannya.

Private Sub Form_Active ( )


Angka% = 0
Do
Print Do.Loop & Angka%
Angka% + 1
Loop Until Angka% > 10
End Sub

e) For.Next

Pernyataan For.Next bisa menentukan nilai awal dan akhir perulangan

serta nilai kenaikannya. Sintak penggunaanya adalah sebagai berikut:

For <nama_variabel> = <nilai_awal> To <nilai akhir> [Step


<nilai_kenaikan>]
<blok pernyataan>
Next [<nama_variabel>]

Argumen nilai_awal, nilai_akhir, dan nilai_kenaikan harus tipe data

numerik. Berikut adalah contoh penggunaannya.

Private Sub Form_Activate ( )


Print For_Next dengan Step 1
For Angka% = 0 To %
Print For.Next & Angka%
Next Angka%
Print

59
Print For_Next dengan Step-2
For Angka% = 10 To 1 Step 2
Print For.Next & Angka%
Next Angka%
End Sub

f) GoTo

Perintah GoTo digunakan untuk melakukan percabangan ke suatu

baris label tersebut. Dengan perintah GoTo, program dapat langsung

melompat ke baris tertentu sehingga kode-kode program yang dilewatinya

tidak akan dieksekusi. Biasanya perintah GoTo digunakan bersama dengan

perintah On Error untuk menangani kesalahan, yaitu untuk

memerintahkan program melompat ke baris tertentu jika ditemui suatu

kesalahan. Error dapat terjadi karena kesalahan logika program kita,

kesalahan perhitungan (misal pembagian dengan nol), kesalahan yang

disebabkan oleh hardware, maupun kesalahan lainnya. Penanganan error

dalam pemrograman adalah sangat penting karena error dapat

menyebabkan program berhenti dan menyebabkan komputer menjadi

hang. Sintak penulisannya sebagai berikut.

On Error GoTo <nama_label>


<blok pernyataan>
<nama_label>:

60
g) Exit

Digunakan untuk keluar secara langsung dari program For.Next,

Do.Loop, Sub Prosedure, atau Function Procedure. Sintaknya sebagai

berikut:

Exit Do, digunakan untuk keluar dari blok program Do.Loop.


Exit Sub, digunakan untuk keluar dari Sub Procedure.
Exit Function, digunakan untuk keluar dari Function Prosedure

Contoh penggunaan Exit Do, yaitu mencacah angka dari 0 sampai 10.

Pada program ini looping akan terus berjalan, tetapi jika kondisi Angka

%>10 dipenuhi, maka perintah Exit Do akan dijalankan yang berarti keluar

dari looping.

Private Sub Form_Activate ( )


Angka% = 0
Do
Print Do.Loop & Angka%
Angka% = Angka% + 1
If Angka% > 10 Then Exit Do
Loop
End Sub

3) Procedure

Memecah program menjadi blok-blok komponen yang lebih kecil

disebut Procedure. Prosedur sangat berguna ketika programer sering

menggunakan berulang-ulang tugas yang sama atau bermaksud

membagikannya pada program yang lain. Dengan Prosedur, programer akan

61
lebih mudah men-debug program karena dapat melakukan pengujian per

prosedur daripada pengujian seluruh program.

a) Sub Procedure

Sub Procedure adalah blok kode yang dijalankan sebagai

tanggapan atas terbentuknya event, baik event itu merupakan event

pemanggilan dari prosedur lain maupun event yang terjadi dari pemakai

program, misal event penekanan tombol kiri mouse. Sintak penulisan Sub

Procedure adalah sebagai berikut:

[Private/Public/Static] Sub <nama_prosedur> (argumen)


<blok pernyataan>
End Sub

Setiap kali prosedur dipanggil, pernyataan yang ada diantara Sub

dan End Sub akan dijalankan. Argumen untuk sebuah prosedur adalah

mirip dengan deklarasi variabel, yaitu pemakaian suatu nilai yang

melewati pemanggilan prosedur. Berikut contoh pemakaiannya.

Private Sub Tebak_Angka (Angka As interger)


Select Case Angka
Case Is > 10
Print Angka > 10
Case Is < 10
Print Angka < 10
Case Else
Print Angka = 10
End Select
End Sub

62
Untuk memanggilnya programer dapat menuliskan nama prosedur

tersebut disertai argumennya dengan tipe data yang harus sama. Setiap kali

prosedur ini dipanggil, prosedur ini akan menentukan angka apa yang

dilewatkan pada argumen dan akan mencetaknya pada form. Berikut

adalah contoh pemanggilan prosedur tersebut melalui prosedur event, yaitu

prosedur Commad1_Click.

Private Sub Command1_Click ( )


Input_angka% = InputBox(Masukan angka sembarang , Masukan
Angka
Tebak-Angka input_angka%
End Sub

Command1_Click juga merupakan Sub Procedure yang tanpa

argumen. Prosedur akan dipanggil jika pemakai program menekan tombol

kiri mouse pada objek Command1. Prosedur semacam ini disebut Event

Procedure.

b) Function Procedure

Function Procedure hampir sama dengan Sub Procedure, tetapi

Function Procedure ini akan mengembalikan nilai tertentu setelah

pemanggilannya. Sintak penulisannya adalah sebagai berikut.

[Private/Public/Static] Function <nama_prosedur> (argumen)[As tipe


data]
<blok pernyataan>
End Sub

Berikut adalah contoh penggunaanya.

63
Private Function Tebak_Angka (Angka As interger)As String
Select Case Angka
Case Is > 10
Print Angka > 10
Case Is < 10
Print Angka < 10
Case Else
Print Angka = 10
End Select
End Function

Cara kerja fungsi Tebak_Angka ini adalah menentukan nilai angka

yang dilewatkan pada argumen. Akan tetapi, fungsi tebak angka ini

langsung mengembalikan karakter string yang bisa dilewatkan sebagai

argumen pada fungsi atau prosedur yang lain. Berikut adalah contoh

pemanggilan fungsi Tebak Angka sehingga jelas perbedaannya dengan

prosedur Tebak Angka.

Private Sub Command1_Click ( )


Input_angka% = InputBox(Masukan angka sembarang ,
Masukan Angka)
Print Tebak_Angka (input_angka%)
Label1.Caption = Tebak_Angka (input_angka%)
End Sub

Pada contoh pemanggilan di atas dapat dilihat, karena fungsi

Tebak_Angka adalah mengembalikan nilai karakter string, maka nilai ini

dapat langsung dilewatkan pada fungsi Print maupun sebagai nilai properti

Caption objek Label1. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan

Sub Procedure.

64
c) Operator Pada Visual Basic

Salah satu hal yang harus dipahami oleh programmer adalah tata

urutan operasi dari masing-masing operator, sehingga mampu membuat

ekspresi yang akan menghasilkan nilai benar, tabel dibawah menunjukkan

operator dan urutan operasi dari atas kebawah sesuai dengan urutan

pengoperasian menurut fungsi aritmatika.

Tabel 2.10 Operator pada Visual Basic

Aritmatika Komparasi Logika

Pangkat (^) Sama (=) Not


Negatif (-) Tidak Sama (<>) And
Kali, Bagi (*,/) Kurang dari (<) Or
Pembagian Bulat (\) Lebih dari (>) Xor
Sisa Bagi (Mod) Kurang dari atau sama (<=) EgV
Tambah,Kurang (+,-) Lebih dari atau sama (>=) Imp

(1) Operator Aritmatika

Operator aritmatika digunakan untuk melakukan operasi

perhitungan matematik. Jika suatu ekspresi mempunyai operator lebih dari

satu kategori, maka operator arimatika akan dievaluasi lebih dulu

dilanjutkan dengan operator perbandingan dan yang terakhir operator

logika. Operator aritmatik dimulai dari hirarki paling tinggi ke paling

rendah seperti yang ditunjukan pada tabel. Contohnya , suatu ekspresi 5 +

4 * 3 / 2 ^ 2 pada visual basic akan menghasilkan 8.

65
(2) Operator Kompresi (Perbandingan)

Operator perbandingan digunakan untuk membandingkan suatu ekspresi

dengan ekspresi yang lain yang menghasilkan nilai boolean (False atau

True). Sintak penggunaanya adalah sebagai berikut.

result = <ekspresi1> operator_perbandingan


<ekspresi2>
result = <objek1> Is <objek2>
result =<string> Like <pattern>
(3) Operator Logika

Operator logika digunakan untuk mengekspresikan satu atau lebih ekspresi

logika yang akan menghasilkan nilai boolean. Berikut contoh

penggunaannya.

Nilai = 2>1 And 2>1

Hasil dari ekspresi di atas akan mengembalikan variabel nilai True

karena 2>1 adalah bernilai logika True dan operator And diketahui bahwa

True dan True akan menghasilkan nilai True.

66
B. Kerangka Berpikir

Keamanan dan keselamatan penerbangan merupakan faktor yang penting

dan utama dalam penyelenggaraan pelayanan penerbangan, sehingga

penyelenggaraannya dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh

pemerintah dalam satu kesatuan sistem pelayanan keamanan dan keselamatan

penerbangan2. Untuk dapat menciptakan keamanan dan keselamatan penerbangan

tersebut maka sangat diperlukan peralatan komunikasi, navigasi, dan pengamatan

penerbangan seperti VHF A/G, VHF-ER, NDB, VOR, ILS, DME, RADAR, dan

lain sebagainya.

Non Directional Beacon (NDB) merupakan suatu alat navigasi

penerbangan yang berfungsi sebagai rambu udara penunjuk arah baik menentukan

jalur maupun lokasi dari stasiun NDB tersebut3. NDB memiliki fungsi yang sama

dengan DVOR, bedanya terletak pada frekuensi kerjanya. NDB bekerja pada low

frequency, sedangkan DVOR bekerja pada high frequency. Hal ini menyebabkan

pancaran NDB lebih jauh dari pada pancaran DVOR.

Untuk melakukan pengamatan rangkaian NDB, baik teknisi maupun para

mahasiswa/taruna saat ini masih menggunakan buku manual yang telah

disediakan oleh pabrik NDB tersebut. Hal ini masih belum efisien karena

pengamat hanya melihat gambar dari rangkaian tanpa tahu cara kerja dari

2 SKEP Dirjen hubud no.SKEP/113/VI/2002, Kriteria Penempatan


Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan, Jakarta, Ditjen hubud,
2002

3 Navigasi, http://hubud.dephub.go.id/?id/page/detail/104

67
komponen. Jika ingin melihat masukan/keluaran dari rangkaian pengamat harus

melakukannya dengan menggunakan alat ukur berupa oscilloscope atau AVO

meter yang menghabiskan waktu dan tenaga bagi pengamat. Oleh karena itu

diperlukan satu software simulasi rangkaian yang bisa membantu pengamat dalam

mempelajari dan mengamati rangkaian dengan lebih efisien, serta memiliki

informasi mengenai komponen dan cara kerja rangkaian yang akan sangat

berguna untuk mahasiswa/taruna yang masih baru mempelajari rangkaian NDB

tersebut.

68

Anda mungkin juga menyukai