Anda di halaman 1dari 75

STUDI TENTANG KESENSITIFAN SPEKTROFOTOMETER

SERAPAN ATOM (SSA) TEKNIK VAPOUR HYDRIDE


GENERATION ACCESSORIES (VHGA) DIBANDINGKAN
DENGAN SSA NYALA PADA ANALISA UNSUR ARSEN (As)
YANG TERDAPAT DALAM AIR MINUM

TESIS

Oleh

BOBY CAHYADY
077006004/KM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Judul Tesis : STUDI TENTANG KESENSITIFAN
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
(SSA) TEKNIK VAPOUR HYDRIDE
GENERATION ACCESSORIES (VHGA)
DIBANDINGKAN DENGAN SSA NYALA
PADA ANALISA UNSUR ARSEN (As) YANG
TERDAPAT DALAM AIR MINUM
Nama Mahasiswa : Boby Cahyady
Nomor Pokok : 077006004
Program Studi : Kimia

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc.) (Dr. Tini Sembiring, MS.)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Basuki Wirjosentono, MS, PhD) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa,B.MSc)

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Tanggal lulus : 03 Juli 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 03 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc
Anggota : 1. Dr. Tini Sembiring, M.Sc

2. Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D

3. Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc

4. Dr. Pina Barus, M.S

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK

Teknik vapour hydride generation accessories (VHGA) merupakan teknik


yang digabungkan pada spektrofotometer serapan atom (SSA) nyala untuk
menganalisa beberapa logam yang mudah menguap sehingga mampu mendeteksi
hingga ke satuan g/L (ppb).
Telah dilakukan penelitian berupa studi kesensitifan SSA teknik VHGA
dibandingkan dengan SSA nyala biasa pada analisa unsur arsen (As) serta analisis
kadar logam As pada pengolahan air minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Sampel
yang di analisis dari 2 titik pengambilan sampel yaitu: air reservoir instalasi
pengolahan air (IPA) Sunggal dan air reservoir sumur bor booster Simalingkar serta
dimonitor selama tiga bulan mulai bulan Maret sampai Mei 2009.
Hasil Pembacaan Absorbansi Menunjukan kenaikan hingga 10.429,8 kali lipat
menggunakan SSA Nyala teknik VHGA dan hasil monitoring analisis kadar logam
arsen dalam air di reservoir IPA Sunggal pada bulan Maret , April dan Mei 2009
adalah: 8,8018 ppb; 9,3429 ppb; 9,0337 ppb, dan pada reservoir booster Simalingkar
adalah: 8,8459 ppb ; 8,9895 ppb dan 8,5699 ppb.
SSA Nyala teknik VHGA sesuai digunakan untuk analisa arsen dan hasil yang
diperoleh, ternyata kadar arsen pada air dari reservoir IPA Sunggal dan reservoir
sumur bor booster Simalingkar memenuhi syarat kesehatan sesuai KEPMENKES RI
No 907 / MENKES / VII / 2002 tentang Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum
.

Kata Kunci : Absorbansi, Arsen, Spektrofotometer Serapan Atom

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRACT

Vapour hydride generation accessories (VHGA) is equipment that is combine


to atomic absorption spectroscopy(AAS) in analysis metal so that the instrument can
achieve sensitivity to g/L (ppb).
The Investigation of AAS technics VHGA versus flame AAS on analysis As
and assayed As on water sample of PDAM Tirtanadi has been conducted. Sampling
point on storage water treatment plant (WTP) Sunggal storage and deep well booster
Simalingkar storage that is monitored for three month from March until may 2009.
The yield of absorbance using AAS technic VHGA view increment up to
10.429,8 fold. As contents on WTP Sunggal storage was 8,8018 ppb; 9,3429 ppb;
9,0337 ppb alternately and the contents on deep well booster Simalingkar storage
was 8,8459 ppb ; 8,9895 ppb ; 8,5699 ppb alternately
The result of analysis absorption using SSA technics VHGA appropriate to As.
As contents on water of WTP Sunggal storage and deep well booster Simalingkar
storage accomplishing requirement in favor KEPMENKES RI No 907 / MENKES /
VII / 2002.

Keywords : Absorbance, Arsenic, Atomic Absorption Spectroscopy

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas

segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga tesis ini

dapat diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof.Chairuddin, P.

Lubis, DMT&H, Sp.A(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk menyelesaikan program magister, Direktur sekolah Pascasarjana,

Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc. Dan ketua Program Studi Kimia, Bapak

Prof. Basuki Wirjosentono, MS, PhD. Atas kesempatan yang telah diberikan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zul Alfian, M.Sc. Selaku dosen pembimbing utama dan

Ibu Dr. Tini Sembiring, M.Sc. Selaku anggota komisi pembimbing yang setiap

saat dengan penuh perhatian dan selalu menyediakan waktu untuk memberikan

bimbingan, saran dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2. Ayahanda Hasan Basri; Zulkarnaen Usman , Ibunda Faridah; Zubaidah

Arsyad dan Wakanda H. Mukhtar Hady serta Saudara/Saudari Kak Novi, Bang

Hendri, Ina, Zhili atas doa serta dukungannya baik moril maupun materil.

3. Istri tercinta Zunaira Imataya, SE yang penuh kesabaran, merapikan

hamparan buku dimana-mana, dan terus memberi doanya. Kepadamu abang

mohon maaf dan terima kasih atas pengertian serta kesetiaannya mendampingi

dan ananda Assyifa Balqis Zahira yang merupakan semangat dan motivator bagi

penulis selama mengikuti program Pascasarjana.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Sekolah Pascasarjana jurusan kimia yang

telah memberikan ilmu dan motivasi bagi penulis.

5. Teman-teman mahasiswa angkatan 2007 Sekolah Pascasarjana Program Studi

Kimia yang telah banyak memberikan bantuan moril dan dorongan kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari pihak pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Akhirnya

penulis berharap bahwa tesisi ini dapat bermanfaat bagi penelitian dan kemajuan ilmu

pengetahuan. Amin.

Medan, Juli 2009

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Boby Cahyady

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Boby Cahyady

Tempat dan Tanggal Lahir : Tanjungpinang, 27 Pebruari 1978

Alamat Rumah : Jl. Sawit III No. 12, P. Simalingkar, Medan

Telepon/ HP : 081376439761

Instansi Tempat Kerja : FMIPA USU

Alamat Kantor : Jl. Bioteknologi No.1 P. Bulan, Medan

Telepon : (061) 8211050, 82144290

DATA PENDIDIKAN

SD : SD Negeri 009 Tanjungpinang Tamat : 1990

SMP : SMP Negeri 4 Tanjungpinang Tamat : 1993

SMA : SMA Negeri 1 Tanjungpinang Tamat : 1996


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Diploma 3 : Kimia Analis USU Medan Tamat : 1999

Strata-1 : Kimia USU Medan Tamat : 2005

Strata-2 : Kimia USU Medan Tamat : 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Permasalahan ...................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

1.5. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

1.6. Lokasi Penelitian ............................................................................... 4

1.7. Metodologi Penelitian ......................................................................... 5


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1. Air ..................................................................................................... 6

2.2. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi ............................. 6

2.2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................... 6

2.2.2. Air Baku .................................................................................... 7

2.2.2.1. Mata air.......................................................................... 7

2.2.2.2. Air permukaan ............................................................... 8

2.2.2.2.1. Sungai Belawan ............................................ 8

2.2.2.2.2. Sungai Deli ................................................... 8

2.2.2.2.3. Sungai Belumai ............................................. 9

2.2.2.3. Air tanah dalam ................................................................ 9

2.2.3. Sistem Transmisi........................................................................ 10

2.2.4. Sistem Distribusi ........................................................................ 10

2.3. Toksisitas Logam yang Berbahaya ....................................................... 10

2.4. Arsen (As) ........................................................................................... 11

2.4.1. Faktor yang Mempengaruhi Toksisitas .................................... 14

2.5. Spektrofotometri Serapan Atom .......................................................... 14

2.5.1. Prinsip Dasar Analisa Spektrofotometri Serapan Atom............. 15

2.5.2. Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom ................................ 17

2.5.2.1. Sumber radiasi.................................................................. 17

2.5.2.2. Nyala................................................................................ 17
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2.5.2.3. Sistem pembakar pengabut (nebulizer) .......................... 18

2.5.2.4. Monokromator ................................................................. 18

2.5.2.5. Detektor ........................................................................... 18

2.5.2.6. Read out ........................................................................... 19


2.5.3. Spektrofotometri Serapan Atom dengan Teknik Vapour Hydride

Generation Accessories (VHGA) .............................................. 19

2.5.3.1. Atomisasi ................................................................... 19

2.5.3.2. Prinsip operasional ..................................................... 21

2.5.4. Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)............. 22

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 24

3.1. Alat dan Bahan .................................................................................. 24

3.1.1. Alat Alat yang Digunakan ................................................... 24

3.1.2. Bahan Bahan yang Digunakan ............................................. 24

3.2. Cara Pengambilan Sampel ................................................................. 25

3.3. Prosedur Penelitian ............................................................................ 25

3.3.1. Penyediaan Larutan Pereaksi (SNI 01-4866-1998) ................... 25

3.3.1.1. Pembuatan larutan natrium borohidrida .................... 25

3.3.1.2. Pembuatan larutan HCl 8M ....................................... 26

3.3.1.3. Pembuatan larutan kalium iodida 20% ..................... 26

3.3.1.4. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 100 mg/L ... 26

3.3.1.5. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 10 mg/L .... 26

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
3.3.1.6. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 1 mg/L ...... 26

3.3.1.7. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 100 g/L ... 26

3.3.1.8. Pembuatan larutan kerja logam arsen,

As 0, 5, 10, 15, 20, 30 mg/L ....................................... 27

3.3.1.9.Pembuatan larutan kerja logam arsen,

As 0, 5, 10, 15, 20, 30 g/L ...................................... 27

3.3.2. Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji dengan Asam Nitrat

(HNO3 ) pekat (SNI 01-3554-2006) ......................................... 27

3.3.2.1. Persiapan contoh uji / preparasi sampel dengan

larutan HNO3 pekat (SNI 01-3554-2006) ............... 27

3.3.3. Prosedur Kerja dan Pembuatan Kurva Kalibrasi (SNI 01-4866-

1998) .................................................................................... 28

3.4. Bagan Penelitian ................................................................................. 29

3.4.1. Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji Arsen (SNI 01-3554-

2006) ..................................................................................... 29

3.4.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Arsen (As) Menggunakan SSA

Nyala (SNI 01-4866-1998) ..................................................... 30

3.4.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Arsen (As) dan Pengukuran

Kadar Arsen (As) pada Sampel Menggunakan SSA Nyala

Teknik VHGA (SNI 01-4866-1998) ........................................ 31


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 32

4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 32

4.2. Pengolahan Data .................................................................................. 34

4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dan Koefesien Korelasi

untuk SSA Nyala ...................................................................... 34

4.2.1.1. Penurunan persamaan garis regresi.............................. 35

4.2.1.2. Perhitungan koefisien kerelasi .................................... 37

4.2.1.3. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi

(LOQ) metode nyala .................................................. 37

4.2.2. Penurunan Persamaan Garis Regresi dan Koefesien Korelasi

untuk SSA Nyala dengan Teknik VHGA ............................... 39

4.2.2.1. Penurunan persamaan garis regresi ............................. 40

4.2.2.2. Perhitungan koefisien kerelasi ..................................... 41

4.2.2.3. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi

(LOQ) metode VHGA ................................................ 41

4.2.3. Penentuan Kenaikan Nilai Absorbansi ................................... 42

4.2.4. Penentuan Kadar Unsur As pada Air Minum PDAM Tirtanadi

dengan SSA Nyala Teknik VHGA ......................................... 43

4.3. Pembahasan ....................................................................................... 44

4.3.1. Analisis Absorbansi SSA Nyala Teknik VHGA Versus

SSA Nyala pada Unsur Arsen ................................................ 44

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
4.3.2. Kandungan Arsen pada PDAM Tirtanadi ................................. 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48

5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 48

5.2. Saran ................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49

DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Halaman

4.1. Parameter Pengukuran untuk Logam Arsen ( As ) ............... 32

4.2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar As


dengan Menggunakan SSA Nyala ....................................... 33

4.3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar As


dengan Menggunakan SSA Nyala Teknik VHGA................ 33

4.4. Data Hasil Pengukuran Kadar Arsen dalam Sampel Air


PDAM Tirtanadi Menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom dengan Teknik VHGA ............................................... 34

4.5. Data Hasil Penurunan Garis Regresi Arsen dengan Metode


Least Square ........................................................................ 35

4.6. Data Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi


(LOQ) Metode Nyala ......................................................... 38

4.7. Data Hasil Penurunan Garis Regresi Arsen dengan Metode


Least Square ........................................................................ 39

4.8. Data Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
(LOQ) Metode VHGA ....................................................... 41

4.9. Nilai Absorbansi SSA Nyala dan SSA Nyala Teknik VHGA 42

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Ilustrasi proses yang terjadi ketika larutan ion logam dibakar
pada tungku nyala .................................................................. 16

2.2. Sistematis ringkas dari alat SSA............................................. 16

2.3. Sistematis ringkas dari alat VHGA ........................................ 22

4.1. Grafik kurva kalibrasi larutan standar arsen menggunakan


SSA nyala dan SSA nyala teknik VHGA .............................. 33
4.2. Lapisan arseno-pyrite pada sumur bor .................................... 45

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

A. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 907 / MENKES


/ SK / VII / 2002 TANGGAL : 29 Juli 2002. DAFTAR
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM ................... 52

B. Data Hasil Perhitungan Kadar Unsur As dalam Air PDAM


Tirtanadi .............................................................................. 54

C. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Arsen ( As ) pada


Sampel Air Reservoir IPA Sunggal...................................... 55

D. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Arsen (As) pada


Sampel Air Reservoir Sumur Bor Booster Simalingkar........ 56

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pencemaran logam berat terhadap lingkungan dan kesehatan merupakan suatu

proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia.

Suatu proses produksi dalam industri yang memerlukan suhu tinggi, seperti

pertambangan batu bara, pemurnian minyak, pembangkit tenaga listrik dengan energi

minyak, dan pengecoran logam, banyak mengeluarkan limbah pencemaran terutama

pada logam-logam yang relatif mudah menguap dan larut dalam bentuk air (bentuk

ion), seperti arsen (As), Kadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan merkuri (Hg)

(Darmono, 1995).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Arsen masuk ke suplai air dari cadangan alam di bawah tanah atau dari

pertanian serta industri. Arsen beracun jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Namun,

jumlah yang kecil pun bisa menyebabkan kanker, masalah kulit, serta gangguan detak

jantung.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan

Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara di mana sumber air baku PDAM

Tirtanadi untuk daerah pelayanan kota Medan dan sekitarnya berasal dari mata air, air

permukaan, dan air tanah dalam. PDAM Tirtanadi sebagai pengelola sistem

penyediaan air bersih telah memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur bor pada

kedalaman rata-rata 200 m dengan kapasitas 10 20 liter/detik (Anonim, 2006).

Hasil studi yang dirilis jurnal Nature Geoscience pada 11 Juli 2008 yang

berjudul Predicting groundwater arsenic contamination in Southeast Asia

from surface parameter menyatakan 100.000 km persegi wilayah pesisir timur

Sumatera berisiko tinggi terkontaminasi arsen. Penelitian tersebut menggunakan

model digital yang menganalisis fitur-fitur geologis serta zat-zat kimia tanah di Asia

Timur, tolak ukur yang digunakan para peneliti untuk menyatakan tingkat risiko arsen

adalah standar World Health Organization (WHO), yakni 0,01 miligram arsen per

liter air minum. Arsen, khususnya dalam air minum, merupakan ancaman global bagi

kesehatan ( Berg, dkk. 2008).

Untuk mengetahui tingkat kandungan logam maka instrumen untuk

mengukur logam merupakan peralatan yang utama. Kebanyakan logam diukur


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
dengan menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang dapat

mendeteksi hingga mencapai satuan ppm. Tetapi khusus untuk logam-logam mudah

menguap (mempunyai titik didih yang yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

kebanyakan logam) seperti logam arsen, merkuri, timah, dan bismut; jika dianalisa

dengan SSA hasilnya kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena logam-logam ini

sangat mudah menguap sehingga yang terdeteksi hanya 10% dari konsentrasi sampel

yang sebenarnya, sedangkan 90% lagi dari konsentrasi sampel tersebut terkondensasi

bersama sisa buangan (Christian , 1980).

Untuk meningkatkan sensitivitas dan batas deteksi analisis kuantitatif unsur-

unsur logam dengan menggunakan alat SSA khususnya logam yang mudah menguap,

Holak (1969) mengembangkan suatu metode Vapour Hydride Generation

Accessories (VHGA) yang pada dasarnya merupakan metode modifikasi dari metode

SSA. Kemudian Pierce dan Brown (1976) serta Robbins dan Caruso (1979)

mengembangkan metode VHGA pada analisis kuantitatif unsur logam As dan Se (Zul

Alfian, 1999). Pengembangan selanjutnya metode VHGA telah dapat menganalisa

logam-logam tertentu yaitu arsen (As), selenium (Se), Germanium (Ge), timah (Sn),

antimony (Sb), telurium (Te), plumbum (Pb) dan bismuth (Bi) (Lajunen, 1992).

Pada penelitian sebelumnya yang diteliti berkaitan masalah peningkatan

sensitifitas yang diperoleh dari modifikasi VHGA dalam analisa Unsur Kadmium,

Plumbum, Bismut, Arsen dan Raksa oleh Zul Alfian (1987), namun karena

sensitifitas tergantung akan kondisi dan spesifikasi dari instrumen maka penulis
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
tertarik untuk melakukan penelitian akan kesensitifan SSA nyala Teknik VHGA

yang terdapat pada laboratorium kimia FMIPA USU dibandingkan dengan SSA nyala

biasa dan menguji kandungan kadar arsen (As) pada air PDAM Tirtanadi

menggunakan SSA teknik VHGA.

1.2. Permasalahan

Analisa kadar arsen dengan metode SSA nyala dapat mendeteksi hinggga

kadar 1 mg/L (ppm) sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

907 tahun 2002 menetapkan kadar arsen maksimal 10 g/L (ppb) maka diperlukan

suatu alat aksesoris tambahan yaitu VHGA ke alat SSA nyala yang dapat mendeteksi

hingga ke satuan g/L (ppb) sehingga sejauh mana perbedaan kesensitifan antara

SSA nyala dibanding SSA nyala yang ditambah VHGA dan apakah kadar arsen pada

air minum PDAM Tirtanadi masih memenuhi standar .

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui kesensitifitasan deteksi SSA tipe nyala yang digabungkan

dengan VHGA sehingga dapat mengukur kadar arsen hingga satuan ppb dan

mengetahui kadar arsen pada air PDAM Tirtanadi

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi karakteristik

analisis logam arsen menggunakan SSA nyala teknik VHGA dan Sebagai informasi

kepada masyarakat mengenai kadar arsen pada air PDAM Tirtanadi


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
1.5. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada:

Insrument SSA tipe nyala merek Shimazu seri 6300 dan VHGA merek

Shimazu model HVG-1.

Dalam penelitian ini hanya diteliti logam berat arsen larutan standar dan

kadar arsen pada air reservoir instalasi pengolahan air (IPA) Sunggal dan air reservoir

sumur bor booster Simalingkar PDAM Tirtanadi

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-USU.

1.7. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Seri larutan standar

dibuat dari pengenceran larutan baku baku arsen 1000 ppm yang dianalisa dengan

SSA nyala pada kondisi optimum lalu dibandingkan SSA nyala teknik VHGA.

Sampel air PDAM diatur pHnya antara 2 sampai 5, lalu di uji dengan SSA

nyala teknik VHGA.

Analisis data yang diperoleh diolah secara statistik dengan metode regresi

linier.

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air menutupi sekitar 70% permukaan Bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta

Km3 (Angel dan Wolseley, 1992). Air Terdapat dalam berbagai bentuk misalnya uap

air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, dan

gunung es (glacier) Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan

atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu

( Effendi, H., 2003).


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2.2. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi

2.2.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan

Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman

pemerintahan Belanda pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV.

Waterleiding Maatschappij Ayer Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri

Belanda. Meskipun telah melalui zaman penjajahan Belanda dan Jepang, dan

selanjutnya memasuki masa kemerdekaan Republik Indonesia, Perusahaan masih

mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan. Status dan

nama perusahaan telah berganti-ganti dan berdasarkan peraturan Pemerintah Propinsi

Daerah Tingkat I Sumatera Utara No: 11 tahun 1979 yang berpedoman kepada

Undang-undang No: 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Perda

No: 11 tahun 1979 ini disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No:

25 tahun 1985, dan selanjutnya disempurnakan dengan Perda No: 6 tahun 1991,

dilakukan perubahan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara yang mengatur

bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi selain mengelola air bersih juga

mengelola air limbah.

2.2.2. Air Baku

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Sumber air baku PDAM Tirtanadi untuk daerah pelayanan 1 (kota Medan dan

sekitarnya) berasal dari 3 jenis sumber air baku, yaitu mata air, air permukaan, dan air

tanah dalam.

2.2.2.1. Mata air

Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari IPA

Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut :

1. Lau Kaban/Puang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan kapasitas

283 lt/det.

2. Lau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan kapasitas

204 lt/detik.

3. Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas.

2.2.2.2. Air permukaan

Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air

bersih di pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari Sungai Belawan,

Sungai Deli dan Sungai Belumai.

2.2.2.2.1. Sungai Belawan

Air sungai Belawan merupakan air baku untuk IPA Sunggal yang terletak di

Kecamatan Sunggal. Berdasarkan studi MUDP II, sungai Belawan mempunyai

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
catchment area 200 km2 dan debit aliran minimum 8,6 m3/detik. Bila mengacu pada

hasil studi tersebut, , maka penyadapan air sungai sebesar 1.5 1.7 m3/detik dapat

dilakukan secara baik, namun pernah terjadi kapasitas penyadapan harus diturunkan

bahkan dihentikan karena debit air Sungai Belawan tidak mencukupi, walaupun

dalam 1 tahun hanya terjadi selama beberapa jam. Hal tersebut menunjukkan adanya

penurunan kuantitas yang drastis dari Sungai Belawan yang kemungkinan dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi di hulu sungai.

2.2.2.2.2. Sungai Deli

Air sungai Deli merupakan air baku untuk IPA Deli yang terletak dikecamatan

Deli Tua. Sungai Deli yang mengalir melalui tengah kota Medan adalah merupakan

gabungan beberapa anak sungai dan dan bermuara di Selat Malaka. Catchment area

sungai Deli adalah seluas 160 km2 . Saat ini debit yang disadap untuk IPA Deli Tua

antara 1,5-1,8 m3/detik dan berdasarkan informasi lapangan yang ada, diperkirakan

kapasitas pengambilan air baku dari sungai ini sudah tidak bisa ditingkatkan lagi.

2.2.2.2.3. Sungai Belumai

Memiliki catchment area di Limau Manis (IPA BOT) seluas 244 km2.

Berdasarkan studi yang ada, semula air sungai ini yang akan dimanfatkan sebagai

sumber air baku untuk penyediaan air bersih di daerah pelayanan 1 (kota Medan dan

sekitarnya) adalah 3m3/detik. Namun dari peninjauan lapangan serta informasi dari

PDAM Tirtanadi Medan, maka saat ini debit air baku yang mungkin bisa

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
dimanfaatkan dari sungai ini hanya 1 m3/detik., dan ini sudah dimanfaatkan untuk

IPA Belumai 1 dan 2. Ini menunjukkan adanya penurunan kuantitas air sungai

Belumai.

2.2.2.3. Air tanah dalam

Air tanah dalam diwilayah kota Medan dan sekitarnya pada umumnya

memiliki kadar Fe dan Mn yang tinggi, sehingga bila air tanah dalam ini akan

dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih kota

Medan dan sekitarnya, perlu dilengkapi instalasi pengolahan air untuk menurunkan

kadar Fe. PDAM Tirtanadi sebagai pengelola sistem penyediaan air bersih telah

memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur bor pada kedalaman rata-rata 200 m

dengan kapasitas 10 20 liter/detik.

2.2.3. Sistem Transmisi

Pipa transmisi di daerah pelayanan 1(Kota Medan dan sekitarnya) adalah

untuk mengalirkan air dari reservoir produksi IPA ke reservoir distribusi/reservoir

booster. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya penyadapan dari pipa tranmisi ke

jaringan pipa distribusi, sehingga air mengalir langsung ke konsumen dan pengaliran

air ke reservoir distribusi menjadi berkurang dan reservoir tidak pernah penuh. Hal ini

mengakibatkan tidak dapat melayani kebutuhan air pada jam puncak.

2.2.4. Sistem Distribusi

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan dan

sekitarnya) dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan secara

pemompaan, baik langsung dari reservoir produksi maupun melalui reservoir

distribusi/booster, kecuali pendistribusian air dari IPA Sibolangit yang terletak pada

elevasi + 400 m diatas permukaan laut, dilakukan secara gravitasi (Anonim, 2006).

2.3. Toksisitas Logam yang Berbahaya

Diantara beberapa jenis logam yang telah ditemukan ternyata hanya beberapa

logam yang sangat berbahaya dalam jumlah kecil yang dapat menyebebkan

keracunan fatal. Menurut Gossel dan Bricker (1984), ada 5 logam yang berbahaya

pada manusia yaitu Arsen (As), Kadmium (Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan besi

(Fe).

Logam bersifat toksik karena logam tersebut terikat dengan ligan dari struktur

biologi. Sebagian besar logam menduduki ikatan tersebut dalam beberapa jenis enzim

dalam tubuh. Ikatan tersebut mengakibatkan tidak dapat aktifnya enzim yang

bersangkutan, hal inilah penyebab utama dari toksisitas logam tersebut. Tetapi agak

sulit mengidentifikasikan enzim mana yang menjadi taget dari ikatan logam tersebut.

Biasanya logam tertentu terikat dalam daerah ikatan yang spesifik untuk setiap logam

dan hal ini dapat dilihat dari gejala dan tanda-tanda dari gangguan yang timbul. Pada

keracunan dosis yang lebih besar, jaringan lain mungkin akan terganggu juga karena

logam menduduki ikatan pada jenis enzim yang lebih banyak (Darmono, 2001).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2.4. Arsen (As)

Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami dengan nomor

atom 33, berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan , yaitu kuning

kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi logam, dan mudah patah. As

terdapat di alam . Biasanya, bersama dengan unsur lain , yaitu oksigen (O), Klor (Cl),

sulfur (S), Karbon (C), hidrogen (H), timbal (Pb), besi (Fe), dan emas (Au), Berbagai

senyawa As ditemukan. Berbagai senyawa As ditemukan dialam biasanya bersama

unsur lain, antara lain perak (Ag), Kobalt(Co), nikel (Ni), besi (Fe), antimoni , atau

sulfur(S).

As jarang ditemukan dalam bentuk unsur karena As biasanya membentuk

berbagai macam senyawa kompleks, bisa berupa trivalen (AS3+) atau pentavalen

(AS5+), yang terdapat secara luas di alam. Pada umumnya AS3+ berupa As-anorganik,

yaitu senyawa As trioksida, sodium arsenit dan arsen triklorida. Sementara As5+

anorganik antara lain asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen di dalam tubuh

mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman, bergabung dengan hidrogen (H), atau

karbon (C) membentuk asam organik.

Arsen (As) secara kimiawi memiliki karakteristik serupa fosfor (P). Apabila

dipanaskan, As akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik (As2O3) yang berbau

seperti bawang putih. Arsen banyak digunakan di Persia sejak zaman kuno untuk

membunuh seseorang dengan gejala keracunan yang sulit dijelaskan, As2O3 adalah

racun yang umum digunakan sejak zaman Romawi hingga abad pertengahan,
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
sedangkan As2O3 berwarna putih dan tidak berasa sehingga sulit dideteksi bila

diberikan sedikit-demi sedikit dalam jangka panjang.

Arsen dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit (FeAsS),

lollingit (FeAs2), smaltit (CoAs2), nikoloit (NiAs), tennantit (Cu8As3S7), enargit

(Cu3AsS4), prousit (Ag3AsS), realgar (As4S3) dan orpimen (As2S3). Demi keperluan

industri mineral, arsen dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi

menjadi bentuk padat.

As berasal dari kerak bumi yang bisa dilepaskan ke udara sebagai hasil

sampingan dari aktifitas peleburan bijih batuan. As dalam tanah berupa bijih, yaitu

arsenopirit (FeAsS) atau orpimen (As2S3), yang pada akhirnya bisa mencemari air.

Arsen merupakan unsur kerak bumi yang berjumlah besar, yaitu menempati urutan ke

dua puluh dari unsur kerak bumi , sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari

air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar As seperti yang terjadi

Bangladesh, India, dan China. Semua batuan mengandung As 1-5 ppm. Konsentrasi

yang lebih tinggi dimemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan

batuan biasanya mengandung As sebesar 0,1 40 ppm dengan rata-rata 5 - 6 ppm. As

adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, tetapi

lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang berbentuk kation, As di alam

berbentuk anion, seperti H2AsO4 dan H2AsO3 . As tidak rusak oleh lingkungan hanya

berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan atau awan. Beberapa

senyawa As tidak bisa larut diperairan dan akhirnya mengendap di sedimen. Banyak
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
negara di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, dan Tibet, yang diduga memiliki

lingkungan geologis yang serupa dan kondusif menghasilkan air tanah yang

mengandung As dalam kadar tinggi.

Kegiatan manusia yang mampu melepaskan As menuju tanah, air dan udara

antara lain:

1. Pelepasan As ke tanah; 95 % As yang dibebaskan ke tanah berasal dari

kegiatan industri. Misalnya, penggunaan pestisida, limbah disposal dan

limbah lumpur industri.

2. Pelepasan As ke udara; setengah As yang ada di udara (atau 8.500 ton

As/tahun) berasal dari abu hasil letusan gunung berapi, asap kebekaran hutan,

serta dari berbagai kegiatan industri, antara lain pertanian khususnya pestisida,

serta industri peralatan listrik.

3. Pelepasan As ke air; sebagian besar As dibebaskan ke air melalui proses alami

saat perubahan cuaca serta kegiatan industri, pencucian tanah dan aktifitas

penduduk urban

2.4.1. Faktor yang Mempengaruhi Toksisitas

Toksisitas As dipengaruhi oleh bentuk senyawa As. Unsur As sebenarnya

tidak bersifat toksik. As organik seperti metil arsenik, dimetil arsenik, dan trimetil-

arsenik, merupakan senyawa yang lebih toksik dibandingkan unsur As. Sebagian

besar As di dalam makanan berbentuk As+5 yang kurang toksik dibandingkan bentuk
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
As lainnya. Namun As+5 mudah berubah menjadi As+3 dan berubah menjadi metil

arsenik yang bersifat lebih toksik pada mahluk hidup. As anorganik paling toksik

dibandingkan As organik (Widowati dkk, 2008)

2.5. Spektrofotometri Serapan Atom

Peristiwa serapan atom pertama sekali diamati Fraunhofer, ketika menelaah

garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip

serapan atom pada bidang analisis adalah seorang australia bernama Alan Walsh di

tahun 1955. Sebelumnnya ahli kimia banmyak tergantung pada cara-cara

spektrografik. Beberapa cara ini sulit dan memakan waktu. Kemudian digantingan

dengan Spekroskopi Serapan Atom (SSA). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat

pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai bebrapa kelebihan dibandingkan

dengan metode Spektroskopi emisi konvensional, pada metode konvensional emisi

tergantung pada sumber eksitasi, bila eksitasi dilakukan secara termal maka ia akan

tergantung pada temperatur sumber. Selain itu eksitasi termal tidak selalu spesifik ,

dan eksitasi secara serentak terjadi pada berbagai spesies dalam suatu campuran.

Sedangkan dengan nyala, eksitasi unsur-unsur dengan tingkat energi eksitasi yang

rendah dapat dimungkinkan, tentu saja perbandingan banyaknya atom yang

tereksitasi terhadap atom yang berada pada tingkat dasar harus cukup besar, karena

metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan ini dan tidak bergantung

pada temperatur. Metode serapan sangatlah spesifik, logam-logam yang membentuk

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
campuran komplek dapat dianalisa dan selain itu tidak selalu diperlukan sumber

energi yang besar (Khopkar, 1990).

2.5.1. Prinsip Dasar Analisa Spektrofotometri Serapan Atom

Prinsip penentuan metode ini didasarkan pada penyerapan energi radiasi oleh

atom-atom netral pada keadaan dasar, dengan panjang gelombang tertentu yang

menyebabkan tereksitasinya dalam berbagai tingkat energi. Keadaan eksitasi ini tidak

stabil dan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi

eksitasinnya dalam bentuk radiasi. Sumber radiasi tersebut dikenal sebagai lampu

katoda berongga

Gambar 2.1. Ilustrasi proses yang terjadi ketika larutan ion logam dibakar pada
tungku nyala (Kenkel, 2003)

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom

A B C D E F

Gambar 2.2. Sistematis ringkas dari alat SSA

A : lampu katoda berongga

B : chopper

C : tungku

D : monokromator

E : detector

F : meter bacaan nilai absorbansi

(haris, 1978)

2.5.2 Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom

2.5.2.1 Sumber radiasi

Suatu sumber radiasi yang digunakan harus memancarkan spektrum atom

dari unsur yang ditentukan. Spektrum atom yang dipancarkan harus terdiri dari garis

tajam yang mempunyai setengah lebar yang sama dengan garis serapan yang

dibutuhkan oleh atom atom dalam contoh. Sumber sinar yang lazim dipakai adalah

lampu katoda berongga (hallow chatode lamp). Untuk penetapan apa saja yang

diminta, lampu katoda berongga yang digunakan mempunyai sebuah katoda

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
pemancar yang terbuat dari unsur yang sama yang akan dipelajari dalam nyala ini

(Bassett dkk, 1994).

2.5.2.2 Nyala

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan

menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Untuk spektroskopi

nyala suatu persyaratan yang penting adalah bahwa nyala yang dipakai hendaknya

menghasilkan temperatur lebih dari 2000K. Konsentrasi atom atom dalam bentuk

gas dalam nyala, baik dalam keadaan dasar maupun keadaan tereksitasi, dipengaruhi

oleh komposisi nyala.

Komposisi nyala asitilen udara sangat baik digunakan untuk lebih dari

tiga puluh unsur sedangkan komposisi nyala propana udara disukai untuk logam

yang mudah diubah menjadi uap atomik. Untuk logam seperti aluminium (Al) dan

titanium (Ti) yang membentuk oksida refraktori temperatur tinggi dari nyala asitilen-

NO sangat perlu, dan sensitivitas dijumpai bila nyala kaya akan asitilen (Basset

dkk,1994).

2.5.2.3 Sistem pembakar pengabut (nebulizer)

Tujuan sistem pembakar pengabut adalah untuk mengubah larutan uji

menjadi atom atom dalam bentuk gas. Fungsi pengabut adalah menghasilkan kabut

atau aerosol larutan uji. Larutan yang akan dikabutkan ditarik ke dalam pipa kapiler

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
oleh aksi semprotan udara yang ditiupkan melalui ujung kapiler, diperlukan aliran gas

bertekanan tinggi untuk menghasilkan aerosol yang halus (Basset dkk,1994).

2.5.2.4 Monokromator

Dalam spektroskopi serapan atom fungsi monokromator adalah untuk

memisahkan garis resonansi dari semua garis yang tak diserap yang dipancarkan oleh

sumber radiasi. Dalam kebanyakan instrument komersial digunakan kisi difraksi

karena sebaran yang dilakukan oleh kisi seragam daripada yang dilakukan oleh

prisma dan akibatnya instruimen kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi

sepanjang jangka panjang gelombang yang lebih besar (Braun, R.D., 1982).

2.5.2.5 Detektor

Detektor pada spektrofotometer absorpsi serapan atom berfungsi

mengubah intensitas radiasi yang datang menjadi arus listrik. Pada spektrofotometer

serapan atom yang umum dipakai sebagai detektor adalah tabung penggandaan foton

(PMT = Photo Multiplier Tube Detector) (Mulja, 1997).

2.5.2.6 Read out

Read out merupakan system pencatatan hasil. Hasil pembacaan dapat

berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi

atau intensitas emisi (Braun, R.D, 1982).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2.5.3. Spektrofotometri Serapan Atom dengan Teknik Vapour Hydride

Generation Accessories (VHGA)

2.5.3.1. Atomisasi

Batas deteksi SSA untuk beberapa logam misalnya As dan Se hanya sekitar

1g mL-1 dan tidak mampu menentukan untuk tingkat yang lebih rendah. Ada

beberapa zat pereduksi dan sumber atom hidrogen telah diteliti untuk mereduksi

logam menjadi hidridanya. Ada dua reaksi untuk metode ini. Teknik yang pertama

sekali digunakan adalah sistem logam-asam.

Dimana dengan mereaksikan Zn dan HCl (p)

Zn(s) + 2 HCl Zn Cl2(aq) + 2H+ Mm+ EH (g) + H


n 2

M adalah Analit dan m bisa sama dengan n atau tidak. ( sebagai contoh, AsIII dan Asv

keduanya direduksi menjadi AsH3)

Reaksi logam-asam ini memiliki kekurangan dimana metode ini hanya bisa

digunakan untuk analisis As dan Se (Kadang-kadang untuk unsur Bi dan Te) dan

waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan reaksi yang sempurna dapat mencapai

kira-kira 10 menit. Sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh

hasilnya dan juga reaksi ini sukar dioptimasikan sehingga kurang sesuai untuk

digunakan. Untuk itulah Frenandez (1983), Purce dan Brown (1989) menggunakan

suatu pereaksi baru dan lebih efektif untuk membentuk hidrida yaitu natrium

borohidrida (NaBH4) dan HCl (p) untuk menggantikan logam Zn.


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
NaBH4 +H2O + HCl H3BO3 + NaCl + 8H Em
+ EHn + H2

Unsur As, Bi, Ge, Pb, Sb, Se, Te dan Sn dapat direduksi membentuk hidrida

menggunakan natrium Borohidrida sebagai bahan pereduksi. Dengan menggunakan

pereaksi ini, waktu yang diperlukan cukup singkat untuk membentuk hidrida dan

mudah diatomisasikan juga dapat digunakan dalam analisis multi elemen (Zul Alfian,

1999).

Teknik generasi hidrida ini dapat dilakukan dengan 3 tahap. Pertama, larutan

sampel direaksikan dengan zat pereduksi setelah ditambahkan asam untuk

menghasilkan uap hidrida dari analit. Kedua, hidrida dikeluarkan dari bejana generasi

menggunakan arus atau gas inert (biasanya Argon atau Nitrogen) ke dalam tabung

atomisasi atau sumber eksitasi. Ketiga, hidrida diubah menjadi gas atom logam

dimana kemudian dianalisa dengan SSA

Reaksi yang Terjadi Selama Analisa Arsen Dengan Metode Hidrida

AsO3+ + 2I- + 6H+ As3+ + I2 + 3H2O

2BH4- + 2H+ B2H6 + 2H2

As3+ + 3H2 AsH3 + 3H+

2AsH3 2As0 + 3H2


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Keuntungan dari teknik generasi hidrida ini adalah analit dapat dipisahkan

dari matriks sampel, dimana akan mengurangi potensial interferensi. Batas deteksi

yang dihasilkan dapat mencapai hingga ng/mL atau dibawahnya karena semua analit

dalam 1 hingga 50 ml sampel akan dialirkan ke dalam atomizer dalam beberapa detik

(Dedina dan Tsalev, 1995).

2.5.3.2. Prinsip operasional

Sampel, HCl dan NaBH4 dialirkan oleh pompa ke manifold agar bercampur

dan diteruskan ke coil (lingkaran) untuk membentuk hidrida. Campuran reaksi

mengandung hidrida, hidrogen, uap air dan sisa reagent dibawa oleh gas pembawa ke

tempat pemisah antara gas dan cair. Didalam tempat pemisah, fase gas dipisahkan

dari cairan dan dikirim ke sel absorpsi oleh gas pembawa, sementara sisa cairan

dibuang. Sel Absorpsi dipanaskan oleh nyala udara-asetilen untuk mempirolisa

hidrida. Hal tersebut dapat mengatomisasikan unsur target untuk dianalisa

menggunakan SSA (Shimazu, 2008).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.3. Sistematis ringkas dari alat VHGA

2.5.4. Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Gangguan secara luas dapat dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu

gangguan spektral dan gangguan kimia.

Gangguan spektral disebabkan karena terjadi tumpang tindih absorbsi antara

spesies pengganggu dengan spesies yang diukur, ini terjadi karena dua garis letaknya

berdekatan seperti vanadium 308,211 dan aluminium 308,215 nm. Karena sempitnya

garis emisi pada sumber hallow cathode maka gangguan garis spektral atom jarang

terjadi. Adanya hasil pembakaran pada nyala dapat menyebabkan gangguan spektral.

Gangguan spektral ini dapat diamati dengan menggunakan blanko yang mengandung

zat hasil pembakaran tersebut. Adanya gangguan spektral dapat dikoreksi dengan

mudah pada suatu model berkas tunggal. Adanya peristiwa absorpsi (yang bukan

resonansi atom) dan penghamburan juga akan menghasilkan kesalahan positif dalam

pembacaan absorbansi. Koreksi latar belakang biasanya juga dilakukan dengan dua

metode pilihan yaitu koreksi sumber kontinyu dan metode efek Zeeman

(Basset dkk,1994).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Gangguan kimia lebih umum dijumpai dari pada gangguan spektral.

Gangguan kimia dapat berupa pembentukan senyawa volatilitas rendah, dan

kesetimbangan disosiasi ionik dalam nyala. Biasanya anion membentuk senyawa

dengan volatilitas rendah dan menurunkan laju atomisasi, misalnya ion pospat atau

sulfat dapat mereduksi atomisasi kalsium. Kation juga dapat menimbulkan gangguan

semacam ini, misalnya Al sebagai pengotor dapat mereduksi kecepatan atomisasi Mg.

Pembentukan senyawa yang stabil menyebabkan tidak sempurnanya disosiasi zat

yang akan dianalisa bila ditaruh dalam nyala, atau pembentukan itu mungkin timbul

dari pembentukan senywa-senyawa tahan api dalam nyala, yang tidak dapat

berdisosiasi menjadi atom-atom penyusunnya. Gangguan tersebut dapat dieliminasi

dengan meningkatkan temperatur nyala, pemakaian reagensia pelepas dan ekstraksi

analit unsur-unsur pengganggu.

Disamping efek pembentukan senyawa dan pengionan, juga perlu

dipertimbangkan efek-efek matriks. Ini terutama faktor fisik yang akan

mempengaruhi banyak contoh yang mencapai nyala, dan terutama dihubungkan

dengan faktor seperti viskositas, rapatan, tegangan permukaan, dan keatsirian pelarut

yang digunakan untuk membuat larutan uji (Khopkar, 1990).

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat Alat yang Digunakan

1. Spektrofotometer Serapan Atom ( SSA ) Shimadzu AA-6300

2. Hydride Vapor Generator Shimadzu HVG-1

3. Lampu hollow katoda Arsen (As) Hammatsu Photonic

4. Alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium Pyrex

5. Hot plate PMC 502

6. pH meter WTW 330i

3.1.2. Bahan Bahan yang Digunakan

1. Air suling

2. HNO3 (p) p.a. (E. Merck)

3. HCl (p) p.a. (E. Merck)

4. NaBH4 p.a. (E. Merck)

5. Larutan standar arsen 1000 ppm (As) p.a. (E. Merck)

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
6. Gas asetilen

7. Gas Argon

8. Kertas saring

3.2. Cara Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini sebagai populasinya adalah air reservoir instalasi

pengolahan air (IPA) Sunggal dan air reservoir sumur bor booster Simalingkar

PDAM Tirtanadi. Pengambilan sampel memakai teknik simple random sampling

( pengambilan sampel secara acak sederhana ). Pada metode ini anggota anggota

sampel dipilih langsung dari seluruh populasi dengan tidak membagi dahulu populasi

menurut kelompok kelompok karena dianggap memiliki peluang yang sama untuk

terpilih. Jadi dengan cara ini dianggap populasi tersebut sebagai satu kelompok besar,

dimana sampel tersebut diambil untuk mewakili populasinya

Sebelum sampel air diambil, jerigen dibilas dahulu dengan air yang akan

diambil sampelnya, selanjutnya masing masing jeringen yang telah dibilas dengan

masing masing sampel lalu diteteskan larutan asam nitrat (HNO3) pekat.

Pengambilan sampel air dilakukan pengulangan 3 kali dan dilaksanakan pengulangan

yang sama sebanyak 3 kali dengan interval waktu satu bulan.

3.3. Prosedur Penelitian

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
3.3.1. Penyediaan Larutan Pereaksi (SNI 01-4866-1998)

3.3.1.1. Pembuatan larutan natrium borohidrida

Sebanyak 3 g NaOH dan 3 g NaBH4 dilarutkan dengan aquades dalam labu

takar 500 mL hingga garis tanda.

3.3.1.2. Pembuatan larutan HCl 8M


Sebanyak 66 ml HCl 37% diencerkan dengan akuades dalam labu takar 100

mL hingga garis tanda.

3.3.1.3. Pembuatan larutan kalium iodida 20%

Sebanyak 20 g KI diencerkan dengan akuades dalam labu takar 100 mL

hingga garis tanda.

3.3.1.4. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 100 mg/L

a. Pipet 10 mL larutan induk logam arsen, As 1000 mg/L ke dalam labu

ukur 100 mL.

b. Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

3.3.1.5. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 10 mg/L

a. Pipet 10 mL larutan standar logam arsen, As 100 mg/L ke dalam labu

ukur 100 mL.

b. Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

3.3.1.6. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 1 mg/L

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
a. Pipet 10 mL larutan standar logam arsen, As 10 mg/L ke dalam labu

ukur 100 mL.

b. Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

3.3.1.7. Pembuatan larutan baku logam arsen, As 100 g/L

a. Pipet 10 mL larutan standar logam arsen, As 1 mg/L ke dalam labu ukur

100 mL.

b. Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

3.3.1.8. Pembuatan larutan kerja logam arsen, As 0, 5, 10, 15, 20, 30 mg/L

a. Pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL; dan 30 mL larutan baku

arsen, As 100 mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

b. Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh

konsentrasi logam arsen 0 mg/L; 5 mg/L; 10 mg/L; 15 mg/L; 20 mg/L

dan 30 mg/L.

3.3.1.9. Pembuatan larutan kerja logam arsen, As 0, 5, 10, 15, 20, 30 g/L

a. Pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL; dan 30 mL larutan baku arsen,

As 100 g/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

b. Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh

konsentrasi logam arsen 0 g/L; 5 g/L; 10 g/L; 15 g/L; 20 g/L dan

30 g/L.

3.3.2. Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji dengan Asam Nitrat (HNO3 ) pekat

(SNI 01-3554-2006)
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Contoh uji tidak dapat segera dianalisa, maka contoh uji diawetkan dengan

penambahan asam nitrat (HNO3 ) pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu simpan

maksimal 6 bulan.

3.3.2.1. Persiapan contoh uji / preparasi sampel dengan larutan HNO3 pekat

(SNI 01-3554-2006)

a. Saring larutan contoh 50 ml sampai 100 ml menggunakan saringan

membran 0,45 m

b. Asamkan contoh sampai pH < 2 dengan HNO3 p.a.

c. Bila terjadi endapan, pipet 100 ml contoh ke dalam gelas piala 150 ml

tambahkan 5 ml HNO3 p.a. dan batu didih kemudian uapkan diatas

penangas listrik sampai larutan jernih dan volumenya kira-kira 10 ml

hingga 20 ml

d. Pindahkan contoh ke dalam labu ukur 100 ml, dinginkan dan tambahkan

air bebas logam yang mengandung HNO3 (1,5 ml/l) sampai tanda garis

e. Contoh siap diuji

3.3.3. Prosedur Kerja dan Pembuatan Kurva Kalibrasi (SNI 01-4866-1998)

a. Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat

b. Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang

gelombang 193,7 nm

c. Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi

d. Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan.


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
e. Hasil data secara otomatis akan diperoleh

3.4. Bagan Penelitian

3.4.1. Persiapan dan Pengawetan Contoh Uji Arsen (SNI 01-3554-2006)

Sampel air

Ditambah HNO3 (p) hingga pH < 2

Awetan sampel

Diambil 100 ml sampel

Ditambah 5 ml HNO3(p)

Dipanaskan hingga hampir kering

Ditambahkan air suling

Dimasukan ke labu ukur 100 ml dengan cara


disaring hingga tanda tera

Sampel air mengandung As (III) dan As (V)


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Diambil 25 ml sampel

Ditambah 2 ml HCl 8 M dan 0,1 ml KI 20%

Didiamkan 2 menit
3.4.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Arsen (As) Menggunakan SSA Nyala
(SNI 01-4866-1998)

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Larutan standar arsen 1000 mg/L

dipipet 10 ml larutan standar arsen 1000 mg/L

ditambahkan akuadest sampai 100 ml

Larutan standar arsen 100 mg/L

dipipet 0, 5,10, 15, 20, 30 ml larutan standar


arsen 100 mg/L

ditambahkan akuadest sampai 100 ml

Larutan standar arsen konsentrasi

0, 5, 10, 15, 20, 30 mg/L

Diatur keasaman hingga pH 2 -5

Diukur absorbansi larutan standar dengan SSA


nyala pada panjang gelombang 193,7 nm

Buat kurva kalibrasi

Hasil

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
3.4.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Arsen (As) dan Pengukuran Kadar
Arsen (As) pada Sampel Menggunakan SSA Nyala Teknik VHGA
(SNI 01-4866-1998)

Larutan standar arsen 10 mg/L

dipipet 10 ml larutan standar arsen 10 mg/L

ditambahkan akuadest sampai 100 ml

Larutan standar arsen 1 mg/L

dipipet 10 ml larutan standar arsen 1 mg/L

ditambahkan akuadest sampai 100 ml

Larutan standar arsen 100 g/L

dipipet 0, 5,10, 15, 20, 30 ml larutan standar arsen 100 g/L

ditambahkan akuadest sampai 100 ml

Larutan standar arsen konsentrasi

0, 5, 10, 15, 20, 30 g/L

Diatur keasaman hingga pH 2 -5

Diukur absorbansi dengan SSA nyala yang


dikombinasikan dengan VHGA pada panjang
gelombang 193,7 nm

Buat kurva kalibrasi

Pengukuran absorbansi sampel


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009. Hasil
USU Repository 2009
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar As dan absorbansi As

dalam sampel air PDAM dengan menggunakan SSA nyala teknik VHGA dapat

dilihat dalam table dibawah ini :

Tabel 4.1. Parameter Pengukuran untuk Logam Arsen ( As )

No Parameter Spesifikasi metode Spesifikasi metode


nyala VHGA

1. Panjang gelombang 193,7 nm 193,7 nm

2. Tipe nyala Asetilen / Udara Asetilen / Udara

3. Kecepatan aliran gas asetilen 2,0 L/menit 2,0 L/menit

4. Kecepatan aliran udara 15,0 L/menit 15,0 L/menit

5. Lebar celah 0,7 nm 0,7 nm

6. Lampu katoda 12,0 mA 12,0 mA

7. Ketinggian tungku 15 mm 16 mm

8. Gas pembawa _ Argon

9. Tekanan gas argon (MPa) _ 0,32

10. Kecepatan gas argon _ 70


(ml/menit)

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar As dengan
Menggunakan SSA Nyala

Larutan Nilai Absorbansi

Standar (mg/L) A1 A2 A3 A rata-rata


0,00 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
5,00 0,0047 0,0051 0,0050 0,0049 0,0002
10,00 0,0090 0,0087 0,0091 0,0089 0,0002
15,00 0,0135 0,0134 0,0136 0,0135 0,0001
20,00 0,0174 0,0179 0,0178 0,0177 0,0002
30,00 0,0278 0,0273 0,0277 0,0276 0,0002

Tabel 4.3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar As dengan


Menggunakan SSA Nyala Teknik VHGA

Larutan Nilai Absorbansi

Standar (g/L) A1 A2 A3 A rata-rata


0,00 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
5,00 0,0500 0,0505 0,0504 0,0503 0,0003
10,00 0,0992 0,0987 0,0991 0,0990 0,0003
15,00 0,1486 0,1491 0,1490 0,1489 0,0003
20,00 0,1866 0,1868 0,1867 0,1867 0,0002
30,00 0,2725 0,2721 0,2724 0,2723 0,0002

Menggunakan SSA
Nyala Teknik VHGA

Menggunakan SSA Nyala

Gambar 4.1. Grafik kurva kalibrasi larutan standar arsen menggunakan SSA nyala
Boby Cahyady : dan
Studi SSA nyala
Tentang teknik VHGA
Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Kadar Arsen dalam Sampel Air PDAM
Tirtanadi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom dengan
Teknik VHGA

Sampel Absorbansi
Waktu
Rata-rata Rata-rata Rata-rata A
Kode Pengambilan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 (Rata Rata)
Sampel Bulan ke
I 0,0850 0,0854 0,0851 0,0852 0,0002
A II 0,0903 0,0900 0,0902 0,0901 0,0002
III 0,0870 0,0874 0,0875 0,0873 0,0002
I 0,0852 0,0855 0,0859 0,0856 0,0003
B II 0,0873 0,0864 0,0870 0,0869 0,0004
III 0,0838 0,0829 0,0826 0,0831 0,0007

Keterangan :

Kode A : Sampel Air IPA Sunggal

Kode B : Sampel Air Sumur Bor Boster Simalingkar

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dan Koefesien Korelasi untuk


SSA Nyala

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar As yang diplotkan terhadap


konsentrasi larutan seri standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa
garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan
dengan metode Least Square dan dapat dilihat pada table 4.5

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.5 Data Hasil Penurunan Garis Regresi Arsen dengan Metode Least
Square
Yi
Xi
No ( Xi - X ) ( Xi - X )2 ( Yi - Y) ( Yi - Y )2 ( Xi - X )( Yi - Y)
(mg/L)
(A)

1 0 0,0000 -13,3333 177,7778 -0,0121 0,000146 0,161333333

2 5 0,0049 -8,3333 69,44444 -0,0072 0,000052 0,059999760

3 10 0,0089 -3,3333 11,11111 -0,0032 0,000010 0,010666667

4 15 0,0135 1,6667 2,777778 0,0014 0,000002 0,002333333

5 20 0,0177 6,6667 44,44444 0,0056 0,000031 0,037333333

6 30 0,0276 16,6667 277,7778 0,0155 0,000240 0,258333333

80 0,0726 0,0000 583,3333 0,0000 0,0004821 0,530000000

Dimana harga X rata rata aadalah :

Xi 80
X= = = 13,333
n 6

harga Y rata rata adalah :

Yi 0,0726
Y= = = 0,0121
n 6

4.2.1.1. Penurunan persamaan garis regresi

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
garis: Y = aX + b

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Dimana : a = slope

b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least-

Square sebagai berikut:

a=
{( Xi X )(Yi Y )}
( Xi X ) 2

0,530000
=
583,3333
= 0,000909

Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,000909

Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut

Y = aX + b atau

b = Y aX, harga X dan Y adalah harga rata rata.

b = 0,0121 0,000909 (13,333)

b = 0,0121 0,012119

b = -0,00009

Sehingga diperoleh harga intersep (b) = -0,00009


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah:

Y =0,000909X - 0,00009

4.2.1.2. Perhitungan koefisien kerelasi

Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut:

r =
{( Xi X ) (Yi Y )}
{ ( Xi X ) }{ (Yi Y ) }
2 2

0,530000
=
(583,3333)(0,0004821)
0,530000
=
0,28122498
0,530000
=
0,530306
= 0,9994

Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar As dengan SSA nyala adalah

(r) = 0,9994

4.2.1.3. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) metode

nyala

Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi

linier dari kurva kalibrasi. Persamaan garis regresi yang linier dari arsen:

Y = aX + b

Y =0.000909X - 0,0009

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.6 Data Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Metode Nyala

Konsentrasi Absorbansi
No. (ppm) (Y) Yi Y Yi (Y Yi)2
(X)
1 0 0 0.0000 0.0000 0.00000000

2 5 0.0049 0.0045 0.0004 0.00000016

3 10 0.0089 0.0091 -0.0002 0.00000004

4 15 0.0135 0.0136 -0.0001 0.00000001

5 20 0.0177 0.0182 -0.0005 0.00000025

6 30 0.0276 0.0272 0.0004 0.00000016

jumlah 0.00000062

berdasarkan tabel 4.6, maka nilai LOD dan LOQ dihitung secara statistik dengan

rumus sebagai berikut

SD =
(Y Yi) 2

=
0.00000062
= 0.0003937
n-2 6-2

3 xSD 3 x0,0003937
LOD = = = 1.2993 ppm
slope 0.000909

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
10 xSD 10 x0.0003937
LOQ = = = 4.3311 ppm
slope 0.000909

4.2.2. Penurunan Persamaan Garis Regresi dan Koefesien Korelasi Untuk SSA

Nyala dengan Teknik VHGA

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar As yang diplotkan terhadap

konsentrasi larutan seri standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis

linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan

metode Least Square dan dapat dilihat pada table 4.7

Tabel 4.7 Data Hasil Penurunan Garis Regresi Arsen dengan Metode Least
Square
Yi
Xi
No ( Xi - X ) ( Xi - X )2 ( Yi - Y ) ( Yi - Y )2 ( Xi - X ) ( Yi - Y)
(mg/L) (A)

1 0,0000 0,0000 -13,3333 177,7778 -0,1262 0,015926 1,682666667

2 5,0000 0,0503 -8,3333 69,44444 -0,0759 0,005761 0,632500000

3 10,0000 0,0990 -3,3333 11,11111 -0,0272 0,000740 0,090666667

4 15,0000 0,1489 1,6667 2,777778 0,0227 0,000515 0,037833333

5 20,0000 0,1867 6,6667 44,44444 0,0605 0,003660 0,403333333

6 30,0000 0,2723 16,6667 277,7778 0,1461 0,021345 2,435000000

80,0000 0,7572 0,0000 583,3333 0,0000 0,0479478 5,282000000

Dimana harga X rata rata adalah :

Xi 80
X= = = 13,333
n 6
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
harga Y rata rata adalah :

Yi 0,7572
Y= = = 0,1262
n 6

4.2.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
garis: Y = aX + b

Dimana : a = slope

b = intersept

a =
{( Xi X )(Yi Y )}
( Xi X ) 2

= 0,009055

Sehingga diperoleh harga slope (a) = 0,009055

Harga intersep (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut

Y = aX + b atau

b = Y aX, harga X dan Y adalah harga rata rata.

b = 0,1262 0,009055 (13,333)

b = 0,1262 0,120703

b = 0,0055

Sehingga diperoleh harga intersep (b) = 0,0055


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah:

Y = 0,009055X + 0,0055

4.2.2.2. Perhitungan koefisien korelasi

Koefisien korelasi (r) dapat ditentukan sebagai berikut:

r =
{( Xi X ) (Yi Y )}
{ ( Xi X ) }{ (Yi Y ) }
2 2

= 0,9987

Jadi koefisien korelasi pada penetapan kadar As dengan Spektrofotometri serapan

atom metode VHGA adalah (r) = 0,9987

4.2.2.3. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) metode VHGA

Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier

dari kurva kalibrasi. Persamaan garis regresi yang linier dari arsen:

Y = aX + b

Y = 0.009055X + 0.0055

Tabel 4.8 Data Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Metode VHGA

Konsentrasi
Absorbansi
No. (ppb) Yi Y Yi (Y Yi)2
(Y)
(X)
1. 0 0 0.0055 -0.0055 0.00003025
2. 5 0.0503 0.0507 -0.0004 0.00000016

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
3. 10 0.0990 0.0960 0.003 0.00000900
4. 15 0.1489 0.1413 0.0076 0.00005776
5. 20 0.1867 0.1866 0.0001 0.00000001
6. 30 0.2723 0.2771 -0.0048 0.00002304
jumlah 0.00012022

berdasarkan tabel 4.8, maka nilai LOD dan LOQ dihitung secara statistik dengan

rumus sebagai berikut

SD =
(Y Yi) 2

=
0.00012022
= 0.005482
n-2 6-2

3 xSD 3 x0,005482
LOD = = = 1.8162 ppb
slope 0.009055

10 xSD 10 x0.005482
LOQ = = = 6.0541 ppb
slope 0,009055

4.2.3 Penentuan Kenaikan Nilai Absorbansi

Kenaikan nilai absorbansi dengan menggunakan rumus

x 1000

Tabel 4.9. Nilai Absorbansi SSA Nyala dan SSA Nyala Teknik VHGA

Absorbansi SSA Nyala


Konsentrasi Absorbansi SSA Nyala
No teknikk VHGA
larutan standar Pada konsentrasi mg/L
Pada konsentrasi g/L
1 0 0 0
2 5 0,0049 0,0503
3 10 0,0089 0,0990
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
4 15 0,0135 0,1489
5 20 0,0177 0,1867
6 30 0,0276 0,2723
rata-rata 0,01452 0,15144

Berdasarkan table 4.7 , maka kenaikan nilai absorbansi larutan standar arsen

Sehingga dengan demikian peningkatan nilai absorbansi untuk larutan standar

arsen metode VHGA mencapai hingga 10.429,8 kali lipat dibandingkan metode

SSA Nyala biasa.

4.2.4. Penentuan Kadar Unsur As pada Air Minum PDAM Tirtanadi dengan

SSA Nyala Teknik VHGA

Kadar analit dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi

dengan mensubstitusikan nilai Y ( absorbansi ) yang diperoleh dari hasil penurunan

terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi. Dari data pengukuran absorbansi As dalam

air PDAM Tirtanadi dengan SSA metode VHGA diperoleh absorbansi (A) dan

dengan mensubstitusikan nilai (A) ke persamaan garis Y = 0,009055X + 0,0055

maka diperoleh konsentrasi dalam sampel air PDAM Tirtanadi sebagai berikut :

pada nilai absorbansi (A) 0,0852

Dengan mensubsitusi nilai Y (absorbansi) ke persamaan regresi,


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Y = 0,009055X + 0,0055

X =

= 8,8018 ppb

Dengan cara yang sama dihitung konsentrasi sampel yang hasilnya dapat dilihat pada

lampiran B.

4.3 Pembahasan

4.3.1. Analisis Absorbansi SSA Nyala Teknik VHGA Versus SSA Nyala pada

Unsur Arsen

Penggabungan teknik VHGA dengan SSA nyala dalam analisis logam arsen

(As), memperlihatkan bacaan nilai serapan (kepekaan) yang lebih baik dan dapat

menghemat waktu di dalam analisis.

Penukaran fase cair ke fase uap hidrida dapat menghasilkan spektrum serapan

yang berbentuk puncak-puncak yang tajam, yang berbeda dari pada spektrum yang

dihasilkan dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) nyala biasa, dimana

spektrumnya berbentuk plato (Christian 1980)

Keadaan ini terjadi pada analisis spektrofotometri serapan atom (SSA) nyala

biasa karena walaupun arsen (As) dalam sampel yang disedot dalam jumlah yang

banyak tetapi hanya sedikit yang dapat diatomkan dan juga dalam keadaan larutan

terdapat saling bereaksi di antara pelarut dengan bahan larutan sehingga mempersulit

proses pengatoman. Pengaruh penyejukan dari pelarut seperti air suling dan asam
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
juga juga mempersulit proses pengatoman, menyebabkan suhu nyala menurun maka

proses pengatoman tidak lengkap (Christian 1980)

Keadaan tersebut diatas tidak berlaku dalam teknik VHGA yang digabungkan

pada SSA nyala, disebabkan perubahan fase dari cair ke fase uap hidrida, bila sampel

arsen (As3+) telah berada dalam bentuk fase uap hidrida maka tidak terjadinya proses

penyerapan pelarut, selanjutnya arsen (As3+) terus diatomkan. Disamping itu

gangguan dari ion-ion lain yang tidak membentuk uap hidrida tetap berada dalam

larutan karena ion ion pengganggu tidak mengalami perubahan fase dari cair ke

fase uap hidrida. Dengan cara ini, nilai absorbannya dapat meningkat hingga

10.429,8 kali lipat, adapun nilai kadar terkecil dari sampel yang masih dapat

ditentukan oleh alat dengan metode ini berdasarkan perhitungan batas deteksi (LOD)

dan batas kuantitasi (LOQ). Pada analisis arsen menggunakan SSA nyala biasa

diperoleh LOD 1,2993 ppm dan LOQ 4,3311 ppm dan dengan menggunakan SSA

nyala teknik VHGA diperoleh LOD 1,8162 ppb dan LOQ 6,0541 ppb.

4.3.2. Kandungan Arsen pada PDAM Tirtanadi

Penentuan kadar arsen dilakukan dengan menggunakan SSA nyala teknik

VHGA karena memilki kesensitifan absorbansi (kepekaan) yang lebih tinggi

dibandingkan dengan SSA nyala biasa.

Kurva kalibrasi larutan standar As dibuat dengan memvariasikan konsentrasi

larutan standar As dengan menggunakan persamaan Least Squere diperoleh

persamaan garis linier Y = 0,009055X + 0,0055 dengan koefisien korelasi (r) 0,9987.
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Koefisien korelasi yang masih memberikan linieritas kurva kalibrasi yang baik dan

dinyatakan valid adalah bila memiliki nilai r tidak kurang dari 0,995 (Balai POM,

2003). Oleh karena itu, kurva kalibrasi yang diperoleh pada penelitian ini dengan

koefisien korelasi tersebut masih dapat diterima. Harga koefisien korelasi (r) ini

menunjukkan adanya hubungan yang linier antara konsentrasi dengan absorbansi

yang berarti dengan meningkatnya konsentrasi akan meningkat pula absorbansinya

(Sudjana, 1992).

Dari data yang diperoleh dapat dilihat kadar logam As dari reservoir IPA

Sunggal dimana air bakunya berasal dari air sungai Sunggal pada bulan Maret, April,

Mei pada adalah adalah : 8,8018 ppb; 9,3429 ppb; 9,0337 ppb dan pada reservoir

booster simalingkar adalah: 8,8459ppb ; 8,9895 ppb dan 8,5699 ppb. Dari data diatas

terlihat kenaikan konsentrasi pada bulan april dimana hal ini terjadi karena tingginya

curah hujan dan selain itu pada reservoir IPA Sunggal kadar As nya lebih tinggi

dibanding reservoir booster Simalingkar karena pada sepanjang badan air sungai

Sunggal ada aktifitas pelepasan As ke air melalui proses alami saat perubahan cuaca ,

pencucian tanah dan aktifitas penduduk.

Arsen merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air, dan batu-

batuan, yang terutama banyak terdapat pada beberapa jenis batuan yang mengandung

Co dan Pb (Wahyu dkk, 2008). Secara kasar arsen berada dalam bumi berkisar antara

1,5-2 mg/kg (Sukar, 2003). Arsen juga merupakan elemen yang tersebar luas di

mana-mana dengan sifat seperti mineral (Wahyu dkk, 2008).


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Kandungan arsen yang tinggi dapat merembes ke air tanah yang mana jika air

tanah tersebut dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan. Selain itu juga arsen dalam

tanah akan diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan

sehingga tumbuhan mengandung arsen. Arsen dalam air tanah bersifat alami, dan

dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena adanya oksigen pada lapisan di

bawah permukaan tanah. Jadi bisa dikatakan arsen merupakan unsur yang sudah ada

dalam tanah.

Proses arsen menjadi salah satu penyebab pencemaran air tanah terletak pada

proses penyerapan air hujan ke dalam tanah. Air hujan selain mengalir sampai ke laut

juga ada yang masuk ke tanah. Dan dari sinilah proses pencemaran terjadi. Air yang

masuk tersebut melewati lapisan-lapisan tanah yang mengandung arsen, karena arsen

tersebar luas di dalam tanah. Air yang mengandung arsen tersebut akan terus masuk

sampai ke air tanah dan akhirnya menyebabkan pencemaran air tanah (Meylia, 2009).

Untuk sumur bor pencemaran dapat terjadi karena adanya proses oksidasi,

dimana arsen dilepaskan dari mineral sulfida (arseno-pyrite). Penggunaan air tanah

yang diperoleh dari sumur bor menyebabkan difusi oksigen kedalam pori-pori

sedimentasi sebagai akibat dari peningkatan oksigen terlarut pada air tanah

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 4.2. Lapisan arseno-pyrite pada sumur bor (Safiuddin dan Karim, 2001)

Dari hasil rata rata kandungan kadar As menunjukkan bahwa air yang

diperiksa dari reservoir IPA Sunggal dan pada reservoir booster Simalingkar, tidak

melebihi persyaratan KEPMENKES no. 907 tahun 2002 tentang Daftar Persyaratan

Kualitas Air Minum.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan SSA nyala teknik VHGA yang terdapat pada laboratorium Kimia

FMIPA USU lebih baik dibandingkan SSA nyala biasa untuk analisa unsur

arsen karena terlihat kenaikan nilai absorbannya hingga 10.429,8 kali lipat

sehingga dapat diaplikasikan dalam analisa unsur arsen


Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
2. kadar arsen air dari reservoir IPA Sunggal dan reservoir sumur bor booster

Simalingkar pada bulan Maret , April dan Mei 2009 adalah: 8,8018 ppb;

9,3429 ppb; 9,0337 ppb, dan pada reservoir booster Simalingkar adalah:

8,8459 ppb ; 8,9895 ppb dan 8,5699 ppb, dimana kadar arsen tersebut tidak

melebihi KEPMENKES RI No 907 / MENKES / VII / 2002 tentang Daftar

Persyaratan Kualitas Air Minum.

5.2. Saran

1. Bagi Peneliti selanjutnya tentang analisa arsen mengggunakan SSA nyala teknik

VHGA disarankan untuk melihat pengaruh kecepatan alir gas pembawa (argon)

dan juga gas pembakar (asetilen ) serta oksidan (udara)

2. Bagi peneliti lanjutan tentang arsen pada PDAM Tirtanadi perlu diperhatikan

pengaruh musim terhadap kandungan logam arsen dalam air .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Corporate Plan Pdam Tirtanadi Sumatera Utara 2006-2010,


USAID/Indonesia.
http://www.esp.or.id/2007/09/10/tiga-sumur-berjuta-manfaat/#more-1071

Basset, J.,Denney, R.C., Jeffery, G.H dan Mendham, J.1994. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Terjemahan Hadyana
Pudjaatmaka.Jakarta: EGC.

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Berg M., Winkel L., Amini M., Hug S. J., dan Johnson C. A., 2008, Predicting
groundwater arsenic contamination in Southeast Asia from surface
parameters, Nature Geosience.Switzerland.
http://www.nature.com/ngeo/journal/v1/n8/abs/ngeo254.html).

Braun, R.D. 1982. Introduction To Chemical Analysis. New York: Mc Graw Hill
Book Company.

Broekaert, J.A.C., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas,
WILEY-VCH Verlag GmbH, Weinheim.

Christian, G.D., 1980, Analytical Chemistry, Ed. John Willey and Sons, New York.

Connel, D. W., Miller, G.J., 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, UI Press,
Jakarta.
Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Mahluk Hidup, UI Press, Jakarta.

Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, UI Press, Jakarta.

Dedina, J.; Tsalev, D., 1995, Hydride Generation Atomic Absorption Spectrometry,
John Wiley & Sons, New York.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi Ke IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air, Kanisius, Yogyakarta

Harris, D.C. and Daniel, 1978, Quantitative Chemical Analysis. New York.
W.H.Freeman and Company. New York.

Holak, W., 1969, Gas Sampling Technique for Arsenic Determination by Atomic
Absorption Spectrophotometry, Anal. Chem. 41: 1712 1713.
Kenkel, J., 2003, Analytical chemistry for technicians, Lewis publishers, A CRC
Press Company, New York.
Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Lajunen, L.H.J., 1992, Spectrochemical analysis by atomic absorption and emission,
Royal Society of Chemistry, Cambridge.

Mulja, M. dan Suharman. 1997. Analisis Instrumental. Surabaya: Universitas Air


Langga Press.

Pierce, F.D., and Brown, H.R., 1976, An Automated Technique for Sub microgram
Determination of Seleniun and Arsenic in Surface Water by Atomic
Absorption Spectroscopy, Anal. Chem. 30 : 38-42.
Robbins, W. B. and Caruso, J.A., 1979, Development of Hydride Generation Methods
for Atomic Spectroscopic Analysis, Anal. Chem.51 : 890 -891A.

Safiuddin, Md. and Karim, Md., 2001, Groundwater Arsenic Contamination In


Bangladesh: Causes, Effects And Remediation, Proceedings of the 1st IEB
international conference and 7th annual paper meet, Chittagong, Bangladesh

Shimazu, 2008, Instruction Manual Hydride Vapor Generator, Shimazu Corp.,


Japan.

Sudjana, 1992. Metode Statistik, Edisi Kelima,Tarsito, Bandung.

Suhendrayatna, 2001, Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan


Microorganisme:Suatu Kajian Kepustakaan, Makalah Sinergy Forum - PPI
Tokyo Institute of Technology, Jepang.

Sukar, 2003, Sumber Dan Terjadiny Arsen Di Lingkungan (Review), Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 2 No 2, : 232 238.
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Sukar2_2.pdf

Walsh, A., 1955, The Application of Atomic Absorption Spectra to Chemical


Analysis, Spectrochim. Act. 7 : 108-117.

Widowati, W., Sastiono, A., Jusuf, R., 2008, Efek Toksik Logam, Andi, Yogyakarta.

Zul Alfian, 1999, Analisis Unsur Bismut dengan Metode Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) dan Metode Vapour Hydride Generation Accessories (VHGA),
Majalah Akademia, Vol. V/No. 4. Medan.

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
A. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 907 / MENKES / SK / VII / 2002
TANGGAL : 29 Juli 2002

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan Keterangan
yang
diperbolehkan

A. BAKTERIOLOGIS

1 E. Coli atau Fecal coli Jumlah per 100 0


ml sampel
B. KIMIA In ORGANIK

2 Antimony (mg/liter) 0.005


3 Air raksa (mg/liter) 0.001
4 Arsenic (mg/liter) 0.01
5 Barium (mg/liter) 0.7
6 Boron (mg/liter) 0.3
7 Cadmium (mg/liter) 0.003
8 Kromium (mg/liter) 0.05
9 Tembaga (mg/liter) 2
10 Sianida (mg/liter) 0.07
11 Fluoride (mg/liter) 1.5
12 Timah (mg/liter) 0.01
13 Molybdenum (mg/liter) 0.07
14 Nikel (mg/liter) 0.02
15 Nitrat (sebagai HNO3 ) (mg/liter) 50
16 Nitrit (sebagai HNO2 ) (mg/liter) 3
17 Selenium (mg/liter) 0.01

18 Ammonia (mg/liter) 1.5


19 Alumunium (mg/liter) 0.2
20 Klorida (mg/liter) 250
21 Copper (mg/liter) 1
22 Kesadahan (mg/liter) 500
23 Hidrogen sulfida (mg/liter) 0.05
24 Besi (mg/liter) 0.3
25 Mangan (mg/liter) 0.1
26 pH - 6.5 - 8.5
27 Sodium (mg/liter) 200
28 Sulfate (mg/liter) 250
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
29 Total padatan terlarut (mg/liter) 1000
30 Seng (mg/liter) 3

C. KIMIA ORGANIK

Chlorinated alkanes
31 Carbon tetrachlride ( g/liter ) 20

Chlorinated ethenes
32 Vinyl chloride ( g/liter ) 5

Aromatic hydrocarbons
33 Benzene ( g/liter ) 10

Chlorinated benzenes
34 Monochlorobenzene ( g/liter ) 300

Lain lain
35 Edetic acid (EDTA) ( g/liter ) 200
36 Acrylamide ( g/liter ) 0.5
37 Hexachlorobutadiena ( g/liter ) 0.6

D. FISIKA

38 Warna TCU 15
39 Rasa dan bau - - Tidak
40 Temperatur C Suhu udara +3 berasa dan
41 Kekeruhan NTU 5 berbau

B. Data Hasil Perhitungan Kadar Unsur As dalam Air PDAM Tirtanadi

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Absorbansi
Kode Waktu Pengambilan Rata-rata
Konsentrasi As (g/L)
Sampel Sampel Bulan Ke
(A)

I 0,0852 8,8018
A
II 0,0901 9,3429

III 0,0873 9,0337

I 0,0856 8,8459

B II 0,0869 8,9895

III 0,0831 8,5699

Keterangan :

Kode A : Sampel Air reservoir IPA Sunggal

Kode B : Sampel Air reservoir Sumur Bor Boster Simalingkar

C. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Arsen ( As ) pada Sampel Air Reservoir IPA
Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
Sunggal

Absorbansi arsen ( As )
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3
Waktu
Ulangan Ulangan Ulangan
Pengambilan

1 2 3 1 2 3 1 2 3

0,085 0,085 0,084 0,085 0,085 0,085 0,084 0,085 0,085

1 0 9 3 4 5 9 1 3
I
0,090 0,090 0,090 0,090 0,098 0,098 0,090 0,090 0,090
II
3 4 2 2 9 9 0 2 4
III
0,086 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087 0,087

9 1 0 3 4 5 3 5 7

Keterangan : I : Waktu pengambilan pada bulan Maret 2009


II : Waktu pengambilan pada bulan April 2009
III : Waktu pengambilan pada bulan Mei 2009

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009
D. Data Hasil Pengukuran Absorbansi arsen ( As ) pada Sampel Air Sampel Air
Reservoir Sumur Bor Booster Simalingkar
Absorbansi arsen ( As )
Waktu Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3

Pengambila Ulangan Ulangan Ulangan

n
1 2 3 1 2 3 1 2 3

I 0,085 0,0850 0,085 0,085 0,085 0,085 0,085 0,086 0,085

II 2 0,0873 4 6 5 4 7 1 9

III 0,087 0,0840 0,087 0,086 0,086 0,086 0,087 0,086 0,087

6 0 3 3 6 0 9 1

0,083 0,083 0,082 0,083 0,082 0,082 0,082 0,082

6 8 8 0 9 4 8 6

Keterangan : I : Waktu pengambilan pada bulan Maret 2009


II : Waktu pengambilan pada bulan April 2009
III : Waktu pengambilan pada bulan Mei 2009

Boby Cahyady : Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Teknik Vapour Hydride
Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsur Arsen (As) Yang Terdapat
Dalam Air Minum, 2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai