cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan
resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko
terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang (Istiany
menurut WHO 2011, untuk menentukan indeks massa tubuh sampel maka dilakukan
dengan cara: sampel diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian
menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi
pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut
dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa Negara
berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia
Normal 18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk (Overweight) >25,0-27,0
ringan
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting , baik yang bersifat objektif maupun
subyektif , untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data obyektif
dapat diperoleh dari data pemeriksaan perseorangan, serta sumber lain yang dapat diukur
erat kaitannya dengan asupan gizi. Semakin maju ilmu pengatuhan mengenai hubungan
antara status gizi dan penyakit, semakin pesat perkembangan ilmu pengetahuan mengenai
indicator yang digunakan dalam pengukuran tubuh manusia, semakin kuat pula
keyakinan tentang perlunya dilakukan penilaian status gizi terhadap masyarakat secar
teratur (Soekatri,2011).
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan
tidak langsung.
a. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
a) Antropometri
Antropometri merupakan Penilaian status gizi yang berhubungan dengan
berbagai macam ukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkatan
umur dan tingkat gizi. Ukuran tubuh yang digunakan antara lain tinggi badan,berat
badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri secara umum
seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Istiany dan Rusilanti, 2014).
b) Klinis
Penilaian klinis adalah metode yang digunakan untuk menilai status gizi dengan
melihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral atau pada organ
yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Survei ini dilakukan
untuk melihat tanda-tanda umum dari kekurangan satu atau lebih zat gizi. Selain itu
digunakan juga untuk melihat tanda dan gejala atau riwayat penyakit (Istiany dan
Rusilanti, 2014).
c) Biokimia
Pemeriksaan laboratrium (biokimia) yang diuji melalui pemeriksaan spesimen
yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh (darah, urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot). Metode ini digunakan untuk lebih
dalam penilaian status gizi.selain itu, pemeriksaan biokimia juga dapat mendeteksi
kelainan status gizi jauh sebelum terjadi perubahan dalam nilai antropometri serta
gejala dan tanda kelainan klinik. Penilaian biokimia dibagi menjadi dua kategori,
d) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik merupakan metode yang dilakukan
dengan cara melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur
jaringan. Penilaian secara biofisik dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
pemeriksaan radiologi, tes fungsi fisik, dan tes sitologi (Istiany dan Rusilanti,
2014).
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Cara ini dilakukan untuk
dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Tujuan dilakukannya survey ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makan,
gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok,
b) Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dari
kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menemukan indicator tidak langsung pada status gizi masyarakat
c) Faktor ekologi
Pengukuran status gizi yang berdasarkan atas ketersediaan makanan yang
dipengaruhi oleh factor ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain (Istiany
Usia dewasa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu dewasa muda dengan rentang
usia 19- 29 tahun, 30-49 tahun, dan dewasa setengah tua dengan rentang usia 19-29
tahun. Peranan gizi utama pada usia dewasa terutama dalah untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan. Tujuan utama kesehatan gizi pada usia dewasa adalah
proses menjadi tua(menua). Komposisi tubuh orang dewasa bervariasi tergantung jenis
kelamin, berat badan, dan umur. Massa tubuh tanpa lemak pada laki-laki lebih besar
daripada perempuan, yaitu antara 30-65% dari berat badan total. Pada usia dewasa ,
seseorang perlu menjaga kadar gula darah, kolestrol, dan tekanan darah dalam batas
Pada usia dewasa merupakan usia produktif, dimana pada dewasa ini dapat di
katakana usia pekerja. Karena setiap orang dewasa matang dalam melakukan beberapa
aktifitas dengan tujuan tertentu. Berdasarkan jenis pekerjaan nya, maka pekerja dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu pekerja ringan, pekerja sedang, dan pekerja
berat. Klasifikasi ini secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
D. Obesitas
tubuh. Seseorang yang menderita obesitas beresiko tinggi mengalami penyakit jantung,
tekanan darah tinggi , dan kolestrol darah tinggi. Selain itu juga dapat meningkatan resiko
Obesitas merupakan kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang ditandai
oleh akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Dalam masyarakat primitif, dimana
kehidupan sehari-hari membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan makanan hanya
tersedia sesekali, kecenderungan genetik akan berperan dalam penyimpan kalori sebagai
Harvey,2005).
Obesitas didefinisikan sebagai keadaan di mana adanya peningkatan yang sangat
berlebihan pada massa jaringan adiposa (lemak). Obesitas bisa disalahartikan sebagai
peningkatan berat badan yang sangat berlebihan bagi kebanyakan masyarakat. Namun,
konsep ini tidak begitu relevan karena konsep obesitas tidak bisa diambil akibat
Obesitas dan kegemukan merupakan faktor resiko utama untuk sejumlah penyakit
kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Obesitas dianggap merupakan
masalah hanya di negara berpenghasilan tinggi, tetapi sekarang jumlah pederita obesitas
E. Underweight
underweight dapat diartikan sebagai berat badan rendah akibat gizi kurang.
Kejadian gizi kurang pada perempuan usia aktif sering luput dari penglihatan dan
pengamatan biasa. Menurut data Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 1999-2003, 35-40%
wanita usia subur (WUS) 15-19 tahun berisiko kekurangan energi kronis (ICED).
Proses riwayat terjadinya penyakit pada masalah gizi (gizi kurang) melalui
berbagai tahap yaitu diawali dengan terjadinya interaksi antara pejamu, sumber penyakit
ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh. Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi
dalam tubuh dugunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung
lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.
proses ini berlanjut sehingga menyebabkan malnutrisi, walupun hanya ditandai dengan
F. Berat Badan
Berat Badan Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam
keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi
dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat
badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi
gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau
penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi
dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan
yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,
2012).
G. Tinggi Badan
Tinggi Badan Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat
keadaan status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu. Pertumbuhan tinggi/panjang
badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi pada
melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa
vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan
tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah
penyakit tertentu. Suplemen hanya bisa mengurangi resiko terjadinya sesuatu akibat
formulanya. Suplemen makanan berperan dalam menyuplai energi dan menjadi salah satu
alternatif apabila dari salah satu pangan tidak mencukupi. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya orang yang lebih suka mengambil jalan cepat untuk memperoleh energi
pada ginjal dan liver, untuk itu, bagi pengonsumsi minuman berenergi perlu
minuman berenergi harus memperhatikan dosis yang tepat. yaitu maksimal 3 kali sehari
(Racmat Dani,2010).
Menurut data yang diperoleh Business Monitor International (BMI) tahun 2009
produksi minuman energi dalam bentuk cair sebanyak 1,2 triliun liter dan menjadi 1.38
triliun liter pada tahun berikutnya. Adapun total penjualan minuman energi pada tahun
2009 sebesar Rp 16,9 triliun dan bernilai Rp 20,54 triliun pada tahun berikutnya.
Berdasarkan data tersebut terlihat jelas peningkatan produksi minuman energi yang
tentunya selaras dengan peningkatan minat konsumsi minuman energi pada masyarakat
Minuman energi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi
seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan
tujuan untuk mencegah kantuk. Selain tinggi kandungan kafein, minuman berenergi juga
dapat mengandung kadar gula yang berlebihan. Sekaleng minuman berenergi bisa
mengandung lebih dari 30 gram gula. Bila kita memiliki aktivitas sedang maka konsumsi
asupan gula harian untuk pria tidak lebih dari 150 kalori ( 37,5 gram ) (sasongkowati,
2014).
I. Kerangka Teori
A. Kerangka Teori
Tidak cukup
Pola Asuh Anak Sanitasi dan air
persediaan pangan
Tidak Memadai bersih/Pelayanan
Kesehatan Dasar
Tidak Memadai
Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan
di Masyarakat
J. KERANGKA KONSEP
Konsumsi Minuman
Berenergi Indeks massa tubuh (IMT)
Ukur
IMT Suatu cara Penimbangan Timbangan 1. Sangat kurus (IMT Ordinal
orang kg/m2)
4. Gemuk (IMT >25-27
dewasa,
kg/m2)
khususnya 5. Obese (IMT >27
yang kg/m2)
(Kemenkes, 2014)
berkaitan
dengan
kekurangan
dan
kelebihan
berat badan
Konsumsi Konsumsi Wawancara Kuesioner 1. Mengonsumsi Ordinal
sebagai
suatu cara
melengkapi
asupan
makanan.
A. HIPOTESIS
1. Ada hubungan antara konsumsi minuman berenergi dengan Indeks Massa Tubuh