Anda di halaman 1dari 3

Isu Penyadapan Terhadap

Indonesia oleh Amerika Serikat


Informasi penyadapan terhadap indonesia oleh AS terungkap didasarkan dari
kesaksian Edward Snowden. Mengutip dari laporan media Australia (smh.com.au)
informasi dari snowden terungkap, fasilitas penyadapan AS sebanyak 90 titik yang
tersebar di seluruh dunia. Untuk wilayah Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan
AS diduga terpasang di kedutaan besar di Jakarta, Kuala lumpur, bangkok, phnom
penh dan yangon namun sebuah peta tidak menunjukan fasilitas penyadapan itu
terpasang di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura yang seperti
diketahui sebagai sekutu terdekat AS.

Tindakan penyadapan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi


secara ilegal sehingga pemerintahan AS dapat mengetahui terlebih dahulu serta
mengantisipasi kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah indonesia. Rizal
dharma putra dari lembaga studi pertahanan dan studi strategis indonesia
(LESPERSSI) dalam situs berita online mengatakan bahwa dugaan informasi yang
disadap oleh AS dan Australia dari Indonesia yakni soal pemilu 2014, mengenai
posisi indonesia terhadap sengketa di laut china selatan dan kemungkinan lain
terkait sikap Indonesia terhadap kebijakan investasi serta kebijakan perdagangan.
Pakar hubungan internasional UI Hikmahanto Juwana pun mengatakan,
penyadapan dianggap tidak sehat dalam melakukan hubungan internasional karena
didasarkan pada kecurigaan dan keinginan untuk terlebih dahulu mengetahui
tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah dari negara yang akan
disadap.menteri luar negeri republik indonesia juga menyebutkan bahwa jika hal
penyadapan ini terkonfirmasi, tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran
keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik dan
tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antar negara.
Maka dari itu indonesia sebagai bagian objek penyedapan AS harus menanggapi
dengan serius hal tersebut.

Sejauh ini repon dari pihak pemerintah indonesia terhadap penyadap tsb
telah melayangkan protes tentang fasilitas penyadapan di kedutaan Besar Amerika
serikat di Jakarta. Menurut Menlu marty natalegawa, beliau telah berbicara dengan
perwakilan kedubes AS di jakarta untuk menuntut penjelasan resmi terhadap
pemberitaan tersebut. Namun sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari kedubes
as di Jakarta atas pemberitaan seputar penyadapan. Walaupun demikian Kepala
Badan Intelijen AS mengatakan bahwa tujuan operasi penyadapan adalah
mengetahui niat dari pemimpin dunia. Pernyataan tersebut merupakan respons
terhadap polemk internasional menyusul laporan bahwa AS melakukan penyadapan
terhadap para sekutu asing mereka, seperti perancis, jerman dan spanyol.

Namun demikian Indonesia dalam hal merespon penyadapan yang dilakukan


AS haruslah dengan tegas dengan memikirkan hal-hal lainnya. menurut Hikmanto
Juwana seorang pakar Hubungan Internasional menyebutkan bahwa langkah
indonesia dapat melakukan tindakan berupa pengusiran diplomat, menurutnya
menlu indonesia dapat meminta kepada kepala perwakilan AS untuk memulangkan
diplomat yang melakukan penyadapan. Pengusira tersebut disebut sebagai pesona
non grata. Pesona non grata ini dalam bukunya prof boer mauna yang berjudul
hukum internasional yaitu tindakan yang dinilai oleh negara setempat yang tidak bisa
ditolerir oleh seorang diplomat, contoh tindakan tersebut yakni seperti terbukti
melakukan kegiatan spionase, melindungi agen-agen rahasia asing dan membiarkan
mereka melakukan kegiatan-kegiatan dengan menggunakan fasilitas perwakilan,
melindungi orang-orang yang dikenakan hukuman, mencampuri urusan dalam negri
negara penerima, melakukan penyadapa atau membuat pernyataan-pernyataan
yang merugikan negara setempat.

Banyak pengamat yang berpendapat bahwa indonesia harus tegas dalam


mengahadapi isu penyadapan, tetapi indonesia wajiblah mendasari tindakan yang
dianggap tegas dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan tidak
hanya melihat dari satu aspek semata dalam mengambil langkah-langkah tersebut.
misal dalam mengambil pemutusan hubungan diplomatik, sependapat dengan apa
yang diutarakan oleh pengamat hubungan internasional dari LIPI ganewati wulandari
beliau mengatakan harus lah dikaji, sejauh mana efektivitas misalnya dengan
pemutusan diplomatik, nilai kerugian apa jika dibandingkan untuk kepentingan
nasional yang lebih jauh. Pengkajian menurut pengamat ganewati itu adalah untuk
memperhitungkan segi positif dan negatif dengan adanya pemutusan diplomatik.
Dengn kata lain kita harus berhitung kembali manfaat serta kerugian yang dialami
khususnya untuk indonesia terhadap AS yang merupakan negara besar dengan
kemampuan finance dan daya dukungan militer global.

Dengan demikian respon yang dilakukan pemerintah indonesia sejauh ini


dinilai sebagai langkah tepat Dalam menghadapi isu penyadapan yang dilakukan
Amerika Serikat .

Anda mungkin juga menyukai