Anda di halaman 1dari 11

BAB I

FLUIDA STATIS

1.1; Tujuan Percobaan


- Mengukur densitas suatu fluida
- Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam
- Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
- Membuktikan adanya beda tekan antara dua jenis fluida yang berbeda pada
bejana yang sama
- Membuktikan bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang berbeda
maka dihasilkan tekanan yang sama.
1.2; Tinjauan Pustaka
Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Ada
fluida yang tak mengalir dan ada fluida yang mengalir. Ilmu yang mempelajari fluida
yang tak mengalir disebut statika fluida dan ilmu yang mempelajari fluida yang
mengalir disebut dinamika fluida. Tegangan normal pada setiap bidang yang melalui
unsur fluida yang diam mempunyai nilai unik yang disebut tekanan fluida (White,
1986). Tekanan fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama kesemua arah dan
bekerja tegak lurus pada suatu bidang. Salah satu alat ukur tekanan pada fluida adalah
Manometer. Alat ukur tekanan ini melibatkan penggunaan kolom cairan dalam tabung
(Munson, 2005).
Mekanika fluida mempunyai dua cabang utama yang penting bagi pengkajian
stuan operasi: statika fluida (fluid statics) yang membahas fluida dalam keadaan
seimbang dimana tidak terdapat sesuatu tegangan-geser (shear stress), dan dinamika
fluida (fluid dynamics) yang membahas fluida di mana sebagian dari fluida itu berada
dalam keadaan gerak, relatif terhadap bagian fluida lainnya (Mc Cabe, Warren, dkk,
1985).
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika
fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut.
Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang
stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai
fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida (Wikipedia, 2016).
Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya

permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat pada

setiap titik di dalam volume fluida (Mc Cabe, Warren,dkk, 1985).

Tekanan memberi banyak perbedaan untuk menentukan satuan, sebagai

contohnya Psia dyn/cm2, dan Newton/m2. Bagaimanapun, pada keadaan biasa tekanan

dinyatakan dalam syarat pusat dalam m atau feet pada fluida. Tinggi atau pusat dalam m

atau feet yang diberikan fluida, digunakan pada tekanan sama, tekanan yang mewakili.

Menggunakan persamaan tekanan P diartikan sebagai gaya persatuan area dan tinggi h

pada fluida, mempunyai pusat di m.

P
h(head ) m (SI) ............................(1.1)
g

Pg c
h ft (English) .....................(1.2)
g

Pada kolom stasioner cairan tinggi h2 dan luas penampang konstan dinyatakan
A m2, dimana A = A0 = A1 = A2. Tekanan di atas cairan adalah P0 N/m2, yaitu, ini dapat
menjadi tekanan atmosfer di atas cairan. Cairan pada setiap titik, katakanlah A1 harus
mendukung tentang hal itu. dapat ditunjukkan bahwa gaya pada suatu titik tertentu
dalam cairan tidak bergerak atau statis harus sama di semua arah. Dan untuk cairan saat
diam, gaya atau satuan luas atau tekanan adalah sama di semua titik dengan ketinggian
yang sama. Misalnya pada h1 dari atas, tekanan yang sama pada semua titik yang
ditunjukkan pada luas penampang A1.
Penggunaannya akan ditampilkan dalam menghitung tekanan pada titik-titik
vertikal yang berbeda dalam gambar. Massa total cairan untuk tinggi h2 m dan densitas
kg/m3 adalah

kg

total kg fluida (h 2 m) Am 2 3 h 1 A kg
m ...........(1.3)

Gambar 1.1. Tekanan pada Fluida Statis


Disubstitusikan ke persamaan (1.2), gaya total F dari cairan di daerah A1
karena hanya berupa cairan yaitu:
kg.m
F (h 2 A kg)(g m/s 2 ) h 2 A g (N)
s2 .....................(1.4)
tekanan P didefinisikan sebagai force/unit area:
F 1
P h 2 A g h 2 g N/m 2 or Pa
A A ....................(1.5)
ini merupakan tekanan pada A karena massa dari cairan di atasnya. Namun, untuk
mendapatkan total P2 tekanan pada A2, P0 tekanan pada bagian atas cairan harus
ditambahkan.
P2 h 2 g P0 N/m 2 or Pa .......................(1.6)

Persamaan (1.6) adalah yang mendasari untuk menghitung persamaan tekanan pada
setiap kedalaman fluida. Untuk menghitung P1,
P1 = h1 g + P0...................................................................................(1.7)
Blaise Pascal, seorang ilmuwan Perancis menyatakan bahwa ketika perubahan tekanan
diberikan pada suatu fluida pada ruang tertutup, perubahan tersebut akan diteruskan
sama besar ke segala arah (Supiyanto, 2004:168). Pernyataan ini dikenal sebagai
Hukum Pascal. Tekanan fluida pada suatu titik berkedalaman h dari atas yang diberikan
tekanan luar p1 dinyatakan sebagai:
p = p1+ gh...............................................................................(1.8)
persamaan (1.8) ini mempunyai makna bahwa tekanan fluida bergantung pada
ketinggianh dan tidak bergantung pada bentuk tempat tinggalnya. Persamaan ini juga
menunjukkan berapapun besar tekanan luar p1 yang ditambahkan pada fluida, tekanan
pada setiap titik dalam fluida akan bertambah dengan jumlah yang sama pula
(Muhammad Farchani Rosyid dkk, 2008:188).
1.3; Tinjauan Bahan
A; Aquadest
- rumus molekul : H2O
- berat molekul : 18,02 g/mol
- bentuk fisik : Cair
- warna : Tidak berwarna
- pH : 7 (netral)
- titik didih : 100 oC (212 F)
B; Minyak kelapa
- densitas : 0,952 g/mol
- titik beku : 27-52 oC
- titik leleh : 30 oC
- kelarutan : tidak larut dalam air
- bentuk : semi padat
- warna : putih kekuningan
- angka asam : 208-212
1.4; Alat dan Bahan
A; Alat-alat yang digunakan: B; Bahan-bahan yang digunakan:
- Penggaris - Aquadest (H2O)
- Picnometer - Minyak kelapa
- Timbangan digital - Sirup
1.5; Prosedur Percobaan
A; Mengukur densitas suatu fluida:
- Menimbang piknometer 25 mL
- Memasukkan fluida kedalam piknometer 25 mL dan menutupnya
- Menimbang piknometer yang sudah diisi fluida.

B; Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam


- Mengukur ketinggian yang berbeda pada fluida diam
- Mencari beda tekanan pada fluida diam.
C; Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
- Melakukan pengamatan pada beberapa bagian permukaan fluida diam.
D; Membuktikan adanya beda tekan antara dua jenis fluida yang berbeda pada bejana
yang sama
- Mengukur densitas masing-masing fluida yang berbeda
- Mengukur perbedaan tekanan fluida yang berbeda pada ketinggian yang sama.
E; Membuktikan bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang berbeda
maka dihasilkan tekanan yang sama
- Fluida di letakkan pada bejanan yang berbeda
- Mengukur densitas masing-masing fluida yang sama pada bejana yang berbeda
- Mengukur tekanan fluida yang sama pada bejana yang berbeda.
1.6; Data Pengamanan
Tabel 1.1. Data Perhitungan Massa Jenis ( )
Berat pikno + Fluida
No. Jenis Fluida Berat Piknometer Kosong
(isi)
1 Minyak 21,73 gr 44,45 gr
Tabel 1.2. Data Penentuan Massa, Tinggi dan Diameter Bejana Pada Bejana Yang
Sama
Luas Permukaan Massa bejana
No. Jenis Fluida Tinggi Bejana
Bejana Kosong Isi
1. Minyak 55,3896 cm2 3 cm 31,87 gr 146,2 gr
2. Sirup 55,3896 cm2 3 cm 31,87 gr 233,13 gr
Tabel 1.3. Data Penentuan Massa, Tinggi dan Diameter Pada Bejana Yang
Berbeda
Luas Permukaan Massa bejana
No. Jenis Fluida Tinggi Bejana
Bejana Kosong Isi
1. Minyak 7,065 cm2 3,9 cm 26,75 gr 30,12 gr
2. Sirup 7,06 cm2 3,9 cm 26,75 gr 46,27 gr

1.7; Pembahasan
- Pada percobaan mengukur densitas suatu fluida dengan piknometer
didapatkan berat 44,45 gram dengan densitas 908 kg/m3.
- Membutikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam
dilakukan dengan cara mengukur ketinggian fluida pada saat didalam bejana
diperoleh hasil tekanan 177,968 N/m2
- Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
terbukti karena tekanan yang dihasilkan tetap yaitu 177,968 N/m2
- Membuktikan adanya beda tekan antar dua jenis fluida yang berbeda pada
bejana yang sama dengan cara mengukur densitas masing-masing fluida yang
berbeda dan mengukur perbedaan tekanan fluida yang berbeda pada
ketinggian yang sama dimana hasil diperoleh hasil beda tekan sebesar 132,006
N/m2
- Untuk membuktikan bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang
berbeda maka dihasilkan tekanan yang sama dengan cara fluida diletakkan
pada bejana yang berbeda, mengukur densitas masing-masing fluida yang
sama pada bejana yang berbeda kemudian mengukur tekanan fluida yang
sama pada bejana yang berbeda diperoleh hasil beda tenanannya adalah
223,308 N/m2
1.8; Kesimpulan
- Densitas suatu fluida dengan menggunakan fluida berupa minyak tanah
didapatkan densitas sebesar 908 kg/m3.
- Terbukti adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam.
- Terbukti adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam.
- Terbukti adanya beda tekan antara dua jenis fluida yang berbeda pada bejana
yang sama
- Terbukti bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana yang berbeda
maka dihasilkan tekanan yang sama

DAFTAR PUSTAKA

1; Christie, J.Geankoplis. 1997. Transport Processes and Unit Operations. Boston:


Allyn and Bacon Inc.
2; Mc Cabe, Warren,dkk. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga
3; Munson, Young, Okiishi, 2005. Mekanika fluida, Erlangga, Jakarta
4; Muhammad Farchani Rosyid dkk. 2008. Kajian Konsep Fisika 2. Solo Tiga :
Serangkai Pustaka Mandiri.
5; Supiyanto. 2004. Fisika SMA untukKelas XI. Jakarta : Erlangga.
6; White, Frank. M., 1986, FluidMechanics, Texas Tech University
7; (___,https://mohammadsofyan.files.wordpress.com/2009/10/fluida.pdf (diakses 29
Maret 2016)
8; (___,https://id.wikipedia.org/wiki/Statika_fluida (diakses 29 Maret 2016)
9; (___,https://rahmaningsih.files.wordpress.com/2010/05/tekanan1.pdf (diakses 29
Maret 2016)
APPENDIKS

I Fluida Statis
1 Secara teori
a Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida
diam
Secara teori, densitas pada minyak goreng adalah 952 kg/m3
h1 = 3 cm = 0,03 m
h2 = 5 cm = 0,05 m
g = 9,8 m/s2
P1 = g h1
= 952 9,8 0,03
= 279,888 N/m2
P2 = g h2
= 952 9,8 0,05
= 466,48 N/m2
P = P2 - P1
= 466,48 279,888
= 186,592 N/m2
Jadi, perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam adalah
186,592 N/m2
b Membuktikan adanya beda tekan anatara dua jenis fluida yang berbeda pada
bejana yang sama
Fluida 1 (minyak goreng) : = 952 kg/m3
Fluida 2 (sirup) : = 1300 kg/m3
P minyak tanah = gh
= 952 9,8 0,03
= 279,888 N/m2
P sirup = gh
= 1300 9,8 0,03
= 382,2 N/m2
P = Pminyak goreng Psirup
= 382,2279,888
= 102,312 N/m2
Jadi, beda tekanan antara dua jenis fluida yang berbeda pada bejana yang
sama adalah 102,312 N/m2
2 Secara Praktek
a Mengukur densitas fluida (minyak goreng)
Menimbang piknometer kosong 25 mL (0,025 L) = 21,73 gr = 0,02173 kg
Menimbang piknometer + fluida (minyak goreng) = 44,45 gr = 0,04445 kg
Maka, massa fluida = 0,04445-0,02173
= 0,02272 kg
m
=
v
0,02272 kg

= 0,025 L
= 0,9088kg/L = 908 kg/m3
Jadi, densitas minyak goreng secara praktek adalah 908 kg/m3 berbeda
dengan densitas minyak goreng secara teori.
b Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida
diam
h1 = 3 cm = 0,03 m
h2 = 5 cm = 0,05 m
g = 9,8 m/s2
P1 = g h1
= 908 9,8 0,03
= 266,952 N/m2
P2 = g h2
= 908 9,8 0,05
= 444,92 N/m2
P = P2 - P1
= 444,95 266,952
= 177,968 N/m2
Jadi, perbedaan tekanan sesuai dengan ketinggian fluida diam adalah
177,968 N/m2
c Membuktikan adanya beda tekan antara dua jenis fluida yang berbeda pada
bejana yang sama
Fluida 1 (minyak goreng) : = 908 kg/m3
Fluida 2 (sirup):
Menimbang piknometer kosong 25 mL = 23,34 gr = 0,02334 kg
Menimbang piknometer + fluida (sirup) = 57,27 gr = 0,05727 kg
Maka, massa sirup = 0,05727-0,02334
= 0,03393kg
m
=
v
0,03393 kg

= 0,025 L
= 1,3572 kg/L = 1357 kg/m3
P minyak goreng = g h
= 908 9,8 0,03
= 266,952 N/m2
P sirup = gh
= 1357 9,8 0,03
= 398,958 N/m2
P = Psirup - Pminyak goreng
= 398,968 266,952
= 132,006 N/m2
Jadi, beda tekanan dua jenis fluida yang berbeda pada bejana yang sama
adalah 132,006 N/m2
d Membuktikan bahwa dengan fluida yang sama tetapi pada bejana berbeda
maka dihasilkan tekanan yang sama
Bejana 1:
Diameter = 8,4 cm = 0,084 m
Jari-jari (r) = 4,2 cm = 0,042 m
Luas alas lingkaran: A = r2
= 3,14 0,0422
= 0,00553896 m2
Massa bejana kosong = 31,87 gr = 0,03187 kg
Massa minyak goreng + bejana = 178 gr = 0,178 kg
Maka, massa minyak goreng = 0,178-0,03187 = 0,14613 kg
F =mg
= 0,14613 9,8
= 1,432074 N
F
P =
A
1,432074
= 0,00553896
= 258,545 N/m2
Bejana 2:
Diameter = 2,25 cm = 0,0225 m
Jari-jari (r) = 1,125 cm = 0,01125 m
Luas alas lingkaran: A = r2
= 3,14 0,011252
= 0,000397
Massa bejana kosong = 26,75 gr = 0,02675 kg
Massa minyak tanah + bejana = 46,27 gr = 0,04627 kg
Maka, massa minyak goreng = 0,04627 0,02675 = 0,01952 kg
F =mg
= 0,01952 9,8
= 0,191296 N
F
P =
A
0,191296
= 0,000397
= 481,853 N/m2
P = Pminyak goreng Psirup
= 481,853 258,545
= 223,308 N/m2

Anda mungkin juga menyukai