Laporan Arsitektur Kota
Laporan Arsitektur Kota
A. Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat
,kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana
transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan
jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran
(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey,
perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan
harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya
di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi
dimanadiharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari itu
sudahkewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan cara pemeliharaan
jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman ,nyaman dan memberikan manfaat yang
signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah
satu factor menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek aspek
kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti baik itu
dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan
pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itu
kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan sungguh-
sungguh.
B. Rumusan masalah
D. Metode Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di ruas Jalan Wahidin , Thamrin , Asia dan
Bakaran Batu. Penelitian ini dimulai dari Jalan Wahidin (Depan Sir Salon)
hingga kantor BCA jalan Bakaran Batu
1. Jalan arteri
Jalan arteri menurut Ditjen Bina Marga (1997) merupakan jalan yang
melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata- rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara efisien.
Jalan arteri dibagi menjadi dua yaitu jalan arteri primer dan jalan
arteri sekunder :
A. Jalan arteri primer
Jalan arteri primer menurut Ditjen Bina Marga (1997) menghubungkan
secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
Karakteristik jalan arteri primer menurut Ditjen Bina
Marga (1990) adalah sebagai berikut :
1) Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/h).
2) Lebar Daerah Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter.
3) Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan
pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintas dan
karakteristiknya.
4) Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu
lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan
lain-lain.
5) Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk
sepeda dan kendaraan lambat lainnya.
6) Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan
seharusnya dilengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan
geometrik).
7) Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan
tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur
lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak
bermotor (sepeda, becak, dll).
B. Jalan arteri sekunder
Jalan arteri sekunder menurut Ditjen Bina Marga (1997) adalah jalan
yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
seefisien,dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai jalan
protokol. Karakteristik Jalan arteri sekunder menurut Ditjen Bina
Marga (1990) adalah sebagai berikut :
1) Jalan arteri sekunder menghubungkan : kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu, antar kawasan sekunder kesatu, kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua, dan jalan arteri
atau kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.
2) Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 30 (tiga puluh) km per jam.
3) Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.
4) Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
5) Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan
kota dapat diizinkan melalui jalan ini.
2. Jalan Kolektor
B. Perkerasan komposit
Yaitu perkerasan kaku dengan pelat beton semen sebagai lapis pondasi
dan aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering
digunakan sebagai runway lapangan terbang. (Andi Tenrisukki
Tenriajen,1999)
~ Agregat
agregat.
nyaman dan aman. Hal ini dipengaruhi oleh tahan geser dan
sebagai berikut :
A. Gradasi agregat
B. Kekerasan agregat
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan pengikat di
mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas
ke tanah dasar.
B. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland Cement) sebagai
bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa tulangandiletakkan di atas tanah
dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah sehingga beban lalulintas sebagian besar
dipikul oleh pelat beton.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Menurut Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan
setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau
tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasiyang
berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar
dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi
bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban
kelapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahanbeban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume
pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan
dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai
lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk
memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan
ikut memikul beban lalu lintas
1.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid pavement)
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri
atas plat(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atastanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasikarena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya
yang berfungsi sebagai lapispermukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki
modulus elastisitas yang tinggi, akanmendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang
cukup luas sehingga bagian terbesar darikapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat
beton sendiri
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari teballapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling
penting adalahmengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang
paling diperhatikandalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan
beton itu sendiri. Adanyaberagam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh
kecil terhadapkapasitas struktural perkerasannya.Lapis pondasi bawah jika digunakan di
bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaituantara lain untuk menghindari
terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase, kendaliterhadap kembang-susut
yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja(working platform)
untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasibawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar menjadi modulus reaksi gabungan
Mengurangi kemungkinan terjadinya retakretak pada plat beton
Menyediakan lantai kerja bagi alat alat berat selama masa kostruksi
Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai
dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai
dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah
ditentukan.
Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara
terus-menerus dan berkesinambungan khusunya pada jenis konstruksi jalan yang
menggunakan system perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan
tidak hanya pada perkerasaanya saja, namun mencakup pula pemeliharaan
bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana sarana pendukungnya.
Suatu perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan
dengan mudah menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan
lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya
.Pemeliharaan saluran tepi di kiri-kanan badan jalan akan melemahkan struktur
perkerasan secara menyuruh. Sedangkan retak rambut pada lapisan permukaan
suatu perkerasaan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar pengikatnya,
dan menjadi kerusakan yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah
parah bagi bila beban lalu lintasnya padat dan berat.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa
pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat
kehilangan fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan. Apabila
perkerasan jalan dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua
jenis perkerasan jalan tersebutakan mempunyai umur lebih lama dari. Tetapi sekali jalan
itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan , maka kerusakan yang lebih
parah akan berlangsung sangat cepat.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahanseperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan, yangtimbul, dan menemukan penyebab-penyebabnya dengan melakukan
pemeriksaan (inspeksi)secara rutin. Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan
jalan bias di simpulkan pulasebagai berikut :
Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi
yangseharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan
Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang-ulang
Sistem drainase yang kurang baik
Keadaan topografi dan faktor alam seperti cuaca yang buruk
Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan
perawatan jalan.
Saran
http://climcivil.blogspot.co.id/2012/10/laporan-kerusakan-perkerasan-
jalan.html.
http://repository.maranatha.edu/3251/1/0921046_Abstract_TOC.pdf
http://muchrahman.blogspot.co.id/2011/11/pemeliharaan-jalan-
raya.htmlTransportasi,
http://dimasmaulanaindologistics.blogspot.com/2012/10/pengertiantransportasi.
html
http://barbiechincta.blogspot.co.id/2011/04/makalah-tentang-kerusakan-jalan-
raya.htmlNasution. 1996. Manajemen Transportasi. Penerbit: Ghalia Indonesia,
Jakarta
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127048-T%2026304-Analisis%20hubungan-
Pendahuluan.pdfSengkey, S. L; Jansen, F; Wallah, S. 2011.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=111772&val=2341
https://www.slideshare.net/ancis/kerusakan-jalan