Anda di halaman 1dari 2

MORAL: BERDAMPAK PADA KRISIS EKONOMI?

Sejak resmi diadopsinya asuransi deposito di Indonesia yang sesuai dengan kriteria IMF
sebagai salah satu instrumen regulasi perbankan yang digunakan oleh pemerintah Indonesia
sebagai jaring pengaman untuk industri perbankan terdapat banyak isu yang menyertainya,
baik pro maupun kontra. Salah satu pendapat mengenai asuransi deposito yang diterapkan
justru akan membawa dampak yang buruk bagi perekonomian, yaitu timbulnya moral
hazard.

Moral identik diartikan sebagai perilaku individu. Misalkan saja jika ada orang yang
membantu orang lain diartikan bahwa seorang tersebut mempunyai moral baik, dan apabila
ada seseorang yang dengan tega membunuh maka orang tersebut di beri label bermoral
buruk. Hal tersebut memang benar jika konteksnya kata moral dikaitkan dengan perilaku.
Namun pada dunia ekonomi, kata moral tidaklah sesederhana itu. Lebih dari sekedar itu,
karena moral dan tanggung jawab moral dalam dunia ekonomi bisa saja berdampak pada
krisis ekonomi yang mengerikan. Bagaimana sih kaitan antara moral dengan ekonomi
sehingga bisa berdampak pada krisis, apa iya?

Sebagai ilustrasi memahami moral hazard yang niscahya dipercaya dapat


menyebabkan dampak yang mengerikan tersebut adalah misalkan saja pada bidang asuransi.
Misalkan asuransi mobil, dimana seorang pemilik mobil harus membayarkan iuran kepada
perusahaan asuransi untuk mengikut sertakan mobilnya dalam asuransi mobil, iuran tersebut
disebut sebagai premi. Dengan mengikuti asuransi mobil serta membayar premi tiap
bulannya, berarti perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk menanggung
resiko apabila terjadi kerusakan ataupun kehilangan mobil sesuai dengan kesepakatan yang
telah di sepakati. Dengan situasi yang seperti ini, biasanya terdapat nasabah asuransi yang
mempunyai fikiran buruk misalkan seperti ini udah biarin aja, kalaupun ilang udah ada
yang nangung ini, biar gak rugi bayar premi tiap bulan biar uang premi gue bisa balik.

Hal seperti inilah yang disebut sebagai moral hazard, dimana seseorang atau pihak
tersebut harusnya mempunyai tanggung jawab moral mengenai suatu hal, namun akhirnya
melalaikan tanggung jawab karena dianggap sebagai suatu hal yang legal. Adanya moral
hazard pun sebenarnya juga sudah mendapatkan antisipasi dari perusahaan asuransi itu
sendiri. Misalkan dengan memberikan aturan aturan yang menyebutkan bahwa pemilik mobil
harus menjaga mobil dngan seoptimal mungkin dengan menyediakan berbagai pengaman
untuk mengantisipasi dan meminimalisir resiko. Namun sayangnya moral hazard tidak bisa
dengan semudah itu dapat diatasi. Konsisi seperti itulah yang memicu suatu krisis ekonomi
dengan skala yang luas.

Hal itu merupakan ilustrasi moral hazard yang dilakukan oleh seorang atau individu,
dimana apabila difikirkan ulang perilaku seorang individu dengan moral hazard seperti itu
dapat menimbulkan krisis ekonomi yang berskala luas. Lalu bagaimana dengan adanya
asuransi deposito yang cakupannya lebih luas dan kompleks yaitu industri perbankan yang
menjadi seorang individu atau nasabah yang dijamin oleh pemerintah.

Meskipun jika kembali kepada konsep awal asuransi deposito sebagai jaring
pengaman dalam industri perbankan dengan tujuan agar setiap perbankan tidak mengalami
kerugian dan kebangkrutan yang hakiki. Dimana pemerintah menjamin indutri perbankan
yang mengikuti asuransi deposito. Suatu hal yang sangat menegrikan untuk dibayangkan
adalah ketika suatu perbankan dengan terlalu berani untuk mengambil resiko dalam
menjalankan perusahaannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dengan dalih bahwa
apabila terjadi kerugian maka ada pemerintah yang dapat menjamin dirinya. Ini merupakan
suatu resiko yang besar bagi pemerintah, yang apabila tidakk segera difikirkan solusi
mengenai moral hazard ini maka yang awalnya diharapkan adalah stabilisasi industri
perbankan maka terjadi adalah keruntuhan perokonomian itu sendiri. Ini menjadi pekerjaan
rumah yang besar bagi otoritas moneter beserta pemerintah untuk memikirkan solusi yang
saling menguntungkan dan bukan hanya saja stabilisasi industri perbankan, namun lebih dari
itu adalah stabilisasi perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai