Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORIS

Topik : Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensoris


Sasaran : Klien yang dirawat di ruang Flamboyan RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Klaten
Hari/tanggal : Kamis, 9 Februari 2017
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Flamboyan

A; LATAR BELAKANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan
jiwa merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang
terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki sikap positif untuk
menggambarkan tentang kedewasaan serta kepribadiannya.
Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk
penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga
ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Gangguan
jiwa berat ada tiga macam yaitu Schizofrenia, gangguan
bipolar dan psikosis akut. Dengan Schizofrenia yang paling
dominan yaitu sejumlah 1% hingga 3% warga dunia (Nasir &
Muhith, 2011).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) jumlah


penderita gangguan jiwa didunia adalah 450 juta jiwa. Satu
dari empat keluarga sedikitnya mempunyai seorang dari
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Setiap empat orang yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, seorang diantaranya mengalami gangguan jiwa
dan tidak terdiagnosa secara tepat sehingga kurang
mendapat pengobatan dan perawatan secara tepat. Di
indonesia sendiri prevalensi gangguan jiwa tertinggi terdapat
di provinsi Daerah Khusus Ibu Kota jakarta (24,3%), Diikuti
Nagroe Aceh Darusalam (18,5%), Sumatra Barat (17,7%), NTB
(10,9%), Sumatra Selatan (9,2%), dan Jawa Tengah (6,8%).
(Depkes RI 2008). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(2013) menunjukan prevalensi gangguan jiwa nasional
mencapai 5,6% dari jumlah penduduk. Berdasar data tersebut
bisa disimpulkan bahwa penderita gangguan jiwa di
Indonesiasetiap tahunya selalu meningkat.

1
Menurut Dinas Kesehatan Kota Jawa Tengah tahun 2012,
angka kejadian penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah
berkisar antara 3.300 orang sampai 9.300 orang. Angka ini
merupakan penderita gangguan jiwa yang sudah terdiagnosa.
Dilihat dari angka kejadian diatas penyebab yang paling
sering timbulnya gangguan jiwa adalah dikarenakan himpitan
masalah ekonomi, kemiskinan. Kemampuan dalam
beradaptasi tersebut berdampak pada kebingungan,
kecemasan, frustasi, perilaku kekerasan, konflik batin dan
gangguan emosional menjadi faktor penyebab tumbuhnya
penyakit mental.

Menurut Adi P.W. (2014), berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Bhakti Husada, prevalensi gangguan jiwa di Indonesia
berjumlah 1.700.000 populasi mencakup semua umur, bila dihitung menurut
jumlah populasi daerah Jawa Tengah, saat ini sebanyak lebih kurang 23.000
orang mengalami gangguan jiwa. Data Instalasi Rekam Medik RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, menunjukkan bahwa angka
kejadian gangguan jiwa menjadi jumlah kasus terbanyak dengan jumlah
keseluruhan 1.178 orang dan kurang lebih 90%nya didiagnosis skizofrenia.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa dapat dilakukan penyembuhan
dengan pengobatan atau juga dengan terapi. Dalam pelaksanaan program
rehabilitai dapat dilakukan sejalan dengan terapi modalitas lain yang berupa
terapi aktivitas kelompok. Kelompok adalah kumpulan individu yang
memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai
norma yang sama (Stuart & Laraia dikutip dari Cyber Nurse, 2009).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas yang digunakan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan jiwa yang sama untuk memantau dan
meningkatkan pengaruh interpersonal antar anggota. Aktivitas digunakan
sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagi target asuhan. Didalam
kelompok terjadi dinamaika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan,
dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat & Akemat, 2014).
TAK Stimulasi Sensoris adalah terapi yang digunakan sebagai
stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien
terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara

2
nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak
mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan
perasaannya. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah: musik,
seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat
dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan
sebagai stimulus.
Karakteristik Sasaran stimulasi sensori yaitu duduk di pojok sendiri,
tidur berlebihan, menghindar dari orang lain, menarik dari realitas,
produktivitas menurun, inisiatif dari ide-ide kurang, bicara dan gerakaan
lambat, hipoaktif, gairah seksual menurun, bicara, senyum dan tertawa
sendiri.

B; LANDASAN TEORI
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2005). Stimulasi Persepsi adalah
terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivas proses perfikir serta
mengurangi prilaku maladaptive ( Purwaningasih dan Karlina, 2009).
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan
oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin, diarahkan oleh seorang terapis atau petugas yang telah
terlatih. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain (Struart & Laraia). Anggota kelompok mungkin datang dari
berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidak samaan,
kesukaan dan menarik (Yalom, 1995 dalam Struart 7 Laraia, 2001 dikutip dari
Cyber Nurse, 2009).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas :
1; kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
2; terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,
3; terapi aktivitas orientasi realita, dan
4; terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat, 2004).

TAK Stimulasi Sensoris adalah terapi yang digunakan sebagai


stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien

3
terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara
nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak
mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan
perasaannya. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah: musik,
seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat
dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan
sebagai stimulus.
Menurut Keliat (2005) TAK : Stimulasi Sensori ada 3 sesi yakni
sesi 1 : TAK Stimulasi sensori mendengar musik, sesi 2: menggambar,
sesi 3 : menonton tv/video. Pada TAK Stimulasi Sensori Sesi 1 :
kemampuan memberi respon pada musik.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
klien yang akan diberikan aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah :
1; Aspek Emosi
Psikomotorik yang lambat, pendiam, menarik diri.
2; Aspek intelektual.
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3; Aspek Sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan praktikan,
klien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu klien lain ke satu klien lain.

C; RENCANA PELAKSANAAN TAK STIMULASI SENSORI


1; Karakteristik Sasaran
a; Duduk di pojok sendiri.
b; Tidur berlebihan.
c; Menghindar dari orang lain.
d; Menarik dari realitas.
e; Produktivitas menurun.
f; Inisiatif dari ide-ide kurang.
g; Bicara dan gerakaan lambat.
h; Hipoaktif.
i; Gairah seksual menurun.
j; Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
k; Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, dan
berhias.
2; Tujuan

4
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu
diharapkan klien bisa merubah perilakunya dari yang
maladaptif menjadi adaptif.
Tujuan khusus:
TAK Stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami:
a; Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b; Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
c; Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan

3; Jenis Kegiatan
Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Sensori meliputi:
a; TAK stimulasi suara
b; TAK stimulasi gambar
c; TAK stimulasi suara dan gambar

TAK STIMULASI SENSORI SUARA MENDENGAR MUSIK

; Uraian Tugas

1; Leader :
Tugas :
a; Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
b; Merencanakan dan mengontrol terapi aktivitas kelompok
c; Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota lainnya
untuk memperkenalkan diri
d; Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
e; Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
f; Memotivasi anggota aktif dalam kelompok
g; Memimpin kegiatan dengan tertib
2; Co-Leader :
Tugas :
a; Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
b; Menjadi perantara antara fasilitatot dan leader
c; Membacakan aturan main dalam terapi aktivitas kelompok
3; Fasilitator :
Tugas :
a; Ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
b; Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
c; Jadi model bagi klien selama kegiatan

5
4; Observer :
Tugas :
a; Observasi jalannya kegiatan (jumlah peserta, klien yang keluar dan
tidak kembali, ketepatan waktu)
b; Catat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan

; Setting Tempat
Terapis dan klien duduk bersama melingkar berbaur di ruangan yang
nyaman dan tenang.
; Alat dan Media

1; Tape recorder
2; Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita
yang bermakna. Dapat juga lagu-lagu yang bermakna
religius)

; Metode

1; Dinamika Kelompok
2; Diskusi dan tanya jawab

; Langkah-Langkah Kegiatan

1; Persiapan
a; Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi :
klien menarik diri, harga diri rendah

b. Mempersiapkan alat dan tempat


2. Orientasi

a; Salam teraupeutik : Terapis mengucapkan salam


b; Evaluasi / validasi : Terapis menanyakan perasaan
klien hari ini
c; Kontrak :
1; Terapis menjelaskan tujuan kagiatan
2; Terapis menjelaskan aturan main yaitu :
; Klien harus mengikuti kegiatan dari awal
sampai dengan akhir
; Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus
meminta izin kepada terapis
; Lama kegiatan 60 menit
3; Kerja
a; Terapis akan membagi klien dalam kelompok kecil.

6
b; Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan
diri (nama dan nama panggilan, serta asal), dimulai
dari terapis secara beruntun searah jarum jam.
c; Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan
diri, terapis mengajak klien untuk bertepuk tangan.
d; Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien
boleh berjoget sesuai irama lagu sambil
mengoperkan bola searah jarum jam. Saat lagu
berhenti klien yang memegang bola terakhir akan
menceritakan isi cerita dari lagu dan perasaan klien
setelah mendengar lagu sambil dibantu anggota
kelompoknya untuk menyelesaikan permainan.
e; Misalnya Tn.A masuk dalam kelompok satu dan
terpilih untuk menceritakan isi lagu, anggota
kelompok Tn.A harus menyusun puzzle sesuai
dengan gambar sampai sebelum musik berakhir.
f; Terapis memutar lagu kembali sampai semua
kelompok mendapat giliran.
g; Terapis memberikan pujian pada setiap kelompok
yang menyelesaikan permainannya.
4; Terminasi
a; Evaluasi
; Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
; Terapis memberikan pujian atas pencapaian
kelompok
b; Tindak lanjut: Terapis menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik-musik yang baik dan bermakna
dalam kehidupan
c; Kontrak yang akan datang
; Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
; Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK

7
EVALUASI TAK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORIS

TAK Stimulisasi Sensoris : Mendengarkan musik

Evaluasi Klien

Nama Klien
No
Aspek yang Dinilai
1. Mengikuti kegitan
sampai akhir

2. Menjelaskan
makna lagu
3. Menjelaskan
perasaan setelah
mendengar lagu
4. Kerjasama dalam
kelompok
Jumlah

Evaluasi Terapis

No Terapi Sebagai Evaluasi

1. Arum Setyaningsih

2. Elan Rohman

3. Rinawati

4. Nuryaningsih

Anda mungkin juga menyukai