ASKEP HIPERPARATIROID
DISUSUN OLEH
YOPINCE KARAGINAL
( 01501016 )
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta
nikmat ilmu dan limpahan Rahmat serta karunia_Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Kelenjar Paratiroid.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada dosen pengajar mata kuliah Sistem
endokrin Ns.Agus Supriyadi,S.Kep. dan anggota kelompok yang sangat kompak
dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL !
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan .
A. Konsep Medis.
1. Definisi
2. Klasifikasi ..
3. Etiologi .
4. Menifentasi Klinik ..
5. Patofisiologi
6. Komplikasi
7. Penaktalaksaan ..
8. Pengobataan
9. Pencegaan ..
2. Kosep Keperawatan
A. Pengajian
B. Analisi Data .
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi .
A. Evaluasi
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada
semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih
serinbg 3 kali dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul
pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik seperti
neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
B. Klasifikasi
2 Hiperparatiroidisme sekunder
C. Etiologi
c. Hiperplasi
b. Malabsorbsi
c. Kelainan gastrointestinal
d. Kelainan hepatobilier
b. Hipernefroma
D. Manifestasi klinik
1. Hiperparatiroidisme Primer
2. Hiperparatiroidisme Sekunder
3. HiperparatiroidismeTertier
E. Patofisiologi
1. Hiperparatiroidisme Primer
2. Hiperparatiroidisme Sekunder
b) Poliuria
3. Hiperparatiroidisme Tertier
Hiperparatiroidisme tersier paling umum diamati pada pasien penderita
hiperparatiroidisme sekunder yang kronis dan yang telah menjalani cangkok
ginjal. Kelenjar hipertrophied paratiroid gagal kembali menjadi normal dan
terus mengeluarkan hormon paratiroid berlebih, meskipun kadar cairan
kalsium masih dalam level normal atau bahkan berada diatas normal. Pada
kasus ini, kelenjar hipertropid menjadi autonomi dan menyebabkan
hiperkalsemia, bahkan setelah penekanan kadar kalsium dan terapi
kalsitriol. Penyakit tipe ketiga ini sangat berbahaya karena kadar phosfat
sering naik.
Penipisan kadar kalsium yang progressive dari tulang oleh PTH dan
penurunan absorpsi gastrointestinal dari usus mengarah ke osteomalasia
dan osteitis fibrosa cystica tahap lanjut ( sangat jarang dijumpai sekarang).
Peranan fosfat serum juga sangt penting. Reabsorpsi tubular ginjal untuk
fosfat berkurang karena PTH, awal untuk hiperfosfaturia dan penurunan
kadar fosfat serum. Hipofosfatemia sebenarnya dapat memperburuk
hiperkalsemia dengan meningkatkan sekresi bentuk aktif vitamin D di ginjal.
F. Komplikasi
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan
dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu
komplikasi hiperparatiroidisme yang penting dan terjadi pada 55%
penderita hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat
presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis dan ginjal parenkim yang
mengakibatkan batu ginjal (renal calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal
ginjal.
G. Penatalaksanaan
H. Pengobatan/ Penyembuhan
a. Memaksangkan cairan
f. Operasi paratiroidektomi
g. Obati penyakit ginjal yang mendasarinya.
I. Pencegahan
A. Pengkajian
1. Data Pasien
Nama: Tn, y
Umur: 78
Agama: Islam
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Swasta
a. Keluhan Utama
b. Keluhan fisik:
2) b. Blood (B2)
3) c. Brain (B3)
4) Bladder (B4)
6) Bone (B6)
7) Integritas ego
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
b. Foto Rontgen:
3) Trabeculae di tulang
B Analisa Data
Nyeri akut
Perubahan pola
eliminasi urin
B. Diagnosa Keperwatan
C. Intervensi Keperwatan
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
6 Kolaborasi tindakan
pembedahan 6 Tindakan penaggulangan
medis adanya batu ginjal, untuk
memperbaiki pola eliminasi.
D. Evaluasi
Seane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat, R., dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. dan B.G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol.1. E/8. Agung Waluyo, I Made Karyasa, Julia, H.Y. Kuncara, dan Yasmin
Asih, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical
Surgical Nursing. Vol.1. E/8