Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ahmad Khoirul Iksan

NIM : 14/366729/PA/16240

I. NEGARA

1.1 Pengertian Negara


Negara adalah suatu wilayah dipemukaa bumi yang kekuasaanya baik politik militer,
ekonomi, social ataupun budaya yang diatur oleh pemerintah itu sendiri.

Pengertian Negara Menurut Para Ahli

Roger H. soltau: Ngara adalah alat (agency) atau wewnang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama
masyarakat.

Max Weber: Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

Robert M. Maclver: Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di


dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistim hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.

George Jellinek: Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia


yang telah berkediaman di suatu wilayah tertentu.

R. Djopkosoetono: Negara adalah organisasi manusia yang berbeda di wilayah


suatu pemerintahan yang sama.

1.2 Sifat Sifat Negara

Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari


kedaulatan yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada nrgara saja dan tidak
terdapat pada asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap
Negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua.

Sifat Memaksa

Agar peraturan perundang-undangan dan dengan demikian penertiban


dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka Negara memiliki
sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik
secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi dan
asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan; akan tetapi aturan-aturan
yang dikeluarkan oleh Negara lebih mengikat.
Sifat Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari


masyarakat. Dalam rangka ini Negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.

Sifat Mencakup Semua (all-encopassing, all-embracing)

Semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan membayar


pajak) berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Keadaan demikian memang
perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang-lingkup aktivitas Negara,
maka usaha Negara kearah tercapaiya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.
Lagi pula, menjadi warganegara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary
membership) dan hal ini berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat
suka rela. (Budiarjo. 1978: 40-1)

1.3 Unsur Pembentuk Negara

Penduduk

Dengan penduduk suatu Negara dimaksudkan semua orang yang pada sustu
waktu mendiami wilayah Negara . Mereka mereka itu secara sosiologis lazim disebut
rakyat dari Negara itu. Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu. Ditinjau dari suatu hukum, rakyat merupakat
warganegara suatu Negara. Warganegara adalah seluruh individu yang mempunyai
ikatan hukum dengan suatu Negara tertentu. Mungkin tidak dapat dibayangkan
adanya suatu Negara tanpa rakyat, tanpa warganegara. Rakayat (warganegara)
adalah substratum personil dari Negara. Tanpa warganegara, Negara akan
merupakan suatu fiksi besar.

Wilayah

Jika penduduk adalah substratum personil suatu Negara, maka wilayah


adalah landasan materiil atau landasan fisik Negara. Sekelompok manusia dengan
pemerintahan tidak dapat menimbulkan Negara, apabila kelompok itu tidak
sedentair (menetap) pada suatu wilayah tertentu. Bangsa-bangsa yang nomadis
tidak mungkin mendirikan Negara, sekalipun sudah mengakui segelintir orang-orang
sebagai penguasa. Luas wilayah Negara ditentukan oleh pembatasan-
pembatasannya dan di dalam batas-bats ini Negara menjalankan yurisdiksi territorial
atas aorang dan benda yang berada di dalam wilayah itu, kecuali beberapa golongan
orang dan benda yang dibebaskan dari yurudiksi itu, misalnya perwakilan diplomatic
Negara asing dengan harta benda mereka.
Pemerintahan yang Berdaulat

Pemerintah juga merupakan salah satu diantara tiga unsur konstitutif


Negara. Sekalipun telah ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah,
namun belum juga diwujudkan suatu Negara, jika tidak ada segelintir orang yang
berwenang mengatur dan menyusun bersama itu. Pemerintah adalah organisasi
yang mengatur dam memimpin Negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin Negara itu
berjalan dengan baik.

Untuk menjalankan funsi-fungsinya dengan baik dan efektif, pemerintah


menggunakan atribut hukum dari Negara, yakni kedaulatan. Pada pemerintahan
kedaulatan sebagai atribut Negara dikonretasasikan. Kekuasaan pemerintah
biasanya di bagi atas legislative, eksekutif dan yudikatif.

Pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure)

Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah
memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya.
Berdasarkan sifatnya, pengakuan de facto bersifat tetap, yakni pengakuan dari
negara lain dapat menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan
ekonomi untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.

1.4 Asal Mula Negara

1.4.1 Secara Faktual

Occupatie/Kependudukan

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai kemudian
diduduki dan dikuasai oleh kelompok tertentu. Contoh : Liberia diduduki budak
budak negro yang dimerdekakan tahun 1847.

Cessie/Penyerahan

Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan perjanjian.

Acessie/Penaikan Lumpur

Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu
yang lama dan dihuni oleh kelompok.

Fusi/Peleburan

Peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.

Proklamasi
Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri dan
menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun
1839, Indonesia tahun 1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan),
Banglades tahun 1971 (semula wilayah Pakistan), Papua Nugini tahun1975 (semula
wilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia, Estonia, Lituania) melepaskan diri dari Uni
Soviet tahun 1991, dsb.

Innovation/Pembentukan Baru

Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara baru.
Contoh : Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.

Anexatie/Pencaplokan/Penguasaan

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain
tanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak
mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.

1.4.2 Secara Teoritis

Teori Ketuhanan

Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan,
demikian pula negara terjadi karena kehendak Tuhan. Sisasisa perlambang teori
theokratis nampak dalam kalimat yang tercantum di berbagai UndangUndang
Dasar negara, seperti : .. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa atau By the
grace of God.Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan
Kraneburg.

Teori Kekuasaan

Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan


kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga
dengan demikian negara terjadi karena adanya orang yang memiliki
kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.

Teori Perjanjian Masyarakat

Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang


semula masingmasing hidup sendirisendiri mengadakan perjanjian untuk
membentuk organisasi yang dapat menyelenggarakan kepentingan bersama. Teori
ini didasarkan pada suatu paham kehidupan manusia dipisahkan dalam dua jaman
yaitu pra negara (jaman alamiah) dan negara.Teori ini dipelopori oleh Thomas
Hobbes.
Teori Hukum Alam

Menurut teori ini, terbentuknya negara dan hukum dengan memandang


manusia sebelum ada masyarakat hidup sendirisendiri. Pemikiran pada masa plato
dan Aristoteles.

1.5 Tujuan Negara

Negara dapat dipandang sebagai asosiasi yang hidup dan bekerjasama dan
mengejar beberapa tujuan Negara. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap
Negara ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bunum publicum, common
good, common weal).

Menurut Roger H. Sultau tujuan Negara ialah memungkinkan rakyatnya


berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin. Dan
menurut Harold J. Laski: menciptakan di mana rakyatnya dapat mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal

Tujuan Negara RI sebagai tercantum di dalam pembahasan Undang-Undang


Dasar 1945 ialah: untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejehteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
serta melaksasnakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social denagn berdasar kepada: ketuhanan yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila).

Adapun teori-teori tujuan Negara sebagai berikut:

Teori Kekuasaan

Shang Yang, untuk memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya dengan


cara menjadikan rakyatnya miskin,lemah dan bodoh.

Machiavelli, kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan


kehormatan Negara, dibenarkan bertindak kejam dan licik.

Teori Perdamaian Dunia

Dante Allegieri, menciptakan perdamaian dunia, yang dapat dicapai apabila


seluruh Negara berada dalam suatu kerajaan dunia (imperium dengan Undang-
Undang yang seragam bagi semua Negara).

Teori Jaminan Hak dan kebebasan


Immanuel Kant dan Kranenburg, hak dan kebebasan warga Negara terjamin,
di dalam Negara harus dibentuk peraturan perundang-undangan

1.6 Fungsi Negara

Melaksanakan ketertiban (law and Order); untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka Negara harus
melaksanakan penertiban. Dan dapat dikatakan bahwa Negara bertindak sebagai
Stabilisator.

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,

Pertahanan; hal ini diperlakukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar.
Untuk ini Negara dilengkapi dengan alat pertahanan.

Menegakkan keadilan; hal ini dilaksanan melalui badan-badan pengadilan.

Keseluruhan fungsi Negara di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan bersama.

II. KONSTITUSI

2.1 Pengertian Konstitusi

Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu constituer
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi
Undang-undang Dasar.

Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanyaan: what is a constitution ?


dapat dijawab bahwa a constitution is a document which contains the rules for the the
operation of an organization Organisasi dimaksud beragam bentuk dan kompleksitas
strukturnya. Negara sebagai salah satu bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki
naskah yang disebut sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Kata Konstitusi berarti
pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu constituer (Perancis) atau membentuk. Yang
dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal (permulaan)
dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah
Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala
hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.
2.2 Tujuan Konstitusi

Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Tujuan hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari
hukum tata negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat
dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri.

Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan dari
konstitusi lebih terkait dengan:

a. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-


masing,
b. Hubungan antar lembaga Negara,
c. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat),
d. Adanya jaminan atas hak asasi manusia,
e. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

2.3 Klasifikasi Konstitusi

Hampir semua negara memiliki kostitusi, namun antara negara satu dengan negara
lainya tentu memiliki perbeadaan dan persamaan. Dengan demikian akan sampai pada
klasifikasi dari konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau
hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka
sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya.

Dalam buku K.C. Wheare Modern Constitution (1975) mengklasifikasi konstitusi


sebagai berikut:

1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution). Konstitusi
fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-ciri pokok:
a. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah.
b. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah
undang-undang.

2.4 HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN KOSTITUSI

Negara dan kostitusi berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha
untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu
kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara Pancasila,
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara.
III. Rule of Law

3.1 Pengertian Rule of Law

Rule of law adalah suatu legalisme hukum yang mengandung suatu gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani dengan cara pembuatan sistem peraturan dan juga prosedur yang
objektif, tidak memihak, juga tidak personal serta otonom,Rule of law merupakan konsep
mengenai common law ialah seluruh aspek negara yang menjunjung tinggi supremasi
hukum yang dibangun atas prinsip keadilan serta egalitarian. Rule of law ialah rule by the
law bukan rule by the man. Keadilan harus berlaku kepada setiap orang, oleh sebab itu
lahirlah doktrin Rule Of Law.

Pengertian Rule of law dapat dibedakan, sebagai berikut :

1. Pengertian hakiki (ideological sense) ialah erat hubungannya dengan menegakkan


rule of law sebab menyangkut dengan ukuran-ukuran tentang hukum yang baik dan
buruk.
2. Pengertian formal (in the formal sence) ialah organized public power atau juga
suatu kekuasaan umum yang terorganisasikan, contohnya suautu negara

Pengertian Rule of Law Menurut Para Ahli

Menurut Philipus M.Hadjon, ialah bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa
Belanda adalah rechtsstaat ini lahir dari suatu perjuangan menentang suatu absolutisme,
ialah dari kekuasaan raja yang semena-mena untuk dapat mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undanagan.

Oleh sebab itu didalam proses perkembangannya rechtsstaat ini lebih memiliki ciri yang
revolusioner.

Menurut Friederich J.Stahl, Ada 4 unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat, ialah sebagai
berikut:

1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Fried Man (1959) menggemukakan Rule of law adalah doktrin dengan semangat dan juga
idealisme keadilan yang tinggi.

Menurut Satjipto Raharjo (2003) Rule Of Law ialah sebagai suatu institusi sosial yang juga
memiliki struktur sosial sendiri serta memperakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta
berkembang ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa, sehingga
dapat memperakar sosial serta budaya eropa,yang bukan institusi netral.
Pada dasarnya pengertian Rule Of Law ialah berdasarkan subtansi ataupun isinya
yang sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku didalam suatu
negara. Konsekuensinya ialah pada setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule
Of Law didalam kehidupan negaranya, walaupun negara tersebut ialah negara otoriter. Atas
dasar inilah alasannya maka diakui bahwa sulit menentukan apa pengertian pengertian Rule
Of Law secara universal, sebab setiap masyarakat melahirkan pengertian yang berbeda-
beda. Didalam hubungan ini maka Rule Of Law dalam hal ini munculnya yang bersifat
endogen, yang berarti muncul dan juga berkembang dari suatu masyarakat tertentu.

3.2 Prinsip-Prinsip Rule Of Law

Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tercantum pada UUD
1945 dan juga pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Point utama dari Rule Of Law ialah
jaminan adanya suatukeadilan bagi masyarakatnya, khususnya pada keadilan sosial.

Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945) :

a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)


b. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum serta pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1)
c. Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan ,pengakuan, serta kepastian hukum
yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
d. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan juga layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)

Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil atau Hakiki :

a. Berhubungan erat dengan the enforcement of the Rule of Law


b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law itu tergantung pada kepribadian
nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
c. Rule of law juga mempunyai akar sosial dan juga akar budaya Eropa (Satdjipto
Rahardjo, 2003)
d. Rule of law juga adalah suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,yang mengandung
wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat serta negara.
e. Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

Prinsip-Prinsip Rule of Law Menurut Para Ahli

Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana berarti ialah sebagai suatu
keteraturan hukum. Menurut Albert Venn Dicey ada 3 unsur yang fundamental pada Rule
Of Law, ialah sebagai berikut:
a. Supremasi aturan-aturan hukum
b. Kedudukan yang sama dimuka hukum
c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan
pengadilan.

Terdapat Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa didalam hubungan dengan negara
ialah hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas didalam suatu pengertian
negara hukum formal, ialah negara yang tidak bersifat proaktif melainkan bersifat pasif.
Sikap negara yang demikian ini disebabkan negara tersebut hanya menjalankan serta taat
pada apa yang termaktub didalam suatu konstitusi semata.

Di dalam hubungan suatu negara hukum organisasi pakar hukum internasional, atau
International Comission of Jurists (ICJ), ini secara intens melakukan kajian pada konsep
negara hukum dan juga unsur-unsur esensial yang terkandung didalam Negara tersebut.

Pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 ini semakin menguatkan posisi Rule Of Law
didalam kehidupan bernegara. Selain itu dari pertermuan tersebut maka telah digariskan
bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat juga harus diakui pula adanya suatu hak-hak
sosial serta ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi.

Komisi ICJ ini merumuskan syarat-syarat pada pemerintahan yang demokratis dibawah
Rule Of Law yang dinamis, ialah sebagai berikut:

a. Perlindungan konstitusional
b. Lembaga kehakiman yang bebas dan juga tidak memihak
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan menyatakan pendapat
e. Kebebasan berserikat atau berorganisasi serta berposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan

Gambaran tersebut mengukuhkan negara hukum ialah sebagai welfare state, Sebab
sebenarnya mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan
juga peran negara sangat minimal serta lemah. Atas dasar tersebutlah negara diberikan
suatu keluasan dan juga kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.

Didalam gagasan welfare state tersebut ternyata negara memiliki suatu kewenangan
yang relatif lebih besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum
formal saja. Selain itu juga, didalam welfare state yang terpenting ialah negara semakin
bersifat otonomuntuk mengatur dan juga mengarahkan fungsi serta peran suatu negara
bagi kesejahteraan hidup masyarakat.

Sejalan dengan kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tidak terpisahkan dengan
konsep negara hukum, baik itu rechtsstaat ataupun Rule of Law, yang pada prinsipnya
ialah memiliki kesamaan yang fundamental serta juga saling mengisi. Pada prinsip negara ini
unsur penting adalah dengan pengakuan adanya pembatatasan kekuasaan yang dilakukan
secara konstitisional. Oleh sebab itu, terlepas dari adanya suatu pemikiran dan juga praktek
konsep negara hukum yang berbeda.

IV. Demokrasi

4.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa yunani dari kata Demokratia yang berarti "kekuasaan
rakyat". Demokratia terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang
berarti kekuatan atau kekuasaan. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi dan budaya
yang memungkin dalam terjadinya praktik kebebasan politik baik secara bebas dan setara.

Secara umum pengertiakn demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang setiap


warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang menentukan
hidup mereka. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang dipegang
oleh rakyat atau rakatlah yang mempunya kedaulatan tertinggi. Demokrasi mengisinkan
warga negaranya untuk berpartisipasi baik secara langsung atau dengan perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan juga pembuatan hukum.
Pengertian Demokrasi Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli

Abraham Lincoln: Menurutnya, pengertian demokrasi adalah sistem pemerintah yang


diselenggaran dari rakyat, oleh rakyat dan untu rakyat.
Charles Costello: Menurut Charles Costello, pengertian demokrasi adalah sistem sosial dan
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi dengan
hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara
Hans Kelsen: Pengertian demokrasi menurut Hans Kelsen adalah pemerintahan oleh rakyat
dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan negara ialah wakil-wakil rakyat yang
terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan negara.
Merriem: Menurut Merriem, demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat,
khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasan tertinggi tetap pada rakyat dan
dilakukan oleh mereka baik secara langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan
secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik;
tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

4.2 Macam-Macam Demokrasi

4.2.1 Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat


Demokrasi Langsung (Direct Democracy): Pengertian demokrasi langsung adalah
demokrasi yang secara langsung dalam melibatkan rakyat untuk pengambilan
keputusan terhadap suatu negara. Demokrasi langsung, rakyat secara langsung
berpartisipasi dalam pemilihan umum dan menyampaikan kehendaknya.

Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy): Pengertian demokrasi tidak


langsung adalah demokrasi yang tidak secara langsung melibatkan seluruh rakyat
suatu negara dalam pengambilan keputusan. Demokrasi tidak langsung, rakyat
menggunakan wakil-wakil yang telah dipercaya untuk menyampaikan aspirasi dan
kehendaknya. Sehingga dalam demokrasi tidak langsung wakil rakyat terlibat secara
langsung dengan menajd perantara seluruh rakyat.

4.2.2 Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Fokus Perhatiannya

Demokrasi Formal : Pengertian demokrasi formal adalah demokrasi yang berfokus


dari bidang politik tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi
Demokrasi Material : Pengertian demokrasi material adalah demokrasi yang
berfokus di bidang ekonomi tanpa mengurangi kesenjangan politik.
Demokrasi Gabungan : Pengertian demokrasi gabungan adalah demokrasi yang
berfokus sama besar baik di bidang politik dan ekonomi.

4.2.3 Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi

Demokrasi Liberal : Pengertian demokrasi liberal adalah demokrasi yang didasarkan


dari hak individu suatu warga negara. Demokrasi liberal dimana setiap individu
dapat mendominasi dalam demokrasi ini. Pemerintah tidak akan banyak ikut campur
dalam kehidupan masyarakat dimana pemerintah memiliki kekuasaan terbatas.
Demokrasi liberal disebut juga dengan demokrasi konstitusi yang dibatasi oleh
konstitusi.
Demokrasi Komunis : Pengertian demokrasi komunis adalah demokrasi yang
berdasarkan dari hak pemerintah di negaranya dimana pemerintah mendominasi
atau kekuasaan tertinggi dipegang oleh penguasa atau pemerintah. Demokrasi
komunis tidak dibatasi dan bersifat totaliter yang membuat hak setiap individu tidak
ada pengaruhnya pada pemerintah.
Demokrasi Pancasila : Pengertian demokrasi pancasila adalah demokrasi yang
didasarkan dari ideologi Indonesia, yaitu Pancasila berdasrkan dari tata sosial dan
budaya bangsa Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan yang dianut Indonesia.

4.2.4 Ciri-Ciri Demokrasi

Ciri-Ciri Pemerintahan Demokrasi


Ciri-ciri demokrasi digambarkan dalam suatu pemerintah didasarkan atas sistem
demokrasi adalah sebagai berikut,
a. Pemerintah berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
b. Ciri Kontitusional, yaitu mengenai kepentingan, kehendak ataupun
kekuasaan rakyat yang dituliskan di konstitusi dan undang-undang negara.
c. Ciri Perwakilan, yaitu dalam mengatur negaranya, kedaulatan rakyat
diwakilkan dari beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu sendiri.
d. Ciri Pemilihan umum, Yaitu suatu kegiatan politik yang dilakukan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan
e. Ciri Kepertaian, yaitu partai menjadi sebuah sarana atau media sebagai
bagian pelaksanaan sistem demokrasi
f. Ciri kekuasaan, yaitu terdapat pembagian dan juga pemisahan kekuasaan
g. Ciri Tanggung Jawab, yaitu dengan adanya tanggung jawab baik pihak yang
telah terpilih dapat ikut dalam pelaksanaan suatu sistem demokrasi
Menurut Bingham Powl, Jr., Ciri-ciri demokrasi adalah sebagai berikut,
a. Legitimasi pemerintah, didasarkan dari keputusan pemerintah yang
mewakili keinginan rakyat, artinya apapun yang dilakukan pemerintah baik
patuh pada aturan hukum didasarkan untuk menenkankan bahwa apa yang
dilakukan oleh pemerintah merupakan kehendak rakyat
b. Pengaturan yang mengorganisasikan musyawarah mufakat atau
perundingan untuk memperoleh legitimasi dengan melalui pemilihan umum
yang kompetitif.
c. Pemilihan secara rahasia dan tanpa adanya paksaan
d. Terdapat hak-hak dasar misalnya kebebasan berbicara, kebebasan
berkumpul, kebebasan berorganisasi dan kebebasan pers.

4.2.5 Prinsip Demokrasi

Prinsip-Prinsip Demokrasi,
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodosi dalam konstitusi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Prinsip-
rinsip demokrasi jika ditinjau dari pendapat Almadudi yang dikenal dengan "soko
guru demokrasi".

Menurut Almadudui, Prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai berikut,


a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
g. Persamaan di depan hukum
h. Proses hukum yang wajar
i. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
j. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pramatisme, kerja sama, dan mufakat
Prinsip-Prinsip Demokrasi Secara Umum Secara umum, Prinsip-prinsip
Demokrasi antara lain sebagai berikut,

a. Keterlibatan warga Negara mengenai pembuatan keputusan politik


b. Persamaan diatnara warga Negara,
c. Setiap warga negara memiliki kesamanaa dan kesetaraan dalam praktik
politik
d. Kebebasan diakui dan diterima oleh warga Negara

V. Magna Carta
Adalah piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 yang
membatasi monarki Inggris, sejak masa Raja John, dari kekuasaan absolut.
Magna Carta adalah hasil dari perselisihan antara Paus, Raja John, dan baronnya atas hak-
hak raja: Magna Carta mengharuskan Raja untuk membatalkan beberapa hak dan
menghargai beberapa prosedur legal, dan untuk menerima bahwa keinginan Raja dapat
dibatasi oleh hukum. Magna Carta adalah langkah pertama dalam proses sejarah yang
panjang yang menuju ke pembuatan hukum konstitusional.

Isi Magna Carta sebagai berikut:


1. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
2. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak.
3. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
4. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
5. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah
tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
6. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji
akan mengoreksi kesalahannya.

Anda mungkin juga menyukai