NIM : 14/366729/PA/16240
I. NEGARA
Roger H. soltau: Ngara adalah alat (agency) atau wewnang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama
masyarakat.
Max Weber: Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
Sifat Memaksa
Penduduk
Dengan penduduk suatu Negara dimaksudkan semua orang yang pada sustu
waktu mendiami wilayah Negara . Mereka mereka itu secara sosiologis lazim disebut
rakyat dari Negara itu. Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu. Ditinjau dari suatu hukum, rakyat merupakat
warganegara suatu Negara. Warganegara adalah seluruh individu yang mempunyai
ikatan hukum dengan suatu Negara tertentu. Mungkin tidak dapat dibayangkan
adanya suatu Negara tanpa rakyat, tanpa warganegara. Rakayat (warganegara)
adalah substratum personil dari Negara. Tanpa warganegara, Negara akan
merupakan suatu fiksi besar.
Wilayah
Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah
memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya.
Berdasarkan sifatnya, pengakuan de facto bersifat tetap, yakni pengakuan dari
negara lain dapat menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan
ekonomi untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.
Occupatie/Kependudukan
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai kemudian
diduduki dan dikuasai oleh kelompok tertentu. Contoh : Liberia diduduki budak
budak negro yang dimerdekakan tahun 1847.
Cessie/Penyerahan
Acessie/Penaikan Lumpur
Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu
yang lama dan dihuni oleh kelompok.
Fusi/Peleburan
Proklamasi
Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri dan
menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun
1839, Indonesia tahun 1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan),
Banglades tahun 1971 (semula wilayah Pakistan), Papua Nugini tahun1975 (semula
wilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia, Estonia, Lituania) melepaskan diri dari Uni
Soviet tahun 1991, dsb.
Innovation/Pembentukan Baru
Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara baru.
Contoh : Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.
Anexatie/Pencaplokan/Penguasaan
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain
tanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak
mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.
Teori Ketuhanan
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan,
demikian pula negara terjadi karena kehendak Tuhan. Sisasisa perlambang teori
theokratis nampak dalam kalimat yang tercantum di berbagai UndangUndang
Dasar negara, seperti : .. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa atau By the
grace of God.Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan
Kraneburg.
Teori Kekuasaan
Negara dapat dipandang sebagai asosiasi yang hidup dan bekerjasama dan
mengejar beberapa tujuan Negara. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap
Negara ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bunum publicum, common
good, common weal).
Teori Kekuasaan
Melaksanakan ketertiban (law and Order); untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka Negara harus
melaksanakan penertiban. Dan dapat dikatakan bahwa Negara bertindak sebagai
Stabilisator.
Pertahanan; hal ini diperlakukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar.
Untuk ini Negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
II. KONSTITUSI
Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu constituer
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi
Undang-undang Dasar.
Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Tujuan hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari
hukum tata negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat
dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri.
Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan dari
konstitusi lebih terkait dengan:
Hampir semua negara memiliki kostitusi, namun antara negara satu dengan negara
lainya tentu memiliki perbeadaan dan persamaan. Dengan demikian akan sampai pada
klasifikasi dari konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau
hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka
sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya.
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution). Konstitusi
fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-ciri pokok:
a. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah.
b. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah
undang-undang.
Negara dan kostitusi berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha
untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu
kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara Pancasila,
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara.
III. Rule of Law
Rule of law adalah suatu legalisme hukum yang mengandung suatu gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani dengan cara pembuatan sistem peraturan dan juga prosedur yang
objektif, tidak memihak, juga tidak personal serta otonom,Rule of law merupakan konsep
mengenai common law ialah seluruh aspek negara yang menjunjung tinggi supremasi
hukum yang dibangun atas prinsip keadilan serta egalitarian. Rule of law ialah rule by the
law bukan rule by the man. Keadilan harus berlaku kepada setiap orang, oleh sebab itu
lahirlah doktrin Rule Of Law.
Menurut Philipus M.Hadjon, ialah bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa
Belanda adalah rechtsstaat ini lahir dari suatu perjuangan menentang suatu absolutisme,
ialah dari kekuasaan raja yang semena-mena untuk dapat mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undanagan.
Oleh sebab itu didalam proses perkembangannya rechtsstaat ini lebih memiliki ciri yang
revolusioner.
Menurut Friederich J.Stahl, Ada 4 unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat, ialah sebagai
berikut:
1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Fried Man (1959) menggemukakan Rule of law adalah doktrin dengan semangat dan juga
idealisme keadilan yang tinggi.
Menurut Satjipto Raharjo (2003) Rule Of Law ialah sebagai suatu institusi sosial yang juga
memiliki struktur sosial sendiri serta memperakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta
berkembang ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa, sehingga
dapat memperakar sosial serta budaya eropa,yang bukan institusi netral.
Pada dasarnya pengertian Rule Of Law ialah berdasarkan subtansi ataupun isinya
yang sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku didalam suatu
negara. Konsekuensinya ialah pada setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule
Of Law didalam kehidupan negaranya, walaupun negara tersebut ialah negara otoriter. Atas
dasar inilah alasannya maka diakui bahwa sulit menentukan apa pengertian pengertian Rule
Of Law secara universal, sebab setiap masyarakat melahirkan pengertian yang berbeda-
beda. Didalam hubungan ini maka Rule Of Law dalam hal ini munculnya yang bersifat
endogen, yang berarti muncul dan juga berkembang dari suatu masyarakat tertentu.
Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tercantum pada UUD
1945 dan juga pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Point utama dari Rule Of Law ialah
jaminan adanya suatukeadilan bagi masyarakatnya, khususnya pada keadilan sosial.
Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution,
memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana berarti ialah sebagai suatu
keteraturan hukum. Menurut Albert Venn Dicey ada 3 unsur yang fundamental pada Rule
Of Law, ialah sebagai berikut:
a. Supremasi aturan-aturan hukum
b. Kedudukan yang sama dimuka hukum
c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta keputusan
pengadilan.
Terdapat Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa didalam hubungan dengan negara
ialah hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas didalam suatu pengertian
negara hukum formal, ialah negara yang tidak bersifat proaktif melainkan bersifat pasif.
Sikap negara yang demikian ini disebabkan negara tersebut hanya menjalankan serta taat
pada apa yang termaktub didalam suatu konstitusi semata.
Di dalam hubungan suatu negara hukum organisasi pakar hukum internasional, atau
International Comission of Jurists (ICJ), ini secara intens melakukan kajian pada konsep
negara hukum dan juga unsur-unsur esensial yang terkandung didalam Negara tersebut.
Pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 ini semakin menguatkan posisi Rule Of Law
didalam kehidupan bernegara. Selain itu dari pertermuan tersebut maka telah digariskan
bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat juga harus diakui pula adanya suatu hak-hak
sosial serta ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi.
Komisi ICJ ini merumuskan syarat-syarat pada pemerintahan yang demokratis dibawah
Rule Of Law yang dinamis, ialah sebagai berikut:
a. Perlindungan konstitusional
b. Lembaga kehakiman yang bebas dan juga tidak memihak
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan menyatakan pendapat
e. Kebebasan berserikat atau berorganisasi serta berposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan
Gambaran tersebut mengukuhkan negara hukum ialah sebagai welfare state, Sebab
sebenarnya mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan
juga peran negara sangat minimal serta lemah. Atas dasar tersebutlah negara diberikan
suatu keluasan dan juga kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.
Didalam gagasan welfare state tersebut ternyata negara memiliki suatu kewenangan
yang relatif lebih besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum
formal saja. Selain itu juga, didalam welfare state yang terpenting ialah negara semakin
bersifat otonomuntuk mengatur dan juga mengarahkan fungsi serta peran suatu negara
bagi kesejahteraan hidup masyarakat.
Sejalan dengan kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tidak terpisahkan dengan
konsep negara hukum, baik itu rechtsstaat ataupun Rule of Law, yang pada prinsipnya
ialah memiliki kesamaan yang fundamental serta juga saling mengisi. Pada prinsip negara ini
unsur penting adalah dengan pengakuan adanya pembatatasan kekuasaan yang dilakukan
secara konstitisional. Oleh sebab itu, terlepas dari adanya suatu pemikiran dan juga praktek
konsep negara hukum yang berbeda.
IV. Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa yunani dari kata Demokratia yang berarti "kekuasaan
rakyat". Demokratia terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang
berarti kekuatan atau kekuasaan. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi dan budaya
yang memungkin dalam terjadinya praktik kebebasan politik baik secara bebas dan setara.
Prinsip-Prinsip Demokrasi,
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodosi dalam konstitusi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Prinsip-
rinsip demokrasi jika ditinjau dari pendapat Almadudi yang dikenal dengan "soko
guru demokrasi".
V. Magna Carta
Adalah piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 yang
membatasi monarki Inggris, sejak masa Raja John, dari kekuasaan absolut.
Magna Carta adalah hasil dari perselisihan antara Paus, Raja John, dan baronnya atas hak-
hak raja: Magna Carta mengharuskan Raja untuk membatalkan beberapa hak dan
menghargai beberapa prosedur legal, dan untuk menerima bahwa keinginan Raja dapat
dibatasi oleh hukum. Magna Carta adalah langkah pertama dalam proses sejarah yang
panjang yang menuju ke pembuatan hukum konstitusional.