Praktek kerja lapang (PKL) di RSI Aisyiyah Malang dilakukan pada
tanggal 1-30 April 2016 oleh gelombang 3 mahasiswa AKFAR Putra Indonesia Malang. Unit farmasi di RSI Aisyiyah Malang dibagi menjadi 4 bagian, yaitu depo farmasi rawat inap, depo farmasi rawat jalan, farmasi klinik dan gudang farmasi. Masing-masing unit memiliki kegiatan yang berbeda-beda, kegiatan- kegiatan tersebut didasarkan pada Standart Operasional Prosedure rumah sakit. Standart Operasial Prosedur (SOP) merupakan pedoman tentang langkah- langkah kegiatan kefarmasian yang ada di rumah sakit atau disetiap unit.
4.1 Gudang Farmasi
Di unit pelayanan gudang farmasi RSI Aisyiyah dilakukan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi seleksi obat, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penomoran faktur, dan pendistribusian,. Adapun penjelasan dari masing-masing kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi diantaranya sebagai berikut : 4.1.1 Seleksi Obat Seleksi obat dilakukan untuk menentukan jenis obat yang akan digunakan oleh masyarakat dengan harga terjangkau dan bersifat efisien. Selanjutnya, obat obat yang akan digunakan dalam konsumsi di rumah sakit dituangkan dalam bentuk formularium Rumah Sakit. 4.1.2 Perencanaan Perbekalan Farmasi Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi perbekalan farmasi untuk menentukan perbekalan farmasi sesuai dengan jumlah, jenis dan waktu yang tepat. Tujuan perencanaan perbekalan farmasi yaitu untuk mendapatkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan untuk menghindari terjadinya kekosongan obat atau penumpukan obat. Prosedur perencanaan perbekalan farmasi dirumah sakit diawali dengan merekap pengeluaran perbekalan farmasi dalam 1 bulan untuk dianalisis menggunakan metode ABC. Untuk obat golongan A perencanaan kebutuhannya selama 1 (satu) minggu. Untuk obat golongan B perencanaan kebutuhannya selama 2 (dua) hari. Untuk obat golongan C perencanaan kebutuhannya bila barang dibutuhkan. Selanjutnya daftar perencanaan diajukan ke K epala Bidang Penunjang Medis untuk persetujuan tiap bulan dan ke Kepala Bagian Keuangan untuk mengusulkan anggaran belanja. 4.1.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi Pengadaan merupakan suatu proses kegiatan permintaan perbekalan farmasi meliputi obat, bahan obat, alat kesehatan, gas medis dan bahan diagnostic ke distributor atau supplier. Tujuan pengadaan perbekalan farmasi yaitu agar tersedia perbekalan farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Prosedur pengadaan perbekalan farmasi diawali dengan petugas pengadaan membuat rencana realisasi pembelian perbekalan farmasi sesuai daftar perencanaan. Kemudiaan membuat surat pesanan rangkap tiga yang ditujukan untuk distributor, bagiaan keuangan dan arsip gudang farmasi. Selanjutnya dilakukan pembeliaan dengan cara memberikan surat pesanan langsung ke salesman, atau melalui telepon dan bila perlu surat pesanan difax. 4.1.4 Penerimaan Perbekalan Farmasi Penerimaan merupakan suatu proses kegiatan penerimaan perbekalan farmasi meliputi obat, bahan obat, alat kesehatan, gas medis dan bahan diagnostikdari distributor atau supplier sesuai dengan surat pesanan yang telah dibuat. Tujuan penerimaan perbekalan farmasi yaitu agar terjamin ketepatan penerimaan perbekalan farmasi baik jumlah maupun mutu. Adapun alur penerimaan barang dari distributor ke gudang sebagai berikut : 1. Periksa perbekalan farmasi yang diterima meliputi a. Kesesuaian jenis dan jumlah perbekalan farmasi baik fisik, SP maupun faktur pembelian b. Diterima apabila dalam kondisi baik, bersegel atau tertutup rapat, kadaluarsa minimal 1 tahun kecuali bila dibutuhkan cito. 2. Beri stampel penerimaan barang pada faktur pembelian meliputi nomor penerimaan, tanggal terima, nama penerima, paraf penerima, tanggal dicatat dikomputer dan paraf pencatat. 3. Beri stampel gudang farmasi pada kolom penerimaan di faktur pembeliaan 4. Ambil 2 (dua) lembar copy faktur, catat pembelian menggunakan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit kemudian cetak 2 (dua) lembar 5. Pada akhir shift, copy faktur, cetakan pencatatan pembelian dan surat pesanan distepler jadi satu, arsip satu untuk keuangan dan arsip dua untuk gudang farmasi. 4.1.5 Penyimpanan Perbekalan Farmasi Penyimpanan adalah suatu kegiatan penataan dan pemeliharaan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara menempatkan atau meletakkannya pada tempat yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu atau kualitas obat. Adapun tujuan dari penyimpanan antara lain sebagai berikut : 1. Menjamin stabilitas mutu dan keamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. 2. Menghindari penggunakan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak bertanggung jawab 3. Mempermudah pencarian dan pengawasan yang disertai kartu stelling Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan di RSI Aisyiyah adalah sebagai berikut : 1. Sediaan farmasi disimpan berdasarkan bentuk sediaan yaitu sediaan tablet/kaplet/kapsul, larutan (sirup/sirup kering, suspensi, emulsi), salep/krim/gel, tetes mata, tetes telinga, larutan infus, injeksi dan alat kesehatan. 2. Sediaan farmasi di tata sesuai dengan golongan obat yaitu obat paten dan generik 3. Menggunakan sistem FIFO (First in first out) dan FEFO (First expiration first out). 4. Untuk penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik disimpan di lemari khusus dengan sistem 2 pintu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 5. Untuk sediaan farmasi yang memerlukan penyimpanan khusus dan suhu tertentu yaitu penyimpanan di lemari pendingin (kulkas) seperti suppositoria, injeksi, serum dan insulin dilengkapi dengan pengatur suhu. 6. Untuk menyimpan B3 menggunakan almari khusus Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan disertai dengan kartu stelling serta dilengkapi dengan pengatur suhu ruangan 4.1.6 Penomoran Faktur Penomoran faktur merupakan suatu kegiatan pencatatan, penomeran secara berurutan pada faktur pembelian pada saat penerimaan barang dari distributor atau supplier. Tujuan dari penomeran faktur yaitu untuk mempermudah penelusuran faktur apabila dibutuhkan. Adapun prosedur penomeran faktur adalah sebagai berikut : 1. Beri nomor pada setiap faktur pembelian pada saat penerimaan barang dari distributor atau supplier dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nomor terdiri dari 5 (lima) digit angka b. Digit pertama dan kedua adalah bulan penerimaan c. Digit ketiga, keempat dan kelima adalah nomor urut kedatangan dimulai dari 001 2. Nomor faktur tersebut diakui sebagai nomor id pada pencatatan pembelian pada komputer. 4.1.7 Distribusi Perbekalan Farmasi Dari Gudang Farmasi Ke Depo Farmasi Pendistribusian obat merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan di rumah sakit antara lain sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Aisyiyah Malang. Adapun prosedur pendistribusian perbekalan farmasi dari gudang farmasi ke depo farmasi adalah sebagai berikut: 1. Buat usulan permintaan perbekalan farmasi berdasarkan stok minimal 2. Ajukan ke Kepala Unit Farmasi untuk mendapatkan persetujuan 3. Siapkan perbekalan farmasi sesuai dengan daftar permintaan yang telah disetujui Kepala Unit Farmasi 4. Catat di buku defekta apabila ada perbekalan farmasi yang habis atau belum lengkap pemenuhannya 5. Serahkan defekta ke petugas pengadaan 6. Catat perbekalan farmasi tersebut secara komputerisasi melalui menu anfra kemudian cetak rangkap dua (lembar pertama untuk unit penerima dan lembar kedua untuk arsip gudang farmasi) 7. Serahkan perbekalan farmasi beserta cetakan transaksi anfra untuk diteliti jenis dan jumlahnya oleh petugas penerima 8. Berikan paraf dan nama terang penerima dan petugas gudang farmasi yang menyerahkan pada struk anfra apabila telah sesuai.
4.2 Farmasi Klinis
4.3 Depo Farmasi I (Rawat Inap)
Depo Farmasi 1 (Rawat Inap) merupakan unit kefarmasian yang melakukan pelayanan kefarmasian selama 24 jam. Pelayanan resep yang dilakukan Depo Farmasi 1 meliputi pasien rawat inap, rawat jalan, maupun IGD. Pelayanan ini dilakukan berdasarkan pada formularium rumah sakit sedangkan pembelianya menyesuaikan dengan kemampuan pasien. Kegiatan kefarmasiaan yang dilakukan Depo Farmasi 1 meliputi pelayanan resep, dispensing obat racikan maupun non racikan, perencanaan permintaan obat yang dilakukan setiap hari kepada gudang perbekalan kefarmasian, penyimpanan obat dan alkes sedangkan untuk administrasi seperti pengentryan resep, pembayaran obat, dan monitoring perbekalan farmasi. Perbekalan farmasi di Depo Farmasi 1 sebagian besar berupa sediaan injeksi seperti antrain inj, ketorolac 30mg inj, ceftriaxson ink, omeprazol inj, ranitidin inj, amoxan ink, dll. Sediaan infus antara lain ringer lactat, NaCl 0,9%, dextrosa 5%, dll. Selain itu, juga terdapat alat kesehatan seperti spuit, infus set, blood set, under pat, urine bag, kasa, sarung tangan, masker, plester, dll. Hal ini dikarenakan pola kebutuhan sediaan farmasi pasien rawat inap sebagian besar adalah sediaan dalam bentuk injeksi, infus, maupun alat kesehatan dari pada obat yang dikonsumsi secara per oral. 4.3.1 Alur Pelayanan Obat Pasien Rawat Inap yang Pulang 1. Pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi 2. Petugas melakukan verivikasi resep berupa Inscriptio (nama dokter, ruang atau poli perawatan, tanggal resep), Signatura (nama pasien, nomor rekam medik, umur, alamat, berat badan pasien) dan Subscriptio (tanda tangan dokter untuk resep narkotika) dan Prescripto (nama obat, dosis, jumlah, rute pemakaian) 3. Petugas melakukan pengecekan persediaan obat di Depo Farmasi 1 sesuai dengan resep 4. Jika semua obat atau alkes yang tertulis diresep tersedia, maka dilakukan entry obat atau alkes dikomputer sesuai dengan yang tertera pada resep 5. Petugas melakukan print nota klaim 6. Resep diberikan kepada petugas yang melakukan disepensing resep dan dikerjakan sesuai dengan resep yang tertulis. 7. Dilakukan pengecekan terhadap obat yang telah didispensing oleh petugas yang berbeda, setelah itu petugas memberkan paraf pada kolom paraf yang terdapat pada kertas resep. 8. Dilakukan pengecekan ulang oleh Apoteker, kemudian apoteker menuliskan jam penyerahan obat dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE. 4.3.2 Alur Pelayanan Obat Pasien Rawat Inap 1. Perawat menyerahkan resep kepada petugas TTK di Depo Farmasi 1 2. Petugas melakukan verivikasi resep berupa Inscriptio (nama dokter, ruang atau poli perawatan, tanggal resep), Signatura (nama pasien, nomor rekam medik, umur, alamat, berat badan pasien) dan Subscriptio (tanda tangan dokter untuk resep narkotika) dan Prescripto (nama obat, dosis, jumlah, rute pemakaian) 3. Petugas melakukan pengecekan persediaan obat di Depo Farmasi 1 sesuai dengan resep 4. Jika semua obat atau alkes yang tertulis diresep tersedia, maka dilakukan entry obat atau alkes dikomputer sesuai dengan yang tertera pada resep 5. Petugas melakukan print nota klaim 6. Resep diberikan kepada petugas yang melakukan disepensing resep dan dikerjakan sesuai dengan resep yang tertulis. 7. Dilakukan pengecekan terhadap obat yang telah didispensing oleh petugas yang berbeda, setelah itu petugas memberkan paraf pada kolom paraf yang terdapat pada kertas resep. 8. Dilakukan pengecekan ulang oleh Apoteker, kemudian obat beserta resepnya diletakkan dalam box untuk setiap ruangan berbeda pasien rawat inap 9. Setelah semua obat yang disepensingkan siap, kemudian diambil oleh perawat untuk dibawa ke bagian ruang rawat inap. 4.3.3 Alur Dispensing Obat Non Racikan 1. Petugas farmasi menyiapkan etiket, mencantumkan tanggal pelayanan resep, nama pasien, nomer rekam medik, dosis dan waktu penggunaan, nama obat, tanggal kadaluarsa dan informasi khusus (sebelum atau sesudah makan, bila perlu, dan lain-lain) 2. Petugas farmasi mengambil jenis dan jumlah obat sesuai yang tertera dalam resep 3. Dilakukan pengecekan oleh petugas farmasi lain hasil dari pengambilan obat 4. Obat yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam wadah plastik dan diberi etiket yang sesuai 5. Petugas dispensing memberi paraf pada kolom paraf yang terdapat pada resep 6. Petugas dispensing menyerahkan obat yang telah siap kepada petugas farmasi yang lain untuk dilakukan pengecekan 7. Dilakukan pengecekan ulang oleh apoteker, kemudian apoteker menuliskan jam penyerahan obat dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE. 4.3.4 Alur Dispensing Obat Racikan 1. Petugas farmasi menyiapkan alat-alat peracikan (mortir stamper atau blender) yang sudah dalam kondisi bersih 2. Petugas farmasi menyiapkan media obat racikan (kertas pembungkus puyer, kapsul, wadah atau pot atau botol plastik 3. Petugas farmasi menyiapkan etiket, yang mencantumkan tanggal pelayanan resep, nama pasien, nomer rekam medik, dosis dan waktu penggunaan, nama obat, tanggal kadaluarsa dan informasi khusus (sebelum atau sesudah makan, bila perlu, dan lain-lain 4. Petugas farmasi mencuci tangan dengan sabun, dikeringkan dengan lap bersih dan menyemprotkan alkohol pada telapak tangan. 5. Petugas farmasi mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, sarung tangan dan jas lab. 6. Petugas farmasi mengambil obat-obatan yang akan dicampur sesuai dengan jenis dan jumlah yang telah dihitung dan ditentukan sebelumnya dalam resep 7. Dilakukan pengecekan oleh petugas farmasi yang lain hasil dari pengambilan obat 8. Petugas farmasi menghaluskan dan atau mencampur obat-obatan tersebut hingga homogen dengan mortir dan stamper atau blender 9. Obat yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam wadah plastik dan diberi etiket 10. Obat yang telah siap diserahkan kepada petugas farmasi yang lain untuk dilakukan pengecekan 11. Dilakukan pengecekan ulang oleh apoteker, kemudian apoteker menuliskan jam penyerahan obat dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE 4.3.5 Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Depo I Penyimpanan perbekalan farmasi adalah penataletakan perbekalan farmasi diruang penyimpanan maupun diruang pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah dipersyaratkan untuk masing-masing perbekalan farmasi dan ketentuan resmi dari pabrikan. Tujuan penyimpanan : 1) Menjamin stabilitas dan keamana sediaan farmasi dan alat kesehatan. 2) Memepermudah pengambilan pada saat dilakukan pelayanan farmasi. 3) Mencegah penggunaan obat atau alat kesehatan yang tidak bertanggung jawab Penyimpanan obat-obat di Depo Farmasi 1 menggunakan sistem FIFO dan FEFO sedangkan untuk penyimpanannya dibedakan berdasarkan : 1. Alphabetik 2. Berdasarkan bentuk sediaan obat (tablet, injeksi, liquid, semisolid, infus) 3. Berdasarkan golongan obat Obat golongan narkotik dan psikotropik diletakkan didalam lemari dengan pintu rangkap yang tidak dapat diangkat. 4. Berdasarkan suhu penyimpana obat Obat obat yang akan rusak bila disimpan pada suhu ruang jadi harus pada suhu dingin seperti lemari. Sediaan yang disimpan di lemari es antara lain crome inj, dumin 125mg, albumin, microlax, dll. 5. Berdasarkan golongan alat kesehatan 6. Berdasarkan obat-obat High Alert Obat high alert atau obat yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval dan pemilihannya). Penyimpanan obat-obat high alert dibedakan berdasarkan bentuk sediaan, stabilitas obat, sistem FIFO-FEFO, almari berpintu ganda untuk psikotropika dan narkotika, disimpan terpisah dari sediaan non high alert. Obat-obat high alert di RSI Aisyiyah diberikan penandaan berupa sticker yang bertulisakan high alert berwarna merah. 4.3.6 Monitoring Perbekalan Farmasi di Depo I Monitoring perbekalan farmasi dilakukan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien. Monitoring yang dilakukan di Depo Farmasi 1 yiatu : 1. Kontrol Suhu Pemantauan suhu adalah proses pengamatan dan pencatatan suhu dan atau adanya perubahan kondisi di tempat penyimpanan Kontrol suhu dilakukan pada suhu ruangan dan suhu pada lemari pendingin. Hal ini bertujuan agar suhu dalam penyimpanan obat tetap stabil. Suhu tempat penyimpanan yang dipersyaratkan adalah 25C (ruangan) dan 2 sampai 8C (lemari pendingin) 2. Kontrol Expired Date Kontrol expired date dilakukan dengan tujuan agar obat yang hampir expired bisa dikeluarkan terlebih dahulu, selain itu untuk menghindari pemberian obat kepada pasien yang telah expired. 3. Stock Opname Stock opname dilakukan bertujuan untuk menyamakan stock yang ada di dalam kartu stelling, sistem komputer dengan fisik yang ada. Selain itu, dengan melakukan stock opname juga dapat diketahui obat yang memiliki masa kadaluwarsa dekat sehingga dapat dilakukan penandaan. 4. Kartu Stelling atau kartu stock Kartu stock berfungsi sebagai media untuk memonitoring keluar masuknya obat. Selain itu juga dapat dilakukan untuk menelusuri jika terjadi kesalahan dalam menuliskan stock obat. 5. Permintaan harian ke gudang Permintaan harian dapat digunakan sebagai monitoring pada perbekalan farmasi karena petugas farmasi dapat melakukan inventarisir pada obat obat yang hampir habis. Alur permintaan perbekalan farmasi dari Depo Farmasi 1 ke Gudang sebagai berikut: a. Petugas Depo Farmasi 1 melihat dan mencacat persediaan obat dan alkes yang habis atau sudah tidak mencukupi untuk pelayanan berikutnya pada buku permintaan barang b. Petugas Depo Farmasi 1 melakukan entry data permintaan obat dan alkes ke bagian gudang c. Petugas gudang mencetak lembar pengeluaran barang kemudian menyiapkan barang yang diminta oleh Depo Farmasi 1 sesuai data d. Setelah obat disiapkan, dibubuhkan tanda tangan petugas penyiapan e. Dilakukan cek oleh Apoteker penanggungjawab gudang farmasi f. Petugas gudang mengantarkan obat tersebut ke Depo Farmasi 1 g. Petugas di Depo Farmasi 1 melakukan checking terhadap obat yang diterima antara lain kesesuaian antara obat yang diminta dengan obat yang datang dan expired date dengan lembar pengeluaran barang h. Obat yang diterima jumlahnya ditambahkan dalam kartu stok dan obat disimpan pada masing masing tempat.
4.4 Depo Farmasi II (Rawat Jalan)
4.4.1 Alur Pelayanan Obat Pasien BPJS Rawat Jalan 1. Pasien meletakkan resep pada keranjang penerimaan resep untuk pasien BPJS 2. Petugas melakukan verivikasi resep berupa Inscriptio (nama dokter, ruang atau poli perawatan, tanggal resep), Signatura (nama pasien, umur, alamat, berat badan pasien) dan Subscriptio (tanda tangan dokter untuk resep narkotika) dan Prescripto (nama obat, dosis, jumlah, rute pemakaian) 3. Petugas melakukan pengecekan persediaan obat di Depo Farmasi 2 sesuai dengan resep 4. Jika semua obat yang tertulis diresep tersedia, maka dilakukan entry obat dikomputer sesuai dengan yang tertera pada resep 5. Petugas melakukan print nota klaim 6. Resep diberikan kepada petugas yang melakukan disepensing resep dan dikerjakan sesuai dengan resep yang tertulis. 7. Dilakukan pengecekan terhadap obat yang telah didispensing oleh petugas yang berbeda, setelah itu petugas memberkan paraf pada kolom paraf yang terdapat pada kertas resep. 8. Dilakukan pengecekan ulang oleh Apoteker, kemudian apoteker menuliskan jam penyerahan obat dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE. 4.4.2 Alur Pelayanan Obat Pasien Umum Rawat Jalan 1. Pasien meletakkan resep pada keranjang penerimaan resep untuk pasien umum 2. Petugas melakukan verivikasi resep berupa Inscriptio (nama dokter, ruang atau poli perawatan, tanggal resep), Signatura (nama pasien, umur, alamat, berat badan pasien) dan Subscriptio (tanda tangan dokter untuk resep narkotika) dan Prescripto (nama obat, dosis, jumlah, rute pemakaian) 3. Petugas melakukan pengecekan persediaan obat di Depo Farmasi 2 sesuai dengan resep 5 Jika semua obat yang tertulis diresep tersedia, maka dilakukan entry obat dikomputer sesuai dengan yang tertera pada resep 6 Petugas memanggil nama pasien untuk mengkonfirmasi harga total obat 7 Pasien membayar obat dikasir 8 Petugas melakukan print nota klaim 9 Resep diberikan kepada petugas yang melakukan disepensing resep dan dikerjakan sesuai dengan resep yang tertulis. 10 Dilakukan pengecekan terhadap obat yang telah didispensing oleh petugas yang berbeda, setelah itu petugas memberkan paraf pada kolom paraf yang terdapat pada kertas resep. 11 Dilakukan pengecekan ulang oleh Apoteker, kemudian apoteker menuliskan jam penyerahan obat dan menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan KIE.