Anda di halaman 1dari 2

Konservasi Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan

dikatagorikan sebagai spesies Rentan dalam daftar IUCN Red List. Sekitar 4.0005.000 ekor
komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau
Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores
(mungkin sekitar 2.000 ekor). Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini
karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan
dapat berbiak. Bertolak dari kekhawatiran ini, pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia
menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan
ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar. Belakangan ditetapkan
pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian
komodo. Namun pada sisi yang lain, ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa komodo,
setidaknya sebagian, telah terbiasa pada kehadiran manusia. Komodo-komodo ini terbiasa
diberi makan karkas hewan ternak, sebagai atraksi untuk menarik turis pada beberapa lokasi
kunjungan. Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran (populasi komodo
di Pulau Padar hampir punah karena kebakaran alami,berkurangnya mangsa, meningkatnya
pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya menyumbang pada status rentan yang disandang
komodo. CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species) telah
menetapkan bahwa perdagangan komodo, kulitnya, dan produk-produk lain dari hewan ini
adalah ilegal. Meskipun jarang terjadi, komodo diketahui dapat membunuh manusia. Pada
tanggal 4 Juni 2007, seekor komodo diketahui menyerang seorang anak laki-laki berumur
delapan tahun. Anak ini kemudian meninggal karena perdarahan berat dari luka-lukanya. Ini
adalah catatan pertama mengenai serangan yang berakibat kematian pada 33 tahun terakhir.
Populasi kecil Ditinjau dari segi ilmiah, populasi komodo yang amat khas ini dapat
digolongkan ke dalam island population di mana populasi yang mungkin ribuan dan bahkan
jutaan tahun yang lalu menciut menjadi populasi-populasi kecil yang memiliki tingkat
keragaman genetik yang khas, sesuai habitatnya. Jadi, populasi komodo di Manggarai Barat
dan di Pulau Komodo memiliki ciri khas populasi akibat sudah teradaptasinya gen-gen
spesifik pada lingkungan yang spesifik pula. Perlu diluruskan kembali, inbreeding tidak
selalu merugikan. Dalam banyak hal, inbreeding merupakan salah satu metode persilangan
yang banyak dimanfaatkan untuk memurnikan suatu breed atau galur (line). Jika level
coeficient inbreeding ini sudah mencapai angka tertentu, misalnya di atas 25 persen untuk
ternak domestik, maka jika ada gen yang merugikan yang ada dalam galur (line) itu,
peluang gen itu muncul secara homozigot akan lebih besar. Sebaliknya, jika tidak ada gen
lethal yang merugikan pada galur itu, koefisien inbreeding yang tinggi sekalipun tidak akan
menurunkan fitness galur tersebut. Hal ini tentu akan sangat berbeda pada populasi satwa liar.
Konsep survival the fittest biasanya berlalu pada hewan liar. Hanya para pejantan dan induk
yang unggul saja yang dapat kawin dan berkembang biak serta menghasilkan keturunan.
Komposisi gen dan daya adaptasi gen inilah yang menjadi kunci keberhasilan satwa liar
dalam berkembang biak dan bertahan untuk meredam fluktuasi kondisi lingkungan yang
berubah setiap saat. Hal ini telah berlangsung ribuan tahun dan dengan level koefisien
inbreeding yang sangat tinggi pun depresi inbreeding tidak begitu berpengaruh. Sebagai
contoh kasus cheetah di Afrika dan belahan dunia ini. Koefisien inbreeding-nya mencapai di
atas 90 persen. Hal ini berarti, hampir dipastikan bahwa semua cheetah di dunia ini
berkerabat. Pada kenyataannya, populasi cheetah masih dapat bertahan dan berkembang biak
dengan baik. Pada kasus komodo, kemungkinan besar justru inbreeding yang telah terjadi
dalam kurun ribuan tahun ini menguntungkan bagi populasi komodo. Perlu diingat, dalam
istilah genetika, populasi disebut dengan geographic specific population. Mengingat
terisolasinya habitat komodo ini, kemungkinan besar genetiknya murni dan kalaupun terjadi
persilangan, persilangan terjadi dengan komodo asal Pulau Komodo. Selain itu, karena
populasi ini khas dan terisolir, maka tujuan memindahkan populasi komodo Manggarai untuk
memurnikan genetic. Justru sebaliknya, biasanya populasi yang tergolong ke dalam island
population ini memiliki kemurnian yang tinggi dan spesifik lokasi. Perlu kehati-hatian
Ditinjau dari ilmu genetika, ekologi, dan populasi, diperlukan kehatian-hatian untuk
melakukan konservasi ex situ. Sebab, jika dilakukan tanpa tinjauan ilmiah yang mendalam,
hasilnya justru membantu mempercepat kepunahan suatu populasi. Jika suatu individu atau
kelompok individu dipindahkan dari habitatnya, biasanya individu ini mengalami berbagai
stres, mulai dari stres akibat penangkapan, stres akibat tidak sesuainya dengan habitat baru,
stres perubahan pakan, stres perubahan iklim, dan lainnya. Secara fisiologis, jika individu
komodo sudah lama beradaptasi pada suatu daerah, individu tersebut telah memiliki zona
homeostasis fisiologinya yang khas. Maka, pemindahan ke habitat lain akan memaksa
individu tersebut untuk menyesuaikan ke titik zona homeostasis barunya. Jika individu
tersebut tidak dapat secepatnya menyesuaikan diri, hal pertama yang dikorbankan adalah
penurunan laju pertumbuhan dan mengurangi atau bahkan mengeliminasi aktivitas
reproduksinya. Ini berarti, setelah dipindahkan ke lingkungan baru yang tidak sesuai dengan
habitat semula, ada kemungkinan komodo tersebut menunda reproduksinya atau bahkan tidak
dapat bereproduksi sama sekali. Jadi, diperlukan suatu kehatian-hatian dalam menerapkan
kebijakan pemindahan komodo. Jangan sampai niat baik ini akan menjadi petaka kehilangan
subpopulasi komodo yang hanya dapat ditemukan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Jangan
sampai tragedi kematian massal bekantan yang dipindahkan dari Kalimantan ke Jawa Timur
beberapa waktu lalu terulang kembali.

http://biologi2008fkipunila.blogspot.co.id/2010/02/konservasi-komodo.html

#$"#e'/ K,&e$"/ Ke"&e%"$"'"("& H"3"#/ E%,/#e( D"$/ T"("& N" /,&"l


K,(,-,
Taman Nasional Komodo terdiri dari ti#a "uah pulau "esar yaitu pulauKomodo!
pulau $inca dan pulau 3adar serta 16 "uah pulau "esar8 ecil lainnya Se"anya
"uah#unun#8"uit yan# ada di Taman Nasional Komodo den#an punca
tertin##i yaitu%unun# Satali"o (L 4,5 meter dpl) =ilayah darat tamannasional
ini 6+, mD danwilayah total adalah 24 mDKeadaan alam yan#
erin#dan #ersan# menadian suatu eunian tersendiri @danya padan#
savana yan#luas! sum"er air yan# ter"atas dan suhu yan# cu up
panasternyata merupaanha"itat yan# disenan#i oleh se enis "inatan# pur"a
Komodo (9aranus omodoensis)

Anda mungkin juga menyukai