Reese CG, Oehler K, Tingle LE. Febrile seizures : risks, evaluation, and prognosis. American family physician. 2012;85(2):149-
153
Faktor resiko
Depolarisasi
Potensial aksi
Pelepasan neurotransmiter
di ujung akson
Kardiovaskuler
( 30 menit ) Respirasi Metabolisme
- Hipertensi
- Takikardi Suplai O2 Konsumsi O2
Glukosa uptake
Kardiak output
Hipoksia
ATP
CBF
( 30 60 menit )
Sel mati
Penyebab terjadinya kejang
Tetanus
Keracunan KD simpleks
Non Cerebral
(selama kejang Botulismus
sadar) Tetani Ekstrakranial
Infeksi KD Kompleks
Intrakranial
KEJANG Gg metabolik
Gg elektrolit
Akut sesaat Gg kardiovaskuler
Keganasan
Malformasi
Keracunanbahan toksik
Cerebral
Withdrawl obat
(selama kejang
tak sadar)
Epilepsi :
Kronik berulang - umum / general
- partial
- tak terklasifikasi
Pemeriksaan untuk mencari etiologi kejang
Anamnesa
Tingkat kesadaran, pemeriksaan fisik (LK ) , Pemeriksaan neurologis
lengkap.
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, urin rutin, elektrolit, gula darah.
kultur darah, fungsi hati, fungsi ginjal atas indikasi.
Pungsi lumbal
CT Scan kepala jika ada tanda peninggian tekanan intrakranial, gejala
neurologis fokal, penurunan kesadaran, riwayat trauma kepala.
EEG
Funduskopi
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi lengkap dapat dilakukan untuk
membantu mengetahui etiologi demam (Level II-2,
rekomendasi B).
Pemeriksaan elektrolit dan glukosa darah dilakukan bila
Loading
anak mengalami diare, muntah atau hal lain yang dapat
mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula darah.
(level II-2 dan level III, rekomendasi D).
Gerber dan Berliner, The child with a simple febrile seizure. Appopropriate
diagnostic evaluation. Archs Dis Child 1981;135:431-3
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile
seizures. Pediatr 1996;97:769-95
Pungsi Lumbal
Indikasi
1. Kejang
2. Paresis dan paralisis
3. Koma ( penurunan kesadaran )
4. Ubun-ubun besar membonjol
5. Kaku kuduk dengan penurunan kesadaran
6. TBC milier
7. Sepsis
8. Mastoiditis kronis curiga meningitis
Pungsi Lumbal
Kontra Indikasi
1. Syok
2. Infeksi didaerah tempat pungsi
3. Depresi pernafasan
4. Kelainan pembekuan darah
5. Tekanan intra kranial meningkat
Mutlak ; SOL, Tumor
Relatif : TIK meningkat karena infeksi SSP dilakukan
penurunan TIK lebih dahulu baru dilakukan pungsi lumbal
Indikasi LP Kejang Demam
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure.
Pediatr 1996;97:769-95
Millichap JG. Management of febrile seizures: current concepts and recommendations for
phenobarbital and electroencephalogram. Clin Electroencephalogr 1991;22:5-10
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam
yang tidak khas, misalnya:
Kejang demam pada anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari
5 tahun
Diragukan apakah kejang didahului demam atau demam terjadi
setelah kejang
Diragukan apakah anak benar mengalami demam pada saat kejang
PENATALAKSANAAN KEJANG
Catatan :
Dalam menanggulangi kejang ,Jangan panik,Jangan memasukkan apapun kedalam
mulut,Bersihkan jalan nafas dan rongga mulut dari benda asing. Miringkan kepala
agar tidak tersedak jika muntah,Longgarkan pakaian yang ketat
Antipiretik
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg/hari setiap 6-8 jam pada
saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang (level I,
rekomendasi B).
Efek samping diazepam adalah sedasi, ataksia.
Antikonvulsan pada saat demam (pencegahan kejang intermiten)
Intermiten
Diazepam
paracetamol
Jangka Panjang/continue
Phenobarbital (3-5 mg/kgBB)
Asam Valproat
Fenitoin Tidak efektif
Karbamazepim
Antikonvulsan pada saat kejang demam
Bila kejang belum berhenti, dapat diulang dengan dosis sama setelah 3-
5 menit
Kesepakatan Saraf Anak
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang (level I).
Loading
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
Konsensus 1980
Prognosis
Reese CG, Oehler K, Tingle LE. Febrile seizures : risks, evaluation, and prognosis. American family physician. 2012;85(2):149-
153
TERIMA KASIH