Tipe kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional dan
merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal
dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi
yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada
masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan
hilang saat menstruasi.
Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak
mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri
dalam waktu 6-8 minggu.
Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista
coklat (endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,
dan kista lutein.
Kista hemorrhage merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan
sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
Kista lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa
tipe kista lutein antara lain kista granulosa lutein, kista theca lutein, dan kista
polikistik ovarium. Kista granulosa lutein merupakan kista yang terjadi di dalam
korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan
kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan
saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6
cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi
perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini
menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur. Kista
theca lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti
jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.
Dan kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat
pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik
ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat
kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
MANIFESTASI KLINIS
PENATALAKSANAAN MEDIS
Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan
dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan
minggu ke 12. Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin
sulit dikeluarkan lewat pembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.
Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah
mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan
pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat
digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi
ovarium (Moore, 2001).
a. Kista berdiameter lebih dari 5 cm dan telah diobservasi 6-8 minggu tanpa
terjadinya pengecilan
b. Ada bagian padat dari dinding tumor
c. Dinding tumor bagian dalam berjonjot
d. Kista lebih besar dari 10 cm dan asites
e. Dugaan terpelintir atau pecah (Smeltzer & Suzzane, 2001).
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius.
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Agung Waluyo. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.