Anda di halaman 1dari 4

SOP Stroke

PENGERTIA Panduan untuk tatalaksana Stroke


N
TUJUAN Sebagai acuan tatalaksana Stroke di Rumah Sakit
A. Penatalaksanaan Stroke secara umum di Unit Gawat Darurat
1. Evaluasi Cepat dan Diagnosis
a. Anamnesis
- Gejala : Nyeri kepala, mual, muntah, pusing berputar, kejang, cegukan,
gangguan neurologis
- Waktu awitan
- Faktor Resiko : Hipertensi, Diabetes,dll.
b. Pemeriksaan Fisik
- Respirasi - Sirkulasi
- Oksimetri - Suhu Tubuh
- Kepala dan leher : cedera kepala, bruit karotis, distensi vena jugular
- Pemeriksaan Thorax, Abdomen, Ekstremitas
c. Pemeriksaan Stroke dan Skala
- Saraf kranialis - Fungsi kognitif
- Rangsang selaput otak - Reflek
- Motorik dan sensorik - Skala Stroke (NIHSS)
- Penilaian Jenis Stroke (Skor Siriraj / Algoritma Gadjah Mada)

2. Tatalaksana Umum
a. Stabilisasi Jalan Nafas dan Pernafasan
- Pemberian O2 pada saturasi oksigen <95%
- Perbaiki jalan nafas dengan suction, pipa orofaring, atau Intubasi
- Bantuan ventilasi jika diperlukan
b. Stabilisasi Hemodinamik
- Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (Hindari cairan Hipotonik)
- Optimalisasi Tekanan darah :
i. Stroke Iskemik : turunkan TD 15% dalam 24 jam pertama apabila
>220mmHg / >120 mmHg. Selanjutnya, tekanan darah harus
dipantau hingga <180 mmgHg / <105 mmHg. Antihipertensi yang
dapat digunakan adalah labetalol, nitropaste, nikardipin, atau
diltiazem intravena..
ii. PIS (Perdarahan Intra Serebral) : Jika Sistolik mencapai >220mmHg
atau MAP >150mmHg, diturunkan dengan antihipertensi intravena
secara kontinyu. Penurunan hingga sistolik 140 mmHg masih
aman.
iii. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid) : Tekanan darah diturunkan
hingga Sistolik 140-160 mmHg.
- Pada Stroke Iskemik monitoring jantung dilakukan selama 24 jam
pertama, bila terdapat adanya CHF, segera atasi.
c. Pemeriksaan Awal Fisik Umum
- Tekanan darah
- Pemeriksaan Jantung
- Pemeriksaan Neurologi umum awal :
i. Derajat kesadaran
ii. Pemeriksaan pupil dan okulomotor
iii. Keparahan Hemiparesis
d. Pengendalian TIK
- Monitoring keadaan klinis dan gejala neurologis terutama pada pasien
dengan GCS <9 dan penderita penurunan kesadaran karena peningkatan
TIK
- Penatalaksanaan penderita dengan peningkatan TIK meliputi :
i. Tinggikan posisi kepala 20o-30o
ii. Hindari pemberian cairan glukosa dan hipotonik
iii. Hindari hipertermia
iv. Jaga normovolemia
v. Osmoterapi atas indikasi :
o Manitol 0,25 0,5 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap
4-6 jam dengan target 310 mOsm/L. Selama pemberian
osmoterapi, osmolalitas diperiksa 2 kali sehari.
o Furosemide 1 mg/kgBB iv. Jika diperlukan.
vi. Tindakan bedah dekompresif
e. Pengendalian kejang
- Diazepam bolus lambat intravena 5-20mg dan diikuti oleh fenitoin,
loading dose 15-20mg/kgBB dengan kecepatan maksimum 50mg/menit,
bila belum teratasi perawatan di ICU diperlukan.
f. Pengendalian Suhu Tubuh
- Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diberikan antipiretika
- Berikan Asetaminofen 650mg bila suhu lebih dari 38,5 oC
- Pada pasien beresiko infeksi harus dilakukan kultur dan apusan dan
diberikan antibiotik
g. Pemeriksaan penunjang
- EKG
- Laboratorium (Kimi darah, fungsi ginjal, hematologi, faal hemostasis,
kadar gula darah, analisis urin, analisa gas darah, dan elektrolit)
- Bila perlu, pada kecurigaan perdarahan subaraknoid, dilakukan punksi
lumbal untuk pemeriksaan cairan serebrospinal
- Pemeriksaan Radiologi :
i. Foto rontgen dada
ii. CT Scan

B. Penatalaksanaan Stroke secara khusus


a. Stroke Iskemik
1. Pemberian terapi trombolisis pada stroke akut :
- Kriteria Inklusi : >18 tahun, awitan dapat ditentukan dengan jelas (<3
jam), tidak ada bukti perdarahan intracranial dengan CT-scan, deficit
neurologis jelas, informed consent.
- Pemberian IV rTPA dosis 0,9mg/kgBB, 10% dosis total diberikan bolus
sisanya infuse selama 60 menit.
2. Pemberian antiplatelet
- Pemberian aspirin dengan dosis awal 325mg dalam 24 sampai 48 jam
setelah awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut, tetapi
jika direncanakan pemberian trombolitik pemberian aspirin tidak
dianjurkan.
3. Vasopressor dapat diberikan tetapi monitoring neurologis dan jantung
harus dilakukan secara intensif.
4. Neuroprotektor yang dapat digunakan, yaitu Citicolin 2x1000mg intravena
selama 3 hari dan dilanjutkan dengan oral 2x1000mg selama 3 minggu.
b. Perdarahan Intra Serebral
1. Pemeriksaan pencitraan yang cepat dengan CT atau MRI
direkomendasikan, Angiografi CT dan CT dengan kontras juga dapat
dipertimbangkan
2. Tatalaksana medis perdarahan intracranial
- Terapi penggantian factor koagulasi dan trombosit diperlukan pada
pasien dengan defisiensi berat factor koagulasi atau trombositopenia.
Fresh Frozen Plasma 2-6 unit dapat diberikan untuk koreksi defisiensi
factor.
- Pasien dengan perdarahan intracranial dapat diberikan vitamin K
intravena 10mg, dengan kecepatan pemberian <1mg/menit
3. Evakuasi Hematom pada pasien dengan bekuan darah >30 ml dengan
kraniotomi standar dapat dipertimbangkan.
c. Perdarahan Subaraknoid
1. Identifikasi dan atasi nyeri kepala sedini mungkin
2. Tirah baring total dengan posisi kepala ditinggikan 30 o, bila perlu berikan
O2 2-3L/menit.
3. Istirahat total
4. Terapi antifibrinolitik : epsilon aminocaproic acid loading 1g iv kemudian
lanjutkan 1g tiap 6 jam sampai aneurisma tertutup.
5. Terapi tambahan : Laksansia, Analgesik, Sedatif minimal untuk pasien
gelisah.

Anda mungkin juga menyukai