Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kualitas pelayanan tentu akan mempengaruhi kerja dari tiap

pemberi jasa pelayanan. Umpan balik dan informasi merupakan elemen yang

penting dalam membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif,

termasuk kualitas pelayanan. Semakin tinggi kualitas pelayanan yang ingin

diberikan kepada pasien maka semakin besar pula waktu kerja yang harus

disediakan oleh pemberi pelayanan agar dapat meninjau harapan dari

pelayanan. Hal ini dapat menambah beban kerja tinggi pada tenaga kerja

perawat seperti Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus dibutuhkan kecepatan

dan ketepatan dalam pemberian pelayanan (Muninjaya, 2011). Selain

menambah beban kerja yang tinggi maka dapat menurunkan kualitas

pelayanan dalam pemberian perilaku caring perawat semakin rendah (Sobrin,

2010).

Seorang perawat di rumah sakit sebagai mana menurut (WHO, 2013)

memiliki beban kerja yang cukup tinggi. Banyak terjadi konflik antara

perawat dengan pasien sebagai akibat dari komunikasi yang kurang atau tidak

komunikatif, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dalam perawatan serta

menurunnya kepercayaan dari pasien. Kenyataannya dilapangan

menunjukkan bahwa banyak perawat yang belum menunjukkan perilaku

tersebut. Perawat bukan hadir untuk melayani, namun terkesan

menyelesaikan tugas saja (Simamora, 2012). Menurut Saputri (2011)

mengenai persepsi pasien tentang perilaku caring dalam pelayanan keperawat

didapat bahwa pengetahuan perilaku caring perawat menurut pasien adalah

1
2

perawat member perhatian lebih kepada pasien dan keluarga dan perilaku

caring perawat yang dirasakan pasien perawat aktif bertanya, berbicara

lembut, member dukungan, responsif, terampil dan menghargai serta

menjelaskan.

Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan disertai perilaku

caring perawat, seperti: ramah, respon cepat terhadap kebutuhan pasien,

mendengarkan kebutuhan pasien dan mendahulukan kepentingan pasien.

Beberapa ahli keperawatan mengartikan caring sebagai ciri atau karakter dari

manusia, caring sebagai ideal moral perawat. ( Watson ,2002; Tomey 2006).

Menurut Agustin (2002) begitu pula oleh Supriatin (2009) didapatkan data

perawat yang kurang caring akibat beban kerja berlebih sebesar 58,1%.

Sedangkan data yang diperoleh 60,2% responden mengatakan perilaku caring

perawat kurang dan 59,2% mengatakan beban kerja berlebih (Lidwina

dkk,2012). Menurut Laily Hafsyah diruang penyakit dalam Rumah Sakit

Umum Daerah ( RSUD) Pariaman tahun 2011 ditemukan lebih dari separoh

klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (57,1%). Kepuasan

menurun akibat perilaku caring menurun salah satunya disebabkan oleh over

work atau beban kerja lebih pada perawat.

Menurut Lestari (2013) dalam penelitiannya tentang hubungan perilaku

caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD

Pringsewu mengatakan perawat dalam memberikan pelayanan (caring)

terhadap pasien mayoritas rendah yaitu sebanyak 54 responden (56,3%).

Beberapa contoh perilaku caring yang dijelaskan oleh perawat dalam

penelitian adalah mendengarkan, menolong, menunjukkan rasa hormat, dan


3

mendukung tindakan orang lain, seperti yang dilaporkan oleh Brown (1982)

dalam Morrison (2008).


Hasil studi pendahuluan di IGD Bhayangkara Nganjuk pada tanggal 4

dan 5 Februari 2017 tersebut didapatkan data sebanyak 10 pasien yang

diwawancarai dan didapatkan data dimana sebanyak 6 pasien (60%) pasien

mengatakan pelayanan yang diberikan oleh perawat kurang, dimana

pelayanan yang diberikan hanya berfokus pada tindakan, kurang ramah

terhadap pasien serta kurang dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan

tujuh pasien (40%) menyatakan cukup. Setelah melakukan observasi selama

tiga hari dapat menyimpulkan perawat di IGD Bhayangkara Nganjuk hanya

fokus pada tindakan keperawatan dan kurang caring serta minimal sekali

dalam pemberian informasi terhadap pasien dan keluarga tentang tindakan

apa yang akan dilakukan oleh perawat.

Hasil wawancara dan observasi beberapa perawat mengatakan beban

kerja tinggi jika dilihat dari jumlah kunjungan pasien yang datang ke IGD

(Eka, 2015). Menurut Chusnawiyah (2015) mengatakan perawat bukan hanya

membutuhkan pengetahuan dan skill, tetapi kekuatan ekstra dalam melakukan

keperawatan, sehingga banyak Perawat mengalami pusing dan sakit kepala

saat shift kerja. Dikarenakan jumlah pasien yang memuncak dengan jumlah

perawat yang kurang, sehingga beban kerja beserta tanggung jawab kerja

makin berat saat shift kerja. Beban kerja perawat yang berlebihan

memberikan efek pasien yang merasa tidak puas karena kurangnya perhatian

dari perawat contohnya Kesan kurang ramah, mahal senyum dan sikap

perawat yang sensitif/mudah emosi jika ditanya oleh pasien ataupun

keluarganya juga menjadi fakta nyata yang dirasakan dan diungkapkan oleh
4

pasien dan keluarga (Chusnawiyah, 2015). Kondisi beban kerja yang berat

atau kelelahan membuat faktor pemicu kurangnya perilaku caring. Keadaan

tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas pelayanan

keperawatan. Dengan demikian, beban kerja akan mempengaruhi perawat

dalam melaksanakan pekerjaanya termasuk dalam berperilaku caring pada

pemberian pelayanan keperawatan.

Upaya penigkatan pelayanan perawatan IGD, dapat dilakukan dengan

berbagai upaya dalam melaksanakan dan menyelesaikan beban kerja

seoptimal mungkin, dengan kondisi fisik dan psikis yang baik ,antara lain

dengan pertukaran tim kerja operasi (rolling),dan menambah pengetahuan

serta mengadakan berlibur bersama ke tempat rekresi yang telah disepakati

bersama.
Atas dasar uraian tersebut,untuk mendapatkan masukan atau tambahan

untuk lebih meningkatkan produktifitas dan kualitas perawat di IGD,perlu

adanya penelitian tentang hubungan beban kerja dengan perilaku caring

perawat menurut pesepsi klien di IGD RSUD Jombang.


1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas , penulis membatasi

tentang perilaku caring perawat IGD dinilai menurut klien, sedangkan beban

kerja dinilai menurut perawat IGD.

1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat

menurut persepsi klien di IGD RSUD Jombang.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
5

Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring perawat

menurut persepsi kien di IGD RSUD Jombang.


1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasikan beban kerja perawat di IGD RSUD Jombang.
2. Mengidentifikasikan perilaku caring perawat menurut persepsi klien di

IGD RSUD Jombang.


3. Menganalisa hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat

menurut persepsi klien di IGD RSUD Jombang.


1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada

tenaga medis maupun masyarakat tentang hubungan beban kerja dengan

perilaku caring perawat menurut persepsi klien di IGD.


1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi perawat dan pasien responden.
Dengan mengetahui hubungan beban kerja dengan perilaku caring,

diharapkan perawat dan pasien dapat memahami dan menerapkan strategi

antisipasi, sehingga beban kerja dan perilaku caring bisa dikendalikan oleh

perawat.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan informasi, bahan pengembangan dan menambah

referensi bahan bacaan bagi semua pihak, serta dapat menambah bahan

kepustakaan khususnya tentang hubungan beban kerja dengan perilaku

caring perawat menurut persepsi klien di IGD.


c. Bagi peneliti selanjutnya.
Peneliti dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan

sehingga penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi ilmiah

mengenai hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat menurut

persepsi klien di IGD.


d. Bagi tempat penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan

informasi bagi RSUD Jombang mengenai hubungan beban kerja dengan


6

perilaku caring, sehingga dapat memberikan pelayanan dan kualitas

perawat dengan mengurangi gejala beban kerja dan meningkatkan perilaku

caring.

Anda mungkin juga menyukai