PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
darah akan semakin mengental dan menghambat peredaran darah dalam
mengangkut sari-sari makanan dan osigen keseluruh tubuh. Dan disinilah peranan
dari cairan tubuh (air) sebagai penyeimbang atau pengencer darah sehingga darah
dalam keadaan normal (Hermawan et all, 2012).
Denyut jantung secara lengkap terdiri atas kontraksi atrium, relaksasi atrium
dan kontraksi ventrikel serta relaksasi ventrikel. Pada manusia satu denyutan
jantung secara lengkap memerlukan waktu sekitar 0,8 detik sehingga jumlah
denyutan per satu menit (laju denyut jantung) sekitar 75 kali. Secara teoritis,
semakin banyak darah yang masuk ke jantung, semakin banyak darah yang masuk
ke jantung, semakin banyak pula darah yang akan dikeluarkan dari jantung. Sifat
jantung pada beberapa hal seperti otot rangka. Pada umumnya laju denyut jantung
hewan yang bertubuh kecil lebih tinggi daripada hewan yang bertubuh besar
karena darah yang berputar akan kembali dengan cepat ke jantung (Sandi, 2013).
Aktivitas fisik memerlukan energi untuk kontraksi otot yang berasal dari
makanan dan oksigen. Aktivitas fisik selama beberapa waktu dapat menyebabkan
kelelahan saat berolahraga ringan seperti berjalan atau berlari. Kaki merupakan
bagian anggota gerak yang sangat penting untuk berjalan dan berfungsi sebagai
tuas/pengungkit sehingga merupakan bagian penerima berbagai gaya deformitas
sehingga bentuk tapak kaki yang leper tanpa lengkung kurang mampu berfungsi
sebagai tuas atau pengungkit untuk mengungkit (Herianto & Aminoto, 2013).
Suara denyut jantung terutama datang dari bergolaknya darah yang
disebabkan oleh menutupnya katup jantung. Pada setiap siklus jantung hanya
suara jantung pertama dan kedua yang cukup keras didengar melalui stetoskop.
Suara pertama yang terdengar adalah suara lup lebih keras dan sedikit lebih
panjang daripada suara yang kedua. Suara lup ini dihasilkan dari gerak balik
darah yang menutup katup antriventikular segera setelah sistol ventrikel mulai.
Suara kedua lebih pendek dan tidak selaras suara pertama yaitu suara dup. suara
ini adalah akibat gerak balik darah (Soewolo, 2008).
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari darah
dipompa oleh jantung. Denyut nadi merupakan frekuensi perputaran banyaknya
peredaran darah ke jantung dan diukur untuk menentukan frekuensi denyut
jantung. Denyut nadi digunakan untuk parameter fungsi tubuh manusia, yang
berkisar antara 60-100 denyut permenit 3,4. Orang yang mempunyai frekuensi
denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang terlatih menunjukan
efektifitas dari jantung dalam memompa darah, sedangkan denyut nadi istirahat
melebihi 100 denyut permenit adalah kemampuan jantung memompa darah lemah
yang menggambarkan tertanggunya fisik seseorang (Sandi, 2013).
Denyut nadi adalah frekuensi atau irama dari denyut atau detak jantung yang
dapat dipalpasi (diraha) dipermukaan kulit pda tempat-tempat tertentu. Frekuensi
denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut atau detak jantung.
Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorangan balik arteri secara bergati-
ganti. Ada dua faktor yang bertanggung jawan bagi kelangsungan denyutan yang
dapat dirasakan yaitu, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu
pendek dari jantung ke aorta, dan elastisitas dari dinding arteri yang
memungkinkan meneruskan aliran darah dan arilan balik (Novia, 2014).
Universitas Sriwijaya
Semakin besar metabolisme dalam suatu organ maka makin besar aliran
darahnya. Hal ini akan dikompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan
memperbesar banyaknya aliran darah yang dipergunakan dari jantung ke seluruh
tubuh. Perubahan denyut nadi sering dipakai sebagai dasar untuk physical fitness
test, dimana perubahan-perubahan yang sedikit atau tanpa perubahan menunjukan
baiknya pengaturan sistem sirkulasi (Elly, 2013).
Penurunan atau peningkatan yang mencolok dari denyut jantung merupakan
pertanda buruknya penyesuaian sistem sirkulasi dalam tubuh, misalnya pada
olahragawan tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada denyut jantung karena
terjadi efisiensi kerja jantung oleh miokardium sehingga terjadi perlambatan
denyut jantung dengan peningkatan stroke volume. Pada pencegahan penyakit
jantung, penggunaan tangga sangat dianjurkan, karena dengan aktif naik turun
dengan menggunakan tangga diperkirakan sama dengan berolahraga dengan
berjalan kaki, dengan demikian maka jantung secara tidak langsung akan bekerja
seperti saat berolahraga (Elly, 2013).
Universitas Sriwijaya
membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian juga
merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih
banyak lagi. Akibat dari pekerjaan ini, maka frekuensi denyut nadipun akan lebih
banyak lagi atau meningkat (Hermawan et all, 2012).
Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai dengan
pengeluaran keringat yang meningkat, penurunan denyut nadi, dan suhu tubuh
sebagai akibat pembentukan keringat. Aklimatisasi terhadap suhu tinggi
merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya. Untuk
aklimatisasi terhadap panas ditandai dengan penurunan frekuensi denyut nadi dan
suhu tubuh sebagai akibat pembentukan keringat. Aklimatisasi ini ditujukan
kepada suatu pekerjaan dan suhu tinggi untuk beberapa waktu misalnya 2 jam.
Mengingat pembentukan keringat tergantung pada kenaikan suhu dalam tubuh.
Aklimatisasi panas biasanya tercapai sesudah 2 minggu. Dengan bekerja dalam
suhu tinggi saja belum menghasilkan aklimatisasi sempurna (Novia, 2014).
Akibat yang ditimbulkan karena tekanan udara yang rendah yaitu kekurangan
O2 dalam darah atau Hipoksia. Gejala-gejala hipoksia antara lain sakit kepala,
sesak nafas , tidak nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit perut, kemampuan,
mental dan ketajaman berfikir menurun, badan terasa lemah, perasaan malas
sekali, tidak dapat tidur, tangan dan bibir menjadi biru dan denyut jantung
berdenyut lebih cepat daripada biasanya. Kecepatan denyut jantung seseorang
berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor tertentu, antara lain usai, berat
badan, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas seseorang. Semakin besar
metabolisme semakin besar aliran darahnya (Ardianto, 2015).
Kelelahan panas timbul sebagai akibat kolaps sirkulasi darah perifer karena
dehidrasi dan defisiensi garam. Dalam usaha menurunkan panas, aliran darah
perifer bertambah, yang mengakibatkan pula produksi keringat bertambah.
Penimbunan darah perifer menyebabkan darah yang dipompa dari jantung
keorgan-organ lain yang cukup, sehingga timbul gangguan. Kelelahan panas dapat
terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam tanpa dehidrasi. Kelainan ini
dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang kurang minum, berkeringat
banyak, muntah muntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan
pengeluaran air berlebihan (Hermawan et all, 2012).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Aktivitas Lari
No Nama Sesudah
Sebelum
1 menit 5 menit 10 menit
1 Endah Aprian 86 94 105 110
2 Dika Meitri Hartina 84 89 104 119
3 Veronika Larasati 79 97 112 110
4 Khalisa Asyiatul A 76 83 103 112
5 Desi Anggraini 84 106 122 130
6 Ahmad Heru 77 105 122 160
Saputra
7 Wibisono 90 116 145 155
4.2. Pembahasan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil adanya
pengaruh aktifitas terhadap jumlah dari denyut nadi. Denyut nadi praktikan
kelompok empat mengalami peningkatan jumlah denyut nadi setelah melakukan
Universitas Sriwijaya
jogging selama 1 menit, 5 menit, dan 10 menit. Tapi ada juga yang mengalami
penurunan jumlah denyut nadi. Menurut Ardianto (2015), mengatakan bahwa
semakin tinggi aktivitas seseorang maka semakin meningkat metabolisme otot
sehingga curah jantung meningkat untuk menyuplai kebutuhan zat makanan
melalui peningkatan aliran darah.
Usia, jenis kelamin, aktivitas, dan kebugaran fisik seorang praktikan akan
mempengaruhi jumah denyut nadinya. Pada kelompok empat seharusnya laki-laki
memiliki jumlah denyut nadi yang lebih rendah dibandingkan wanita. Tetapi
justru memiliki jumlah nilai yang tinggi. Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan
praktikan sebelum dilakukan uji yang berbeda-beda, tingkat kebugaran praktikan
antara wanita dan laki-laki yang berbeda dan juga menkonsumsi sarapan atau
tidak. Menurut Soewolo (2006), mengatakan bahwa usia, jenis kelamin,
kebugaran fisik dan suhu tubuh juga mempengaruhi laju jantung sehingga
berpengaruh juga pada jumlah denyutan dan akan makin menurun jika usia
bertambah.
Kebugaran fisik seseorang juga sangat mempengaruhi jumlah detak jantung
seseorang. Seorang atlet cenderung memiliki detak jantung yang stabil walaupun
dalam kondisi beraktivitas dan seorang perokok juga memiliki denyut jantung
yang cepat. Detak jantung tersebut lebih cepat karena kerja jantung yang lebih
berat. Menurut Karakaya (2007), mengatakan bahwa merokok secara akut terbukti
menyebabkan peningkatan denyut jantung karena adanya peningkatan dalam
aktivitas adrenergic. Perubahan denyut nadi sangat drastis saat berolahraga dapat
menandakan buruknya sistem sirkulasi dalam tubuhnya.
Perbedaan denyut nadi dipengaruhi banyak faktor, salah satunya depengaruhi
oelh jenis kelamin, diketahui biasanya wanita memiliki denyut nadi lebih tinggi,
ini disebabkan karena faktor hormone dan suasana hati. Selain itu wanita biasanya
tidak memiliki aktivitas padat seperti lelaki, sehinnga tubuh ketika beraktivitas
diluar kebiasaan normal akan menimbulkan pacuan denyut nadi lebih cepat.
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan di dapatkan kesimpulan
yaitu:
1. Jumlah denyut nadi pratikan kelompok empat ada yang menurun dan ada yang
meningkat.
2. Denyut nadi seorang wanita lebih banyak dibanding laki-laki dipengaruhi oleh
hormone dan suasana hatinya.
3. Usia, jenis kelamin, aktivitas, dan kebugaran fisik seorang akan mempengaruhi
jumlah denyut nadinya.
4. semakin tinggi aktivitas seseorang maka semakin cepat metabolisme otot
sehingga curah jantung akan meningkat.
5. denyut nadi seorang wanita lebih banyak dibanding laki-laki depengaruhi oleh
hormone dan suasana hatinya.
DAFTAR PUSTAKA
Elly, I. 2013. Perubahan Denyut Nadi Pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik
Universitas Sriwijaya
Turun Tangga. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Herianto & Aminoto B. Analisis Pengaruh Bentuk Telapak Kaki Terhadap
Kelelahan Fisik. Jurnal TeknoSains. 2(2): 147-153.
Hermawan L, Subiyono HS, Rahayu S. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan Cairan
(Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik. Sport Sciences
and Fitness Journal. 1(2): 14-20.
Novia, R. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan dan Penaikan
Detak Jantung. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Sandi, N. 2013. Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa
Tubuh, dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswas Smkn-5
Denpasar. Sport and Fitness Journal. 1(1): 38-44 hlm.
Soewolo, 2008. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
Pengukuran denyut nadi setelah melakukan aktivitas
Selama 1 sampai 10 menit
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2016
Universitas Sriwijaya