TUGAS FARMASI
Disusun Oleh:
1.
2. _
3. _
4. _
5. _
KATA PENGANTAR
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang
terkait.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian metformin pada penderita DM tipe
2 usia lanjut.
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Metformin
Metformin dapat ditambah dosisnya dari 500 mg per minggu sampai dapat
dicapai kadar glukosa darah yang diinginkan atau 2000 mg/hari. Dosis harian
metformin dapat mencapai 850 mg tiga kali sehari (2550 mg/hari). Kira-kira
80% efek penurunan glikemia dapat ditunjukan pada dosis 1500 mg/ hari dan
2000 mg/hari yang dilihat dosis efektif maksimal. Pemberian dosis dua kali
sehari sampai tiga kali sehari dengan pelepasan metformin dalam tubuh yang
panjang dapat membantu meminimalkan efek samping sehingga dapat
meningkatkan kontrol gula. Bentuk sediaan oral metformin 500, 850, 1000 mg
tablet, extended-release (XR) : 500, 750, 1000 mg tablet ; 500 mg/mL
solution.(13)
badan. Oleh karena itu digunakan pada Diabetes Melitus Tipe II sebagai
pilihan pertama pada pasien diabetes mellitus tipe II gemuk yang mana
perhari) yang diberikan satu atau dua kali sehari pada saat
sehari.
e. Untuk mengurangi beban pembiayaan, gunakan obat generik
B. Kegunaan Terapi
Metformin lebih sering digunakan sebagai terapi antidiabetik oral
saluran gastrointestinal.(15)
Namun, dalam hasil penelitian masih ditemukannya pemberian
metformin yang belum sesuai dengan kondisi klinis pasien yaitu masih
ditolerir oleh pasien. Efek yang tidak diinginkan yang paling sering
jantung kongesif dan wanita hamil. Pada keadaan gawat juga sebaiknya
seperti mual, flatulensi, dan diare. obat ini diekskresikan melalui ginjal,
dan risiko akumulasi metformin serta asidosis laktat akan meningkat jika
2.5 Farmakodinamik
11
jaringan tubuh.
A. Mekanisme Kerja Obat
Mekanisme kerja metformin menambah up-take (utilisasi) glukosa
Zhou dkk. pada tahun 2001. Zhou dkk. telah menemukan peran enzim
dan steatosis hati (perlemakan). Jadi enzim AMPK ini mempunyai peran
gula hati. Metformin juga menekan nafsu makan hingga berat badan
resistensi insulin
5 Meningkatkan fisiologi membran sel 6. Menurunkan free fatty acid
flux.
darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan
oleh sifat fisikokimianya. Distribusi dibatasi oleh ikatan obat pada protein
afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri.(1)
Metformin tak terikat protein plasma, sehingga tidak memungkinkan
obat terdiri dari 2 jalur utama dari proses biokimia yang berbeda, yaitu
metabolisme fase I dan fase II. Namun, karena metformin tidak mengalami
metabolisme hepatik/ ekskresi melalui kandung empedu maka hal ini tidak
dikeluarkan dari tubuh, temasuk ke dalam alat ekskresi seperti ginjal, hati
dan paru. Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi
Obat atau metabolit yang polar diekskresi lebih cepat daripada obat yang
C. Ikatan Protein
Metformin mengaktivasi enzim Adenosin Monofosfat Protein Kinase
merupakan protein yang berasal dari jaringan adiposa dan memiliki fungsi
penyakit ginjal dan jantung (Siswandono & Soekardjo, 2008). Efek toksik
yang paling sering pada metformin adalah pada saluran cerna (anoreksia,
mual, muntah, keluhan abdominal, diare) dan terjadi sampai sebesar 20%
metformin mungkin harus dihentikan pada 3-5% pasien karena diare yang
terus menerus.(24)
D. Bioavailabilitas
Metformin tidak sempurna diserap pada saluran pencernaan dan
1,5 2 g/hari.
Menurut Raju, et al. (2010), bioavailabilitas metformin dapat
2.7 Toksisitas
A. Efek samping
Efek yang tidak diinginkan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien
DM tipe II yang diterapi metformin adalah keluhan gastrointestinal. (4)
Metformin dilaporkan dapat menyebabkan diare dan dispepsia. (3) Hampir
20% pasien DM tipe II yang diterapi dengan metformin mengalami mual,
muntah, diare serta kecap logam (metalic taste), namun dengan
menurunkan dosis keluhan ini dapat segera hilang. (8) Penggunaan
metformin pada pasien lanjut usia dibatasi oleh adanya efek samping pada
gastrointestinal. Terdapat 30% pasien lanjut usia yang mengeluh
anoreksia, mual, dan perasaan tidak nyaman pada perut. Untuk
mengurangi efek samping ini, dapat diberikan dosis awal 500 mg,
kemudian ditingkatkan 500 mg/minggu untuk dapat mencapai kadar gula
darah yang diinginkan.(17) Efek samping anoreksia dan gangguan
gastrointestinal terutama pada dosis di atas 1,5 g/hari.(28)
B. Toksisitas
A. Tingkat 1
BAB IV
PEMBAHASAN
pada usia lanjut. Hampir 50% pasien diabetes tipe 2 berusia 65 tahun ke atas.
Diabetes pada usia lanjut berbeda secara metabolik dengan diabetes pada
pada kelompok usia ini. Pada tahun 2008, American Diabetes Association
dianjurkan sebagai terapi obat lini pertama untuk semua pasien DM tipe 2
misalnya antara lain gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >133 mmol/L
atau 1,5 mg/dL pada pria dan >124 mmol/L atau 1,4 mg/dL pada wanita),
lanjut, maka metformin sama sekali tidak dianjurkan pada lansia >80 tahun.
perut (terjadi pada 30% pasien). Untuk mengurangi kejadian efek samping
ini, dapat diberikan dosis awal 500 mg, kemudian ditingkatkan 500
diabetes terutama pada pasien lanjut usia disebabkan karena kontrol glukosa
darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom yang mengenai saluran
pencernaan. Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena
sebah, mual, bahkan muntah dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari
gangguan saraf otonom pada lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran
pencernaan bisa juga timbul akibat pemakaian obat - obatan yang diminum.
Sehingga kondisi fisik pada usia lanjut yang semakin menurun inilah yang
juga dapat mempengaruhi adsorbsi dari terap terapi obat yang diberikan
Keluhan atau gangguan pada sistem pencernaan dapat timbul pada saat
saluran pencernaan yang terjadi akibat efek samping obat merupakan salah
A. Kesimpulan
Prevalensi penderita diabetes yang cenderung semakin meningkat akan
meningkatkan penggunaan obat anti diabetik. Salah satu terapi yang sering
terutama pada pasien usia lanjut yang mengalami penurunan fungsi organ
B. Saran
1 Sebaiknya perlu komunikasi, informasi, dan edukasi pada penderita DM
tipe 2 terutam pada pasien- pasien lanjut usia mengenai efek terapi dari
SUMMARY
The prevalence of diabetics tend to increase will increase the use of anti-
diabetic drugs . One therapy that is often used is that Metformin is a biguanide
derivative dimethyl groups are nutritious improve insulin sensitivity , particularly
to inhibit the formation of glucose in the liver as well as lowering LDL-
cholesterol and triglycerides . Metformin also shown to have a protective effect
against cardiovascular complications . Adverse effects on the gastrointestinal tract
due to metformi is one of the obstacles that often interfere with patient
compliance in the treatment , especially in elderly patients who experienced a
decline in organ function and thus susceptible to the side effects of drugs.