Tabel 6.1.
Waktu Kerja Tambang
76
Kehilangan jam kerja direncanakan (jam/tahun)
77
1. Pembuaatan Sarana Prasarana
Pra Kontruksi Penimbunan Penggusuran
Dump Truck Bulldozer
Pemadatan
Compactor Grader
Merk : Caterpillar Merk : Caterpillar
Tipe : CS 573 C Tipe : 160 H
1. Produksi
Alat Bongkar Alat Muat Alat Angkut
Penambangan Dozer Ripper Backhoe Dump Truck
Komatsu Komatsu Hino Jumbo Cruising
D65P-12 PC800-6 Ranger FM 285 JD
Jumlah : 2 Jumlah : 2 Jumlah : 5
Alat Pengiriman
Wheel Loader
Pemasaran Merk : Komatsu
Tipe : WA 380-6
Gambar 6.1.
Diagram Alir Penambangan dan Peralatan yang Dibutuhkan
78
6.2. Tata Cara Pengangkutan
Salah satu kegiatan yang penting dalam usaha pertambangan adalah
pengangkutan. Pengangkutan dimaksudkan untuk mengangkut hasil
penambangan, penyediaan peralatan penambangan maupun pengolahan dan
tenaga kerja. Kelancaran target produksi per tahun tergantung pada pengangkutan
batugamping dari ROM menuju ke pabrik pengolahan dengan alat angkut Dump
truck.
Adapun kegiatan pengangkutan yang akan ditempuh dalam kegiatan
penambangan PT. Mamalimestone meliputi pengangkutan batugamping dari
daerah penambangan (ROM) ke pabrik pengolahan.
Untuk akses masuk peralatan maupun pemasaran diperlukan pelebaran jalan
pada jalan nasional menjadi 10 meter. Pengerjalan pelebaran jalan diserahkan
kepada pihak kontraktor / pihak ketiga. Penentuan jalan angkut pada rencana
penambangan batugamping di Dusun Pengkol, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar,
Kabupaten Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta direncanakan di lokasi
penambangan sampai ke pabrik pengolahan 1,4 km. Jalan angkut yang
direncanakan merupakan jalan tambang yang digunakan hanya untuk kegiatan
penambangan, yaitu pengangkutan batugamping ke pabrik pengolahan dengan
jarak 1,4 km serta kecepatan alat angkut yang direncanakan 35 km/jam.
79
yang akan melintas pada jalan tersebut. Untuk menghitung lebar jalan angkut pada
jalan lurus dan lebar jalan angkut pada belokan.
L = n . Wt + (n + 1) (0,5 Wt)
n = Jumlah jalur
Namun perumusan diatas hanya digunakan untuk lebar jalan angkut dengan
dua jalur (n = 2). Nilai 0,5 merupakan faktor pengali terhadap lebar terbesar dari
alat angkut atau truck yang digunakan dari ukuran aman pada masing-masing
kendaraan dibagian kanan kiri tepi jalan. Lebar jalan angkut minimum
direncanakan dengan dua jalur adalah 10 m (Lampiran F.I).
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan
pada jalan lurus. Perhitungan untuk jalur ganda terhadap lebar jalan angkut pada
tikungan atau belokan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = 0,5 (U + Fa + Fb)
Keterangan :
80
Fb = Lebar juntai belakang (m)
C = Jarak antara dua alat angkut atau truck yang akan
bersimpangan (m)
Z = Jarak sisi luar alat angkut atau truck ke tepi jalan (m).
Berdasarkan Spesifikasi Dump Truck Hino Jumbo Cruising Ranger FM
285 JD maka lebar jalan minimum pada tikungan adalah 12 m (Lampiran F.I).
Gambar 6.2.
Sketsa lebar jalan pada tikungan (Kaufman, 1977)
V2
R=
127( e+ f )
Keterangan :
e = Superelevasi (mm/m)
81
f = Koefisien gesekan.
3) Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
ketinggian. Bagian tikungan jalan diberi superelevasi dengan cara meninggikan
jalan pada sisi luar tikungan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh komponen berat
kendaraan guna mengimbangi gaya sentirfugal guna menghindari dan mencegah
kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau terguling dan dapat untuk
mempertahankan kecepatan saat melewati tikungan. Selain itu, untuk mengalirkan
air agar tidak menggenangi jalan angkut pada saat hujan dengan membuat
kemiringan kearah titik pusat jari-jari tikungan yang berfungsi untuk menjaga alat
angkut agar tidak teguling saat melewati tikungan dengan kecepatan tertentu.
Semakin besar superelevasi semakin besar pula komponen berat kendaraan yang
diperoleh untuk menghitung besarnya nilai superelevasi adalah :
V2
e+ f =
127 . R
Keterangan :
82
baik berkisar antara 8%-18%. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada
daerah perbukitan lebih aman menggunakan kemiringan jalan maksimum 8%
atau 4,50.
Keterangan :
h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)
x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m).
Kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu diatasi Dump truck dapat
diketahui berdasarkan jumlah rimpull yang tersedia dan jumlah rimpull yang
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan guling (rolling resistance) dan tanjakan
(grade resistance). Agar kendaraaan dapat berada dalam keadaan setimbang,
maka rimpull yang dibutuhkan oleh kendaran harus sama dengan rimpull yang
tersedia pada kendaraan.
a) Rimpull yang tersedia
Rimpull yang tersedia pada kendaraan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
HP x 375 x Efisiensi Mekanis
Rimpull yang tersedia=
Kecepatan( mph)
Rp 1 = W x Rpt x G
Keterangan :
Rp 1 = Rimpull untuk mengatasi tanjakan (lb)
83
W = Berat kendaraan bermuatan (ton)
Rpt = 20 lb/ton/%
G = Kemiringan (%).
Tabel 6.2.
Nilai Tahanan Guling untuk Ban Karet pada Berbagai Jalan (Kaufman, 1977)
Salju : packed 50 25
Loose 90 45
84
Cross slope merupakan sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang seperti kerucut (bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian
tepi jalan). Pembuatan cross slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak
menggenangi badan jalan dan segera masuk dalam parit yang berada di samping
kiri dan kanan jalan, karena air yang menggenang pada permukaan jalan
menyebabkan jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan. Selain
itu juga dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.
Angka cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak
vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. Nilai yang umum dari kemiringan
melintang (cross slope) untuk direkomendasikan adalah sebesar 20-40 mm/m
jarak bagian tepi jalan kebagian tengah atau pusat jalan dan disesuaikan dengan
kondisi yang ada.
Gambar 6.3.
Jalan Angkut
85
Sistem pengangkutan dari Quarry ke Stock Pile dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Alat angkut yang digunakan adalah dengan kapasitas angkut 25,37 m3.
Dump Truck Hino Jumbo Cruising Ranger FM 285 JD. Jalur
pengangkutan PT. Mamalimestone melalui jalan tambang dan selanjutnya
dibawa ke lokasi Stock Pile.
b. Jalan tempuh pengangkutan dari lokasi penambangaan menuju stockpile
sejauh 1,5 km.
b) Jalan Tambang
Untuk mendukung kelancaran dari kegiatan pengangkutan, maka diperlukan
jalan tambang yang baik dan aman bagi kendaraan maupun pekerja. Direncanakan
alat angkut yang digunakan yaitu Dump Truck Hino Jumbo Cruising Ranger FM
285 JD. Lebar jalan yang direncanakan yaitu 10,328 m. Lebar pada jalan
86
tikungan 12 m. Kemiringan pada jalan tikungan 0,02 m/m. Grade maksimum
12,96 %.
Gambar 6.4
Bulldozer KOMATSU D65P-12
d) Alat Muat
Untuk memuatkan tanah penutup ke alat angkut menggunakan Backhoe.
Kemampuan maksimum KOMATSU PC800-6 dapat memuat sekitar 4,8 m3/bucket
dengan cycle time 22 detik/bucket. Untuk melayani 1 unit dump truck memenuhi
bak backhoe tersebut memerlukan 6 kali jumlah bucket.
Gambar 6.5.
Backhoe KOMATSU PC 800-6
87
e) Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump Truck Hino Jumbo
Cruising Ranger FM 285 JD. Dari spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan
bak sebesar 25,37 m3 dengan sasaran produksi 6.233 m3/hari. Jarak dari Quarry ke
waste dump 1,4 km, diperkirakan Dump truck tersebut berjalan dengan
kecepatan rata-rata 25,57 km/jam pada saat bermuatan dari Quarry ke waste
dump dan akan memakan waktu 4,5 menit, sedangkan pada saat kosong truck
berjalan dengan kecepatan 40 km/jam sehingga waktu tempuhnya adalah 3 menit.
Jadi total cycle time Dump truck keseluruhannya 7,5 menit, sehingga jumlah
Dump truck yang diperlukan untuk pengupasan tanah penutup adalah sebanyak 3
unit.
Gambar 6.6.
Dump Truck Hino Jumbo Cruising Ranger FM 285 JD
88
b) Alat Muat
Untuk memuatkan batugamping ke alat angkut menggunakan Backhoe.
Kemampuan maksimum KOMATSU PC800-6 dapat memuat sekitar 4,8 m3/bucket
dengan cycle time 22 detik/bucket. Untuk melayani 1 unit dump truck memenuhi
bak backhoe tersebut memerlukan 6 kali jumlah bucket.
c) Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump Truck Hino Jumbo
Cruising Ranger FM 285 JD. Dari spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan
bak sebesar 25,37 m3 dengan sasaran produksi 6.233 m3/hari. Jarak dari Quarry ke
stock yard 0,9 km, diperkirakan Dump truck tersebut berjalan dengan kecepatan
rata-rata 25,57 km/jam pada saat bermuatan dari Quarry ke waste dump dan akan
memakan waktu 4,5 menit, sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan
kecepatan 40 km/jam sehingga waktu tempuhnya adalah 3 menit. Jadi total cycle
time Dump truck keseluruhannya 7,5 menit, sehingga jumlah Dump truck yang
diperlukan untuk pengupasan tanah penutup adalah sebanyak 5 unit.
89
a. Meja
b. Kursi
c. Alat Tulis dan Kantor
2. Peralatan Dapur
3. Peralatan Kebersihan
Tabel 6.3.
Kebutuhan Peralatan
Jumlah
No. Alat Merk Type
Alat
1. Penambangan
HT 20
Sirine 2
Genset 1
4 Stock yard
90
5 Bengkel
Dongkrak 3
Alat Bengkel 1
Kompresor 1
Helm Pengaman 50
Masker Debu 40
Sarung Tangan 40
Peralatan Keselamatan di
7
Pengolahan
Helm Pengaman 15
Sarung Tangan 15
Masker Debu 15
Perlengkapan P3K 10
91
8 Peralatan Keselamatan di Gudang
Helm Pengaman 20
Masker Debu 10
Perlengkapan P3K 2
9 Peralatan di Kantor
Meja Kantor 30
Kursi 50
Komputer 10
AC 6
Genset (Indoor) 1
Sofa 1
Mobil Operasional 2
Dispenser 6
Jam Dinding 10
Televisi 2
LCD 1
Printer,Scanner,Fotocopy 5
Cabinet 20
WhiteBoard 5
CCTV 5
92
Telepon 10
10 Peralatan di Mess
Lemari 70
Dispenser 5
Kursi 100
Perlengkapan Mandi 20
Jemuran 10
Pewangi Ruangan 50
Kipas Angin 40
11 Peralatan di Poliklinik
Tabung Oksigen 4
Alat Suntik 2
Perlengkapan P3K 4
Alat-Alat Medis 3
Jam Dinding 2
Helm Pengaman 10
Meja 1
Kursi 2
93
Jam Dinding 1
Perlengkapan Security 3
Dispenser 1
94