Anda di halaman 1dari 12

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian

tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan

gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

wawancara antara peneliti dengan informan.

Sesuai dengan karakter tersebut, penelitian kualitatif, yaitu berusaha

mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai bagaimana

pembelajaran berbasis mencari informasi. Informasi yang digali lewat

wawancara mendalam terhadap informan (kepala sekolah, guru, maupun

siswa), praktek atau eksperimen pembelajaran, pemberian tugas, dan

dokumentasi

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Studi etnografi

(ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya,

kelompok sosial atau sistem. Meskipun makna budaya itu sangat luas,

tetapi studi etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa,

kepercayaan, ritual dan cara-cara hidup (Sukmadinata, 2006: 62).

Etnografi adalah pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan

mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan

berdasarkan penelitian lapangan (fieldwork) yang intensif. Etnograf

bertugas membuat thick descriptions (pelukisan mendalam) yang

menggambarkan kejamakan struktur-struktur konseptual yang kompleks,

termasuk asumsi-asumsi yang tak terucap dan taken-for-granted (yang

20
21

dianggap sebagai kewajaran) mengenai kehidupan. Seorang etnografer

memfokuskan perhatiannya pada detil-detil kehidupan lokal dan

menghubungkannya dengan proses-proses sosial yang lebih luas.

Kajian budaya etnografis memusatkan diri pada penelitian kualitatif

tentang nilai dan makna dalam konteks keseluruhan cara hidup, yaitu

dengan persoalan kebudayaan, dunia-kehidupan (life-worlds) dan identitas.

Dalam kajian budaya yang berorientasi media, etnografi menjadi kata yang

mewakili beberapa metode kualitatif, termasuk pengamatan pelibatan,

wawancara mendalam dan kelompok diskusi terarah.

Inti etnografi adalah upaya untuk memperlihatkan makna-makna

tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami.

Beberapa makna tersebut terekspresikan secara langsung dalam bahasa, dan

di antara makna yang diterima, banyak yang disampaikan hanya secara

tidak langsung melalui kata-kata dan perbuatan, sekalipun demikian, di

dalam masyarakat, orang tetap menggunakan sistem makna yang kompleks

ini untuk mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka

sendiri dan orang lain, serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup.

Sistem makna ini merupakan kebudayaan mereka, dan etnografi selalu

mengimplikasikan teori kebudayaan (Spradley, 2007: 5).

Beberapa kritik pada etnografi yang patut diperhatikan: Pertama,

data yang dipresentasikan oleh seorang etnografer selalu sudah merupakan

sebuah interpretasi yang dilakukan melalui mata seseorang (sumber data),

dan dengan demikian selalu bersifat posisional. Tapi ini adalah argumen

yang bisa diajukan pada segala bentuk penelitian. Argumen ini hanya

menunjuk pada etnografi interpretatif. Kedua, etnografi dianggap hanya

sebagai sebuah genre penulisan yang menggunakan alat-alat retorika, yang

seringkali disamarkan, untuk mempertahankan klaim-klaim realisnya.

21
22

Argumen ini mengarah pada pemeriksaan teks-teks etnografis untuk

mencari alat-alat retorikanya, serta pada pendekatan yang lebih reflektif

dan dialogis terhadap etnografi yang menuntut seorang penulis untuk

memaparkan asumsi, pandangan dan posisi-posisi mereka. Juga, konsultasi

dengan para subjek etnografi perlu dilakukan agar etnografi tidak menjadi

ekspedisi pencarian fakta-fakta, dan lebih menjadi percakapan antara

mereka yang terlibat dalam proses penelitian.

Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.

Tujuan utama aktivitas ini adalah untuk memahami suatu pandangan hidup

dari sudut pandang penduduk asli, sebagaimana dikemukakan oleh

Bronislaw Malinowski, bahwa tujuan etnografi adalah memahami sudut

pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk

mendapatkan pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu,

penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang

yang telah belajar melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak

dengan cara yang berbeda. Jadi etnografi tidak hanya mempelajari

masyarakat, tetapi lebih dari itu, etnografi belajar dari masyarakat

(Spradley, 2007 : 3-4).

Hasil akhir penelitian komprehensif etnografi adalah suatu naratif

deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang

menginterpretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan mendeskripsikan

kompleksitas kehidupan tersebut

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1

Jogonalan Klaten.

22
23

2. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama

tujuh bulan, sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan April 2008.

Tabel 1
Jadwal Penelitian
Tahapan Waktu Pelaksanaan
No.
Kegiatan Okto07 Nov 07 Des07 Jan08 Feb08 Mar08 Apr08
1 Persiapan
2 Observasi
3 Eskperimen
4 Dokumentasi
5. Konsultasi

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI. Pengambilan sumber data

penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling yaitu pengambilan

sampel didasarkan pada pilihan peneliti tentang aspek apa dan siapa yang

dijadikan fokus pada saat situasi tertentu dan saat ini terus-menerus sepanjang

penelitian, sampling bersifat purposive yaitu tergantung pada tujuan fokus

suatu saat.

D. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah yang terkait dengan

masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu model pembelajaran berbasis

mencari informasi dalam peningkatan kemandirian kemampuan berapresiasi

E. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data

yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan

data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan

data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.

23
24

Sumber data dan jenis data yang terdiri atas kata-kata dan tindakan,

sumber tertulis, foto, dan data statistik. Selain itu masih ada sumber data yang

tidak dipersoalkan di sini seperti yang bersifat nonverbal (Moloeng, 2007:

241).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa cara pengumpulan

data merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu

penelitian.

1. Observasi

Jorgensen dalam Mulyana (2004:164), mengemukakan bahwa

metode pengamatan berperanserta dapat didefinisikan berdasarkan tujuh

ciri yaitu : minat khusus makna dan interaksi manusia berdasarkan

perspektif orang-orang dalam atau anggota-anggota situasi atau keadaan

tertentu, fondasi penelitian dan metodenya adalah lokatif dan kekinian

kehidupan sehari-hari, bentuk teori dan penteorian yang menekankan

interpretasi dan pemahaman eksistensi manusia, logika dan proses

penelitian yang terbuka, luwes, oportunistik, dan menuntut redefinisi apa

yang problematik, berdasarkan fakta yang diperoleh dalam situasi nyata

eksistensi manusia, pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif,

dan studi kasus, penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan

langsung dengan pribumi lapangan.

Menurut Arikunto (2006:229), sebagai contoh dapat dikemukakan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses belajar

mengajar di kelas. Variabel akan diungkap didaftar, kemudian di tally

kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu dijabarkan lebih lanjut.

Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan

tidak langsung tentang perilaku siswa dalam implementasi pembelajaran.

24
25

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2007: 186).

Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan

pihak-pihak terkait, antara lain kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan

kurikulum, guru, dan siswa dalam rangka memperoleh penjelasan tentang

pembelajaran

3. Eksperimen Pembelajaran

Eksperimen pembelajaran berbasis mencari informasi untuk

mendapatkan gambaran kemandirian dan kemampuan siswa (berapresiasi

sastra Indonesia).

4. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun

yang berada berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan

penelitian tersebut.

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang

pembelajaran berbasis mencari informasi di SMA Negeri 1 Jogonalan

Kabupaten Klaten, terutama yang terkait dengan dokumen pembelajaran.

Dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber

dokumentasi terutama kegiatan yang berada di sekolah itu sendiri dan

didukung oleh sumber-sumber yang representatif.

25
26

5. Pemberian Tugas

Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan secara

efektif dan efisien. Dengan banyakya kegiatan pendidikan di sekolah,

dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat

menyita waktu peserta didik untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu

memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Bila hanya menggunakan

seluruh jam pelajaran yang ada untuk tiap mata pelajaran hal itu tidak akan

mencukupi tuntutan di dalam kurikulum. Dengan demikian perlu diberikan

tugas-tugas. Sebagai selingan untuk variasi, metode penyajian dapat berupa

pekerjaan rumah. Tugas semacam itu dapat dikerjakan di luar jam

pelajaran, di rumah maupun sebelum pulang, sehingga dapat dikerjakan

bersama temannya.

Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan

yang membahas topik tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas

dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran, dapat

ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan

observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.

Diharapkan bila guru telah memberikan tugas pada peserta didik, hari

berikutnya harus dicek apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian

perlu dievaluasi, karena akan memberi motivasi belajar peserta didik.

Tugas itu dapat juga berupa perintah, menyusun laporan/resume. Esok

harinya laporan itu dibacakan di depan kelas dan didiskusikan dengan

peserta didik seluruh kelas. Sistem tugas semacam ini disebut resitasi,

menyusun suatu laporan sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari.

Peserta didik bila telah selesai melaksanakan atau mempelajari

tugas, maka mereka harus membuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya

juga telah ditentukan sesuai dengan tujuan tugas. Guru harus sudah

26
27

nenerapkan alat evaluasi, agar dapat menilai hasil kerja peserta didik

melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini penting untuk peserta didik dan dapat

menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik, dan meningkatkan hasrat

belajar. Dalam penggunaan metode resitasi (pemberian tugas) ini peserta

didik mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil

pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang

lain. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan meperdalam

pengetahuan, serta pengalaman peserta didik. Tetapi kalau tugas yang

dikerjakan oleh peserta didik tidak sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan, maka kita tidak dapat menggunakan Metode resitasi itu. Bila

keadaan demikian guru harus memilih Metode yang lain.

Masalah tugas yang dilaksanakan oleh peserta didik dapat dilakukan

di dalam kelas, halaman sekolah, di laboratorium, perpustakaan, rumah

peserta didik sendiri, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Memang kita paham bahwa metode resitasi ini memiliki kebaikan sebagai

metode penyajian karena peserta didik mendalami dan mengalami sendiri

pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itu akan tinggal lama di

dalam jiwanya. Apalagi dalam melaksanakan tugas ditunjang dengan minat

dan perhatian peserta didik, daya inisiatif, tanggung jawab maka akan

terwujud kemandirian

F. Teknik Analisis Data

Manurut Patton (dalam Moelong, 2007:280), teknik analisis data adalah

proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu

memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan

mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Sedangkan menurut

27
28

Bogdan dan Tylor dalam Moloeng (2007:280), analisis data sebagai proses

yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan

hipotesis seperti yang disaranakan oleh data dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi

pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data. Kedua lebih

menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan dari kedua definisi tersebut

dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah

mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti,

proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan.

Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori

itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah

mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini tahap

penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif

dengan menggunakan metode tertentu (Moloeng, 2007: 247).

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti

pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan

secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis

data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan

pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu

28
29

mendal;ami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori baru yang barangkali

ditemukan.

Menurut Miles dan Huberman dalam Moloeng (2007:308), pada dasarnya

analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigma positivisme. Analisis

data itu dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah :

satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analis sewaktu hendak mengadakan

analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang

telah dilakukannya satu atau dua situs.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatancatatan

lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian

disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam

serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data

diperlukan kembali.

2. Display data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil

penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi

data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan

data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi

berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan

sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, trianggulasi

dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi hasil penelitian.

29
30

G. Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik

trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data tersebut.

Menurut Moloeng (2007:330), trianggulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya.

Denzin dalam Moloeng (2007:330) membedakan empat macam

trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan

observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam

bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari

hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan

diantara keduannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan

melengkapi dalam memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan

interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan

kesiapan sekolah dalam penerapan pembelajaran berbasis mencari informasi,

sementara studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang

dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang tugas-tugas pokok dan

pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran bervariasi.

Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu

tahap orientasi, tahap ekplorasi dan tahap memberchek. Tahap orientasi, dalam

tahap ini yang dilakukan peneliti dengan melakukan prasurvey ke lokasi yang

30
31

akan diteliti, dalam penelitian ini, pra survey dilakukan peneliti di lokasi

penelitian, melakukan dialog dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan

guru, juga dari karyawan dan peserta didik.Kemudian peneliti juga melakukan

studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini. Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan

tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara

dengan unsure-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara yang telah

disediakan peneliti, dan melakukan observasi tidak langsung tentang kondisi

sekolah dan mengadakan pengamatan langsung tentang pembelajaran di

sekolah itu. Tahap memberchek, setelah data diperoleh di lapangan, baik

melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, dan responden telah

mengisi data kuesioner, serta responden diberi kesempatan untuk menilai data

informasi yang telah diberikan kepada peneliti, untuk melengkapi atau

merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan

audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya.

31

Anda mungkin juga menyukai