Laporan BPFR Leli
Laporan BPFR Leli
Disusun oleh:
Sanaul Laily
13/349179/PT/06555
XXII
Latar Belakang
Pakan adalah salah satu komponen penting dalam suatu usaha
peternakan. Biaya pakan merupakan biaya tertinggi yang harus
dikeluarkan dalam suatu usaha peternakan. Pakan yang dibutuhkan harus
memiliki kualitas baik yaitu pakan yang mengandung seluruh nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak karena pakan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak. Pakan tersebut nantinya akan berpengaruh pada
produktivitas ternak serta pertumbuhan dan perkembangan ternak. Fungsi
dari pakan antara lain untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan
serta untuk mempertahankan hidup. Bahan pakan yang diberikan pada
ransum ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.
Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis kimia untuk
mengidentifikasi kandungan nutrisi pada suatu zat makanan dari bahan
pakan. Komponen fraksi yang dianalisis masih mengandung komponen-
komponen lain dengan jumlah yang sangat kecil, yang seharusnya tidak
masuk ke dalam fraksi yang dimaksud, itulah sebabnya mengapa hasil
analisis proksimat menunjukkan angka yang mendekati angka fraksi atau
nilai sesungguhnya. Analisis proksimat dapat juga diartikan sebagai
analisis atau pengujian kimia yang dilakukan untuk bahan baku yang akan
diproses lebih lanjut dalam industri menjadi barang jadi. Sistem analisis
proksimat dapat diketahui adanya 6 macam fraksi yaitu, (1) air atau
bahankering (dry matter), (2) abu (ash), (3) protein kasar (crude protein),
(4) lemak kasar (ekstrak ether), (5) serat kasar (crude fiber), dan (6)
ekstrak tanpa nitrogen (ETN).
Praktikum bahan pakan dan formulasi ransum bertujuan untuk
mengetahui fraksi-fraksi yang terkandung di dalam sebuah bahan pakan
dengan menggunakan analisis proksimat. Fraksi-fraksi yang diperoleh,
yaitu kadar air, abu, serat kasar, protein kasar, lemak kasar, dan ekstrak
tanpa nitrogen. Praktikum bahan pakan dan formulasi ransum
dilaksanakan agar praktikan dapat mengetahui kandungan nutrien suatu
bahan pakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
100
Kadar Abu dalam Bahan Kering (BK) = BK Kadar Abu
Pengamatan Fisik
Karakteristik atau sifat bahan makanan ternak sangat berpengaruh
dalam proses pengolahan bahan pakan. Banyak jenis pakan lokal yang
ketersediannya cukup potensil tetapi penggunaan bahan baku lokal ini
sering menimbulkan kesulitan bagi pengelola pabrik pakan yang
menangani dan memprosesnya, karena adanya perbedaan sifat.
Pengetahuan tentang sifat fisik pakan belum berkembang dibanding
dengan sifat fisik pada bahan pangan yang telah banyak diteliti (Zardian,
2001). Sampel bahan pakan diketahui merupakan bungkil kedelai karena
telah diuji secara fisik. Sesuai dengan praktikum yang dilakukan,
didapatkan hasil dari pengamatan fisik bungkil kedelai adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Pengamatan fisik bahan pakan
Parameter Pengamatan 1 Pengamatan 2
Tekstur Kasar Kasar
Warna Kuning Kuning
Bau Tidak menyengat Gurih
Rasa Hambar Seperti kacang
Aak. 1990. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja, dan Perah. Kanisius.
Yogyakarta.
Adiati, U et.al. 2004. Peluang Pemanfaatan Tepung Bulu Ayam Sebagai
Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Agus, A. 2007. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. PT Citra Adi
Parama. Yogyakarta.
Akoso, B.T. 1996. Kesehatan Sapi, Panduan bagi Petugas Teknis,
Mahasiswa, Penyuluh dan Peternak. Kanisius. Jakarta.
Balitnak. 2002. Bulu Unggas untuk Pakan Ruminansia. Balai Penelitian
Ternak. Bogor.
Hartadi. H.S., Reksohadiprojo dan A. D. Tillman. D.A. 1997. Tabel
Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hartadi. H.S., Reksohadiprojo dan A. D. Tillman. D.A. 2005. Tabel
Komposisi Pakan untuk Indonesia.Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hernawati. 2012. Teknik Analisis Nutrisi Pakan, Kecernaan Pakan, dan
Evaluasi Energi pada Ternak. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Howie, SA., Calsamiglin And M.D. Stern. 1996. Variation In Ruminant
Degradation And Intestinal Digestion Of Animal By Product Protein.
Anim. Feed Sci. Tech. 63(1-4) : 1-7.
Iskandar, T. 2012. Identifikasi Nilai Kalor Biochar dari Tongkol Jagung san
Sekam Padi pada Proses Pirolisis. Jurusan Teknik Kimia Vol.7,
No.1, September 2012.
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kamal, M. 1996. Nutrisi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Kamal, M. 1999. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak
Jurusan nutrisi dan Makanan ternak Fakultas Peternakan
UGM.Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. 1997. Pengelolaan Pakan Ayam Kiat Meningkatkan
Keuntungan Agribisnis Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Ketaren, N. 2008. Tesis Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber
Protein Ayam Pedaging dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarmono. 2007. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
Savitha, G. et.al. 2008. Isolation Identification and Characterization of a
Feather Degrading Bacterium. Departement Of Biotechnology. B. V.
B. College Of Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31.
Karnataka. India. International Journal Of Poultry Science 6(9) :
689-693.
Sinaga, S. 2009. Nutrisi dan Ransum Babi. Kanisius. Yogyakarta.
Siregar, A.P., Sabrani, M dan Pramu, S. 2003. Teknik Beternak Ayam
Pedaging di Indoensia Margie Group. Jakarta.
Sitompul, S. dan Martini. 2005. Penetapan Serat Kasar dalam Pakan
Ternak Tanpa Ekstraksi Lemak.Prosiding Temu Teknis Nasional
Tenaga Fungsional Pertanian. 96-99.
Sunarso. 2012. Manajemen Pakan. Access by
:http://nutrisi.awardspace.com/download/MANAJEMEN
%20PAKAN.pdf. Diakses pada 3 April 2015.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan secara Kimiawi: Analisis Proksimat
dan Analisis Serat. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Tillman, A. D; H. Hartadi; S. Reksohadiprojo; Prawirokusumo; S.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Edisi keempat.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Triaz. 2008. Bahan Makanan Ternak. Erlangga. Jakarta.
Utomo, Ristianto. 2012. Evaluasi Pakan dengan Metode Noninvasif.
Cetakan ke-10. Citra Aji Parama, Yogyakarta.
1. Kadar Air
Kadar Air =
x y ( x z ) x100%
z
Kadar bahan kering = 100% - kadar air
Kadar Air I II
Bobot sampel : 1,0312 gr 1,0891gr
Nomor silika disk :D C
Bobot silika disk : 18,0064 gr 18,889 gr
Bobot silica disk+ sampel : 19,037 gr 19,978 gr
Bobot silica disk+ sampel (oven 1050C) : 18,929 gr 19,803 gr
Kadar air dari oven 1050C : 10,49% 11,89%
19,03718,929
X 1 00
Kadar Air I = 1,0312
= 10,49 %
2. Kadar Abu
Kadar Abu =
z y
x100%
y
Keterangan : x = bobot silica disk kosong
y = bobot sampel sebelum dibakar dalam ditanur
z = bobot sampel + silica disk setelah ditanur
Kadar Abu I II
Bobot silica disk : 18,0064gr 18,8893gr
Bobot sampel : 1,0312gr 1,0358gr
Bobot silica disk + sampel : 18,9294gr 19,9251gr
Bobot silica disk + sampel (stlh tanur) : 18,0843gr 18,960gr
Kadar Abu (dalam BK) : 9,428% 7,74%
18,929418,0843
Kadar Abu I = X 1 00
1,0312
= 9,428%
3. Kadar Serat Kasar
Kadar serat kasar =
yz
x100%
x
Keterangan : x = bobot sampel awal
y = bobot sampel setelah dikeringkan oven 105C
z = bobot sisa pembakaran 550 - 600C
19,341719,3076
Kadar Serat Kasar I = X 1 00
1,0136
= 3,758 %
= 39,278%
= 1,69 %