M. Farid Wajdi
Abstract: The aimed of this study is to analyze the achievement of technical efficiency in small
businesses. The input factors that were analyzed are capital and worker, while the output factor is the
product of the firm. Analysis using stochastic frontier. The result of analysis of technical efficiency
show that the achievement of technical efficiency of enterprises of the study sample was quite good
category. While the returns to scale the firms are decreasing returns to scale (DRS). The role of capital
and worker aspects have little effect on improving the companys production on the overall study
sample. If the capital increase of 1% will be able to raise production by 0193%. whereas if there is the
addition of 1% of workers will increase production by 0005%. Based on the stochastic frontier
technical efficiency analysis of each sub-sector that the handicraft sub-sector efficiency is highest.
Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pencapaian efisiensi teknikal usaha kecil.
Faktor input yang dianalisis adalah modal dan pekerja, sedangkan sebagai faktor output adalah
produk yang dihasilkan perusahaan. Teknik analisis data menggunakan stochastic frontier.
Hasil perhitungan efisiensi teknikal menunjukkan bahwa secara umumnya pencapaian efisiensi
teknikal usaha dari sampel kajian tergolong dalam kategori cukup bagus. Sedangkan return to
scale perusahaan sebesar 0.198 merupakan decreasing return to scale (DRS). Peranan aspek
modal dan pekerja memiliki efek yang kecil sekali terhadap peningkatan produksi perusahaan
pada keseluruhan sampel penelitian. Jika modal ditingkatkan 1% akan dapat menaikkan produksi
sebesar 0.193%. sedangkan jika ada penambahan pekerja 1% akan menaikkan produksi sebesar
0.005%. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi teknikal dari stochastic frontier masing-masing
subsektor dapat dipahami bahwa subsektor kerajinan tangan efisiensinya paling tinggi.
Kata Kunci: Efisiensi teknikal, stochastic frontier, return to scale, industri kecil
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 11
Peningkatan dalam kinerja industri kecil (UK). (Small and Medium Enterprise Statistics for
khususnya dalam aspek efisiensi teknikal setiap the UK, 2003).
perusahaan dalam industri kecil diharapkan Artherton (2005), dalam kajiannya men-
dapat meningkatkan keunggulan daya saing dan catatkan berbagai kenyataan pentingnya
keberlanjutan industri kecil, dan selanjutnya industri kecil. Usaha industri kecil, menjadi
akan memperkokohkan ekonomi Indonesia penggerak pada hampir semua bisnes dalam
melalui peningkatan peluang pekerjaan dan semua tahapan ekonomi, iaitu pada tahapan
kesempatan berusaha baik pada peringkat ekonomi bekembang dan tahapan kedewasaan,
nasional maupun daerah. Oleh karena itu perlu dan menghasilkan sebagian besar pekerjaan dan
dilakukan kajian yang dapat digunakan sabagai keluaran pada sektor swasta.
landasan yang tepat sebagai dasar pembangunan Industri kecil dan juga industri sedehana
industri kecil khususnya berkaitan dengan aspek mempunyai peranan dalam peningkatan
peningkatan efisiensi. Terdapat beberapa teknik produktiviti suatu negara. Dari temuan yang
untuk menghitung efisiensi teknikal usaha, dilakukan Mole (2003) adalah kontribusi IKM
dalam kajian ini digunakan model produksi terhadap pertumbuhan produktiviti. Dalam
stochastic frontier (SF). Model produksi stokastik kajian terkini oleh Aqulina et al. (2006) keatas
ini digunakan bagi menilai hubungan antara kajian sebelumnya, bahwa selama empat dekade
produksi pengolahan barang dengan input-input terakhir, dicatatkan pentingnya IKM di seluruh
produksi yang digunakan oleh unit-unit usaha dunia telah tumbuh sama ada secara absolut
dalam industri kecil. maupun relatif.
Peranan Industri Kecil dalam Pemba- Kinerja Usaha Industri Kecil. Kinerja
ngunan Ekonomi Negara. Kuratko (2004) memiliki berbagai makna. Definisi kinerja
mencatatkan bahwa selama sepuluh tahun mungkin dapat bergantung pada time frame
terakhir, Amerika telah mencapai kinerja (jangka masa). Pendekatan dalam mengkaji
ekonomi yang tertinggi dengan mengem- kinerja IKM dapat ditinjau dari fenomena
bangkan dan mempromosikan aktiviti entre- jangka pendek atau panjang, kewangan atau
preneurial. Beribu-ribu usaha kecil telah organizational benefits (Sin, et al. 2005). Berbagai
didirikan, dan memberikan kontribusi ekonomi pandangan luas dapat dibagi dalam dua
yang sangat besar ketika banyak usaha menggaji perspektif. Pertama, konsep secara subjective,
satu atau dua pekerja untuk menciptakan lebih bermakna perhatian utamanya pada kinerja
dari satu juta pekerjaan baru selama dekade usaha secara relative kepada para pesaingnya
tahun 1990-an. (Golden, 1992). Kedua, secara konsep objective,
Dalam perekonomian Uni Eropa (EU) yang mana berasaskan pada pengukuran kinerja
peranan IKM memperkerjakan dua pertiga secara absolut (Chakravarthy, 1986; Cronin dan
angkatan kerja (workforce) pada tahun 1995, dan Page, 1988).
pada tahun 1996 terdapat 19 juta IKM didukung Dalam mengkaji IKM, mencari pengukuran
dengan 110 juta pekerja. Di Singapura IKM tetap kinerja dianggap lebih rumit, disebabkan kerana
berlanjut memainkan peranan penting dalam beberapa alasan (Pasanen, 2003). Pertama, tujuan-
ekonomi tempatan sejak tahun 1959, dimana tujuan IKM mungkin tidak selalu berwujud
lebih dari 90 persen dari pada keseluruhan usaha tujuan finansial Kedua, sukar untuk mendapatkan
di Singapore adalah IKM, yang mana 92 informasi yang dapat diandalkan menyakut
persennya dimiliki oleh China. (Ho, & Mula, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
2001).Manakala di Shanghai, sebagaimana kajian kinerja finansial IKM. Misalnya, dalam bisnes
Wing dan Yiu (1996) ekonomi China yang dapat keluarga, sukar untuk mempertimbangkan
memperoleh benefit yang lebih dinamis bahwa anggota-anggota keluarga yang tidak dicatat
lebih diciptakan oleh industri kecil dibanding dengan menggunakan sistem akuntansi. Ketiga,
industri besar. Hal ini sebagaimana industri kecil bentuk organisasi menyebabkan perbezaan-
dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan dan perbezaan artificial, misalnya para pengerusi
mengatasi soalan pengangguran.Peranan usaha yang menangani kompensasi bagi pemilik
industri kecil juga terdapat di United Kingdom dapat menimbulkan sumber-sumber kesalahan
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 13
banyak output. lima (5) orang sehingga sembilan belas (19)
Hasil penelitian Rahmah Ismail dan orang. Sedangkan penggolongan industrinya
Norlinda (2008) menunjukkan dari tingkat dengan menggunakan kode ISIC 2 digit.
efisiensi teknis pengusaha Melayu pencapaian Selanjutnya dari hasil survei maka setelah
efisiensi rata-rata keseluruhan perusahaan dilakukan penyuntingan data dan membuang
penelitian hanyalah mencapai 0.4484 atau hanya beberapa outliers akhirnya jumlah data yang
mencapai efisiensi yang menengah, dan tidak dapat digunakan sebagai sampel dalam kajian
satu perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi ini sebanyak 359 responden. Dilihat dari
80% ke atas. Dicatat pula hasil pada rata-rata subsektor industri pengolahan maka perincian
efisiensi keseluruhan dalam penelitian ini sampel kajian yang diperoleh dalam kajian ini
menyamai hasil penelitian Rauzah (2000) dengan meliputi sektor makanan dan minuman, pakaian,
rata-rata efisiensi masing-masing adalah 0.416 kerajinan tangan, barang logam, dan meubel.
dan 0,500. Taburan datanya dapat dilihat pada tabel 1
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak dibawah ini.
efisiennya perusahaan juga sebagaimana dicatat
dalam penelitian Zulridah MN dan Rahmah Tabel 1. Sebaran Sampel Berdasar Subsektor
Ismail (2007) yang mengkaji 95 perusahaan IKM
di Malaysia. Penelitian mereka menemukan Subsektor Industri
Bilangan Persen
kebanyakan perusahaan dalam sampel adalah Pembuatan
tidak efisien secara teknis. Sumber utama tidak Makanan dan Minuman 102 28.5
efisien adalah skala produksi yang tidak optimal
Pakaian 50 14
dan faktor input yang berlebihan.
Kraf tangan 66 18
METODE PENELITIAN Perabot 103 28.5
Barangan logam 38 11
Populasi dan Sampel Penelitian. Pene-
litian ini dilaksanakan di propinsi Jawa Tengah. Jumlah 359 100
Jenis usaha dalam industri kecil yang dikaji Sumber : Survei tahun 2007
hanyalah khusus industri pengolahan. Per-
sebaran industri kecil tidaklah merata diantara Teknik Analisis Data. Untuk menghitung
semua daerah. Pada beberapa daerah tercatat efisiensi teknikal usaha sektor pengolahan dalam
jumlah usaha kecilnya lebih banyak, manakala kajian ini digunakan model produksi stochastic
daerah lainnya hanya sedikit. Oleh karena itu frontier (SF)). Model produksi stokastik ini
persampelan kajian tidak perlu merata pada digunakan bagi menilai hubungan antara
seluruh daerah tetapi hanya mengambil sampel produksi pengolahan barang dengan input-input
pada beberapa daerah yang terdapat lebih produksi. Adapun fungs produksi dibuat
banyak jumlah industri kecilnya. Daerah persamaannya dalam bentuk fungsi Cobb-
tersebut diantaranya adalah Klaten, Sukoharjo, Douglas (CB) seperti berikut:
Surakarta, Sragen, Pekalongan, Tegal, Jepara,
dan Kudus. Manakala untuk penentuan unit Yi = 10 + 11K i + 12L i + v i + u i
usahanya pada setiap daerah yang dijadikan
sampel, pengambilannya dilakukan dengan cara Dalam bentuk logaritma natural (Ln) fungsi
purposive sampling, iaitu unit usaha yang produksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
dijadikan sampel adalah yang memiliki kriteria
sebagai berikut: (a) produk utamanya termasuk LnYi = 10 + 11LnK i + 12LnL i + v i + u i
dalam jenis sektor pembuatan, (b) telah
dididikan dan beroperasi setidaknya sejak tahun Dengan,
2001, atau sudah beroperasi lebih dari lima Y adalah nilai produksi usaha (dalam Rupiah)
tahun, dan (c) unit usaha industri kecil ini adalah K adalah modal (dalam Rupiah)
unit usaha yang memiliki tenaga kerja antara L adalah bilangan pekerja
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 15
Dess & Robinson (1984) dan Pasanen (2003) yang diminta pembeli, atau dalam produksi tiap
bahwa pengusaha industri kecil seringkali bulannya ada produk cacat sebanyak 10% hingga
sangat enggan untuk menyajikan data kinerja 20%. Selanjutnya terlihat sebanyak 44.3%
keuangannya. Dari pengalaman peneliti selain perusahaan pencapaian kualitas produknya
pengusaha responden terlihat enggan, mereka antara 91% sampai 100%, atau produk cacatnya
juga terlihat kesulitan untuk mengatakan berapa antara 0% sampai 10%. Namun demikian terlihat
keuntungannya secara pasti. pula sebanyak 3.9% perusahaan yang pencapaian
Untuk mendapatkan data seakurat mung- kualitas produknya kurang dari 80% atau
kin, maka cross check data dilakukan diantaranya produknya sebanyak 20% terhadap adalah cacat.
dengan tidak menanyakan secara langsung Memang sebagaimana penelitian sebelumnya
berapa besarnya keuntungan, tetapi dengan cara (Tambunan, 2001; Soetrisno, 2009) bahwa satu
menanyakan kepada pengusaha berapa jumlah dari masalah utama industri kecil adalah
biaya yang harus dibayarkan untuk seluruh pencapaian kualitas produknya rendah.
produksi dan untuk operasi perusahaan setiap
bulannya. Kemudian dari jumlah biaya tersebut Tabel 5. Kualiti Produk
dihitung selisihnya dari penjualan yang
diperoleh perusahaan. Dari jawaban survei Kualiti Produk (%) Bilangan %
diperoleh bahwa secara rata-rata keuntungan < 81 14 3.9
seluruh perusahaan setiap bulannya sebesar 4.6 81 - 90 186 51.8
juta rupiah, tetapi ada pula perusahaan yang
91 - 100 159 44.3
tidak memperoleh keuntungan. Selanjutnya pada
tabel 4 terlihat sebanyak 38.2% perusahaan 359 100
memiliki keuntungan mencapai 5 juta rupiah per
bulan. Kemudian sebanyak 40.1% terlihat Selanjutnya pembahasan mengenai hasil
memiliki keuntungan antara 5.1 hingga 10 juta analisis Efisiensi Stochastic Frontier. Efisiensi
rupiah, dan sebanyak 21.7% memiliki merupakan satu dari aspek kinerja perusahaan
keuntungan lebih dari 10 juta rupiah ke atas. dari dimensi operasi. Ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan
Tabel 4. Keuntungan Usaha input untuk menghasilkan output. Satu dari
metode yang dapat digunakan untuk membuat
Keuntungan (Juta Rupiah) Bilangan % perhitungan efisiensi adalah stochastic frontier
< 5.1 137 38,2 (Coelli, 1996). Model ini digunakan untuk
5.1 - 10 154 42,9 menilai hubungan antara output produksi
barang dengan input-input produksi. Dalam
>10 68 18,9
membuat perhitungan stochastic frontier ini
Jumlah 359 100.0 awalnya menggunakan data asal. Namun
demikian hasil perhitungan tidak memuaskan,
Selanjutnya dilihat kinerja perusahaan dari semua koefisien tidak signifikan. Maka
aspek kualitas produk. Kinerja kualitas produk kemudian dicoba dilakukan transformasi data
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam dalam bentuk logaritma natural (ln), dan
mengeluarkan barang sesuai keinginan dan per- hasilnya menjadi lebih baik, dimana semua
syaratan yang ditentukan pembeli (conformancy koefisien terlihat hasilnya signifikan. Selanjutnya
quality) (Maes, 2003). Semakin tinggi tingkatan hasil persamaan Maximum-Likelihood (ML)
pencapaian pemenuhan persyaratan yang model produksi stochastic frontier hasilnya dapat
diminta pembeli maknanya semakin tinggi dilihat pada Tabel 6 di bawah.
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
Pada tabel 5 di bawah terlihat sebagian
besar perusahaan (51.8%) dari produk yang
dikeluarkan sebesar 81% sampai 90% dapat me-
menuhi mutu sesuai keinginan atau persyaratan
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 17
dipisahkan dari penerapan teknologi, mana- Tabel 7. Rerata Efisiensi Teknikal Subsektor
jemen sumber daya manusia, pemasaran dan
iklim usaha (Hill, 1995). Dilihat dari pada rata-
rata efisiensi keseluruhan skor efisiensi teknis
sebesar 0.745, menunjukkan secara keseluruhan
perusahaan pencapaian efisiensi adalah cukup
efisien. Maknanya kemampuan perusahaan rata-
rata dalam memanfaatkan sejumlah faktor input
yang dimiliki untuk digunakan mengeluarkan
output hanyalah pada kategori cukup saja,
atau belum mencapai efisiensi tertinggi. Dari
skor rata-rata efisiensi teknis sebesar 0.745 Sumber : Hasil perhitungan program FRONTIER
menunjukkan untuk mencapai efisiensi 100% (Version 4.1c)
perusahaan rata-rata harus meningkatkan
outputnya sebesar 25.5% dengan menggunakan dan minuman. Maka keduanya termasuk dalam
input yang sama. kategori efisiensi yang tinggi. Skor rata-rata
Dipahami terdapat tiga faktor dalam faktor efisiensi terendah adalah subsektor meubel yang
input yang berpengaruh terhadap pencapaian hampir sama besarnya dengan subsektor barang
output yaitu faktor efisiensi penggunaan input, logam.
faktor penggunaan teknologi, dan faktor input Untuk subsektor kerajinan tangan yaitu
(Cornwell, et.al., 1990; Kumbhakar 1990). perusahaan yang mengeluarkan barang seperti
Dengan demikian pencapaian efisiensi cendera hati, anyaman, wayang kulit, dan
perusahaan yang cukup ini dapat bersumber barang seni lainnya memiliki skor rata-rata
tiga faktor yaitu pertama, faktor efisiensi sebesar 0.951 mendekati satu atau maknanya
penggunaan input yaitu modal fisik dan pekerja efisiensinya tinggi. Memang subsektor ini
adalah cukup baik dalam penggunaannya untuk pencapaian efisiensinya tinggi karena dilihat
produksi. Kedua, faktor teknologi meskipun dari nilai modal kebanyakan perusahaan nilai
umumnya masih rendah tetapi penggunaannya modalnya kecil saja dan disisi lain harga jual
untuk produksi cukup efisien. Ketiga, faktor produk kerajinan tangan cenderung dapat
input yaitu modal fisik dan pekerjan, dimana bernilai lebih mahal dari nilai bahan mentahnya
bisa jadi pengusaha dalam mengevaluasi besar- karena sifat keunikan produknya. Bahan mentah
nya modal cenderung terlalu rendah hingga subsektor ini ada yang merupakan barang bekas
dampaknya nilai output menjadi terlihat lebih atau limbah industri, misalnya potongan kayu
tinggi atau lebih efisien, atau sebaliknya modal dalam ukuran kecil, atau potongan kain kecil
dinilai terlalu tinggi hingga dampak terhadap yang sudah tidak dapat dimanfaatkan oleh
nilai ouput menjadi terlihat lebih rendah. perusahaan pemilik. Maka mungkin faktor input
Sedangkan untuk mengetahui efisiensi tek- yang nilainya kecil dapat mencapai nilai produk
nis masing-masing subsektor maka dari data yang relatif lebih tinggi.
yang ada dikelompokkan dalam setiap bidang Demikian juga untuk subsektor makanan
subsektor pengolahan yaitu industri makanan dan minuman yaitu perusahaan yang menge-
dan minuman, meubel, kerajinan tangan, luarkan barang dalam bentuk makanan seperti
konveksi, dan barang logam. Hasil perhitungan kue-kue, roti, kropok, mi, bihun, tahu, tempe,
yang dilakukan secara sendiri-sendiri diperoleh dan barang berbentuk minuman seperti sirop,
rata-rata efisiensi teknis masing-masing susu, jamu, memiliki skor rata-rata 0.934 atau
subsektor dapat dilihat pada Tabel 7. Kategori efisiensi tinggi. Hampir mirip dengan
Dari tabel 7 terlihat rata-rata ada dua sub- subsektor kraft tangan, karakteristik bisnis di
sektor yang mencapai tingkat efisiensi melebihi subsektor ini nilai bahan baku dan fasilitas
nilai efisiensi teknis rata-rata keseluruhan, peralatannya cenderung relatif murah. Oleh itu,
dengan pencapaian skor mendekati satu, yaitu faktor input yang nilainya kecil saja bisa
subsektor kerajinan tangan dan sektor makanan mencapai nilai produk yang relatif lebih tinggi
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 19
dalam meningkatkan produksi. Aspek modal com/locate/futures. [15Atuahene-Gima,
dan pekerja memiliki efek yang berbeda K. 1996. Market Orientation and Inno-
terhadap produksi perusahaan pada keseluruhan vation. Journal of Business Research, (35):
sampel penelitian. Jika modal ditingkatkan 1% 93"103.
akan dapat menaikkan produksi sebesar 0.193%.
Bachruddin, Z., Kuncoro, M., Widyobroto, Budi,
sedangkan jika ada penambahan pekerja 1%
P., Murti, Tridjoko W. & Zuprizal, I. 1996.
akan menaikkan produksi sebesar 0.005%.
Kajian pengembangan pola industri
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi teknikal
pedesaan melalui koperasi dan usaha
dari stochastic frontier masing-masing subsektor
kecil, LPM UGM dan Balitbang Depar-
diatas dapat dipahami bahwa untuk subsektor
temen Koperasi & PPK, Yogyakarta.
kerajinan tangan efisiensinya paling tinggi.
Selanjutnya bagi meningkatkan efektifitas Bates, Timothy. 2005. Analysis of Young, Small
pembangunan industri kecil penting melakukan Firms That Have Closed: Delineating
secara terpadu antara penyediaan modal dengan Successful From Unsuccessful Closures,
peningkatan ketrampilan dan penguasaan Wayne State University, Detroit, Mi
teknologi bagi pengusaha dan pekerja pada 48202, USA Journal of Business Venturing
industri kecil. (20): 343358
Brush, C.G., Vanderwerf, P.A. 1992. A
Comparison of Methods and Sources For
DAFTAR PUSTAKA Obtaining Estimates of New Venture
Performance. J. Bus. Venturing 7 (2): 157
Aigner, D.J., Lovell, C.A.K. & Schmidt, P. 1977. 170.
Formulation and estimation of stochastic
frontier production function models. Chakravarthy, B. S. 1986. Measuring strategic
Journal of Econometrics 6: 21-37. performance. Strategic Management Journal
7: 437-458.
Anderson, R. I., Fish, M., Xia, Y., & Michello, F.
1999. Measuring Efficiency In The Hotel Coelli, T. 1996. A Guide to DEAP Version 2.1:
Industry: A Stochastic Frontier Approach. A Data Envelopment Analysis (Com-
International Journal of Hospitality puter) Program, Centre for Efficiency and
Management, 18 (1): 4557. Productivity Analysis, Department of
Econometrics, University of New
Aquilina, Matteo., Klump, Rainer., Pietrobelli, England Armidale, NSW, 2351, Australia.
Carlo. 2006. Factor Substitution, Average Web: http://www.une.edu.au/econo-
Firm Size and Economic Growth, Small metrics/cepa.htm. [12 Mac 2007].
Business Economics (26): 203214 Springer
2006 DOI10.1007/S11187-005-4715-4 Cronin, J., Joseph Jr., Page, Jr. & Thomas J. 1988.
An examination of the relative impact of
Asian Development Bank. 2004. Special Theme: growth strategies on profit performance,
The changing face of the microfinance European Journal of Marketing 22(1): 57 - 68.
industry, Annual Report 2004, http://
www.adb.org/documents/ reports/ Darwis, A.A. 2002. Pengembangan industri kecil
annual_report/2004/special-theme.pdf dan menengah berbasis ilmu pengetahuan dan
[14 Februari 2006]. teknologi (terjemahan). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Atherton, A. 2005. A future for small business?
Prospective scenarios for the develop- DEPERINDAG. 2004. Kebijakan Pembangunan
ment of the economy based on current Industri dan Perdagangan, Menteri
policy thinking and counterfactual rea- Perindustrian Dan Perdagangan, Jakarta.
soning futures, Available online 19 March Dess, G.G. & Robinson, R. B. 1984. Measuring
2005, 37: 777794. http://www.elsevier. organizational performance in the absence
Volume 16, Nomor 1, Juni 2012: 10-22 Analisis Efisiensi Industri Kecil 21
Rahmah Ismail, Norlinda Tendot Abud Bakar. Storey, D. 1994. Understanding The Small
2008. Analisis Kecekapan Teknikal Firma Business Sector, International Thompson
Melayu dalam Sektor Pembuatan Business Press, London.
Malaysia, IJMS 15(2): 143-163
Storey, D. 1994. Understanding the small business
Rauzah Zainal Abidin. 2000. Determining sector, London: International Thompson
Technical Efficiency Among Manufac- Business Press.
turing Industries in Malaysiausing
Sumardjani, Lisman. 2009. Rotan: Contoh
Stochastic Frontier Production Function,
Hancurnya Industri Akibat Kebijakan
Jurnal Produktiviti, 46-53
Kehutanan Tanpa Strategi, http://
Riley Jr., Richard, A.P., Timothy, A. & Trom- www.rotanindonesia.org/index.php?
peter, G. 2003. The value relevance of non- option=com, (19 Ogos 2009)
financial performance variables and
Surya Online. 2007 UKM Logam Semakin Ter-
accounting information: the case of the
puruk, 31 Januari 2007. http://www1.
airline industry. Journal of Accounting and
surya.co.id/v2/?p=642
Public Policy 22: 231254.
Tambunan, T. 2001. Perkembangan UKM dalam era
Robinson, J.P. 2000. What are employability
AFTA: peluang, tantangan, permasalahan dan
skills? A Fact Sheet, Alabama Cooperative
alternatif solusinya, Yayasan Indonesia
Extension System. Community Resource
Forum LPFE-UI. Jakarta.
Development September 1(3): 15. Home
Page: http://www.Aces.Edu/Depart- Thee, Kian Wie, 1993. Edi Working Papers:
ment/Crd. [12 May 2006]. Industrial Stucture and Small-Medium
Enterprises Development In Indonesia,
Sin, L.Y.M. , Tsea, A. C.B., Heungb, V.C.S. &
The Economic Development Institute of
Yim, F.H.K. 2005. An analysis of the
Worl Bank 1993, Washington DC, USA
relationship between market orientation
and business performance In The Hotel Wing, C.C.K. & Yiu, M.F.K. 1996. Firm Dynamic
Industry, A department of Marketing, and Industrialization In The Chinese
The Chinese University of Hong Kong, Economy In Transition: Implication For
Hong Kong, Hospitality Management 24: Small Business Policy, Elsevier Science Inc.,
555577, www.Elsevier.Com/Locate/ 655 Avenue of The Americas. New York.
Ijhosman [12 February 2006]. Journal of Business Venturing 11: 489-505.
Small and Medium Enterprise Statistics For The UK. Zulridah Mohd. Noor, Rahmah Ismail. 2004.
2003. Published 26th August 2004, http:/ Analisis Kecekapan Teknikal dalam Indus-
/www.Sbs.Gov.Uk/Sbsgov/Action/ tri Skel Kecil dan Sederhana di Malaysia,
Layer?R.S. Kertas Kerja Seminar Kebangsaan, Daya
Saing Ekonomi dan Sosial: Ke Arah
Soetrisno, Noer,,2009. Pengembangan Klaster
Pemantapan Pembangunan Ekonomi, 12-
IKM/UKM Di Indonesisa: Pengalaman
14 Jun 2004. Port Dickson
Dan Prospek, Makalah Disampaikan
Dalam International Conference & Zulridah Mohd. Noor, Rahmah Ismail. 2007.
Workshop On Cluster Development, Solo Analisis Kecekapan Teknik Dalam Skel
Indonesia 27-28 Nov 2009 Kecil dan Sederhana Di Malaysia, IJMS
14 (1): 199-218