Anda di halaman 1dari 33

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan suatu tubuh tumbuhan sangat erat kaitannya

dengan pertumbuhan atau aktivitas bagian lainnya.Di duga

hubungan itu terjadi karena adanya suatu senyawa kimia

tertentu yang bergerak dari suatu bagian ke bagian

lainnya.Senyawa kimia pada tumbuhan tersebut salah satunya

adalah hormon. Hormon berasal dari kata Yunani hormaein yang

berarti menggerakkan, dari pengertian hormon tersebut dapat

dijabarkan bahwa hormon tumbuhan adalah suatu senyawa

organic yang disintesis dalam satu bagian tumbuhan dan

diangkut kebagian lain dalam konsentrasi yang sangat rendah

dan melibatkan respon fisiologi.

Proses perkembangan dan pertumbuhan bagian tubuh

tumbuhan tidak lepas dari pengaruh zat kimia tertentu berupa

protein yang disebut hormon. Penggunaan istilah "hormon"

sendiri menggunakan analogi fungsi hormon padahewan dan

sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah

yang sangat sedikit di dalam sel.Beberapa ahli berkeberatan

dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu

tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu

yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat

tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon

eksogen, diberikan dari luar sistem individu).Para ilmuwan sendiri


2

lebih sering menggunakanistilah zat pengatur tumbuh atau plant

growth regulator.

Fungsi hormon pada tumbuhan yaitu sebagai koordinator

pertumbuhan dan perkembangan.Hormon yang dimaksud adalah

auksin, giberelin, sitokinin, absisin, dan etilen. Tergantung pad

system yng dipengaruhi, hormon dapat berfungsi sendiri atau

lebih sering dalam keseimbangan antar hormon itu. Pemberin

hormon dapat berakibat terhadap berbagai macam pertumbuhan

yang tidak berkaitan, diduga hormon dari luar akan mengganggu

keseimbngan hormon di dalam tubuh. Konsentrasi masing-

masing hormon akan menentukan tanggapan pertumbuhan yang

terjadi. Hormon biasanya hanya efektif pada konsentrasi internal

sekitar 1 M atau kurang.Hormon yang diproduksi oleh tumbuhan

sering mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-senyawa

tersebut disebut dengan zat pengatur tumbuh untuk

membedakannya dengan hormon yang diangkut secara sistemik

atau sinyal jarak jauh.

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi

genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan

memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi

hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang

semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Hormon tumbuhan adalah

senyawa organic yang disintsis di salah satu bagian tumbuhan

dan bahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat


3

rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Respon

pada organ sasaran tidak perlu bersifat memacu, karena proses

seperti pertumbuhan atau diferensiasi terkadang terhambat oleh

hormon. Karena hormone harus disintesis oleh tumbuhan, makaa

ion anorganik seperti K atau Ca, yang dpat juga menimbulkan

respon penting , dikatakan bukan hormone. Zat pengatur tumbuh

organic yang disintesis olh ahli kimia organic (misalnya, 2,4,D,

sejenis auksin).

Kini ditemukan kesimpulan bahwa salah satu hal yang

dikerjakan hormone tumbuhan adalah mengendalikan aktivitas

gen. agar hormone tumbuhan yang terdapat dalam jumlah

mikromolar atau submikroolar itu bersifat aktif dank has, harus

ada tiga bagian utama dalam system respons. Yang pertama

hormone harus ada dalam jumlah yang cukup pada setiap sel

yang tepat. Yang kedua, hormone harus dikenali an diikat erat

oleh sekelompok sel yang tanggap terhadap hormone (sel

sasaran). Yang ketiga, protein penerima harus menyebabkan

metabolic lain yang mengarah pada penguatan isyarat atau kurir

hormon.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui struktur kimia dari hormon auksin,

giberelin, sitokinin, etilen, dan ABA


4

2. Untuk mengetahui mentabolisme pada hormon auksin,

giberelin, sitokinin, etilen, dan ABA

3. Untuk mengetahui cara kerja dari hormon auksin, giberelin,

sitokinin, etilen, dan ABA

4. Untuk mengetahui fungsi dari hormon auksin, giberelin,

sitokinin, etilen, dan ABA

II. PEMBAHASAN

A. Hormon Auksin

1. Struktur Kimia

Menurut Koeffli, Thimann dan Went (1966), Struktur

Molekul dan Aktivitas Auksin (Indole Acetic Acid)aktivitas auksin

ditentukan oleh:

adanya struktur cincin yang tidak jenuh


5

adanya rantai keasaman (acid chain)

pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin

adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai

keasaman.

Transport Auksin:

Pada batang auksin ditransport secara basipetal (away

from apex)

Pada akar, transport auksin secara akropetal ke arah ujung

melalui parenkim vaskuler.

2. Metabolisme

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu

proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian

koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya

matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini

mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan

tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.

Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya

matahari.

Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan

mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel


6

tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung)

batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping)

atau tunas ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan daun-

daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal. Pemberian hormon

auksin pada tumbuhan akan menyebabkan terjadinya

pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping), dan

serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar

menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan

optimum.

Auksin memberikan pengaruh efek dalam penghambatan

suatu faktor dominansi terhadap kuncup samping (ketiak), yaitu

zat penghambat yang terdapat di daun muda. Jika auksin

ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, setelah apeks

tajuk dipangkas, maka perkembangan kuncup samping dan arah

pertumbuhan cabang yang tegak akan terhambat lagi pada

banyak spesies. Penggantian kuncup atau daun muda oleh

auksin menunjukkan bahwa zat penghambat yang dihasilkan

oleh IAA atau auksin lain. Sekalipun uraian Tamas (1987) sangat

mendukung hipotesis bahwa auksin endogen merupakan

penghambat, yang biasanya mencegah tumbuhnya kuncup

samping.

3. Cara Kerja

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi

pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di


7

membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke

dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga

memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul

selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian

memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Auksin

merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi

banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan

diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif

(yaitu tunas, daun muda dan buah) (Gardner, dkk.,

1991).Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh

tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah

hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis

(floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988). Auksin

atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai

auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino

prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi

yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai

aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA =

Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses

biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk.,

1991). Cara pengangkutan auksin memiliki keistimewaan yang

berbeda dengan pengangkutan floem, di antaranya :a.

Pergerakan auksin itu lambat, hanya sekitar 1 cm jam-1 di akar


8

dan batang. b. Pengangkutan auksin berlangsung secara

polar. Pada batang auksin ditransport secara basipetal (away

from apex), sedangkan pada akar, transport auksin secara

akropetal ke arah ujung melalui parenkim vaskuler. Perhatikan

gambar di bawah ini. c. Pergerakan auksin memerlukan energi

metabolisme, seperti ditunjukkan oleh kemampuan zat

penghambat sintesis ATP atau keadaan kurang oksigen dalam

menghambat pergerakan itu.

4. Fungsi Hormon Auksin

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu

proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian

koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya

matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini

mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan

tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.

Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya

matahari. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan

mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel

tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung)

batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping)


9

atau tunas ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan daun-

daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal.

Fungsi lain dari auksin adalah merangsang kambium untuk

membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel,

membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama kali

dibentuk pada sel tumbuhan), menghambat rontoknya buah dan

gugurnya daun, serta mampu membantu proses partenokarpi.

Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa penyerbukan.

Pemberian hormon auksin pada tumbuhan akan menyebabkan

terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping),

dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar

menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan

optimum.

Selain itu Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu

dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan

akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat

perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel,

mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam

buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin

dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya

disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat

karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan

yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya

sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat.sehingga hal ini


10

akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung

mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan

fototropisme.

B. Hormon Giberelin

1. Sifat kimia

Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur

paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor urut

penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang

ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat

3).GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan

pertumbuhan membesar pada padi yang terserang

fungiGibberella fujikuroi.

Semua giberelin yang ditemukan adalah senyawa

diterpenoid.Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit

isoprene yang memiliki 5 atom karbon (C).Unit-unit isoprene ini

dapat bergabung menghasilkan monoterpene (C-10),

sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20), dan triterpene (C-

30).Asam diterpenoid disintesis melalui jalur terpenoid dan

dimodifikasi di dalam retikulum endoplasma dan sitosol sampai

menjadi senyawa yang aktif.

Semua molekul giberelin mengandung Gibban Skeleton.

Giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua kelompok

berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C

dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil

dapat dibedakan menjadi gugu hidroksil yang berada di atom C


11

nomor 3 dan nomor 13.Penelitian lebih lanjut juga menemukan

beberapa senyawa lain yang memiliki fungsi seperti giberelin

tetapi tidak memiliki Gibban Skeleton.

Struktur GA1

Struktur GA3

Struktur Ent-Gibberellane (gibbal skeleton)

2. Metabolisme

Giberelin adalah senyawa isoprenoid, khususnya berupa

diterpen yang disintesis dari unit asetat asetil koenzim A melalui

lintasan asam melavonat (Salisbury dan Cleon, 1995).

GA3 yang lazim digunakan tampaknya yang lambat terurai,

namun selama pertumbuhan aktif, sebagian besar giberelin

dimetabolismekan dengan cepat melalui proses hidroksilasi,

yang menghasilkan produk yang tidak aktif (Salisbury dan Cleon,


12

1995). Giberelin juga dengan mudah diubah menjadi konjugat

yang sebagian besar tidak aktif.Konjugat ini mungkin disimpan

atau dipindahkan sebelum dilepaskan pada saat dan tempat

yang tepat.Konjugat yang dikenal meliputi glukosida yang

glukosanya dihubunghkan dengan ikatan eter pada salah satu

gugus OH atau dengan ikatan ester pada gugus karboksil

giberelin tersebut. Proses metabolik lainnya ialah perubahan

giberelin yang aktif sekali menjadi kurang aktif. Contohnya ialah

tajuk cemara Douglas, yang dalam responnya terhadap giberelin

menunjukkan sedikit pertumbuhan vegetatif, dapat secara efektif

menghidroksilali GA4 menjadi GA34 yang jauh kurang aktif.

(Salisbury dan Cleon, 1995 ).

Giberelin disintesis pada organ-organ yang merupakan

tempat ditemukannya hormon tersebut.Bila giberelin ditemukan

di suatu organ tumbuhan, mungkin giberelin disintesis di tempat

itu atau dipindahkan ke tempat itu.Biji yang belum matang

mengandung giberelin dalam jumlah yang cukup tinggi

dibandingkan bagian tumbuhan lainnya, dan ekstrak bebas sel

dari biji beberapa spesies dapat mensintesis giberelin. Beberapa

hasil percobaan menunjukkan bahwa sebagian besar giberelin

yang terkandung dalam biji diperoleh dari biosintesis, bukan

diangkut ke situ. (Salisbury dan Cleon, 1995).

Daun muda menjadi tempat utama sintesis giberelin

seperti halnya auksin.Hipotesis ini sesuai dengan kenyataan


13

bahwa jika ujung tajuk dan daun muda dipangkas dan tunggul

batangnya diberi giberelin atau auksin, pemanjangan batangnya

terpacu jika dibandingkan dengan batang terpotong yang tidak

diberi hormon.Dapat disimpulkan bahwa daun muda biasanya

memacu pemanjangan batang karena daun muda mengirim

kedua jenis hormon tersebut ke batang.(Salisbury dan Cleon,

1995).

Akar juga mensintesis giberelin, namun giberelin eksogen

menimbulkan afek kecil pada pertumbuhan akar, dan akan

menghambat pertumbuhan akar liar. Pelukaan pada bagian

sistem akar akan menyebabkan konsentrasi giberelin pada tajuk

menurun tajam, hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar

pasokan giberelin pada tajuk berasal dari akar melalui xilem.

Akar yang dilukai berulang kali tak dapat memasok air dan hara

mineral dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan

kemampuan tajuk dalam mensintesis giberelin sendiri. (Salisbury

dan Cleon, 1995)

3. Cara Kerja

Cara hormone ini bekerja adalah dengan mengenai bagian

embrio atau tunas agar terkena air. Hal ini bisa menyebabkan

tunas embrio menjadi aktif, yang mana memicu munculnya

hormone giberelin (GA). Keluarnya hormone ini bisa memicu

keluarnya aleuron yang nantinya mensintesis dan mengeluarkan

enzim. Enzim yang bisa keluar berupa enzim amylase, maltase,


14

serta enzim yang mampu memecah protein.Selain itu, jika anda

menambahkan hormone giberelin pada tanaman yang sedang

berbunga pada bagian-bagian bunga, maka tumbuhlah buah

tanpa biji.Sekarang ini sudah banyak berkembang adanya buah

tanpa biji, seperti yang ada pada semangka.

Hampir semua tanaman yang bisa bertambah tinggi

dengan pemberian hormone giberelin. Misalnya pada tumbuhan

yang kerdil, ketika di berikan hormone ini akan tumbuh dengan

tinggi normal. Namun pada tanaman yang sudah tumbuh nornak,

di berikan hormone giberelin bisa menyebabkan tanaman

tumbuh lebih cepat dari jenisnya yang biasanya. Anehnya,

pemberian hormone giberelin ini hasilnya sama saja ketika di

tambahkan pada tanaman jagung.

Peran utama hormon giberelin adalah dalam proses

pemanjangan sel yang berpengaruh langsung terhadap auksin.

Mekanismenya adalah sebagai berikut:

a. Hormon giberelin berpengaruh terhadap konsentrasi kadar

auksin melalui pembentukan enzim proteolitik yang akan

melepaskan asam amino triptofan (pembentuk auksin)

sehingga akan meningkatkan kadar auksin pada tumbuhan

serta merangsang pembentukan polihidroksi asam sinamat,

yang mampu menghambat kerja enzim IAA oksidase dimana

enzim ini merupakan enzim perusak auksin


15

b. Giberelin dapat memacu terbentuknya enzim -amilase yang

akan menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan

naik. Hal ini akan mengakibatkan air lebih banyak masuk

sehingga proses pemanjangan sel terjadi.

4. Fungsi Giberlin

a. Merangsang pertumbuhan antar buku sehingga tanaman yang

kerdil dapat menjadi normal

b. Membantu percepatan tumbuhanya bunga

c. Mempercepat pertumbuhan biji, tunas serta tumbuhan utuh

d. Membantu proses perkecambahan biji. Hal ini terutama pada

biji yang memerlukan perlakuan suhu rendah.

Perkecambahannya dapat dibantu dengan pemberian GA.

Contohnya pada proses vernalisasi terhadap biji bawang

merah yang bertujuan agar bawang merah dapat berbunga

dan menghasilkan biji ketika ditanam di dataran rendah. Cara

kerjanya yaitu giberelin akan memacu pembentukan enzim

amylase yang berperan dalam hidrolisis pati dan protein

sehingga tersedianya energi bagi perkembangan embrio.

e. Merangsang inisiasi pembungaan dan pembesaran buah. Hal

ini dapat terlihat pada buah anggur yang diberikan GA akan

berukuran lebih besar.

f. Dapat meningkatkan laju fotosintesis apabila diberikan di

bawah tajuk tumbuhan.

g. Mempengaruhi ekspresi seksal pada tumbuhan.


16

h. Pada beberapa kasus, pemberian hormon pada tumbuhan satu

ini dapat berpengaruh terhadap proses patenokarpi, yaitu

proses pembenutkan buah tanpa adanya pembuahan.

C. Hormon Sitokinin

1. Sifat Kimia

Sitokinin merupakan senyawa dengan struktur yang

menyerupai adenine (derivate adenine) yang mengawali

(memacu) pembelahan sel dan memiliki fungsi yang mirip

dengan kinetin.Kinetin merupakan sitokinin yang pertama kali

ditemukan.Kinetin disebut juga sebagai sitokinin karena senyawa

ini juga mampu memacu sitokinesis (pembelahan sel). Namun

merupakan senyawa alami, kinetin ini tidak disintesis alami oleh

tumbuhan oleh karena itu biasanya selalu mengandung sitokinin

sintesis (diartikan bahwa hormon ini disintesisnya di tempat lain).

Yang paling sering ditemukan pada tanaman dewasa ini

dinamakan dengan zeatin yang diisolasi dari tanaman jagung.

Sitokinin telah ditemukan pada sebagian besar tumbuhan

tingkat tinggi, sebagaimana yang ditemukan pada jamur, fungi,

bakteri, dan juga pada RNA berbagai prokariot dan eukariot. Saat

ini lebih dari 200 sitokinin alami dan sitokinin sintetik telah

dikombinasikan. Konsentrasi sitokinin lebih tinggi pada daerah

meristrematik dan dearah-daerah yang memiliki potensial

pertumbuhan terus menerus seperti akar, daun muda, buah yang


17

berkembang, dan biji (Arteca, 1996; Mauseth, 1991; Raven,

1992; Salisbury and Ross, 1992 dalam Author,Tanpa tahun).

Struktur dasar dari sitokinin (zeatin) adalah sebagai berikut:

Sedangkan beberapa struktur sitokinin lain adalah:

2. Metabolisme

Terobosan dalam pengetahuan kita tentang biosintesis datang dari Chong-

Maw dan DK Melitz (1979) yang mengemukakan bahwa jaringan tumbuhan

mengandung enzim yang dinamakan isopentenil AMP sintase (sebelumnya

ditemukan pada cendawan lendir) yang membentuk isopentenil adenosine-5-fosfat


18

(isopentenil AMP) dari AMP dan salah atu isomer isopentenil piroposfat.

(senyawa terakhir ini merupakan hasil lintasan mevalonat dan prazat penting bago

sterol, giberilin, karotenoid, dan senyawa isoprenoid lain). Isomer tersebut

meliputi isopentenil piroposfat, yang awalannya berarti bahwa molekul tersebut

memiliki ikatan rangkap antara karbon 2 dan 3.

Isopentenil AMP yang terbentuk dalam reaksi ini kemudian dapat diubah

menjadi isopentenil adenosine melalui hidrolisis oleh enzim fosfatase, yang

melepaskan gugus posfat; selanjutnya isopenteniladenosin dapat berubah menjadi

isopentenil adenine dengan melepaskan gugus ribose melalui hidrolisis.Lalu,

isopentenil adenine dioksidasi menjadi zeatin dengan mengganti satu hydrogen

gugus metilnya pada cincin samping isopentenil dengan OH.Kemudian,

dihidrozeatin terbentuk darizeatin melalui reduksi (dengan NADPH) ikatan

rangkap pada cincin samping isopentenil (Martin dkk, 1989). Sejumlah reaksi ini

mungkin bertanggung jawab dalam pembentukan ketiga bahan dasar utama

sitokinin, namun masih terdapat kemungkinan lain untuk biosintesis ini.

Sitokinin ditingkat sel juga ditentukan oleh perusakannya dan mungkin

oleh perubahannya menjadi berbagai turunan yang bersifat tidak aktif, selain

nukleosida dan nukleotida. Perusakan sebagian terjadi oleh sitokinin oksidase,

yaitu system enzim yang merenggut cincin samping 5 karbon dan menghasilkan

adenine-bebas (atau bila zeatin ribosida yang dioksidasi, akan dihasilkan

adenosine-bebas). Pembentukan turunan sitokinin lebih rumit, sebab dapat

terbentuk banyak konjugat (Letham dan Palni, 1983).Konjugat yang paling lazim

ditemui mengandung glukosa atau alanin; yang mengandung glukosa disebut

sitokinin glukosida.
19

Pada salah satu jenis glukosida, karbon 1 dari glukosa melekat pada gugus

hidroksil rantai samping dari zeatin, zeatin ribosida, dihidrozeatin, atau

dihidrozeatin ribosida.Pada jenis glukosida yang kedua, karbon satu dari

glukosanya menempel pada atom nitrogen (dengan ikatan C_N) pada kedudukan

7 atau 9 pada sisitem cincin adenine di ketiga bahan dasar utama sitokinin.Pada

konjugat alanin, alanin dihububgkan melalui ikatan peptide dengan nitrogen

dikedudukan 9 pada cincin purin.Fungsi dari semua konjugat ini belum

diketahui.Tapi glukosida mungkin disimpan sebagai bahan cadangan atau, pada

beberapa kasus, merupakan bentuk sitokinin yang khusus untuk diangkut.

Menurut McGaw (1987), konjugat alanin tak mungkin disimpan sebagai bahan

cadangan, melainkan sebagai produk pengikatan sitokinin yang terbentuk secara

tak terbalikkan. Tidaklah mungkin konjugat seperti ini merupakan sitokinin yang

aktif secara fisiologis.

3. Cara Kerja

Beragamnya efek sitokinin menunjukan bahwa senyawa

tersebut mungkin mempunyai beberapa macam mekanisme

kerja dalam jaringan berbeda.Namun secara sederhana diduga

bahwa satu efek utama yang umum sering diikuti oleh sejumlah

efek sekunder, yang bergantung pada keadaan fisiologis sel

sasarannya. Seperti hormone lain, penguatan efek utama harus

terjadi, karena sitokinin terdapat dalam konsentrasi sangat

rendah (0,01 sampai 1 M). Adanya efek pemacuan oleh sitokinin

pada pembentukan RNA dan enzim sudah diduga sejak

lama,antara lain karena efek sitokinin biasanya terhambat oleh

zat penghambat sintesis RNA atau protein.


20

Beberapa protein yang mengikat sitokinin secara agak khas

telah ditemukan di berbagai bagian tumbuhan,namun hampir

semua protein tersebut tidak terikat cukup khas atau tidak

mempunyai afinitas yang cukup tinggi terhadap sitokinin

aktif. Terdapat kekecualian yang menarik yaitu protein pengikat

pada daun jelai, yang mengikat zeatin dengan afinitas yang

sangat tinggi dan mengikat sitokinin lain yang berhubungan

dekat dengan aktifitas biologis.

Pemacuan sitokinesis merupakan salah satu respons

sitokinin yang terpenting, sebab hal itu menyebabkan sitokinin

dimanfaatkan secara komersial dalam upaya perbanyakan mikro

tanaman budidaya dari biakan jaringan.Aspek biokimia dari

respons yang sudah lama diketahui itu sedang diteliti. Sitokinin

mendorong pembelahan sel dalam biakan jaringan dengat cara

meningkatkan peralihan dari G2 ke mitosis dan bahwa hal

tersebut terjadi karena sitokinin menaikkan laju sintesis

protein.Beberapa protein itu berupa protein pembangun atau

enzim yang dibutuhkan untuk mitosis.

Kasus khusus tentang sitokinin (misalnya, pemacuan

pertumbuhan) juga tampaknya berkenaan dengan efeknya pada

translasi,seperti terbukti dengan naiknya jumlah polisom, lebih

cepatnya penggabungan asam amino radioaktif dalam protein,

dan terhambatnya respons fiologis oleh zat penghambat sintesis


21

protein.Temuan ini telah melahirkan konsep yang terkenal,bahwa

auksin dan giberelin terutama mempengarui transkipsi di

inti,sedangkan sitokinin khusus berpengaruh dalam sitosol.

Chen dkk memperlihatkan bahwa benziladenin mengubah

jenis mRNA yang terbentuk oleh irisan kotiledon labu

kuning;sitokinin mendorong pembesaran sel, pembelahan

sel,dan sintesis klorofil.Jumlah beberapa jenis mRNA ditingkatkan

oleh benziladenin,sementara jenis lainnya diturunkan.Perubahan

paling dini terlacak satu jam setelah sitokinin ditambahkan,dan

biasanya dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengamati

munculnya kerja sitokinin dalam organdan dibagian tumbuhan

yang lain jauh lebih lama dibandingkan dengan munculnya efek

auksin atau giberelin dibagian tumbuhan yang memberikan

respons terhadap hormon ini.

Perubahan tingkat mRNA yang disebabkan oleh sitokinin

karena transkipsi beberapa gen terpacu dan transkipsi gen

lainnya tertekan.Dalam sedikitnya tiga kasus,sitokinin

mempengaruhi jumlah molekul mRNA yang menyandikan

beberapa protein yang sudah dikenal. Dua jenis protein serta

mRNAnya sangat terpelihara (terbentuk lebih cepat atau rusak

lebih lambat).Jenis yang pertama adalah protein pengikat

klorofil a/b (yang menjadi bagian dari LHCII di tilakoid)dan jenis

yang kedua adalah subunit kecil protein rubisko.Jika daun yang

ditumbuhkan di tempat gelap atau diberi cahaya tanpa diberi


22

sitokinin,jumlah kedua protein tersebut serta mRNAnya menjadi

jauh lebih banyak dari pada didaun yang tidak diberi

sitokinin.kedua mRNA tersebut disandikan oleh gen inti.Tetapi

Flores dan Tobin memperoleh bukti bahwa sitokininjustru bekerja

dengan cara meningkatkan kestabilan mRNA dank arena itu

mempercepat translasi pesan genetic mereka menjadi protein.

Contoh lain tentang pengendalian sitokinin atas protein

yang sudah dikenal serta mRNAnya menyangkut protein

fitokrom. Pembentukan protein dan mRNAnya ini kurang

terpelihara (terbentuk lebih lambat atau ditimbun dalam jumlah

lebih sedikit)akibat adanya sitokinin zeatin dan sinar merah yang

diserap oleh fitokrom itu sendiri.

4. Fungsi

Kinerja sitokinin selalu dibantu dengan auksin. Jika hanya

ada sitokinin tanpa auksin maka tidak dapat terjadi

perangsangan terhadap proses pembelahan sel. Namun jika

sitokinin bekerja bersama auksin maka akan merangsang

terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel. Selain itu, fungsi

hormon sitokinin juga berpengaruh terhadap:

a. Pembelahan sel. Hormon sitokinin terdapat pada sel-sel

yang sedang aktif membelah dalam jumlah yang besar

b. Pada beberapa tumbuhan, sitokinin dapat meningkatkan

pembukaan stomata.

c. Menghambat proses penuaan pada daun


23

d. Pertumbuhan kuncup lateral sehingga menurunkan

dominasi pucuk apikal

e. Memacu membukanya stomata pada beberapa jenis

tumbuhan

f. Mempengaruhi morfogenesis pada teknik kultur jaringan

g. Mempengaruhi perkembangan kloroplas. Pemberian

sitokinin dapat memicu peningkatan kadar klorofil, mampu

meningkatkan konversi etioplast ke kloroplas melalui stimulasi

sintesis klorofil.

D. Hormon Etilen

1. Struktur Kimia

Etilen( IUPAC nama: etena) adalah senyawa organik ,

sebuah hidrokarbon dengan rumus C2H4 atau H2C = CH2. Etena

atau etilena ini merupakan senyawa alkena yang paling

sederhana setelah asetilena (C2H2) karena hanya terdiri dari 2

atom karbon, dan 4 atom hidrogen (C2H4). Unsur-unsur ini

terhubung oleh ikatan rangkap. Adanya ikatan rangkap

penghubung inilah etena juga disebut sebagai olefin

(hidrokarbon tak jenuh)..Struktur kimia etilen dapat dilihat pada

skema berikut:
24

2. Metabolisme

Biosintesis ethylen terjadi di dalam jaringan tanaman yaitu terjadi

perubahan dari senyawa awal asam amino methionine atas bantuan cahaya dan

FMN ( Flavin Mono Nucleotida ) menjadi methionil. Senyawa tersebut

mengalami perubahan atas bantuan cahaya dan FMN menjadi ethylen, methyl

disulphide dan formic acid.

Akhir-akhir ini zat tumbuh etilen hasil sintetis (buatan manusia) banyak

yang beredar dan diperdagangkan bebas dalam bentuk larutan adalah Ethrel atau 2

Cepa. Ethrel inilah yang dalam praktek sehari-hari banyak digunakan oleh

petani-petani melon di Jawa Timur, khususnya karesidenan Madiun untuk

mempercepat proses pemasakan buah melon. Ethrel adalah zat tumbuh 2 Chloro

sthyl phosphonic acid (2 Cepa ) dengan rumus bangun pada skema 3Pada pH di

bawah 3,5 molekulnya stabil, tetapi pada pH di atas 3,5 akan mengalami

disintegrasi membebaskan gas etilen, khlorida dan ion fosfat.

Karena sitoplasma tanaman pHnya lebih tinggi daripada 4,1 maka apabila

2 Cepa masuk ke dalam jaringan tanaman akan membebaskan etylen. Kecepatan

disintegrasi dan kadar etylen bertambah dengan kenaikan pH. Sudah diketahui

bahwa untuk mempercepat proses pemasakan buah dipakai karbit yang juga

mengeluarkan gas etylen tetapi jika dibandingkan dengan penggunaan ethrel atau

2 Cepa ternyata bahwa penggunaan ethrel atau 2-Cepa lebih baik pengaruhnya

daripada karbit baik dari segi waktu, warna, aroma dan cara penggunaannya pada

buah yang telah masak.


25

3. Cara Kerja

Pembentukan ethylene dalam jaringan-jaringan tanaman dapat dirangsang

oleh adanya kerusakan-kerusakan mekanis dan infeksi. Oleh karena itu adanya

kerusakan mekanis pada buah-buahan yang baik di pohon maupun setelah dipanen

akan dapat mempercepat pematangannya. Penggunaan sinar-sinar radioaktif dapat

merangsang produksi ethylene. Pada buah Peach yang disinari dengan sinar gama

600 krad ternyata dapat mempercepat pembentukan ethylene apabila dibeika pada

saat pra klimakterik, tetapi penggunaan sinar radioaktif tersebut pada saat

klimakterik dapat menghambat produksi ethylene.

Produksi ethylene juga dipengaruhi oleh faktor suhu dan oksigen.Suhu

rendah maupun suhu tinggi dapat menekan produk si ethylene. Pada kadar

oksigen di bawah sekitar 2 % tidak terbentuk ethylene, karena oksigen sangat

diperlukan. Oleh karena itu suhu rendah dan oksigen renah dipergunakan dalam

praktek penyimpanan buah-buahan, karena akan dapat memperpanjang daya

simpan dari buah-buahan tersebut. Aktifitas ethylene dalam pematangan buah

akan menurun dengan turunnya suhu, misalnya pada Apel yang disimpan pada

suhu 30 C, penggunaan ethylene dengan konsentrasi tinggi tidak memberikan

pengaruh yang jelas baik pada proses pematangan maupun pernafasan. Pada suhu

optimal untuk produksi dan aktifitas ethylene pada buah tomat dan apel adalah

320 C, untuk buah-buahan yang lain suhunya lebih rendah

4. Fungsi

Fungsi utama dari gas etilen sendiri adalah berperan dalam

proses pematangan buah. Tapi, selain itu ada fungsi lain dari gas

etilen yaitu :
26

a. Mengakhiri masa dormansi

b. Merangsang pertumbuhan akar dan batang

c. Pembentukan akar adventif

d. Menstimulasi perkecambahan

e. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar

f. Merangsang absisi buah dan daun

g. Merangsang induksi bunga Bromiliad

h. Induksi sel kelamin betina pada bunga

i. Merangsang pemekaran bunga

j. Bersama auksin gas etilen dapat memacu perbungaan

mangga dan nanas.

k. Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur perbandingan

bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah

satu.

Peranan Etilen Dalam Pematangan Buah

Pematangan buah merupakan suatu variasi dari proses

penuaan melibatkan konversi pati atau asam-asam organik

menjadi gula, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan

membran sel yang berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga

jaringan mengering. Pada tiap-tiap kasus, pematangan buah

distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang

antarsel buah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara

dari buah satu ke buah lainnya, sebagai contoh satu buah apel

ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buah dalam satu


27

lot. Buah akan matang lebih cepat jika buah tersebut disimpan di

dalam kantung plastik yang mengakibatkan gas etilen

terakumulasi. Pada skala komersial berbagai macam buah

misalnya tomat sering dipetik ketika masih dalam keadaan hijau

dan kemudian sebagian dimatangkan dengan mengalirkan gas

etilena.

Pada kasus lain, petani menghambat proses pematangan

akibat gas etilen alami. Penyimpanan buah apel yang dialiri

dengan gas CO2 yang selain berfungsi menghambat kerja etilen,

juga mencegah akumulasi etilen.Dengan teknik ini buah apel

yang di panen pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual

pada musim panas berikutnya.

E. Hormon ABA

1. Sifat kimia

Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki

15 atom karbon) yang merupakan salah satu hormon

tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tumbuhan,

hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan.

Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott.

Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari

tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam

absisat, disingkat ABA.Pada saat yang bersamaan, dua kelompok

peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip


28

Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap

hormon tersebut.

2. Metabolisme

Biosintesis ABA pada sebagian besar ( mungkin semua)

tumbuhan terjadi secara tak langsung melalui peruraian

karotenoid tertentu (40 karbon) yang ada di plastid ( ditelaah

oleh Zeevaart dan Creelman, 1988, dan oleh Creelman 1989).

Bukti yang lebih muktahir mengenai proses ini berasal dari hasil

peneltian yang dilakukan oleh dua kelompok peneliti yang giat,

yaitu pimpinan Jan AD Zeevaart di Michigan State University of

New York di Syracuse. Kloroplas daun mengandung karatoneid

yang menjadi bahan dasar ABA, sementara diakar, buah, embrio

biji, serta bagian tumbuhan tertentu lainnya, karatoneid penting

berada di kromoplas lain, leukoplas, atau proplastid. Hanya

beberapa reaksi saja dalam lintasan, dari karatoneid menjadi

ABA , yang telah berhasil dikenali namun lintasan semua reaksi

yang membentuk xantoksin mungkin berlangsung di plastid, tapi

tahap berikutnya mungkin terjadi di suatu tempat di sitosol.

Metabolisme ada dua jalur yang dapat ditempuh untuk

menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur

metileritritol fosfat (MEP). Secara tidak langsung, ABA dihasilkan

dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang


29

akan dikonversi menjadi ABA. Sedangkan pada beberapa jenis

cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung dari

molekul isoprenoid C15, yaitu farnesil difosfat.Rangkaian pose

secara kimia, yaitu

a. Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat

farnesylpyrofosfat ABA

b. Jalur Violaxanthin : Violaxanthin Xanthoxin ABA -

Cahaya

3. Cara Kerja

Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata

pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi dan biasanya terdapat di

daun, batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi

baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun.

Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas

(kegaraman tinggi). Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA

dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem,

sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar

daun.

Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena adanya

pengaruh kerja hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat

pertumbuhan dan pembelahan sel. karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag

terjadi di dalam sel akan berkurang dan kelamaan akan berhenti. berhentinya

aktivitas sel, berarti juga berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel tumbuhan

tersebut, sehingga, bagian tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan
30

kering karena penguapan terus terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan

daun akan rontok.

Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan

tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan

tanaman hilang yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah.

ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan

epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi

pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga

berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam

atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat

diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi

musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder.

Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat

pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang

berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan

menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.

4. Fungsi

Asam absisat berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansibiji.Dalam

keadaan dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan dan aktivitas fisiologis

berhenti sementara. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji tidak

berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki. Hal ini terutama sangat

dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwimusim yang bijinya

memerlukan cadangan makanan di musim dingin ataupun musim panas panjang.

Tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar

berkecambah di musim yang diinginkan.


31

ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi cekaman lingkungan,

seperti kekeringan. Hormon ini merangsang penutupan stomata pada

epidermisdaun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan

turgorsel. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi

melalui stomata dapat dicegah.ABA juga mencegah kehilangan air dari tubuh

tumbuhan dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin.Selain itu,

ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar.Selain untuk

menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan

dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan

konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi

pada akar.Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan

pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal

ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun

menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin.

ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
32

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu

proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian

koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Giberelin dapat

memacu terbentuknya enzim -amilase yang akan

menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik. Hal

ini akan mengakibatkan air lebih banyak masuk sehingga proses

pemanjangan sel terjadi.Terobosan dalam pengetahuan kita tentang

biosintesis datang dari Chong-Maw dan DK Melitz (1979) yang mengemukakan

bahwa jaringan tumbuhan mengandung enzim yang dinamakan isopentenil AMP

sintase (sebelumnya ditemukan pada cendawan lendir) yang membentuk

isopentenil adenosine-5-fosfat (isopentenil AMP) dari AMP dan salah atu isomer

isopentenil piroposfat.

Pengaruh ethylene dalam fisiologi tanaman seperti: mendukung respirasi

climacteric dan pematangan buah,mendukung epinasti, menstimulasi

perkecambahan, mendukung terbentuknya bulu-bulu

akar, mendukung proses pembungaan pada nanas, menghambat

transportasi auxin secara basipetal dan lateral.Asam absisat

berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansibiji.Dalam

keadaan dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan dan

aktivitas fisiologis berhenti sementara.

B. Saran

Makalah ini berisikan uraian singkat mengenai struktur

kimia, metabolisme dan biosintesis, cara kerja serta fungsi dari

hormon auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan ABA. Namun kami


33

menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna untuk itu kami mengharapkan saran dan kritiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 201o. Hormon auksin.http://ilmubiologi-


belajarbiologi.blogspot.com/2010/01/hormon-auksin.html
Anonim. 2011. Pengaruh hormon IAA dan NAA.
http://merinasafitri-
knowledge.blogspot.com/2011/05/pengaruh-hormon-aia-
24-d-dan-naa-1-ppm.html
Anonim. 2015. Hormon tumbuhan.
http://thesecretofmakrus.blogspot.com/2012/06/hormon-
tumbuhan.html

Asmahumat. 2012. Pengaruh fisiologi giberelin terhadap tanaman.


https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/12/07/pengaruh-
fisiologis-giberelin-terhadap-tanaman/
Budisma.--. Fungsi hormon auksin.
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xii-biologi/fungsi-
hormon-auksin/
Dewi. 2015. Makalah hormon etilen fisiologi tumbuhan.
http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/11/makalah-
hormon-etilen-fisiologi-tumbuhan.html

Isroi. 2010. Hormon giberelin.


https://isroi.com/2010/09/01/hormon-tanaman-giberelin/
Leli. 2011. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
http://lelybiologi.blogspot.com/2011/03/faktor-yang-
mempengaruhi-pertumbuhan.html

Anda mungkin juga menyukai