Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISASI MUTU FISIK GARAM PEPTIDA KACANG-

KACANGAN BERSIFAT ANTIHIPERTENSI

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

Loefi Candra Devi


NIM 141710101025

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang
dipermasalahkan masyarakat karena tanpa menunjukkan gejala bagi penderitanya.
Hipertensi termasuk salah satu gejala penyakit kardiovaskular, seperti stroke,
jantung koroner, dan gagal ginjal dalam jangka panjang (Mutmainah dan Teti,
2016), bahkan dapat beresiko kematian. Menurut WHO (2011) di seluruh dunia
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Di Indonesia,
menurut Profil Kesehatan Nasional tahun 2010 angka kematian akibat hipertensi
mencapai 4,81% dan berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
2010 prevalensi hipertensi mencapai 17,3% (Kusumastuti dkk., 2016).
Aktifitas masyarakat yang padat dengan urusan pekerjaan, sehingga pola
konsumsi pangan masyarakat mulai beralih mengkonsumsi makanan cepat saji,
pangan awetan yang mengandung bahan tambahan pangan seperti garam. Garam
merupakan ingredient makanan yang dapat membuat rasa masakan menjadi gurih.
Garam mengandung natrium, jika dikonsumsi berlebih maka dapat meningkatkan
tekanan darah. Peningkatan volume darah membuat jantung bekerja lebih keras
untuk mengalirkan darah lebih banyak ke pembuluh darah sehingga meningkatkan
tekanan darah (hipertensi) (Nabyluroy R, 2011).
Berbagai penanganan hipertensi dapat menggunakan obat sintetis tetapi
penggunaan obat sintetis secara terus menerus dapat memberikan efek samping
seperti batuk kering, rasa gangguan dan ruam pada kulit, serta perubahan dalam
metabolisme lipid serum (Yuchen dan Jianping, 2013). Penanganan secara alami
masalah asupan garam natrium yang berlebih bagi penderita hipertensi, sangat
diperlukan garam yang dapat mengatur tekanan darah. Studi sebelumnya telah
membuktikan bahwa konsumsi FGM (Formulasi Garam Multimineral) sebanyak
2000 mg x 3 kali makan dalam sehari (6000 mg) dapat menurunkan tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDO) (Tejasari dkk., 2013). Sumber
bahan pangan yang banyak mengandung protein seperti susu, soba, kentang dan
tuna dapat menurunkan tekanan darah (Ching dkk., 2011). Hasil penelitian
(Umesawa, 2009) pada pasien hipertensi di Jepang tahun 2009, menunjukkan
bahwa asupan protein dapat menurunkan tekanan sistolik 1,14 mmHg dan tekanan
diastolik sebesar 0,65 mmHg.
Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang tinggi
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Berbagai penelitian jenis kacanga-
kacangan sudah cukup banyak sebagai bahan pensubtitusi, bahan pembuat minyak
dan sebagainya. Adapun penelitian terdahulu mengidentifikasi biopeptida dari
isolasi protein antihipertensi yang bersumber nabati yaitu jenis kacang Phaseolus
vulgaris (Rui dkk., 2012). Namun, penelitian biopeptida kacang-kacangan lokal
seperti kacang tunggak, kacang hijau, kacang merah, edamame, dan koro keratok
yang bersifat antihipertensi dalam pembuatan garam bebas natrium bagi penderita
hipertensi masih belum diteliti mutu fisiknya. Penelitian mutu fisik garam peptida
diperlukan dalam penelitian karena untuk membandingkan garam peptida
berdasarkan standart garam yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
mutu fisik garam peptida dari kacang-kacangan bersifat antihipertensi sehingga
dapat diterima konsumen penderita hipertensi.

1.2 Perumusan Masalah


Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang tinggi
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Protein sangat berperan dalam
menurunkan tekanan darah. Peningkatan dalam memanfaatkan kandungan protein
dalam jenis kacang berupa kacang tunggak, kacang hijau, kacang merah,
edamame, dan koro keratok sebagai garam peptida antihipertensi. Namun garam
peptida perlu adanya karakterisasi mutu fisik agar disesuaikan dengan standart
garam dapur karena belum mempunyai standart. Perlunya karakterisasi juga guna
bagi masyarakat yang terkena penyakit hipertensi.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Menentukan karakteristik sifat fisik garam peptida antihipertensi.
b. Mengetahui standar mutu garam peptida dengan standart garam yang
berlaku.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya yaitu :
a. Memanfaatkan kacang-kacangan (kacang tunggak, kacang hijau, kacang
merah, edamame, dan koro keratok) sebagai garam peptida bersifat
antihipertensi.
b. Meningkatkan nilai fungsional garam peptida.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumastuty I., D. Widyani, dan E. S. Wahyuni. 2016. Asupan Protein dan


Kalium Berhubungan dengan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi
Rawat Jalan. Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2016, Vol.3 No.1
: 19 - 28.
WHO.(2010). World health statistics. (diakses tanggal 11 november 2015).
http://www.who.int/entity/whosis/whostat/EN_WHS10_Full.pdf?ua=1
Tejasari, A. Suwardiyanto, dan F. W. Ningtyas. 2013. Pengaruh Positif Formula
Garam Multimineral (MM) Pada Penderita Hipertensi. Gizi Indo 2013, 36
(1):27-36.
Gu Y., J. Wu. 2013. LC-MS/MS Coupled with QSAR Modeling in Characterising
of Angiotensin I-Converting Enzyme Inhibitor Peptides from Soybean
Proteins. Food Chemistry 141 (2013) 2682-2690.
Ching C. L., N. Abdullah, dan A. S. Shuib. 2011. Characrerization of
Antihipertensive Peptitides From Pleurotus cistidioses. Proceedings of the
7th International Conference on Mushroom Biology and Mushroom
Products (ICMBMP7) 2011.

Anda mungkin juga menyukai