C. Analisa Situasi
1. Yang mendapat penyuluhan adalah ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita.
a. Ibu- ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Cacingan
pada Balita.
b. Ibu-ibu antusias mengikuti penyuluhan, terbukti dengan adanya beberapa
pertanyaan yang diajukan seputar materi penyuluhan yang telah disampaikan.
2. Penyuluh adalah mahasiswa STIKes Mercubaktijaya padang Prodi D-III Kebidanan
Tingkat II A
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan ber-
langsung.
D. Materi
1. Gambaran umum mengenai cacingan.
2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada tubuh manusia yang dapat membuat anak
cacingan.
3. Gejala yang mucul pada anak yang cacingan dan cara pencegahannya.
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai Pencegahan Cacingan pada Balita, setelah itu ibu-ibu bisa
mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan yang baru disampaikan.
F. Media
1. LeafLet
2. Laptop
3. LCD
4. Mikrophone
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan ibu Media dan
alat
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam c. Menjawab -Laptop
b. Menyampaikan salam -LCD
tujuan penyuluhan d. Mendengarkan -Microphone
& topik yang akan &
disampaikan. memperhatikan
2 Penyampai 45 menit a. Menjelaskangambar a. Mendengarkan & -Laptop
-an an umum mengenai memperhatikan -LCD
topik cacingan b. Mendengarkan & -Microphone
b. Menjelaskan gejala memperhatikan -Leaflet
yang timbul pada c. Merespon(sambil
anak yang cacingan mengacungkan
dan cara tangan ) &
pencegahannya. mengajukan
c. Memberi pertanyaan.
kesempatan kepada d. Mendengarkan,
ibu-ibu untuk memberi
mengajukan masukan/sanggah
pertanyaan. an/ tanggapan
d. Penyuluh menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan.
3. Penutup 10 menit a. Menyampaikan a. Mendengar & -Laptop
intisari/rangkuman menperhatikan -LCD
dari topik yang telah b. Merespon -Microphone
disampaikan. sambil
b. Menutup dengan menjawab
mengucapkan salam salam.
& terima kasih.
DASAR TEORI
PENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA
Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita
cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak
normal. Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat
hanya keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh
parasitnya. Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan
cepat. Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih
diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga
telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.
Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak
makan makanan yang tidak higienis, seperti tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak
dihinggapi lalat yang membawa larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke
saluran pencernaan. Di sana, larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing
adalah tempat yang banyak menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk
lewat pori-pori. Bila anak tidak memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan
dengan larva cacing, sangat mungkin larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori.
Selanjutnya, larva akan masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang
memungkinkannya berkembang biak: bisa di usus, paru-paru, hati, atau di bagian tubuh lain.
C. Gejala Cacingan
Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi
anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang
dan cacing keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80%
penduduk Indonesia cacingan. Gejala-gejala cacingan antara lain:
1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam feses
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus
Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun sehingga kesehatan mereka
terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat, tubuh makin kurus serta perut membuncit
karena kekurangan protein. Pada kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan
peradangan pada paru yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan
hati, kaki gajah dan perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara
optimal. Seorang anak yang terkena cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia, terjadi
gangguan di saluran pencernaan, mengalami penurunan daya tahan tubuh, penurunan
kemampuan belajar pada anak, dan penurunan nafsu makan.
D. Langkah Pencegahan
Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah - langkah yang dapat diterapkan Pada
balita :
a. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,
gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
b. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa
menjadi tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.
c. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak
memegang benda-benda kotor atau sebelum makan.
d. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama
bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing
untuk berkembang biak.
e. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih
yang mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran
dan buah-buahan agar bersih dari hama.
f. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
g. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan
kepadanya akibat yang bisa terjadi.
h. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB
dan BAK.
i. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.
j. Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit
setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balita
Anda. Selain itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi
obat cacing yang tepat sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing
'temporary', tapi bisa kebal dengan cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).