Anda di halaman 1dari 4

LEMAK

Minyak dan lemak merupakan trigliserida karena minyak dan lemak membentuk ester
dari tiga molekul asam lemak yang terikat pada molekul gliserol (Ketaren, 2005). Lipida
merupakan senyawa yang sangat sukar didefinisikan, sebab tidak mempunyai rumus struktur
yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda beda . Sifat-sifat
lemak yaitu tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, ada hubungan dengan
asam lemak atau esternya, mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup
(Poedjiadi, 1994).

Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota lipida netral (Ketaren, 2005). Minyak
dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida dengan susunan asam-asam lemak
yang tidak sama. Apabila minyak atau lemak mengandung gliserida sederhana dalam jumlah
yang sedikit sekali atau sama sekali tidak ada, maka hal itu akan membuat gliserida-gliserida
yang menyusun minyak dan lemak tersebut kelarutannya menjadi sama, sehingga sukar sekali
untuk memisahkannya dan baru setelah dilakukan proses hidrolisa pada minyak atau lemak
tersebut akan dapat dilakukan pemisahan asam lemaknya (Djatmiko dan Widjaja, 1985).

Metode Soxhlet

Alat yang digunakan untuk ekstraksi padat cair yang berkesinambungan pada
umumnya adalah ekstraksi soxhlet. Proses ekstraksi soxhlet salah satunya yaitu memasukkan
kertas saring yang berbentuk melingkar atau sering disebut timbal, dimana timbal ini adalah
tempat sampel yang akan diekstrak atau diisolasi. Ekstraksi kontinu dengan alat soxhlet ini
merupakan salah satu cara ekstraksi yang efisien karena alat ini membatasi volume pelarut
yang dibutuhkan (Hamzar, 1991). Faktor yang menentukan berhasilnya proses ekstraksi
adalah mutu dari pelarut yang digunakannya (Brian, 1993). Pemilihan pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi harus bersifat (Brian, 1993):

a. dapat melarutkan bahan-bahan atau zat yang akan diekstraksi dengan cepat

b. dapat mengekstraksi sedikit atau tidak sama sekali kotoran atau bahan lain (selektif)

c. memiliki titik didih rendah

d. pelarut mudah menguap

e. perbedaan titik didih yang ekstrim dengan zat yang akan diisolasi
f. bersifat inert artinya pelarut tidak bereaksi dengan senyawa yang diisolasi akan tetapi
dapat berinteraksi dengan senyawa tersebut

g. pelarut murni, tidak bercampur dengan air, dapat dipisahkan dengan mudah dari zat
padatnya setelah proses ekstraksi

h. pemakaiannya sedikit mungkin

i. harga murah, mudah didapat dan tidak berbahaya bila ada pemanasan.

Beberapa bahan pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi minyak atau lemak
harus mempunyai tingkat kepolaran lebih rendah, di mana urutan kepolaran pada pelarut
adalah sebagai berikut: asam dan basa > asam organik > piridin > air > methanol > etanol >
aseton > diklorometan > etil asetat > kloroform dan etil eter > toulena > karbon tetraklorida
> heksan > petroleum eter. Petroleum eter lebih banyak digunakan dari pada yang lain,
karena lebih murah dan tidak terlalu berbahaya (Haryono, dkk., 1996).

Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi


dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan
secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan
lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan.
Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran.
Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu
(Nielsen 1998).

Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah
penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm
outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water
out (Darmasih 1997).

Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung pendidihan ;


menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung
Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang
berisi lemak yang terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam
desikator lalu ditimbang (Nielsen 1998).

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian
dibungkus atau ditempatkan dalam Thimble (selongsong tempat sampel) , di atas sampel
ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60
sampai dengan 80C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah
untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum
spiritus 60 80C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak
pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor .Alat
pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).

Pelarut yang dididihkan uapnya akan naik melewati Soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap
pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan
lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah
mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan
dan dikeringkan (Darmasih 1997).

DAFTAR PUSTAKA

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf.


Ketaren, S., 2005, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. , Jakarta:UI Press.
Nielsen, S.S. 1998. Food Analysis 2nd edition. Maryland: Aspen Publisher Inc.Gaithersburg.
Haryono, B., Dkk, 1981.Prosedur AnalisaUntuk Bahan Makanan Dan pertanian.yogyakarta
: Liberty.
Djatmiko, B., A.P. Widjaja. 1985. Teknologi Minyak dan Lemak I. Teknologi Industri
Pertanian, FATETA. Bogor: IPB.
Hamzar, S. 1991. Kimia Dan Sumber Daya Alam. Padang:Pusat Penelitian Universitas
Andalas.
Brian . 1983. Vogels Text Book of Practical Organikc Chemistry, 5th edition. London
:Longman Group VR
Poedjiadi, A .1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai