KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalalh yang berjudul Fenomena
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara disusun sebagai salah satu tugas Dalam
Mata Kuliah Pendidikan Kewiranegaraan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin selesai tanpa adanya
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu selayaknya
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
Jika ada kesalahan / ada kata yang kurang baik dalam penyusunan makalah ini,
selaku sebagai penyusun makalah mohon kritik dan saran dari pembaca untuk
dapat menyempurnakan makalah ini.
ILHAM KOTO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Lingkup Kajian
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Prostitusi
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mencari penghasilan untuk sekarang ini tidaklah mudah karena lapangan
kerja yang sangat terbatas disamping tingkat pendidikan yang sangat rendah.
Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya ketrampilan yang mereka
miliki menyebabkan mereka mencari jenis pekerjaan yang dengan cepat
menghasilkan uang. Salah satu jalan pintas dalam perjalanan hidup seorang wanita
akibat cobaan-cobaan hidup yang berat adalah terjun dalam dunia prostitusi.
Prostitusi dalam arti terangnya adalah pelayan seks atau pekerja seks komersial
atau disebut juga penjual jasa seksual. Sedangkan menurut istilah prostitusi itu
sendiri disebut sebagai suatu pekerjaan dengan cara menyerahkan diri atau
menjual jasa seksual dengan harapan mendapatkan upah atau imbalan dari orang
yang memakai jasa saksualnya tersebut.
Prostitusi atau pelacuran itu sendiri sebenarnya telah muncul jauh sebelum
peradaban modern menyentuh masyarakat, karena sejak dahulu kala telah
ditemukan prostitusi atau pelacuran ini, ambil contoh kecilnya pada zaman Nabi
Muhammad SAW saja prostitusi ini telah ada dan menjadi suatu permasalahan yang
pada saat itu menjadi gambaran masyarakat pada zaman tersebut.
Fenomena prostutusi merupakan masalah sosial yang sangat menarik dan tidak
ada habisnya untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Mulai dari dahulu sampai
sekarang masalah pelacuran adalah masalah sosial yang sangat sensitif yang
menyangkut peraturan sosial, moral, etika, bahkan agama.
Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang sudah dikenal
sejak masa lampau dan sulit untuk dihentikan.Walaupun kecaman dari segala aspek
terhadap prostitusi telah cukup untuk memberikan peringatan keras terhadap para
pelaku prostitusi, namun nampaknya hal tersebut tidak ada respon sedikitpun dari
para pelaku prostitusi yang ada prostitusi semakin marak dalam kehidupan kita
sekarang tidak mengenal kota ataupun desa sepertinya hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah :
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat
2. Agar pembaca dapat memberikan tindakan yang tepat kepada para pelaku
prostitusi.
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau
hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur,
yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Pelacur wanita
disebut prostitue, sundal, balon, lonte; sedangkan pelacur pria biasa disebut gigolo.
Ditinjau dari sudut psycopathologic, prostitusi adalah suatu kelakuan yang
menyimpang dari norma-norma susila, dalam arti kata tidak sesuai dengan norma-
norma susila.
Beberapa teori lain tentang definisi pelacuran yang dikemukakan oleh para ahli
maupun Peraturan Pemerintah yaitu:
1. Prof. W.A. Bonger dalam tulisannya Maatschappelijke Oorzaken der
aparostitutie: Prostitusi ialah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri
melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencarian.
2. Sarjana P.J. de Bruine van Amstel: Prostitusi adalah penyerahan diri dari wanita
kepada banyak laki-laki dengan pembayaran.
3. Dalam pasal 296 KUHP mengenai prostitusi tersebut meyatakan: Barang siapa
yang pekerjaanya atau kebiasaanya, dengan sengaja mengadakan atau
memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya
seribu rupiah.
Pelacuran dalam Agama Islam juga disebut dengan zina, zina termasuk perbuatan
dosa besar. Hal ini dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik
dan membunuh tanpa alasan yang haq(benar), Allah berfirman: Dan orang-orang
yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. (QS.
Al-Furqaan: 68).
Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah
kotor dan keji. Allah berfirman: Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina.
Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS.
Al-Isra: 32).
Dan janganlah kamu sekali- kali melakukan perzinaan, sesungguhnya perzinaan itu
merupakan suatu perbuatan yang keji, tidak sopan, dan jalan yang buruk (QS. Al-
Isra : 32)
Oleh karena itu, Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina
dengan hukuman cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam
sampai mati bagi orang yang menikah. Seperti dalam firman Allah SWT yang artinya
Perempuan dan laki- laki yang berzina, deralah kedua- duanya, masing- masing
seratus kali dera. Janganlah saying kepada keduanya dalam menjalankan hokum
agama Allah, kalau kamu betul- betul beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan
hendaklah hukuman bagi keduanya itu disaksikan oleh sekumpulan orang- orang
yang beriman (QS. An-Nur : 2)
Di samping hukuman fisik tersebut, hukuman moral atau sosial juga diberikan bagi
mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib), tidak boleh
dinikahi dan ditolak persaksiannya. Hukuman ini sebenarnya lebih bersifat preventif
(pencegahan) dan pelajaran berharga bagi orang lain. Hal ini mengingat dampak
zina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan
kehidupan individu, keluarga (nasab) maupun masyarakat.
B. Motif-motif yang Melatarbelakangi Pelacuran
5. Ajakan orang-orang disekitar yang sudah terjun terlebih dahulu dalam dunia
prostitusi.
Sedang sebab-sebab timbulnya prostitusi di pihak pria antara lain ialah sebagai
berikut.
1. Nafsu kelamin laki-laki untuk menyalurkan kebutuhan seks tanpa satu ikatan.
2. Ditugaskan di tempat jauh, pindah kerja atau didetasir di tempat lain, dan
belum sempat atau tidak dapat memboyong keluarga.
Semua perilaku pasti memiliki efek di belakangnya, entah itu efek positif maupun
negatif Begitupun pelacuran, karena pelacuran merupakan perilaku yang
menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain:
Prostitusi sebagai masalah sosial yang sejak dulu sampai sekarang belum juga
dapat dihapuskan. Usaha menanggulangi pelacuran ini sangat sulit dan
membutuhkan waktu yang relatif lama serta membutuhkan pembiayaan yang
besar. Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah sosial ini adalah sebagai
berikut:
Penanggulangan prostitusi
Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah kehidupan manusia
sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar sebab harus melalui
proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi tuna
susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan represif kuratif.
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah
terjadinya pelacuran. Kegiatan yang dimaksud berupa :
3. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi,
agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan
energi.
1. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur
dilokalisasi.
7. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna
susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelacuran dapat dihapus apabila ada kerjasama yang baik dari semua pihak yangg
terkait yaitu pelaku pelacuran, pemerintah, dan masyarakat umum. Anggota
masyarakat harus mau untuk menerima eks-PSK dan sebaliknya PSK-pun harus mau
meninggalkan pekerjaan kotorny tersebut dan mau untuk diberdayakan sehingga
dapat bekerja secara layak.
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah bila pemerintah tidak mampu sepenuhnya
menghapuskan kegiatan pelacuran, ada beberapa saran yang dapat dilakukan
untuk mengurangi kegiatan pelacuran dan usaha menyehatkan kembali moral
bangsa terutama generasi muda yang produktif, saran tersebut antara lain
penyempurnaan perundang-undangan mengenai pelacuran, perlindungan kaum
wanita tunasusila, memberikan penyuluhan seks secara benar, penyediaan
lapangan kerja, penyitaan sarana sarana berbau porno, mengadakan kegiatan
rehabilitasi dan resosialisasi pada pelacur. Dan diatas semua saran tersebut,yang
terpenting adalah mensejahterakan kehidupan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://il-pustakawanhukum.blogspot.com/2014/03/makalah-pelacuran-sebagai-
masalah.html
2. http://ayuhanpard.blogspot.com/2012/07/makalah-prostitusi-tugas-
patologi.html
3. http://chuznulmarmutz.blogspot.com/
4. http://catatannazla.blogspot.com/2013/01/makalah-prostitusi.html