Anda di halaman 1dari 10

Makalah Tentang Prostitusi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalalh yang berjudul Fenomena
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara disusun sebagai salah satu tugas Dalam
Mata Kuliah Pendidikan Kewiranegaraan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin selesai tanpa adanya
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu selayaknya
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

Bapak G.B.M. Indarsanta selaku dosen pembimbing.

Orang tua penyusun atas segala doanya.

Jika ada kesalahan / ada kata yang kurang baik dalam penyusunan makalah ini,
selaku sebagai penyusun makalah mohon kritik dan saran dari pembaca untuk
dapat menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, Desember 2014

ILHAM KOTO

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Lingkup Kajian
D. Tujuan Penulisan

E. Manfaat

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Prostitusi

B. Motif-motif yang Melatarbelakangi Pelacuran

C. Faktor Pendorong timbulnya prostitusi

D. Akibat akibat dari pelacuran

E. Solusi terhadap adanya prostitusi

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan


baik sesuai yang diharapkan. Manusia dalam kehidupannya sering menemui
masalah-masalah yang membuat mereka merasa kecewa dan tidak menemukan
jalan keluar sehingga mereka lebih memilih langkah yang kurang tepat dalam jalan
hidupnya. Dalam usaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidupnya terkadang
akan menuntut wanita harus bekerja diluar rumah untuk mencari kegiatan yang
dapat menambah penghasilan keluarga.

Upaya mencari penghasilan untuk sekarang ini tidaklah mudah karena lapangan
kerja yang sangat terbatas disamping tingkat pendidikan yang sangat rendah.
Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya ketrampilan yang mereka
miliki menyebabkan mereka mencari jenis pekerjaan yang dengan cepat
menghasilkan uang. Salah satu jalan pintas dalam perjalanan hidup seorang wanita
akibat cobaan-cobaan hidup yang berat adalah terjun dalam dunia prostitusi.

Prostitusi dalam arti terangnya adalah pelayan seks atau pekerja seks komersial
atau disebut juga penjual jasa seksual. Sedangkan menurut istilah prostitusi itu
sendiri disebut sebagai suatu pekerjaan dengan cara menyerahkan diri atau
menjual jasa seksual dengan harapan mendapatkan upah atau imbalan dari orang
yang memakai jasa saksualnya tersebut.

Prostitusi atau pelacuran itu sendiri sebenarnya telah muncul jauh sebelum
peradaban modern menyentuh masyarakat, karena sejak dahulu kala telah
ditemukan prostitusi atau pelacuran ini, ambil contoh kecilnya pada zaman Nabi
Muhammad SAW saja prostitusi ini telah ada dan menjadi suatu permasalahan yang
pada saat itu menjadi gambaran masyarakat pada zaman tersebut.

Fenomena prostutusi merupakan masalah sosial yang sangat menarik dan tidak
ada habisnya untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Mulai dari dahulu sampai
sekarang masalah pelacuran adalah masalah sosial yang sangat sensitif yang
menyangkut peraturan sosial, moral, etika, bahkan agama.

Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang sudah dikenal
sejak masa lampau dan sulit untuk dihentikan.Walaupun kecaman dari segala aspek
terhadap prostitusi telah cukup untuk memberikan peringatan keras terhadap para
pelaku prostitusi, namun nampaknya hal tersebut tidak ada respon sedikitpun dari
para pelaku prostitusi yang ada prostitusi semakin marak dalam kehidupan kita
sekarang tidak mengenal kota ataupun desa sepertinya hal tersebut.

Di banyak negara, pelacuran masih dianggap sebagai mata pencaharian, oleh


karena itu pelacuran akan tetap ada dan sulit bahkan hampir tidak mungkin bisa
diberantas. Inilah yang menjadi PR kita selaku generasi penerus bangsa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Prostitusi atau Pelacuran ?

2. Bagaimanakah prostitusi dalam pandangan kaca mata Islam ?

3. Apakah motif yang melatarbelakangi penyebab timbulnya prostitusi ?

4. Bagaimana akibat dari prostitusi itu sendiri ?

5. Bagaimanakah cara penanggulangan prostitusi ?

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengetian dari prostitusi

2. Untuk mengtahui kasus prostitusi dalam pandangan islam

3. Untuk mengetahui Motif- motif yang melatarbelakangi timbulnya prostitusi

4. Untuk mengetahui akibat prostitusi

5. Untuk mengetahui cara penanggulangan prostitusi.

E. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang prostitusi.

2. Agar pembaca dapat memberikan tindakan yang tepat kepada para pelaku
prostitusi.

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Prostitusi

Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau
hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur,
yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Pelacur wanita
disebut prostitue, sundal, balon, lonte; sedangkan pelacur pria biasa disebut gigolo.
Ditinjau dari sudut psycopathologic, prostitusi adalah suatu kelakuan yang
menyimpang dari norma-norma susila, dalam arti kata tidak sesuai dengan norma-
norma susila.

Beberapa teori lain tentang definisi pelacuran yang dikemukakan oleh para ahli
maupun Peraturan Pemerintah yaitu:
1. Prof. W.A. Bonger dalam tulisannya Maatschappelijke Oorzaken der
aparostitutie: Prostitusi ialah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri
melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencarian.

2. Sarjana P.J. de Bruine van Amstel: Prostitusi adalah penyerahan diri dari wanita
kepada banyak laki-laki dengan pembayaran.

3. Dalam pasal 296 KUHP mengenai prostitusi tersebut meyatakan: Barang siapa
yang pekerjaanya atau kebiasaanya, dengan sengaja mengadakan atau
memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya
seribu rupiah.

B. Prostitusi dalam Pandangan Agama Islam

Pelacuran dalam Agama Islam juga disebut dengan zina, zina termasuk perbuatan
dosa besar. Hal ini dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik
dan membunuh tanpa alasan yang haq(benar), Allah berfirman: Dan orang-orang
yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. (QS.
Al-Furqaan: 68).

Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah
kotor dan keji. Allah berfirman: Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina.
Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS.
Al-Isra: 32).

Dan janganlah kamu sekali- kali melakukan perzinaan, sesungguhnya perzinaan itu
merupakan suatu perbuatan yang keji, tidak sopan, dan jalan yang buruk (QS. Al-
Isra : 32)

Oleh karena itu, Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina
dengan hukuman cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam
sampai mati bagi orang yang menikah. Seperti dalam firman Allah SWT yang artinya
Perempuan dan laki- laki yang berzina, deralah kedua- duanya, masing- masing
seratus kali dera. Janganlah saying kepada keduanya dalam menjalankan hokum
agama Allah, kalau kamu betul- betul beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan
hendaklah hukuman bagi keduanya itu disaksikan oleh sekumpulan orang- orang
yang beriman (QS. An-Nur : 2)

Di samping hukuman fisik tersebut, hukuman moral atau sosial juga diberikan bagi
mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib), tidak boleh
dinikahi dan ditolak persaksiannya. Hukuman ini sebenarnya lebih bersifat preventif
(pencegahan) dan pelajaran berharga bagi orang lain. Hal ini mengingat dampak
zina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan
kehidupan individu, keluarga (nasab) maupun masyarakat.
B. Motif-motif yang Melatarbelakangi Pelacuran

Motif-motif yang melatarbelakangi tumbuhnya pelacuran pada wanita itu beraneka


ragam. Dibawah ini disebutkan beberapa motif, antara lain sebagai berikut.

1. Adanya kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk


menghindarkan diri dari kesulitan hidup, dan mendapatkan kesenangan melalui
jalan pendek. Kurang pengertian, kurang pendidikan, dan buta huruf, sehingga
menghalalkan pelacuran.

3. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan, ada pertimbangan-pertimbangan


ekonomis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, khususnya dalam usaha
mendapatkan status sosial yang lebih baik.

5. Ajakan orang-orang disekitar yang sudah terjun terlebih dahulu dalam dunia
prostitusi.

Sedang sebab-sebab timbulnya prostitusi di pihak pria antara lain ialah sebagai
berikut.

1. Nafsu kelamin laki-laki untuk menyalurkan kebutuhan seks tanpa satu ikatan.

2. Ditugaskan di tempat jauh, pindah kerja atau didetasir di tempat lain, dan
belum sempat atau tidak dapat memboyong keluarga.

3. Tidak mendapatkan kepuasan dalam penyaluran kebutuhan seks dengan


pasangan atau istrinya

D. Akibat akibat dari prostitusi

Semua perilaku pasti memiliki efek di belakangnya, entah itu efek positif maupun
negatif Begitupun pelacuran, karena pelacuran merupakan perilaku yang
menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain:

1. Menimbulkan dan menyebarkuaskan penyakit kelamin dan kulit, terutama HIV-


AIDS, Herpes , syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah).

3. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh


pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga
menjadi berantakkan.

4. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama.


3. Mendemoralisasi atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada
lingkungan khususnya anak- anak muda remaja pada masa puber .

4. Akan berkaitan dengan kriminalitas dan kecanduan bahan- bahan narkotika


(ganja, morfin, heroin, dan lain-lain).

6. Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain.

7. Bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual.

E. Cara penangulangan prostitusi

Prostitusi sebagai masalah sosial yang sejak dulu sampai sekarang belum juga
dapat dihapuskan. Usaha menanggulangi pelacuran ini sangat sulit dan
membutuhkan waktu yang relatif lama serta membutuhkan pembiayaan yang
besar. Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah sosial ini adalah sebagai
berikut:

1. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan


penyelenggaraan pelacuran.

2. Penutupan lokalisasi tetap perlu dilakukan. Kecenderungan untuk selalu


bernegosiasi dengan para germo dan alasan perut, tidak akan pernah
menyelesaikan, karena selalu berujung sia-sia.

3. Melakukan bimbingan bahwa perilaku hubungan seks yang berganti-ganti


pasangan bisa menyebabkan penularan penyakit seks seperti HIV/AIDS, raja singa,
dan lainnya.

4. Melakukan pemberdayaan pada PSK, yaitu membuka kursus keterampilan


singkat bagi para penghuni lokalisasi.

5. Pengadaan acara bimbingan rohani untuk memperbaiki keimanan dan


keyakinan mereka.

Penanggulangan prostitusi

Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah kehidupan manusia
sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar sebab harus melalui
proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi tuna
susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan represif kuratif.
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah
terjadinya pelacuran. Kegiatan yang dimaksud berupa :

1. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan


penyelenggaraan pelacuran.

2. Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk menginsafkan


kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius serta norma kesusilaan.

3. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi,
agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan
energi.

4. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan kodratnya


dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan dapat untuk membiayai
kebutuhan hidup.

5. Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan


keluarga.

6. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan


mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan prostitusi.

7. Pemblokiran situs-situs online , serta buku-buku atau majalah-majalah yang


berbau pornografi

Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan untuk


menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para wanita tuna
susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Usaha tersebut antara lain
sebagai berikut :

1. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur
dilokalisasi.

2. Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat dikembalikan


sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan
melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan
tujuan agar mereka menjadi kreatif dan produktif.

3. Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-masing.

4. Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap untuk


menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit.

5. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia meninggalkan


profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila.
6. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal pelacur
agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna susila untuk mengawali
hidup barunya.

7. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna
susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.

8. Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka


pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum wanita.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyebab utama adanya pelacuran adalah desakan kebutuhan ekonomi. Tingginya


biaya hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukan. Ketimpangan tersebut
menuntut pemenuhan dan bukanlah perkara mudah untuk mendapatkan pekerjaan
guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu dengan
menjual diri. Penyebab tersebut diddidukung oleh tidak adanya aturan perundang-
undangan yang jelas dan tegas dalam rangka penghapusan praktek pelacuran di
negeri ini.

Pelacuran dapat dihapus apabila ada kerjasama yang baik dari semua pihak yangg
terkait yaitu pelaku pelacuran, pemerintah, dan masyarakat umum. Anggota
masyarakat harus mau untuk menerima eks-PSK dan sebaliknya PSK-pun harus mau
meninggalkan pekerjaan kotorny tersebut dan mau untuk diberdayakan sehingga
dapat bekerja secara layak.

B. Saran

Adapun saran dari makalah ini adalah bila pemerintah tidak mampu sepenuhnya
menghapuskan kegiatan pelacuran, ada beberapa saran yang dapat dilakukan
untuk mengurangi kegiatan pelacuran dan usaha menyehatkan kembali moral
bangsa terutama generasi muda yang produktif, saran tersebut antara lain
penyempurnaan perundang-undangan mengenai pelacuran, perlindungan kaum
wanita tunasusila, memberikan penyuluhan seks secara benar, penyediaan
lapangan kerja, penyitaan sarana sarana berbau porno, mengadakan kegiatan
rehabilitasi dan resosialisasi pada pelacur. Dan diatas semua saran tersebut,yang
terpenting adalah mensejahterakan kehidupan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://il-pustakawanhukum.blogspot.com/2014/03/makalah-pelacuran-sebagai-
masalah.html

2. http://ayuhanpard.blogspot.com/2012/07/makalah-prostitusi-tugas-
patologi.html

3. http://chuznulmarmutz.blogspot.com/

4. http://catatannazla.blogspot.com/2013/01/makalah-prostitusi.html

Anda mungkin juga menyukai