Anda di halaman 1dari 13

METODE PERANCANGAN 3E (ECO-EFE-EFI) PADA PROYEK AKHIR

MAHASISWA: SUATU PENDEKATAN SISTEMATIS

Bayu Rahmat Setiadi

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
E-mail: bayursetiadi@gmail.com

ABSTRACT

The design method was found a lot at the time the student will face a final project. Methods of existing
designs such as: the method developed Holtzapple; Pahl & Beitz; Nigel Cross; Ibrahim Zeid; Dieter & Schmidt;
and many more are choices that are often used in developing the students' final projects. The inconsistency of
students in each passing step by step in the design step provides a product which is manifested not in accordance
with the preliminary design of the designer and the needs of the market. Therefore, the design method that has a
value of 3 E (Economies, Effective, and Efficience) through 7 (seven), namely: (1) analyze the needs of the
market; (2) develop structuring issues; (3) gathering information; (4) identify the needs of the designer; (5)
develop design concepts; (6) realize the design; and (7) compose the image detail to be done in a systemic,
sequence, and structured.

Keywords: 3E design methods, eco-efe-efi, students' final project

794 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015


ABSTRAK

Metode perancangan banyak sekali dijumpai pada saat mahasiswa akan menghadapi proyek akhir.
Metode-metode desain yang sudah ada seperti: metode yang dikembangkan Holtzapple; Pahl & Beitz; Nigel
Cross; Ibrahim Zeid; Dieter & Schmidt; dan masih banyak lagi merupakan pilihan-pilihan yang sering digunakan
dalam mengembangkan proyek akhir mahasiswa. Ketidakkonsistenan mahasiswa dalam melewati setiap tahap
demi tahap dalam langkah desain memberikan produk yang diwujudkan tidak sesuai dengan rancangan awal
perancang dan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, metode perancangan yang memiliki nilai 3 E (Economies,
Effective, dan Efficience) melalui 7 (tujuh) yaitu: (1) menganalisis kebutuhan pasar; (2) menyusun strukturisasi
masalah; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengidentifikasi kebutuhan perancang; (5) mengembangkan konsep
desain; (6) mewujudkan desain; dan (7) menyusun gambar detail dengan dikerjakan secara sistemis, urut, dan
terstruktur.

Kata Kunci: metode perancangan 3E, eco-efe-efi, proyek akhir mahasiswa

oleh Niebel & Drapper (1974), bahwa The


PENDAHULUAN
road taken by creative thinker in developing a
Kemajuan teknologi sekarang ini berjalan new product is long, expensive, and difficult,
dengan cepat bahkan setiap detik pasti ada saja beset with many detours and byways.
ide kreatif dan inovatif keluar dalam pemikiran Merancang sebuah produk yang berkualitas
seseorang. Ide-ide tersebut ada yang keluar ternyata memakan waktu yang lama, harga yang
berdasarkan rencana atau keluar secara tiba- fantastis, dan tingkat kesukaran yang ditemui
tiba. Ide-ide ini akan menjadikan dasar dari ketika seseorang sedang berada pada proses
perkembangan teknologi. Ide tersebut kemudian membuat produk. Oleh karena itu, kompleksitas
direkayasakan dalam suatu desain yang dapat dan kesempurnaan sebuah produk perlu
direlialisasikan dalm wujud desain yang nyata. dihindarkan dengan cara menyusun ide secara
Menurut Steven & Burley dalam sederhana dengan permasalahan yang sederhana
Tingstrm (2005), menyebutkan bahwa dalam pula.
penelitiannya lebih dari 3000 ide yang Permasalahan yang dihadapi oleh
seseorang buat, ternyata hanya beberapa ide perancang sangat komplek terutama dalam
saja yang akan dihasilkan, mungkin satu ide pencarian ide dan solusi terhadap pemecahan
atau lebih. Niebel & Driopper (1974) permasalahan yang dihadapi dalam desain.
memberikan peribahasa, ibarat kristal itulah Perancang dalam hal ini adalah mahasiswa
ide kita. Ini memberikan pandangan kita merupakan orang yang bekerja dibalik layar
bahwa kemampuan orang dalam mewujudkan produksi. Mahasiswa dituntut membuat desain
ide masih perlu diasah kembali. Ide-ide yang produk yang berkualitas, tidak hanya canggih,
unik dan kreatif yang keluar dalam imajinasi modern, melainkan produk tersebut mampu
pikiran kita perlu dituangkan dalam realita, memecahkan permasalahan yang dihadapi.
meskipun itu diluar logika kita, jika kita Produk yang dibuat mahasiswa dapat berupa
sanggup pasti akan terwujud. produk baru atau produk pengembangan.
Permasalahan yang timbul dalam desain Berbagai macam metode perancangan
yaitu mengenai proses perancangannya. Dalam menyebabkan mahasiswa menjadi tidak
proses tersebut, perancang harus mengetahui konsisten terhadap metode yang mereka pilih.
desain yang ingin dibuat apakah desain yang Metode tersebut terkadang memberikan
baru (belum pernah ada), atau desain yang mahasiswa menjadi tidak fokus pada setiap
merupakan desain pengembangan/modifikasi tahap yang mereka lalui. Padahal, proses desain
produk yang sudah ada. Peluang seseorang adalah suatu pendekatan yang sistematis yang
untuk membuat sebuah produk yang baru urut, terstruktur, dan sistemik sehingga setiap
sangat sulit. Hal ini sebagaimana dijelaskan penyelesaian dalam tahap harus dilalui dengan

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 795


tuntas. Hasil produk yang sering dijumpai dari masalah sehingga dapat dipecah menjadi
proyek akhir mahasiswa adalah produk-produk masalah-masalah yang sederhana.
yang hanya berorientasi pada hasil/ketercapaian Matthews (1998) mendefinisikan dalam
program tanpa melihat efek/dampak ke depan berbagai pengertian bahwa metode desain
dari produk yang telah mereka rancang. Oleh adalah (1) desain yang memberikan struktur
karena itu, permasalahan yang harusnya kenyamanan; (2) desain yang terdiri dari
dihadapi di pasar dapat diselesaikan, tetapi lebih langkah-langkah; (3) desain yang digunakan
pada pembuatan produk yang sia-sia dan tidak untuk memecahkan masalah; dan (4) desain
dapat digunakan pada konsumen selama selang yang bertujuan mengurangi kompleksitas.
waktu yang lama. Definisi yang telah disampaikan Matthews
Berdasarkan latar belakang tersebut, memberikan dasar kita bahwa tujuan metode
maka untuk memudahkan mahasiswa dalam tidak hanya langkah-langkah yang akan
menyederhanakan langkah pengerjaan desain, direncanakan dalam implementasi, melainkan
diperlukan kombinasi dari berbagai metode- pada tahap-tahap yang telah disebutkan di atas.
metode desain yang sudah ada untuk Dym (2012) menambahkan bahwa tujuan dari
dikembangkan dan disesuaikan dengan desain adalah memperoleh spesifikasi dan
kebutuhan mahasiswa dan konsumen/pasar. deskripsi produk agar dapat teralisasi sesuai
Metode yang strategis yang memiliki nilai dengan konsep. Artinya, desain tersebut akan
ekonomis, efektif, dan efisien merupakan mudah diwujudkan apabila konsep serta
impian dari perancang agar produk yang spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan itu jelas.
dirancangnya dapat diterima dipasaran. Terdapat beberapa metode-metode desain
yang banyak digunakan perancang dalam
Metode-Metode Desain mendesain produk. Namun, mereka yang
Menurut Matthews (1998), menggunakan desain tersebut belum tentu
Methodology, the way in which a problem is mengetahui apa pertanyaan-pertanyaan yang
approached, is one of the fundamentals of ada dibalik dalam desain tersebut. Sekedar
problem solving. Ini memberikan pengertian mengikuti langkah kerjanya, kemudian tahapan
bahwa metode merupakan dasar dalam dalam desain terpenuhi. Sejalan dengan itu, Eris
memecahkan masalah. Sedangkan desain adalah (2004), mengartikan mendesain merupakan
a ubiquitous word (Dym & Brown, 2012). kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang
Menurut Dym & Brown, desain memiliki intensif. Intensif ini tersusun dari pengalaman-
banyak pengertian tergantung pada konteksnya. pengalaman desainer yang penuh inkuiri (rasa
Ini berarti desain akan dilihat apabila kita dapat ingin tahu) yang tinggi dengan pendekatan
melihat bidang pekerjaan yang digeluti desainer berpikir secara kognitif. Desain proses, berbeda
tersebut, misalkan desainer busana, desainer dengan proses desain, adalah perencanaan yang
otomotif, desainer mesin, desainer pesawat, digunakan untuk membuat langkah-langkah
desainer arsitek, dan lain sebagainya. dalam menciptakan suatu desain. Beberapa
Matthews (1998) menyatakan bahwa metode desain yang biasa digunakan perancang
sebuah metode yang baik yaitu harus memiliki yaitu sebagai berikut:
manajemen pengorganisasian dan strukturisasi
masalah yang kompleksitas dengan didasarkan Metode Desain Holtzapple
pada level/tingkatan masalah yang Holtzapple (2011) membagi beberapa
tertata/terkelola. Masalah yang kompleks akan elemen-elemen yang terkandung dalam metode
memberikan analisis yang berbeda dan komplek desain teknik, antara lain: 1) Sintesis, 2)
sesuai dengan perpekstif yang beragam. Salah Analisis, 3) Komunikasi, dan Implementasi.
satu cara yang tepat adalah strukturisasi Sintesis artinya mengkombinasikan beberapa
elemen yang digabung menjadi satu-kesatuan.

796 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015


Analisis artinya menggunakan matematika, solusi yang potensial; 6) Memilih solusi yang
sains, metode-metode teknik dan ekonomi terbaik; 7) Mendokumentasikan semua solusi;
untuk mengukur kinerja berbagai macam Mengkomunikasikan semua solusi dengan
pilihan. Komunikasi artinya menyajikan baik pihak manajemen.
dalam lisan maupun tertulis. Implementasi Proses desain yang dikembangkan
artinya melaksanakan apa yang telah Holtzapple memberikan gambaran, bahwa
direncanakan. dalam merancang sebuah desain permasalahan
dan solusi saling bertautan antar satu dengan
Menurut Holtzapple (2011) bahwa lainnya. Pemecahan yang timbul dalam desain
metode desain sebagaimana yang dijelaskan di memberikan tantangan bagi perancang dalam
atas merupakan prosedur interatif. Prosedur penyelesaian masalah. Menurut Holtzapple
interatif adalah tahapan yang perlu diulang- (2011), dalam mencari pemecahan masalah
ulang hingga informasi yang dibutuhkan seorang insinyur perlu mempertimbangkan hal-
terpenuhi semua. Metode desain teknik tidak hal berikut ini: 1) memodifikasi masalah yang
terkesan kaku untuk diikuti semua, melainkan sudah ada; 2) memiliki segudang pengetahuan;
engineer harus paham bagian mana saja yang 3) menggunakan analogi pemikiran; 4)
dianggap penting dan memiliki kemudahan mempersonalkan masalah; 5) mengidentifikasi
informasi yang perlu ditampilkan. Berikut ini semua parameter kritis; 6) mengubah fungsi; 7)
adalah langkah-langkah Holtzapple (2011) yang mengubah urutan langkah pengerjaan; 8)
dibutuhkan dalam melakukan desain teknik: membalikkan masalah; 9) mengulangi langkah
antara lain: 1) Mengidentifikasi Kebutuhan dan pengerjaan; 10) memisahkan fungsi, 11)
Definisikan Masalah; 2) Membentuk Tim menggabungkan fungsi; 12) menggunakan visi;
Desain; 3) Mengidentifikasi hambatan- dan 13) menggunakan prinsip-prinsip dasar
hambatan dan kritera untuk sukses; 4) Mencari keteknikan.
Pemecahan Masalah; 5) Menganalisis setiap

Metode Desain Pahl & Beitz


Menurut Pahl & Beitz (1977), Ada Mengklarifikasi tugasnya; (2) Membuat desain
beberapa tahapan dalam mendesain yaitu: a) konseptualnya; (3) Mewujudkan desain; dan (4)
Clarification of the task; b) Conceptual design; Membuat detail desain.
c) Embodiment design; dan d) Detail design. This phase involves the collection of
Model ini merupakan model yang banyak information about the requirements to be
digunakan engineer atau insinyur ketika akan embodied in the solution and also about
membuat produk. Langkah-langkah yang harus the constraints (Pahl & Beitz, 1977).
dilakukan oleh engineer antara lain: (1)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 797


Gambar 1. Metode Pahl & Beitz (1997)

Pada fase ini informasi sangat berperan pendekatan sistematik perancangan. Metode ini
penting dalam menyelesaikan masalah yang hampir sama dengan metode-metode yang lain
akan dihadapi. Pengumpulan informasi dapat karena memiliki kesamaan tujuan dan metode
dilakukan dengan cara meluangkan waktu yang kreatif. Salah satu metode yang paling
desainer untuk berusaha menggali informasi sedrhana adalah dengan melakukan checklist.
lebih lengkap dan mendalam. Hurst (2006), Ceklis akan menetralisasikan pikiran kita dalam
menjelaskan bahwa perancang teknik umumnya menyimpan memori yang ada di dalam pikiran
meluangkan waktu 10% waktu mereka untuk kita. Ini akan memberikan keringanan beban
mencari informasi. Dalam menyusun informasi ketika kita memiliki sebuah tim proses yang
perlu dilakukan analisis sebagai berikut: dapat memberikan optimalisasi kinerja karena
adanya pembagian tugas yang terperiksa
Mendefinisikan
Mencari
Tujuan Pencarian
Menemukan Mendapatkan
(ceklis).
Model perancangan yang ditawarkan
Memberi tanda untuk Mengarsipkan Membuang yang Cross lebih mengintegrasikan aspek-aspek
kemudahan referensi informasi tidak Relevan
prosedur perancangan dengan aspek-aspek
struktural perancangan. Aspek-aspek tersebut
Gambar 2. Bagan Informasi (Hurst, 2006)
diintergrasikan ke dalam hubungan komutatif
serta hubungan hirarkrial antar problem dan
Metode Desain Nigel Cross
sub-problem (Ginting, 2010). Menurut Cross
Model yang dikembangkan oleh Cross
dalam Ginting (2010) dalam perancangan
(2000) adalah lebih menekankan pada

798 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015


produk diperlukan proses-proses seperti pada
gambar dan tabel berikut ini:

Gambar 3. Model Rancangan Nigel Cross

Tabel 1. Tahapan perancangan Nigel Croos


Tahapan dalam Metode yang
No. Tujuan
proses perancangan relevan
1. Klasifikasi tujuan Objectives Trees Untuk mengklarifikasin tujuan-tujuan dari
(Clarifying Object) sub perancangan serta hubungannya satu
sama lain.
2. Penetapan fungsi Function Analysis Untuk menentukan fungsi-fungsi yang
(Establishing diperlukan dan batas-batas sistem
Function) rancangan produk baru.
3. Menyusun Performances Untuk membuat spesifikasi kinerja yang
Kebutuhan (Setting Specification akurat dari suatu solusi rancangan yang
Requirement) diperlukan.
4. Penentuan Quality Function Untuk menetapkan target yang akan dicapai
Karakteristik oleh karakteristik teknik produk sehingga
(Determining dapat mewujudkan kebutuhan konsumen.
Characteristic)
5. Penentuan Alternatif Morphological Untuk menetapkan serangkaian alternatif
(Generating Chart solusi perancangan lengkap untuk suatu
Alternatif) produk dan memperluas pencarian solusi
baru yang potensial
6. Evaluasi Alternatif Weighted Untuk membandingkan nilai utilitas dari
(Evaluating Objectives proposal alternatif rancangan berdasarkan
Alternatif) (Beban Obyektif) performansi dan pembobotan yang berbeda.
7. Komunikasi Value Untuk meningkatkan dan mempertahankan
(Improving Details) Engineering nilai dari suatu produk kepada pembeli dan
(Rekayasa Nilai) disisi lain mengurangi biaya bagi produsen.

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 799


Metode Desain Ibrahim Zeid 1. Fase I. Desain Konseptual, meliputi:
Proses perancangan yang dijelaskan Zeid a. Mengidentifikasi Kebutuhan dan
lebih bersifat deskriptif, tepai diagram alir yang Permasalahan
dapat pula dianggap perspektif terutama bagian b. Pengumpulkan informasi untuk PDS
perancangannya (Ginting, 2010). Pada dasarnya (Product Design Specification)
proses perancangan dan pembuatan produk c. Mengembangkan konsep desain
terdiri dari dua proses utama, yaitu proses - Mensintesis dan menguraikan fungsi
perancangan dan pembuatan. Pada fase - Analisis Morfologi
perancangan dikelompokkan oleh Ginting d. Menentukan dan Mengevaluasi konsep
(2010), bahwa terdapat dua sub proses yaitu desain
sintesis dan analisis. Sub proses analisis terdiri - Penentuan kriteria desain
atas: identifikasi kebutuhan, formulasi - Seleksi Konsep dengan Diagram Pugh
persyaratan perancangan, studi kelayakan - Analisis Estimasi Biaya
dengan mengumpulkan informasi yang relevan, 2. Fase II. Desain Perwujudan (Embodiment
dan peracangan konsep produk. Sedangkan Design)
dalam sub proses analisis adalah merancang a. Merancang Produk dengan cara
produk berdasarkan konsep produk dan dikelompokkan
melakukan stimulasinya. b. Merancang desain komponen dan bagian
Metode Desain Dieter & Schmidt dalam komponen
Metode yang ditawarkan oleh Dieter & c. Desain Parametris
Schmidt adalah metode yang berkonsep pada 3. Fase III Desain Detail
perancangan komprehensif (Dieter & Schmidt, a. Dimensi dari komponen yang akan dibuat
2009). Metode ini menekankan pada b. Gambar kerja selengkap-lengkapnya
kompleksitas langkah-langkah desain yang c. Estimasi harga/biaya pembelian material
mengacu pada proses produksi manufaktur yang d. Hasil revisi PDS
memiliki perencanaan, proses, dan hasil yang e. Hasil uji coba prototype (jika ada)
matang. Pertimbangan-pertimbangan dalam f. Estimasi biaya produksi
setiap langkah pada desain benar-benar g. Penyusunan Rencana Laporan
diperhatikan, sehingga produk yang akan Perancangan
dirancang akan memiliki kualitas dan kepuasan h. Desain final
pada diri perancang maupun pengguna produk i. Penyerahan pada bagian manufaktur
(konsumen). Dieter & Schmidt (2009) membagi
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
langkah desain dalam 3 Fase besar. Fase
bagan berikut ini:
tersebut antara lain:

800 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015


1. Define Problem 3. Concept Generation
2. Define Problem
Problem Statement, Creativity Methods,
Internet, Patents, Technical
Benchmarking, Product Brainstorming, Functional
Article, Trade Journals, and
Dissection, House of Models, Decomposition,
Consultants
Quality, and PDS Systematic Design, Methods

6. Configuration Design 4. Evaluate & Select Concept


5. Product Architecture
Preliminary Selection of Decision Making, Selection
Arrangement of Physical
Materials and Manufacturing Criteria, Pugh Chart, Decision
Elements and Modularity
Processes, Modelling, and Matrix, AHP (Analytic
Sizing of Parts Hierarchy Process)

7. Parametric Design 8. Detail Design

Robust Design Set Tolerances Engineering Drawings and


DFM, DFA, DFE, and Finalize PDS
Tolerances

Gambar 4. Model Rancangan Dieter & Schmidt

Gambar kerja yang telah dibuat akan produk yang didesain dapat menghemat dari
menjadi bagian informasi dan komunikasi segi pembiayaan desain dan produksi, efektif
desain ketika akan diserahkan pada bagian artinya desain yang dirancang dapat digunakan
manufaktur untuk segera dilakukan proses tepat sasaran dan mampu bekerja sesuai dengan
produksi. Setiap langkah dalam mendesain akan yang direncanakan, dan efisien artinya desain
lebih baik apabila didokumentasikan baik produk yang digunakan dapat dikerjakan sesuai
melalui gambar kerja, gambar sketsa, gambar dengan waktu yang telah dijadwalkan dan
assembly, tulisan, foto, video, dan media langkah-langkah produksi yang strategis.
lainnya. Ini akan menjadi bukti bagi Berikut ini adalah langkah metode perancangan
siperancang ketika dalam proses produksi yang dapat dikatakan (Eco- Efe-Efi) atau
mengalami hambatan-hambatan diluar proses disingkat 3E dengan pendekatan yang sistemis.
produksi.
Menganalisis kebutuhan konsumen/pasar
Sebelum membuat produk yang akan
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
dibuat, perancang harus berhati-hati dalam
Metode dalam desain penting sekali menentukan sebuah produk yang akan
diperhatikan khususnya bagi para mahasiswa dirancang. Produk yang akan dibuat akan lebih
yang akan menyusun proyek akhir. Proyek efektif apabila mampu menjawab permasalahan
akhir digunakan mahasiswa untuk yang dihadapi kostumer. Produk yang dibuat
menyelesaikan studinya baik D1, D2, D3, D4, tidak harus produk yang baru, melainkan
atau S1. Proyek akhir ini bertujuan menerapkan produk dari pengembangan produk yang telah
ilmu baik teori dan praktiknya selama ada dan dimodifikasi seefektif mungkin.
mahasiswa tersebut kuliah dalam bentuk Pengidentifikasikan kebutuhan dapat dilakukan
pemberian tugas proyek. dengan mengumpulkan informasi dari
Dalam paper ini, akan dikembangkan konsumen melalui prasurvey ke lapangan,
sebuah konsep metode yang memiliki nilai wawancara, penyebaran kuesioner, dan
ekonomis, efektif, dan efisien. Ekonomis adalah

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 801


mengamati isu-isu yang berkembang pada saat penyusunan desain meliputi: internet, jurnal
itu. penelitian, artikel, katalog alat/mesin, dan
kajian literature dari berbagai pustaka yang
Menyusun Strukturisasi Masalah terkait.
Strukturisasi masalah artinya perancang Pengumpulan informasi digunakan untuk
akan membuat pohon permasalahan secara memberikan-memberikan pertimbangan-
mendetail agar masalah-masalah yang ada pertimbangan dalam mendesain. Pertimbangan-
dalam desain dapat disederhanakan atau fokus pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan
pada beberapa pekerjaan saja. Hal ini akan teknik, tampilan, kehandalan, ergonomi,
memberikan pekerjaan tim menjadi lebih efektif kualitas, ekonomi, proses pembuatan, instalasi,
dan efisien. Akar permasalahan akan menjadi dan keamanan. Hasil dari pertimbangan-
cepat diketahui, dan ide yang akan dibuat akan pertimbangan tersebut akan menghasilkan PDS
lebih tepat sasaran pada pangsa pasar. Untuk (Product Design Specification) yang
format strukturisasi masalah dapat dilihat pada selanjutnya digunakan sebagai informasi yang
contoh yang dibuat Cross (2000) sebagai akan dituju oleh perancang.
berikut:
Mengidentifikasi Kebutuhan Perancang
Setelah langkah pengkajian secara teori
dilakukan, maka perancang akan mendapat
banyak perspektif terkait kebutuhan-kebutuhan
apa saja dan persiapan yang bagaimanakah
yang dapat melaksanakan desain tersebut.
Diperlukan suatu pengantar teoritis mengenai:
Analisis SWOT dan Daftar Persyaratan
Rancangan.
a. Analisis Swot
Analisis SWOT dilakukan untuk
menemukan dampak positif dan negatif dengan
dibuatnya produk tersebut. SWOT yang
memiliki kepanjangan Strengths (kekuatan),
Weakness (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman).
Gambar 5. Strukturisasi Masalah

Mengumpulkan Informasi
Jika identifikasi kebutuhan konsumen
sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan informasi yang terkait
dengan tantangan dalam penyusunan rancangan
produk tersebut. Sumber-sumber informasi
pendukung harus dikelola dengan baik dengan
cara dikategorisasikan, dikontekstualisasikan,
ditata yang rapi,dan disimpan yang baik.
Sumber-sumber informasi tersebut sangat
berguna dalam mengembangkan langkah- Gambar 6. Tabel Analisis SWOT
langkah dalam mendesain selanjutnya. Sumber-
sumber informasi yang dapat sebagai referensi
802 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
b. Daftar Persyaratan PDS logis. Setiap komponen harus dipecah dan
Daftar persyaratan rancangan sama diketahui fungsi serta rancangan sistematika
dengan PDS (Product Design Specification) kerjanya secara logis. Pertimbangan tersebut
yang dijelaskan oleh Hurst (2006), dalam desain dapat dipenuhi dengan cara membuat alternatif
tersebut terdapat beberapa point yang perlu konsep-konsep desain yang kreatif dan mampu
dipertimbangkan perancang yang dapat dilihat menjawab permasalahan yang ada. Sebagai
contoh adalah bagaimana memecahkan fungsi
pada gambar berikut ini:
ketika perancang ingin mendesain sebuah
KETENTUAN PERFORMA
sepeda sebagai berikut:
STANDAR PENERIMAAN
Fungsi-Fungsi, Penampilan,
Kehandalan, Kondisi
Inspeksi, Pengujian, Standar-
Tabel 2. Penguraian Fungsi Desain Sepeda
Lingkungan, Biaya,
Ergonomis, Berat, dan
Standar, dan Hak Paten Bagian
No. Fungsi Secara Umum
Kebisingan Komponen
1. Rangka
KETENTUAN OPERASI
a. Rangka Menopang tiap komponen
PRODUCT DESIGN
SPECIFICATION
Utama
Instalasi, Penggunaan,
Pemeliharaan, dan
b. Kemudi Mengarahkan laju sepeda
Keamanan c. Garpu Menopang kaki bagian
Shock depan
d. Swingarm Menopang kaki bagian
KETENTUAN FABRIKASI
PENGURAIAN depan
Proses-Proses, Material,
Standar-Standar, Peraturan
2. Tempat
Perakitan, Kemasan,
Kuantitas, dan Tanggal
Hukum, Kebijakan Duduk
Perusahaan, dan Bahaya
Penyerahan a. Saddle Tempat duduk sepeda
b. Pegas Meredam getaran
3. Roda
Gambar 7. Pertimbangan-Pertimbangan a. Velg Dudukan/rangka ban
PDS (Hurst, 2006) b. Ban Mentranslasi roda
c. Jari-Jari Penyenter roda
Mengembangkan Konsep Desain d. Tromol Memutarkan roda
Dalam mengembangkan konsep desain
akan lebih efektif apabila perancang b. Analisis Morfologi
menggunakan pola berpikir kreatif yaitu Analisis morfologi digunakan sebagai
mengandalkan otak kanan untuk berpikir. metode untuk merepresentase dan
Menurut Dieter (2009), dalam berpikir kreatif mengeksplorasi semua fungsi dengan melihat
dibagi dalam 6 langkah yaitu: a) secara multi-dimensional. Metode analisis
mengembangkan karakter yang kreatif; b) tidak morfolologi dapat membantu perancang dalam
membatasi imajinasi; c) gigih dalam bekerja; d) mensintesa dari beberapa pilihan bentuk
membuka lebar pikiran; e) menunda keputusan; komponen, sehingga diperoleh komponen yang
dan f) menetapkan batasan masalah. Konsep sesuai dengan harapan perancang. Menurut
yang disampaikan di atas, menunjukkan bahwa Dieter & Schmidt (2009), proses analisis
dalam menyusun setiap bagian- morfologi dapat dilakukan dalam tiga cara,
bagian/komponen-komponen dalam desain yaitu: 1) membagi masalah dalam desain
perlu dipikirkan dengan matang melalui pola melalui tiap sub-permasalahan, 2)
berpikir yang divergen dalam berbagai macam menggeneralisasikan solusi dari tiap sub-
sudut pandang penyelesaian permasalahan. permasalahan, dan 3) mengkombinasikan setiap
a. Penguraian Fungsi sub-pemecahan masalah dengan
Dalam merancang konsep perlu membandingkan serta mengevaluasi dari solusi
dilakukan proses menganalisis dan yang telah ada.
memecahkan fungsi melalui pendekatan yang

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 803


c. Penyeleksian Konsep dengan Diagram Pugh Tabel 5. Analisis Estimasi Biaya Mesin
Penyeleksian konsep dengan model yang Pemecah Kulit Biji Jarak
dibuat Pugh bertujuan untuk mengetahui plus Pelat Pelat
Kriteria
dan minus dari pertimbangan-pertimbangan yang di yang di Baja Cor
Seleksi
komponen yang telah ditentukan. Konsep ini Las Rivet
akan lebih cocok apabila dalam desain tersebut Harga Rp. Rp. Rp.
Material 100.000 80.000 300.000
dibuatkan beberapa contoh alternatif desain
Biaya Rp. Rp. Rp.
yang beraneka bentuk/macam model. Hal ini
Manufaktur 300.000 200.000 20.000
bertujuan agar perancang dalam
Biaya Rp. Rp. Rp.
mempertimbangkan segi positif dari desain Reparasi 500.000 600.000 100.000
tersebut, dan menimalisir segi negatif desain Lama . . ..
tersebut. Dalam penyusunan diagram Pugh, Pengerjaan
dapat dilihat pada contoh tabel berikut ini:
Mewujudkan Desain
Tabel 4. Diagram Pugh Mesin Pemecah Kulit Proses desain akan dilanjutkan pada
Biji Jarak langkah perwujudan desain. Perwujudan ini
Variabel Pemecah Kulit merupakan langkah perancang untuk mulai
No. Kriteria Biji Jarak
menggambar wujud komponen-komponen yang
A B C D
ingin dibuat. Dalam membuat wujud desain,
1. Harga + + + -
2. Keberfungsian = = + + perlu mempertimbangkan kekuatan, material
3. Kesederhanaan = = + - yang digunakan, ukuran, bentuk, dan
Desain ketersesuaian desain. Dalam menggambar
4. Ketersediaan - = + + rancangan produk, perancang perlu
Material
membedakan mana part yang standar dan mana
10. dan lain-lain - - + +
part yang akan dirakit. Part standar meliputi
Jumlah Plus
Jumlah Minus baut, mur, rivet, dan part standar lain yang tidak
Total perlu diubah dimensinya. Sedangkan part
assembly adalah part yang dapat dirakit antar
d. Analisis Estimasi Biaya part lainnya sehingga membentuk suatu
Estimasi biaya merupakan bagian yang komponen kerja yang dinamis, seperti: gear
penting bagi perancang ketika akan box, rangka, motor, pompa, dan lain
mewujudkan desain. Analisis estimasi sebagainya.
digunakan untuk menghitung seberapa besar Setiap komponen yang dirancang perlu
biaya produksi yang dikeluarkan dengan dianalisis secara keteknikan meliputi: 1) analisis
mempertimbangkan alternatif-alternatif harga perhitungan gaya yang bekerja, 2) analisis
pada saat menentukan bahan material serta kekuatan material (tegangan tarik, tekan, geser,
proses produksi pada saat menghasilkan sebuah dan bengkok), dan 3) analisis kebutuhan tenaga
produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penggerak. Hasil yang diperoleh dari analisis
tabel berikut ini: keteknikan tersebut dapat menghasilkan ukuran
yang ideal dari setiap komponen. Pemberian
ukuran menyesuaikan hasil dari analisis
perhitungan keteknikan yang telah diuji
berulang kali sehingga menghasilkan ukuran
benda yang aman dan ideal. Dalam penyusunan
ukuran harus disesuaikan dengan standarisasi
yang baku, misalkan ISO, DIN, ASME, dan lain
sebagainya. Dalam pengerjaan-pengerjaan yang

804 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015


memiliki ukuran yang khusus, maka perlu kendala dalam membuatnya. Jika produk
ditambahkan dengan harga toleransi. Harga tersebut merupakan produk pengembangan,
toleransi dapat diambil antara batas bawah maka perlu dicermati mengenai ukuran dan
sampai batas atas sesuai standarisasi yang bentuk, karena dalam pengembangan biasanya
digunakan. yang membedakan adalah bentuk dan ukuran.
Gambar kerja yang dibuat harus mengacu
Menyusun Gambar Kerja (Detail Desain) pada standarisasi yang telah ditetapkan oleh
Desain detail adalah langkah terakhir masing-masing negara. Standarisasi yang diacu
dalam proses desain. Pada langkah ini, akan tersebut, semata-mata untuk memudahkan
dihasilkan gambar kerja yang lengkap dengan untuk bagian manufaktur dalam melanjutkan
dimensi serta toleransinya, bahkan harga dari proses produksi dan mewujudkan desain
tiap material dan proses pembuatannya juga menjadi produk. Dalam membuat gambar kerja,
akan dihasilkan pada fase ini. Dalam membuat perancang harus menggunakan etiket kerja
gambar kerja, perlu diperhatikan dahulu, apakah dalam gambar kerjanya. Hal ini bertujuan agar
produk yang dirancang merupakan produk baru informasi yang ada dalam desain dapat
atau produk pengembangan. Jika produk baru tekomunikasikan lewat gambar, sehingga
maka, setiap komponen yang akan dibuat dalam operator dapat memahami apa yang
gambar kerja harus sedetail mungkin sehingga direncanakan oleh perancang. Berikut ini adalah
dalam proses pembuatan tidak mengalami contoh etiket gambar berstandar ISO:

Gambar 8. Etiket Kerja Berstandar ISO

SIMPULAN diagram pugh, analisis estimasi biaya; (6)


mewujudkan desain; dan (7) menyusun gambar
Menurut Niebel & Drapper (1974), kerja (detail desain).
bahwa dalam menemukan sebuah produk atau
mengembangkan sebuah produk harus how-to-
make-some-thing-better. Bekerjalah dengan
DAFTAR RUJUKAN
lebih baik serta menghasilkan karya atau produk
yang efektif, kreatif, dan efisien. Berdasarkan Cross, N. 2000. Engineering Design Methods:
pembahasan yang dipaparkan di atas, maka Strategies for Product Design. New
untuk mendapatkan proyek akhir yang York: John Wiley & Sons.
economies, effective, dan efficience, maka Dieter, G.E. & Schmidt, L.C. 2009. Engineering
mahasiswa perlu melakukan 7 (tujuh) tahap Design. Singapore: McGraw Hill.
desain sebagai berikut: (1) menganalisis Dym, C. L. 2012. Engineering Design:
kebutuhan konsumen/pasar; (2) menyusun Representation and Reasoning. New
strukturisasi masalah; (3) mengumpulkan York: Cambridge University Press.
informasi; (4) mengidentifikasi Kebutuhan Ginting, R. 2010. Perancangan Produk.
Perancang yang meliputi analisis SWOT dan Yogyakarta: Graha Ilmu
daftar persyaratan PDS; (5) mengembangkan Holtzapple. 2011. Concepts in Engineering:
konsep desain yang meliputi: penguraian fungsi, Pengantar Dasar Teknologi). Jakarta:
analisis morfologi, seleksi konsep dengan Kencana Prenada Media Group.

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015 805


Hurst, K. 2006. Prinsip-Prinsip Perancangan Pahl, G. & Beitz, W. 1977. Engineering Design
Teknik. Jakarta: Erlangga. A Systemic Approach. Berlin: Springer-
Matthews, C. 1998. Case Studies in Engineering Verlag.
Design. New York: Arnold Tingstrm, J. 2005. Advances in Integrated
Niebel & Drapper 1974. Product Design and Design and Manufacturing in Mechanical
Process Engineering. USA: McGraw-Hill Engineering. The challenge of
Education environmental improvement in different
types of innovation projects. Netherlands:
Springer.

806 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015

Anda mungkin juga menyukai