ABSTRACT
The design method was found a lot at the time the student will face a final project. Methods of existing
designs such as: the method developed Holtzapple; Pahl & Beitz; Nigel Cross; Ibrahim Zeid; Dieter & Schmidt;
and many more are choices that are often used in developing the students' final projects. The inconsistency of
students in each passing step by step in the design step provides a product which is manifested not in accordance
with the preliminary design of the designer and the needs of the market. Therefore, the design method that has a
value of 3 E (Economies, Effective, and Efficience) through 7 (seven), namely: (1) analyze the needs of the
market; (2) develop structuring issues; (3) gathering information; (4) identify the needs of the designer; (5)
develop design concepts; (6) realize the design; and (7) compose the image detail to be done in a systemic,
sequence, and structured.
Metode perancangan banyak sekali dijumpai pada saat mahasiswa akan menghadapi proyek akhir.
Metode-metode desain yang sudah ada seperti: metode yang dikembangkan Holtzapple; Pahl & Beitz; Nigel
Cross; Ibrahim Zeid; Dieter & Schmidt; dan masih banyak lagi merupakan pilihan-pilihan yang sering digunakan
dalam mengembangkan proyek akhir mahasiswa. Ketidakkonsistenan mahasiswa dalam melewati setiap tahap
demi tahap dalam langkah desain memberikan produk yang diwujudkan tidak sesuai dengan rancangan awal
perancang dan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, metode perancangan yang memiliki nilai 3 E (Economies,
Effective, dan Efficience) melalui 7 (tujuh) yaitu: (1) menganalisis kebutuhan pasar; (2) menyusun strukturisasi
masalah; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengidentifikasi kebutuhan perancang; (5) mengembangkan konsep
desain; (6) mewujudkan desain; dan (7) menyusun gambar detail dengan dikerjakan secara sistemis, urut, dan
terstruktur.
Pada fase ini informasi sangat berperan pendekatan sistematik perancangan. Metode ini
penting dalam menyelesaikan masalah yang hampir sama dengan metode-metode yang lain
akan dihadapi. Pengumpulan informasi dapat karena memiliki kesamaan tujuan dan metode
dilakukan dengan cara meluangkan waktu yang kreatif. Salah satu metode yang paling
desainer untuk berusaha menggali informasi sedrhana adalah dengan melakukan checklist.
lebih lengkap dan mendalam. Hurst (2006), Ceklis akan menetralisasikan pikiran kita dalam
menjelaskan bahwa perancang teknik umumnya menyimpan memori yang ada di dalam pikiran
meluangkan waktu 10% waktu mereka untuk kita. Ini akan memberikan keringanan beban
mencari informasi. Dalam menyusun informasi ketika kita memiliki sebuah tim proses yang
perlu dilakukan analisis sebagai berikut: dapat memberikan optimalisasi kinerja karena
adanya pembagian tugas yang terperiksa
Mendefinisikan
Mencari
Tujuan Pencarian
Menemukan Mendapatkan
(ceklis).
Model perancangan yang ditawarkan
Memberi tanda untuk Mengarsipkan Membuang yang Cross lebih mengintegrasikan aspek-aspek
kemudahan referensi informasi tidak Relevan
prosedur perancangan dengan aspek-aspek
struktural perancangan. Aspek-aspek tersebut
Gambar 2. Bagan Informasi (Hurst, 2006)
diintergrasikan ke dalam hubungan komutatif
serta hubungan hirarkrial antar problem dan
Metode Desain Nigel Cross
sub-problem (Ginting, 2010). Menurut Cross
Model yang dikembangkan oleh Cross
dalam Ginting (2010) dalam perancangan
(2000) adalah lebih menekankan pada
Gambar kerja yang telah dibuat akan produk yang didesain dapat menghemat dari
menjadi bagian informasi dan komunikasi segi pembiayaan desain dan produksi, efektif
desain ketika akan diserahkan pada bagian artinya desain yang dirancang dapat digunakan
manufaktur untuk segera dilakukan proses tepat sasaran dan mampu bekerja sesuai dengan
produksi. Setiap langkah dalam mendesain akan yang direncanakan, dan efisien artinya desain
lebih baik apabila didokumentasikan baik produk yang digunakan dapat dikerjakan sesuai
melalui gambar kerja, gambar sketsa, gambar dengan waktu yang telah dijadwalkan dan
assembly, tulisan, foto, video, dan media langkah-langkah produksi yang strategis.
lainnya. Ini akan menjadi bukti bagi Berikut ini adalah langkah metode perancangan
siperancang ketika dalam proses produksi yang dapat dikatakan (Eco- Efe-Efi) atau
mengalami hambatan-hambatan diluar proses disingkat 3E dengan pendekatan yang sistemis.
produksi.
Menganalisis kebutuhan konsumen/pasar
Sebelum membuat produk yang akan
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
dibuat, perancang harus berhati-hati dalam
Metode dalam desain penting sekali menentukan sebuah produk yang akan
diperhatikan khususnya bagi para mahasiswa dirancang. Produk yang akan dibuat akan lebih
yang akan menyusun proyek akhir. Proyek efektif apabila mampu menjawab permasalahan
akhir digunakan mahasiswa untuk yang dihadapi kostumer. Produk yang dibuat
menyelesaikan studinya baik D1, D2, D3, D4, tidak harus produk yang baru, melainkan
atau S1. Proyek akhir ini bertujuan menerapkan produk dari pengembangan produk yang telah
ilmu baik teori dan praktiknya selama ada dan dimodifikasi seefektif mungkin.
mahasiswa tersebut kuliah dalam bentuk Pengidentifikasikan kebutuhan dapat dilakukan
pemberian tugas proyek. dengan mengumpulkan informasi dari
Dalam paper ini, akan dikembangkan konsumen melalui prasurvey ke lapangan,
sebuah konsep metode yang memiliki nilai wawancara, penyebaran kuesioner, dan
ekonomis, efektif, dan efisien. Ekonomis adalah
Mengumpulkan Informasi
Jika identifikasi kebutuhan konsumen
sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan informasi yang terkait
dengan tantangan dalam penyusunan rancangan
produk tersebut. Sumber-sumber informasi
pendukung harus dikelola dengan baik dengan
cara dikategorisasikan, dikontekstualisasikan,
ditata yang rapi,dan disimpan yang baik.
Sumber-sumber informasi tersebut sangat
berguna dalam mengembangkan langkah- Gambar 6. Tabel Analisis SWOT
langkah dalam mendesain selanjutnya. Sumber-
sumber informasi yang dapat sebagai referensi
802 Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015
b. Daftar Persyaratan PDS logis. Setiap komponen harus dipecah dan
Daftar persyaratan rancangan sama diketahui fungsi serta rancangan sistematika
dengan PDS (Product Design Specification) kerjanya secara logis. Pertimbangan tersebut
yang dijelaskan oleh Hurst (2006), dalam desain dapat dipenuhi dengan cara membuat alternatif
tersebut terdapat beberapa point yang perlu konsep-konsep desain yang kreatif dan mampu
dipertimbangkan perancang yang dapat dilihat menjawab permasalahan yang ada. Sebagai
contoh adalah bagaimana memecahkan fungsi
pada gambar berikut ini:
ketika perancang ingin mendesain sebuah
KETENTUAN PERFORMA
sepeda sebagai berikut:
STANDAR PENERIMAAN
Fungsi-Fungsi, Penampilan,
Kehandalan, Kondisi
Inspeksi, Pengujian, Standar-
Tabel 2. Penguraian Fungsi Desain Sepeda
Lingkungan, Biaya,
Ergonomis, Berat, dan
Standar, dan Hak Paten Bagian
No. Fungsi Secara Umum
Kebisingan Komponen
1. Rangka
KETENTUAN OPERASI
a. Rangka Menopang tiap komponen
PRODUCT DESIGN
SPECIFICATION
Utama
Instalasi, Penggunaan,
Pemeliharaan, dan
b. Kemudi Mengarahkan laju sepeda
Keamanan c. Garpu Menopang kaki bagian
Shock depan
d. Swingarm Menopang kaki bagian
KETENTUAN FABRIKASI
PENGURAIAN depan
Proses-Proses, Material,
Standar-Standar, Peraturan
2. Tempat
Perakitan, Kemasan,
Kuantitas, dan Tanggal
Hukum, Kebijakan Duduk
Perusahaan, dan Bahaya
Penyerahan a. Saddle Tempat duduk sepeda
b. Pegas Meredam getaran
3. Roda
Gambar 7. Pertimbangan-Pertimbangan a. Velg Dudukan/rangka ban
PDS (Hurst, 2006) b. Ban Mentranslasi roda
c. Jari-Jari Penyenter roda
Mengembangkan Konsep Desain d. Tromol Memutarkan roda
Dalam mengembangkan konsep desain
akan lebih efektif apabila perancang b. Analisis Morfologi
menggunakan pola berpikir kreatif yaitu Analisis morfologi digunakan sebagai
mengandalkan otak kanan untuk berpikir. metode untuk merepresentase dan
Menurut Dieter (2009), dalam berpikir kreatif mengeksplorasi semua fungsi dengan melihat
dibagi dalam 6 langkah yaitu: a) secara multi-dimensional. Metode analisis
mengembangkan karakter yang kreatif; b) tidak morfolologi dapat membantu perancang dalam
membatasi imajinasi; c) gigih dalam bekerja; d) mensintesa dari beberapa pilihan bentuk
membuka lebar pikiran; e) menunda keputusan; komponen, sehingga diperoleh komponen yang
dan f) menetapkan batasan masalah. Konsep sesuai dengan harapan perancang. Menurut
yang disampaikan di atas, menunjukkan bahwa Dieter & Schmidt (2009), proses analisis
dalam menyusun setiap bagian- morfologi dapat dilakukan dalam tiga cara,
bagian/komponen-komponen dalam desain yaitu: 1) membagi masalah dalam desain
perlu dipikirkan dengan matang melalui pola melalui tiap sub-permasalahan, 2)
berpikir yang divergen dalam berbagai macam menggeneralisasikan solusi dari tiap sub-
sudut pandang penyelesaian permasalahan. permasalahan, dan 3) mengkombinasikan setiap
a. Penguraian Fungsi sub-pemecahan masalah dengan
Dalam merancang konsep perlu membandingkan serta mengevaluasi dari solusi
dilakukan proses menganalisis dan yang telah ada.
memecahkan fungsi melalui pendekatan yang