I
DENGAN LABIOSKIZIS DI RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
Disusun Oleh
Tika Aprillia Zahraul Fauziah
NIM B12048
Disusun Oleh
Tika Aprillia Zahraul Fauziah
NIM B12048
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
Tika Aprillia Zahraul Fauziah
NIM B12048
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. I
DENGAN LABIOSKIZIS DI RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
Penguji I Penguji II
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Tika Aprillia Zahraul Fauziah
B12048
xi + 71 halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007, Angka
Kematian Bayi menurun dari 97 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1991
menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan pada tahun 2010
menjadi 29 per 1.000 kelahiran hidup (Nurjanah, dkk.2013). AKB di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup dibanding pada
tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup. Data studi pendahuluan di RS
Panti Waluyo Surakarta bulan september 2013-september 2014 tercatat data 1.649
kelahiran, dan dari jumlah tersebut terdapat 2 bayi Labioskizis (0,12 %). Sehingga
mahasiswa tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan Labioskizis karena masih sangat jarang ditemukan
Tujuan : Untuk memberikan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I
dengan labioskizis di RS Panti Waluyo menggunakan 7 langkah Varney.
Metode : Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan
metode deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,
2010). Studi kasus ini akan mendeskripsikan tentang asuhan kebidanan bayi baru
lahir pada By. Ny. I dengan Labioskizis di RS Panti Waluyo Surakarta.
Hasil : Asuhan kebidanan yang telah diberikan pada By. Ny. I meliputi observasi
KU dan vital sign, memberikan informasi kepada Ny. I bahwa By. Ny. I akan
puasa 6 jam pre operasi. Dalam pelaksanaan disesuaikan dengan perencanaan
yang telah disesuaikan dengan masalah yang ada dan diagnosis yang diperoleh
dari diagnosa kebidanan. Pada pelaksanaan tidak terjadi kesenjangan. Dan
evaluasi pada By. Ny. I adalah bayi sudah dapat minum PASI menggunakan botol
peras dengan dot panjang sebanyak 40 cc, reflex menghisap sudah ada, labioskizis
tertutup kassa steril selama 7 hari.
Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan maka didapatkan
kesimpulan bayi telah di operasi bibir sumbing dan KU bayi baik.
v
MOTTO
1. Always be yourself and do your best at any moment that you have
2. Belajar dari kesalahan di masa lalu, mencoba dengan cara yang berbeda
dan selalu berharap untuk sebuah kesuksesan di masa depan
3. Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah
membuang waktu. Visi dengan tindakan mampu mengubah kehidupan
yang lebih bermanfaat
4. Kecerdasan bukan penentu kesuksesan tetapi kerja keras merupakan
penentu kesuksesanmu yang sebenarnya
PERSEMBAHAN
1. Orang tuaku yang selalu memberikan doa yang tiada henti-hentinya untuk
saya dan semangat moral dan moril
2. Saudaraku, keluargaku dan orang-orang terdekatku yang memberikan
semangat dan doanya
3. Sahabatku tersayang Tika Anisa, Tri Novita Handayani, Tri Yuli Astuti
dan teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih untuk semangatnya
4. Dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah Ibu Ernawati, SST., M.Kes, terima
kasih atas bimbingannya
5. Seluruh dosen di STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
bimbingannya
vi
CURICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Gabugan Lulus Tahun 2006
2. SMP Muhammadiyah 1 Sragen Lulus Tahun 2009
3. SMA N 1 Sukodono Lulus Tahun 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2012
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
7. Langkah VII Evaluasi ..................................................... 36
C. Landasan Hukum .................................................................... 38
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ................................................................... 39
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................ 39
C. Subyek Studi Kasus ............................................................... 39
D. Waktu Studi Kasus ................................................................ 40
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
G. Alat dan Bahan ...................................................................... 43
H. Jadwal Penelitian .................................................................... 44
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 45
1. Pengkajian ....................................................................... 45
2. Interprstasi Data Dasar .................................................... 52
3. Diagnosa Potensial .......................................................... 54
4. Tindakan Segera .............................................................. 54
5. Rencana Tindakan ........................................................... 55
6. Pelaksanaan .................................................................... 55
7. Evaluasi ........................................................................... 56
B. PEMBAHASAN..................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 68
B. Saran ...................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 dan 29 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010
hidup, maka Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target. Faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila
mempunyai satu atau tanda-tanda sesak napas, frekuensi napas lebih dari 60
kali per menit, tampak retraksi dinding dada, malas minum, panas atau suhu
badan bayi rendah, kurang aktif berat lahir rendah dengan kesulitan umum
sedangkan pada bayi labioskizis ditandai dengan adanya kelainan pada bentuk
1
2
merupakan salah satu kelainan kongenital yang sering ditemukan, kelainan ini
dan palatoskizis saja 25%. Pada 20% dari kelompok ini ditemukan adanya
adanya faktor toksik dan lingkungan yang mempengaruhi gen pada periode
fesi ke-2 belahan tersebut. Pengaruh toksik terhadap fusi yang telah terjadi
tidak akan memisahkan lagi belahan tersebut (Sudarti dan Fauziah, 2012).
labiopalatoskizis pada Januari 2011 Oktober 2012 yaitu 57% dan 43%.
sumbing unilateral 47%, bibir sumbing bilateral 5%, bibir sumbing langit
langit unilateral 28%, bibir sumbing langit langit bilateral 12%, submukosa
Surakarta pada Bulan September 2013 September 2014 tercatat data 1.649
kelahiran, dan dari jumlah tersebut terdapat 909 bayi baru lahir normal
(55,12%), bayi baru lahir rendah (BBLR) sebanyak 411 (24,92%), bayi yang
kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I
B. Rumusan Masalah
yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I dengan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
umum, fisik, dan fisiologis Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I
dengan Labioskizis.
Labioskizis.
baru lahir Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I dengan Labioskizis.
Labioskizis
yang akan dilakukan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I dengan
Labioskizis.
Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I dengan Labioskizis melalui asuhan
1. Bagi Peneliti
pentingnya pemberian asuhan yang optimal pada bayi baru lahir dengan
Labioskizis.
2. Bagi Profesi
Labioskizis.
Labioskizis.
Tahun 2014. Jenis penelitian yaitu studi kasus dengan metode deskriptif.
6
pada Januari 2011 Oktober 2012 yaitu 57% dan 43%. Persentase untuk
47%, bibir sumbing bilateral 5%, bibir sumbing langit langit unilateral
28%, bibir sumbing langit langit bilateral 12, sumukosa 1%, dan
adalah kanan 18%, kiri 57%, bilateral 25%, dan status tidak lengkap
54%. Persentase menurut umur saat dilakukan operasi adalah 0-4 tahun
73%, 5-9 tahun 10%, 10-14 tahun 7%, dan >15 tahun 10%. Persentase
labioschisis menurut jenis kelamin adalah Pria 58%, dan Wanita 42%.
yang dioperasi adalah dioperasi 97%, dan tidak dioperasi 3%. Persentase
Perbedaan dari kedua keaslian kasus tersebut dengan studi kasus yang
dan terapi obat. Persamaan dari kedua keaslian adalah terletak pada kasus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Pengertian
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai dengan
hari)
(Wiknjosastro, 2005)
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan bisa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
Pemakaian popok sebaiknya dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat
8
9
terkena kotoran / feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun
(Muslihatun, 2010).
ketegangannya.
2) Mata
5) Denyut jantung
6) Pemeriksaan payudara
7) Pemeriksaan genitalia
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan
ml.
2) Gangguan umum
5) Perubahan lain
berfungsi.
5) Menghisap lemah
busuk
Tanda 0 1 2
a. Appearance Badan merah Seluruh tubuh
Pucat
(Warna kulit) Ekstremitas biru kemerah-merahan
b. Pulse rate
(Tekanan Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Jantung)
c. Grimace Sedikit gerakan
Tidak ada Batuk bersin
(Fleksi) minik (grimace)
d. Activity Ekstremitas
Tidak ada Gerakan aktif
(Tonus otot) sedikit fleksi
e. Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Baik/menangis
(Pernafasan) teratur
Sumber : Wiknjosastro (2005)
2. Labioskizis
a. Pengertian
b. Etiologi
non sydrome clefts. Pada 20% dari kelompok ini ditemukan adanya
c. Klasifikasi
bagian atau semua bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus
otot palatum.
Resiko Risiko
Labioskizis palatokisis
Resiko sumbing pada anak
dengan atau tanpa (%)
berikutnya
palatokisis
(%)
1) Bila ditemukan satu anak
menderita sumbing
2) Suami istri dan anak menderita
23 2
sumbing
3) Dalam keturunan ada yang
49 37
sumbing
4) Bila ditemukan dua anak
14 13
menderita sumbing
5) Salah satu orang tuanya
12 13
menderita sumbing
6) Kedua orang tuanya menderita
30 20
sumbing
Sumber: Sudarti dan Khoirunnisa, 2010
e. Komplikasi
1) Kekurangan gizi
2) Kesulitan makan
4) Masalah gigi
5) Gangguan pernafasan
6) Kematian
yaitu :
1) Otitis media
2) Faringitis
17
3) Kekurangan gizi
f. Patofisiologi
kembali.
kedua bibir, rahang dan palatum pada garis tengah dan kegagalan
fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum serta palatum molle
g. Penatalaksanaan
(Sudarti, 2010).
(Sudarti, 2010).
3) Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam serta pola
4) Menjaga suhu tubuh bayi agar bayi tetap hangat (Sudarti, 2010).
Intake : beri nutrisi pada bayi per oral / per sonde ASI/PASI
sonde
(Sudarti, 2010).
(Dewi, 2011).
ahli bedah, ortodontis, dokter anak, dokter THT serta ahli wicara
(Dewi, 2011).
19
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah
a. Data Subjektif
(Hidayat, 2012).
20
1) Biodata pasien
dimaksud.
umurnya.
lahir.
penyakit-penyakit seks.
dalam anamnesis.
suku bangsa.
ibu.
riwayat kehamilan.
berapa kali.
neonatorum.
3) Riwayat Persalinan
Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV, lama persalinan Kala I, Kala
Apgar Score :
(Varney, 2007).
4) Riwayat Penyakit
(1) Perdarahan
atau tidak.
(3) Eklampsia
kelamin.
(5) Lain-lain
beraktifitas ringan.
berwarna kuning.
malam hari.
dari mulutnya.
25
e) Riwayat Operasi
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
(1) Suhu
(Wiknjosastro, 2005).
(2) Pernapasan
(Wiknjosastro, 2005).
(3) Nadi
(Wiknjosastro, 2005).
2) Pemeriksaan Fisik
porensefalu
(Wiknjosastro, 2005).
(Wiknjosastro, 2005).
(Varney, 2007).
kelainan.
dan ginjal.
28
hingga ke 10.
(Varney, 2007).
3) Pemeriksaan Reflek
terganggu
(Wiknjosastro, 2005).
4) Pemeriksaan Antropometri
(Varney, 2007).
(Varney, 2007).
5) Data Penunjang
(Varney, 2007).
a. Diagnosa Kebidanan
1) Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
32
a) Data Subjektif
mulutnya
b) Data Objektif
(2) TTV :
(Wiknjosastro, 2005).
(Wiknjosastro, 2005).
(Wiknjosastro, 2005).
(Wiknjosastro, 2005).
b. Masalah
c. Kebutuhan
4. Langkah IV : Antisipasi
Tindakan segera yaitu kolaborasi dengan kerjasama yang baik antara ahli
(Varney, 2007).
(Sudarti, 2010).
(Sudarti, 2010).
35
3) Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam serta pola
4) Menjaga suhu tubuh bayi agar bayi tetap hangat (Sudarti, 2010).
10) Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi obat
11) Dilakukan Tindakan bedah dengan kerjasama yang baik antara ahli
(Dewi, 2011).
6. Langkah VI : Implementasi
dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
36
sebagian oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga, vital sign bayi normal,
tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi, suhu bayi tetap hangat, intake
dan output bayi seimbang, ASI/PASI dapat diberikan pada bayi, bayi
( Varney, 2007).
yaitu :
1. S (Subyektif)
Varney.
2. O (Obyektif)
3. A (Assesment)
4. P (Planning)
Varney.
38
C. Landasan Hukum
perujukan.
c. Perawatan bayi.
METODOLOGI
Baru Lahir pada By. Ny. I dengan Labioskizis di RS Panti Waluyo Surakarta
dengan tujuh langkah Varney dari pengumpulan data dasar sampai dengan
laporan kasus (Notoatmodjo, 2010). Lokasi studi kasus dalam studi kasus ini
Subyek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan dikenai
kegiatan laporan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek studi kasus ini adalah
Bayi Baru Lahir pada By. Ny. I dengan Labioskizis di Ruang Bakung RS
39
40
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di
olah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen
format asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada bayi baru lahir untuk
1. Data Primer
Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek dan obyek
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
c. Observasi
ASI/PASI, Cairan Infus) dan output (BAB dan BAK). Warna kulit,
2. Data Sekunder
a. Studi dokumentasi
b. Studi kepustakaan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
b. Buku
c. Alat Tulis
a. Buku KIA
c. Termometer
d. Stetoskop
e. Jam tangan
f. Selimut Bayi
g. Timbangan Bayi
h. Pita Ukur/Metlin
k. Botol peras
pengajuan judul KTI sampai dengan revisi, penjilidan dan pengumpulan KTI
TAHUN 2015
No.Register : 00220782
1. Pengkajian
a. Identitas Bayi
45
46
c) Keluhan-keluhan pada :
dan 38 minggu
gizi ibu hamil dan kebutuhan zat besi untuk ibu hamil dari
Dr.Rustias SpOG.
47
f) Imunisasi TT
sumbing
3) Riwayat penyakit
dll.
2 minggu.
kuning.
mulutnya.
PMS dll.
kembar.
persalinannya.
Score Hasil
Apgar
0 1 2 1 5 10
Appearance Pucat, Merah, Seluruh 1 1 2
(warna kulit) biru ekstremitas tubuh
seluruh biru kemerahan
tubuh
Pulse Tidak ada <100 x/mnt >100 xmnt 2 2 2
(denyut
jantung)
2) Pemeriksaan umum
a) KU : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
50
c) Suhu : 36,6C
d) Pernafasan : 60 x/menit
rambut tipis.
tyroid.
punggung.
sinidaktil.
4) Pemeriksaan Reflek
kepala
disentuh
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar Kepala : 34 cm
b) Lingkar Dada : 32 cm
c) LLA : 10 cm
d) BB / PB : 3300 gram / 51 cm
52
6) Eliminasi
urine.
lembek.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium :
Hb = 12,4 mg/dl
Golongan Darah =B
Hematokrit = 38,5 %
2. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
1) Data Subjektif :
pukul 05.15
gram
mulutnya
2) Data Objektif :
b) TTV :
(1) N : 100x/menit
(2) R : 40 x/menit
(3) S : 36,6C
(4) PB : 51 cm
Hb = 12,4 mg/dl
Golingan Darah =B
Hematokrit = 38,5 %
54
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Faringitis
4. TINDAKAN SEGERA
sendok teh 3x1, salep Gentanisum 2x1 dan dokter bedah untuk dilakukan
operasi
55
5. RENCANA TINDAKAN
6. PELAKSANAAN
keluarga
dengan bayi
palatum
7. EVALUASI
c. Intake : Beri nutrisi bayi per oral / per sonde PASI dan susu
9/hari
pemberian minum
57
f. Telah diberi terapi pemberian Catripo 150 ui, Metrafisol 100 ui,
DATA PERKEMBANGAN I
1. Subjektif
Ny. I bersedia bayinya dilakukan operasi dan keadaan By. Ny. I baik
2. Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
R : 42 x/menit
3. Assessment
4. Planning
a. Pukul 06.15 WIB Memonitor keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6
jam sekali
tindakan operasi
b. Pukul 06.35 WIB Memberi tahu ibu bahwa bayinya untuk puasa 6 jam
pre operasi
59
5. Evaluasi
dilakukan operasi
DATA PERKEMBANGAN II
1. Subjektif
Bidan mengatakan By. Ny. I pasca operasi dalam keadaan membaik dan
sudah minum PASI sedikit demi sedikit dan menganjurkan pada ibu untuk
2. Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
N : 112 x/menit
3. Assessment
4. Planning
a. Pukul 05.15 WIB Memonitor keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6
jam sekali
5. Evaluasi
a. Beritahu pada ibu hasil pemeriksaan keadaan umum bayi dan vital sign
1. Subjektif
Ibu mengatakan luka bekas operasi bibir sumbing sudah membaik dan ibu
2. Objektif
b. Kesadaran : Composmentis
N : 112 x/menit
membaik
3. Assessment
4. Planning
a. Pukul 05.15 WIB Memonitor keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6
jam sekali
5. Evaluasi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan keadaan umum bayi dan vital
B. Pembahasan
1. Pengumpulan Data
sehingga bibir tidak dapat menutup. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dimana bibir atas bagian kanan dan kiri tidak tumbuh bersatu. Pada By.
Rukiyah dan Yulianti (2013) bahwa bayi yang mengalami kelainan bibir
normalnya dan estetika atau keindahan. Sehingga pada tahap ini penulis
2. Interprestasi Data
subjektif dan data objektif. Diagnosa kebidanan yaitu By. Ny. I umur 20
hari dengan Labioskizis. Masalah yang timbul pada By. Ny. I adalah
sendok.
3. Diagnosa Potensial
Faringitis.
pemberian terapi berupa Catripo 150 ui, Metrafisol 100 ui, Parachetamol
5. Rencana Tindakan
cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi, pantau intake dan
spesialis anak untuk diberi terapi obat yaitu Catripo 150 ui,
sendok teh 3x1, salep Gentanisum 2x1, kerja sama dengan ahli bedah,
tindakan bedah efektif namun harus dilakukan pada umur 3 bulan serta
perlu adanya tindakan orthodontic untuk perbaikan gusi dan gigi. Pada
6. Pelaksanaan
dengan bayi, pantau intake dan output, beri PASI menggunakan dot
67
kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk diberi terapi obat yaitu
7. Evaluasi
11 Februari 2015 sampai tanggal 14 Februari 2015 pada By. Ny. I umur
20 hari dengan labioskizis, maka hasil asuhan yng didapat yaitu By. Ny.
lahir dengan labioskizis yaitu terjadi pada bayi, keseimbangan cairan dan
elektrolit bayi terpelihara dan terjalin interaksi bayi dan orang tua.
asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien maka dari hasil tidak
PENUTUP
A. KESIMPULAN
yang meliputi data identitas bayi dan data identitas orang tua. Kemudian
umur 20 hari dengan labioskizis. Masalah yang muncul pada bayi adalah
kolaborasi dengan dokter anak untuk pemberian terapi obat dan dokter
68
69
diberikan pada By. Ny. I meliputi pendekatan terapeutik pada ibu dan
keluarga, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi, pantau
disesuaikan dengan masalah yang ada dan diagnosis yang diperoleh dari
7. Evaluasi pada By. Ny. I adalah bayi sudah dapat minum PASI
menghisap sudah ada, labioskizis tertutup kassa steril selama 7 hari dan
B. SARAN
yaitu :
1. Bagi Penulis
labioskizis.
2. Bagi Institusi
b. Bagi Pendidikan
Labioskizis
3. Bagi Pasien
penanganan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi V.N.L, 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Sudarti dan Fauziah, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sudarti dan Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika