Anda di halaman 1dari 15

1.

Regress Argumen untuk Fondasionalisme Tradisional

Kita telah bekerja dengan catatan bahwa keyakinan dapat dibenarkan jika kita
mempunyai alasan bagus bahwa itu benar. Sejumlah alasan lebih lanjut yang saya miliki.
Keyakinan saya bahwa restoran lokal di asia tidak menyajikan chana puri minggu ini
dibenarkan oleh keyakinan saya bahwa minggu ini adalah ramadhan, dan keyakinan saya
bahwa juru masak makan pagi tidak bekerja selama festival keagamaan ini. Jadi, keyakinan A
dibenarkan oleh keyakinan B dan keyakinan C. Kebenaran dapat disimpulkan melihat dari B
dan C saya menyimpulkan bahwa A benar adanya. Bagaimanapun juga untuk B dan C hanya
sebagai aspek pembenaran, saya memerlukan alasan lebih lanjut untuk berpikir bahwa hal itu
benar. Kemudian, ada tingkat berbahaya untuk sebuah pembenaran. Kemudian, ada bahaya
dari kemunduran pembenaran. Disini seseorang diingatkan terhadap anak yang kukuh
terhadap keingintahuannya. Anak-anak yang menanggapi semua penjelasan dengan
pertanyaan kenapa. Hal itu tidak bisa dianggap bahwa pada titik tertentu pembenaran sudah
habis karena jika hal ini benar maka tidak lagi ada alasan untuk berpikir rantai keyakinan kita
benar. Mungkin, kemudian, hal itu bisa dianggap bahwa selalu ada jawaban untuk setiap
pertanyaan tentang pembenaran. Strategi ini, bagaimanapun juga, juga bermasalah. Anggapan
bahwa keyakinan A (sebagian) dibenarkan oleh keyakinan C, dibenarkan oleh keyakinan D,
dibenarkan tak terbatas. Jika sebuah rantai keyakinan berfungsi untuk menyediakan sebuah
alasan untuk percaya bahwa A, saya harus berhati-hati terhadap isi dari rantai yang tak
terbatas ini, dan bagaimana sepertinya kebenaran dari A bisa disimpulkan dari rangkaian
keyakinan ini. Belum jelas bagaimana saya seorang mahluk dengan keterbatasan bisa
memiliki rantai penjelasan yang tak terbatas di dalam pikiran saya. Foundationalist
bagaimanapun juga, menyediakan sebuah solusi alternatif yang dapat menghindarkan dari
ancaman kemunduran pembenaran ini.

Foundationalist menggunakan perubahan arsitektural untuk menggambarkan susunan


dari kumpulan keyakinan kita atau sistem keyakinan. Susunan kuat dari sistem keyakinan
mewariskan pembenaran dari bagian keyakinan tertentu terhadap sisa dari bagian keyakinan
yang ada, seperti sebuah bangunan ditopang oleh pondasinya.

Keyakinan pembenaran ini disebut keyakinan dasar. Secara tradisional hal ini dapat
dilihat sebagai hal yang infallible (sempurna/tidak mungkin salah); incorrigible (tidak
dapat diperbaiki) dan indubitable (tidak dapat diragukan). Rasionalist (orang yang
berfikir rasional/mengandalkan logika) dan empirists (orang yang medapatkan pengetahuan
dari pengalaman) telah mencakup teori pembenaran. Pembuangan secara jelas berbicara
dalam hal perubahan arsitektural, dengan gudang pengetahuannya didukung oleh sebuah
anggapan keyakinan pembenaran terhadap keberadaan pribadinya dan terhadap tuhan.
Empiris pondasi dari pengetahuan didapat dari pengalaman. Keyakinan dasar ini tidak
memerlukan pembenaran tak terbatas. Mungkin itu sebabnya saya salah terhadap lingkaran
merah tersebut- mungkin saya berhalusinansi- tapi saya tidak mungkin salah bahwa saya
mengalami sesuatu. Ancaman kemunduran pembenaran tak terbatas dihindari dengan
menghadirkan sekumpulan keyakinan dasar yang dibenarkan secara terbatas. Keyakinan tidak
dibenarkan oleh kelanjutan keyakinan yang saya miliki; mereka dibenarkan dalam keyakinan
pada bentuk dari sensor, persepsi pengalaman. Usaha pembenaran dihargai jika kita
mempertimbangkan bagaimana kita berusaha membenarkan keyakinan kita apabila kita
diberitahu untuk melakukan itu. Saya percaya ada objek merah di meja saya karena
sepertinya saya melihat bentuk merah disana. Disini, kemudian saya memunculkan salah satu
dari keyakinan dasar saya untuk pembenaran, terhadap keyakinan saya bahwa saya
mengalami pengalaman tertentu. Selanjutnya, tidak ada yang bisa saya katakan untuk
mendukung keyakinan ini selain menganggap bahwa memang seperti inilah terlihat bagi
saya. Sesungguhnya, kemudian saya merujuk kepada isi dari pengalaman saya untuk
pembenaran, daripada kelanjutan keyakinan yang saya miliki.

2. Sellars dan Mitos Mengingat

Menurut teori pembenaran tradisional pembenaran terhadap semua keyakinan empiris


kita sesungguhnya didapat dari isi pengalaman persepsi. Isi tersebut kadang-kadang disebut
Pemberian/Bakat (given). Untuk menyerang teori pembenaran, Wilfrid Sellars (1997)
menyediakan kritik luas terhadap gagasan ini. Ada dua bagian dari argumennya: pertama, dia
menganggap bahwa pengetahuan adalah bagian dari ruang logis dari sebuah alasan (logical
space of reason) dan yang kedua, dia menyediakan bentuk alternatif lihat berbicara (looks
talk) adalah, bacaan alternatif dari sebuah anggapan itu terlihat merah buat saya, dianggap
secara tradisional terlihat sebagai sesuatu yang sempurna (tidak mungkin salah) dan sebagai
dasar dari persepsi pengetahuan kita.

Kita harus mampu memberi alasan untuk mendukung semua anggapan kita terhadap
pengetahuan. Pembenaran eksplisit sangat diperlukan untuk pemikiran tentang pengalaman
atas sensor kita. Untuk membenarkan anggapan bahwa sekarang sepertinya saya melihat
bentuk merah, mungkin saya bisa menawarkan beberapa hal: karena mata saya berfungsi
baik dan terdapat cukup cahaya, saya befikir saya mengalami sebuah pengalaman atas sensor
saya. Richard Rorty beranggapan (1979, ch.4), pembenaran sebenarnya adalah sebuah ide
bahasa atau percakapan: hal itu ada pada kemampuan untuk mengatakan mengapa keyakinan
tertentu sepertinya benar, atau mengapa kita membawa diri kita untuk mengalami sesuatu. Ini
kebiasaan kita, cara sehari-hari berbicara tentang pembenaran. Untuk menjadi sebuah
ekspresi pengetahuan, sebuah laporan tidak hanya harus memiliki otoritas, otoritas ini harus
dalam beberapa hal dapat dikenali oleh orang-orang yang melaporkannya (Sellars, 1997,
p.74). Jika sebuah bentuk dari pembenaran adalah benar, jadi anggapan terhadap teori
pembenaran tradisional yang menyatakan bahwa pembenaran keyakinan dasar tidak tak
terbatas (terbatas) adalah tidak dapat dipertahankan; semua pembenaran harus tak terbatas.

Salah satu respon terhadap Sellars untuk menolak anggapan bahwa kita harus
mengenali otoritas kita dan menerima apa yang membenarkan keyakinan seseorang adalah
sebuah kumpulan fakta yang tidak perlu diketahui oleh pemikir itu sendiri. Respon khusus
harus ada untuk mempertahankan pernyataan teori pembenaran dan untuk menyatakan bahwa
ini terlihat merah untuk saya bukan sesuatu yang mungkin salah untuk saya. Sebuah
pernyataan teori pembenaran bisa sangat dihargai. Saya mungkin membuat kesalahan tentang
dunia, tapi saya tidak mungkin salah melihat sesuatu. Sellars, bagaimanapun juga
menyarankan bahwa pemilihan kata tidak menandakan kesempurnaan. Anda tidak berkata
ini terlihat merah buat saya untuk melaporkan (kesempurnaan) bentuk dari pengalaman
anda; daripada anda menggunakan sebuah kalimat yang menandakan bahwa anda kurang
yakin apakah anggapan anda terhadap dunia itu benar. Anda menahan, daripada membuat
pernyataan yang membuat anda yakin.

Sellars menyediakan dua hal bantahan pada teori pembenaran tradisional. Cara kita
menggambarkan pengalaman persepsi kita bisa dipakai untuk menyatakan bahwa kita
memiliki akses sempurna menuju pengalaman pribadi tertentu, pengalaman yang kita tidak
mungkin salah. Bagaimanapun juga kita harus mengenali bahwa ada pemahaman alternatif
seperti pernyataan ini terlihat merah bagi saya; pemahaman yang tidak mengharuskan kita
memiliki keistimewaan akses pengetahuan terhadap pengalaman persepsi kita. Lebih lanjut,
analisa filosofi pengetahuan menunjukkan bahwa sesungguhnya pengetahuan terlibat dalam
pembenaran tak terbatas; kita tidak bisa, oleh sebab itu, menganggap mengetahui sesuatu
dimana kita tidak memiliki alasan untuk menerima bahwa hal tersebut adalah benar. Sebuah
alasan harus dipikirkan dimana keyakinan yang bisa dibentuk, jadi keberadaan yang tidak
jelas dari sebuah pertimbangan tidak bisa menjadi dasar dari pengetahuan empiris kita.
3. Konten konseptual dan Non-Konseptual

Keyakinan adalah perwakilan dari dunia. Dalam meyakini bahwa cumi-cumi sifatnya
seperti karet, saya mewakili beberapa objek khusus di dunia (cumi-cumi) memiliki sifat
tertentu (seperti karet). Untuk dapat melakukan hal ini, saya harus memiliki konsep tentang
cumi-cumi dan sifat karet, konsep yang memilih sebuah objek dan sifat. Hal ini karena
keyakinan merupakan sebuah konsep yang bisa menjadi peranan dalam proses pembenaran.
Hanya sebuah pemikiran susunan konsep bisa menyediakan alasan untuk membenarkan
sesuatu. Hal itu bisa terjadi karena mereka merupakan hal-hal yang bisa membentuk
argumen. Keyakinan terdahulu memberi saya alasan yang bagus bahwa sesuatu yang
mungkin terjadi nanti tampaknya akan menjadi kenyataan. Pembenaran adalah sebuah
gagasan kesimpulan atau percakapan.

Terdapat beberapa pengalaman persepsi dimana teori pembenaran tradisional terlihat


seperti sebuah pemberian (given), yang merupakan non epistemic seeing. Sebuah
pengetahuan adalah non konseptual, yang menyediakan bahan mentah untuk susunan
persepsi konseptual dan pemikiran. Menjadi satu dengan teori pembenaran tradisional juga
menggambarkan pernyataan pengetahuan yang mana pengalaman memberikan pembenaran
yang tidak dapat disimpulkan (non inferential justification) untuk keyakinan empiris kita.
Pertimbangan terletak di pengalaman non konseptual yang berperan dalam proses
pembenaran. Sellars menganggap, bagaimanapun juga, pengalaman yang dibayangkan
dengan cara ini tidak dapat memberikan kita alasan bahwa dunia itu terlihat sedimikian rupa.
Oleh karena itu pertimbangan adalah sebuah mitos. Akan sangat berguna jika kita
membicarakan sedikit lagi tentang bentuk dari pengalaman konseptual. Penganut teori
pembenaran tradisional menganggap bahwa proses perwakilan tidak bisa disejajarkan
dengan konseptual: non epistemic seeing tidak melibatkan konsep pengurutan dari
pengalaman akan tetapi ini merupakan sebuah perwakilan. Pengalaman mewakili
kemampuan dari dunia luar dan jadi inilah yang dinamakan isi non konseptual. Untuk
memahami artinya dengan ini kita harus mempertimbangkan intisari dari pengalaman yang
disadari. Mempertimbangkan apa yang mungkin anda pelajari tentang kejadian tertentu
melalui kesaksian dan persepsi. Anda mungkin diberitahu tentang detail dari bentuk sebuah
gunung:

Memiliki arete yang membujur dari timur ke barat dan permukaan bagian utara
dibelah oleh sungai kecil berbatu. Sebuah informasi dalam bentuk konsepsual, dimana anda
memperoleh pemahaman tentang seperti apa gunung ini karena anda memiliki konsep seperti
arete, sungai kecil berbatu dan arah utara. Bagaimanapun juga, ketika anda pergi kesana dan
berdiri tepat di depan gunung ini, anda akan memperoleh informasi yang lebih banyak; anda
akan melihat lebih detail, detail yang tidak diwakilkan secara non konsepsual.

Teori pembenaran tradisional menganggap bahwa pertimbangan adalah sebuah


perwakilan: yang membawa informasi tentang dunia luar, walaupun hal itu tidak memerlukan
konsep untuk melakukannya. Pada section sebelumnya dibicarakan tentang konsep dari
pengalaman tidak bisa berfungsi sebagai syarat dari proses pembenaran yang diperlukan oleh
penganut teori pembenaran. Berbagai pengalaman non konseptual semacam ini bukanlah
yang dipakai untuk membentuk argumen atau menyediakan dukungan kesimpulan; mereka
tidak bisa, oleh sebab itu memberi kita alasan untuk berfikir bahwa dunia terlihat sedemikian
rupa.

4. Argumen bahasa pribadi Wittgenstein

Penganut teori pembenaran tradisional mengambil ikatan persepsi dasar dengan dunia
sebagai non konseptual, dan pada bagian ini kita harus mempertimbangkan argumen lain
seperti sebuah gambar. Inilah argumen bahasa pribadi Wittgenstein, dan ini terdapat di pasal
243-315 dan 348-412 dari penyelidikan filosofinya. Wittgenstein bertujuan untuk
menunjukkan bahwa gagasan dari bahasa pribadi adalah kacau. Dia mengijinkan
mengaharuskan bahwa kita harus bisa membuat bahasa rahasia atau kode dimana orang lain
tidak bisa memahaminya. Seorang anak contohnya mungkin memiliki nama-nama khusus
untuk semua mainan kesayangannya. Berbagai macam nama bagaimanapun juga bisa
diungkap, dan orang lain bisa belajar apa maksudnya. Jenis-jenis bahasa yang ditentang oleh
Wittgenstein bagaimanapun juga adalah bahasa yang sangat-sangat khusus, salah satunya:
kata-kata pribadi dari bahasa yang dimaksudkan hanya untuk diketahui oleh seseorang yang
mengatakannya: terhadap sensasi khusus orang tersebut. Jadi orang lain tidak bisa mengerti
bahasanya. (Wittgenstein, 1953, 243).

Wittgenstein, bagaimanapun juga menganggap bahwa sensasi tidak bisa dilacak


dengan cara ini. Karena: saya tidak memiliki kriteria bagaimana cara membenarkannya.
Sesorang mungkin berkata: apapun yang akan terlihat bagi saya adalah benar. Dan itu hanya
berarti bahwa kita tidak bisa membicarakannya lagi benar (1953, 258). Tidak ada
pemeriksaan independen terhadap apakah saya menggunakan istilah tersebut dengan benar;
saya bisa saja salah walaupun bagi saya, saya mengalami sebuah sensasi. Jika tidak ada
kriteria objektif untuk menentukan apakah saya menggunakan istilah itu dengan benar, maka
semua aspek yang mereka miliki untuk menentukan benar atau salah sudah tidak ada.

Wittgenstein tidak menyatakan bahwa kita tidak bisa secara serius membicarakan
sensasi yang terjadi pada kita. Kita bisa, dan kita bisa melacak pengulangan kejadiannya. Dia
berpendapat bahwa istilah untuk menggambarkan sensasi tidak bisa memperoleh maksudnya
dengan cara ini, melalui sebuah usaha untuk memperbaiki kualitas pengalaman khusus dari
sebuah pengalaman pribadi ( Hal positif yang dia punya bahwa arti dari sebuah istilah
diperoleh dari berbagai macam tingkah laku yang kita dapat ketika kita mengalami berbagai
macam sensasi; oleh karena itu pemeriksaan independen terhadap istilah ini digunakan
dengan benar).

Melilhat bagaimana pernyataan argumen ini berhubungan dengan teori pembenaran,


kita harus mengikuti John McDowells (1994) pemahaman dari Wittgenstein. Teori
pembenaran tradisional menyatakan bahwa ikatan persepsual kita yang utama dengan dunia
adalah non konseptual. Perasaan kita memberi kita dengan balutan dari sensor informasi non
konseptual. Konsep ini kita miliki menjadikan kita mampu untuk mengurutkan pengalaman-
pengalaman menjadi hal-hal yang bisa kita kenali dan identifikasi disaat yang lain. Karena
saya memiliki sebuah konsep relevan, saya mampu berpikir tentang pengalaman persepsual
saya dalam hal sesuatu yang merah, sesuatu yang seperti karet, kaleng dan penjepit kertas.
Pernyataan Wittgenstein, bagaimanapun juga bahwa non konsep Pengalaman yang dianggap
non konsepsual tidak dapat diurutkan dan dipikirkan seperti ini. Penganut teori pembenaran
menganggap bahwa saya mencoba memperbaiki salah satu aspek dari kehidupan pribadi
saya, pengalaman persepsual dengan cara memberi label dengan warna merah, dan melalui
kepemilikan berkelanjutan dari konsep saya dapat melacak hal-hal dari pengalaman saya.

Salah satu respon adalah untuk menyatakan bahwa pengalaman kita sudah tersusun
secara konseptual. Kita tidak memerlukan pengalaman yang dibalut oleh informasi non
konseptual yang harus kita kategorikan untuk diri kita; daripada: Karakter dari persepsual itu
sendiri, dari rasa pengalaman itu, seluruhnya didasarkan pada penilaian tentang sasaran dunia
yang kita buang ketika kita mengalami kejadian ini; jadi artinya, diresapi jenuh, orang
mungkin berkata dengan konsep yang dimiliki pada sebuah penilaian.

Saya mengalami sesuatu seperti merah dan seperti karet, dan semua pengalaman harus
melibatkan susunan konseptual. Pengalaman persepsual adalah berbentuk konsepsual, dan ini
merupakan bentuk dari pengalaman yang aneh seperti teori pembenaran tradisional.
Kejenuhan adalah perubahan yang baik disini. Anggapan ini tidak hanya mengungkap bahwa
pemikiran konseptual mempengaruhi pengalaman saya dalam beberapa hal, seperti hujan
kecil bisa merubah warna baju saya; anggapan bahwa pengalaman. Anggapan ini bisa
dihindari walaupun, jika kita membiarkan konsep kita menjadi lebih halus dari pemahaman
bahasa kita, oleh sebab itu, jika kita memiliki lebih banyak konsep dibandingkan kata-kata
yang kita punya untuk sifat yang kita lihat. Mempertimbangkan pengalaman makan: anggap
saja kare. Beberapa rasa mungkin sudah biasa, walaupun saya tidak bisa menggambarkannya.
Saya sudah sering memakan kare dan saya tahu kapan mereka terlalu asin atau kapan
kekurangan methi atau terlalu banyak penyedap; namun, saya tidak bisa menggambarkan rasa
ini. Ada sesuatu bagaimanapun juga cara saya membahasnya karenya memiliki rasa ini
dan ini hanya sesuatu yang saya katakan terhadap orang lain ketika saya mencoba
memperoleh apresiasi dari orang lain terhadap aspek dari pengalaman. Kare memiliki rasa
itu: anda tahu itu; gitar membuat suara tertentu; dan dia memiliki wajah seperti itu.

Ini adalah sebuah objek dengan kriteria yang dapat dibenarkan; saya mungkin salah
tentang kare, karena anda bisa meyakinkan saya bahwa karenya tidak memiliki rasa itu, dan
saya bingung dengan rasa jinten. Dari berbagai kasus sangat memungkinkan bahwa kita
memiliki konsep yang berhubungan dengan rasa itu, suara itu, dan dengan rupa itu, walaupun
kita tidak punya kata yang jelas untuk menggambarkan hal-hal dalam pengalaman kita.

5. Pengalaman dan Pemikiran

Menurut fondasionalis:

Ada dalam pengalaman kognitif kita, dua elemen, data langsung seperti rasa
yang disajikan atau diberikan kepada pikiran, dan bentuk, konstruksi atau
interpretasi, yang merupakan aktivitas pikiran. (C. Lewis, 1929, p. 38).

Melalui persepsi kita menerima informasi non-konseptual tentang dunia, dan inilah
yang menyediakan bahan baku untuk persepsi dan pemikiran konseptual terstruktur.
Pengalaman persepsi itu sendiri, bagaimanapun, adalah independen dari aktivitas kognitif
tersebut. Mari selidiki lebih lanjut klaim bahwa sifat pengalaman tergantung pada
kecanggihan konseptual.
Anda melihat bebek. Tapi saya bisa mengubah karakter pengalaman visual Anda
dengan mengubah keyakinan yang Anda miliki tentang gambar ini. Pikirkan KELINCI.
Gambar sekarang terlihat berbeda bagi Anda meskipun Anda melihat konfigurasi yang sama
dari tanda hitam pada latar belakang putih. Gambar ini biasanya disebut sebagai 'bebek-
kelinci'. Awalnya Anda melihat gambar bebek, sekarang Anda melihatnya sebagai kelinci.
Anda memiliki pengalaman persepsi yang berbeda tergantung pada jenis pikiran yang Anda
miliki tentang gambar ini. Konsep Anda dari BEBEK dan KELINCI mempengaruhi apa
yang Anda lihat.
Berikut adalah beberapa contoh lain tentang bagaimana pikiran dapat mempengaruhi
pengalaman persepsi kita tentang dunia.
1. Keyakinan moral kita tentang adegan atau seseorang dapat mempengaruhi bagaimana
mereka terlihat. Sebuah contoh yang dapat membantu Anda untuk fokus pada hal ini
dapat diambil dari film Cabaret (1972). Ada sebuah adegan di mana seorang anak
malaikat tampak menyanyikan sebuah lagu rakyat di taman bir Berlin, dan ia
dikelilingi oleh orang-orang tersenyum yang sedang menyeruput bir di bawah sinar
matahari. Sebuah kamera kemudian turun dari wajah anak itu, mengungkapkan
seragamnya Hitler Youth. Saat kamera bergerak kembali untuk fokus pada taman,
adegan memiliki tampilan yang jauh lebih jahat daripada sebelumnya dan lagu
sekarang terdengar lebih mengancam, meskipun gaya bernyanyi anak itu tidak
berubah dan orang-orang di taman terus berperilaku dengan cara yang sama.
2. Perasaan emosional Anda terhadap seseorang dapat mempengaruhi bagaimana
mereka muncul untuk Anda. Jika Anda jatuh cinta dengan seseorang, orang itu akan
terlihat lebih indah - mereka terlihat berbeda. Dan jika Anda jatuh cinta, orang itu
tidak mungkin terlihat secantik atau setampan yang mereka lakukan sebelumnya.
3. Pengetahuan teoritis dapat mempengaruhi penampilan apa yang Anda amati melalui
instrumen ilmiah. Ketika saya melihat slide mikroskop saya melihat tumpukan bentuk
tidak jelas. Seorang ahli biologi terlatih melihat bentuk-bentuk ini sebagai struktur
selular yang berbeda, terkait bersama-sama dengan cara yang koheren. Bukan hanya
bahwa ahli biologi mampu menafsirkan fungsi bentuk-bentuk ini - bentuk yang kami
berdua lihat-klaim adalah bahwa kualitas pengalaman visual nya berbeda: 'bayi dan
orang awam ... tidak bisa melihat apa yang fisikawan [atau ahli biologi] lihat
'(Hanson, 1965, hal. 17).
4. Seorang teman Anda terlihat sehat dan baik. Anda kemudian menemukan bahwa dia
mengharapkan bayi, dia sekarang terlihat berbeda kepada Anda - dia terlihat - apa
yang Anda yang tidak Anda lihat sebelum Anda mendengar berita dan akibatnya
memiliki pikiran-pikiran tentang ibu.
5. Seorang pendaki gunung berpengalaman melihat garis kontur pada peta sebagai
tebing curam dan menggantung lembah, sedangkan pemula melihat hanya satu set
garis, garis bahwa ia harus memikirkan untuk menafsirkan apa jenis gunung yang
mereka wakili.

Beberapa merasakan bahwa contoh ini sebagai persuasif yaitu mereka diterima
sebagai penjelasan yang benar dari fenomenologi pengalaman. Menurut fondasionalisme,
keterlibatan persepsi utama kami dengan dunia adalah dari former, jenis non-epistemic.
Informasi non-konseptual yang kita peroleh dengan cara ini dapat dikategorikan dalam
bentuk konseptual. Contoh-contoh yang telah kita lihat, menunjukkan bahwa semua melihat
epistemic. Tidak ada satu set dasar, pengalaman non-konseptual yang merupakan bahan baku
untuk pemikiran konseptual kami dan persepsi. Hubungan antara pengalaman dan pemikiran
adalah holistik: konsep empiris yang kita miliki adalah produk dari keterlibatan persepsi kita
dengan dunia, tetapi juga karakter pengalaman kita tergantung pada jenis pemikiran
konseptual kita miliki.
Kita bisa menjelaskan perubahan yang disarankan dalam pengalaman persepsi dengan
menyatakan bahwa fokus perhatian kita bergeser. Mari kita mempertimbangkan kembali
bebek - kelinci. Ketika Anda melihat gambar sebagai kelinci, Anda fokus pada mulutnya:
takik di sebelah kanan gambar. Ketika Anda melihatnya sebagai bebek, Anda fokus pada dua
tonjolan ke kiri. Pengalaman kami berbeda karena kami diminta untuk melihat aspek gambar
yang berbeda, dan bukan karena pengalaman kami pada dasarnya tergantung pada konsep-
konsep yang kita miliki.
Fokus untuk melihat bebek

Fokus untuk melihat kelinci

Dretske (1969) juga menolak posisi anti-fondasionalis. Kita mungkin dapat melihat
gambar diatas sebagai bebek atau sebagai kelinci, tapi kita hanya dapat melakukan ini jika
kita memiliki pengalaman non-konseptual konfigurasi tertentu tanda hitam pada latar
belakang putih. Pengalaman kami dari sosok hitam dan putih dasar itu sendiri adalah
independen dari setiap konsep yang mungkin kita miliki yang kemudian dapat
memungkinkan kita untuk melihat garis-garis ini dengan cara yang lebih canggih (yaitu
sebagai bebek atau sebagai kelinci). Oleh karena itu Dretske mendukung pendekatan
fondasionalis.
Kami telah melihat tiga serangan yang berbeda pada fondasionalisme tradisional.
1. Sellars berpendapat bahwa semua klaim pengetahuan memerlukan dukungan
rasional dan dengan demikian keyakinan mengenai pengalaman persepsi tidak
dapat dilihat sebagai pembenaran non-inferensial, pembenaran pada dasarnya
adalah gagasan inferensial.
2. Garis Wittgensteinian yang menyatakan bahwa gagasan tentang pengalaman non-
konseptual tidak dapat dipertahankan.
3. Terakhir, beberapa telah menolak fondasionalisme dengan alasan bahwa sifat
pengalaman persepsi tergantung pada kemampuan kita untuk memiliki pikiran
konseptual terstruktur.
Dua jenis respon telah dibuat oleh orang-orang yang merasakan kekuatan dari
keberatan ini: beberapa memodifikasi fondasionalisme untuk memperhitungkan
pertimbangan di atas sedangkan yang lainnya, menolak sama sekali.

6. Fondasionalisme Modest
Beberapa fondasionalis mencoba untuk mempertahankan modest atau versi moderat
dari pendekatannya. Robert Audi (2003) dan Arvin Plantinga (2000) mengangkat pandangan
ini. Menurut mereka, keyakinan persepsi kita tidak sempurna. Keyakinan saya bahwa 'Saya
melihat merah' atau 'Saya tampaknya melihat merah' bisa berubah menjadi tidak tepat atau
salah, namun, masuk akal menerima bahwa keyakinan tersebut benar, kecuali jika saya
memiliki bukti yang menunjukkan bahwa hal tersebut tidak benar. Nilai dari persepsi tetap
fondasionalis karena melibatkan kepercayaan dasar - keyakinan non-inferensial yang
dibenarkan, pembenaran yang mereka miliki, rupanya, dapat terbantahkan. Misalnya,
keyakinan saya bahwa 'Saya tampaknya melihat merah' bisa dibantah oleh bukti psikologis
tentang saya dalam keadaan bingung atau tidak terlalu memperhatikan.
Saya mungkin mendefinisikan warna Magenta dengan salah, karena saya tidak bisa,
atau mungkin tidak bisa, benar-benar melihat ukuran yang tepat untuk warna yang ada di
depan saya. Karena itu, akan selalu ada kemungkinan bahwa warna di depan saya bukanlah
magenta. Anggapan dalam kasus ini dimana saya katakan, itu tampaknya, untuk saya sendiri,
disini dan sekarang, sebagai seseorang yang melihat sesuatu dengan warna magenta, seperti
banyak kasus dimana saya dapat mengatakan, itu adalah warna magenta. Formula pertama
mungkin lebih waspada tapi tidak dapat dibenarkan. (Austin, 1962, p.113)
Fondasionalisme sederhana menghindari dilema yang dihadapi pendekatan
tradisional. Bahkan jika Anda menerima klaim JL Austin di atas, tidaklah sulit untuk melihat
bagaimana fondasionalis tradisional menemukannya masuk akal bahwa saya dapat memiliki
keyakinan sempurna tentang pengalaman persepsi saya sendiri, dan saya tidak bisa
disalahkan ketika saya menyatakan bahwa 'menurut saya cangkir itu tampak berwarna
kuning'. Hal ini tidak jelas, meskipun, bagaimana keyakinan tersebut merupakan dasar
pengetahuan empiris saya sejak klaim seperti ini tidak secara langsung tentang dunia. Fakta
bahwa cangkir tampak berwarna kuning bagi saya adalah fakta tentang bagaimana cangkir
yang menyerang pengalaman saya. Bahkan jika saya memiliki keyakinan yang sempurna
tentang hal-hal seperti itu, keyakinan ini adalah tentang kondisi mental saya dan bukan
tentang dunia. Gambar seperti itu, bisa mengklaim bahwa saya memiliki keyakinan mendasar
tentang warna cangkir, dan bukan hanya pengalaman saya cangkir. Hal ini tidak masuk akal,
meskipun, bahwa keyakinan seperti tentang cangkir tidak bisa salah, karena berbagai alasan
saya bisa mendapatkan warna hal yang salah (aku bisa berhalusinasi).
Fondasionalisme sederhana juga memiliki jawaban atas masalah yang dikemukakan
oleh Sellars. Baginya, Given tidak bisa memberikan pembenaran untuk keyakinan empiris
kita karena hal tersebut tidak dapat dilihat sebagai penguat alasan untuk berpikir bahwa dunia
ini memiliki cara tertentu. Hal ini karena Given secara tradisional dipandang sebagai
pembenaran non-konseptual, namun, pada dasarnya adalah gagasan inferensial atau
percakapan, sesuatu yang harus melibatkan pemikiran konseptual. Untuk fondasionalis
sederhana, meskipun, pengalaman persepsi adalah konseptual. Pengalaman saya melihat
warna kuning mewakili cangkir yang berwarna kuning, dan dari pengalaman bisa
memberikan saya alasan untuk berpikir bahwa cangkir itu berwarna kuning.
Fondasionalisme sederhana dapat dilihat sebagai respon terhadap kekhawatiran ini.
Menurut fondasionalisme, pengalaman persepsi yang konseptual di alam, pengalaman saya
dari cangkir kuning dapat membenarkan keyakinan saya bahwa itu kuning. Namun,
pertanyaannya sekarang muncul tentang mengapa kita harus mengambil pengalaman kami
sebagai mewakili dunia sebagai cara ini daripada bahwa: mengapa pengalaman kami dilihat
sebagai memiliki konten kuning daripada nyata. Jika pembenaran diperlukan untuk
keyakinan saya bahwa cangkir berwarna kuning, maka pembenaran juga diperlukan untuk
klaim bahwa saya melihat cangkir kuning. Seperti penjelasan tentang pengalaman persepsi
tidak mampu menghentikan kemunduran pembenaran karena pengalaman persepsi dari
fondasionalis sederhana itu sendiri berdiri membutuhkan pembenaran.
Salah satu klaim Sellars sebelumnya dalam bagian 2 juga dapat dilihat sebagai
masalah, bukan hanya untuk fondasionalisme tradisional, tapi untuk fondasionalisme moderat
juga. "Untuk menjadi ekspresi pengetahuan, laporan tidak hanya harus memiliki kewenangan,
kewenangan ini harus dalam arti diakui oleh orang yang laporannya itu '(Sellars, 1997, hal.
74). Klaim adalah bahwa kita tidak dapat memiliki pengetahuan persepsi kecuali kita
memiliki keyakinan tentang keandalan persepsi kita.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa itu kemunduran pembenaran untuk teori fondasionalisme? Apakah hal tersebut
bersifat persuasif (membujuk)?

Jawab:

Kemunduran pembenaran adalah pertanyaan masih akan muncul tentang apakah saya
memiliki alasan yang tepat untuk tetap percaya dan selanjutnya. Anggapan bahwa
keyakinan A (sebagian) dibenarkan oleh keyakinan C, dibenarkan oleh keyakinan D,
dibenarkan hingga tak terbatas. Jika sebuah rantai keyakinan berfungsi untuk
menyediakan sebuah alasan untuk percaya bahwa A, maka harus berhati-hati terhadap
isi dari rantai yang tak terbatas ini, dan bagaimana sepertinya kebenaran dari A bisa
disimpulkan dari rangkaian keyakinan ini. Jadi tidak bisa dianggap bahwa pada titik
tertentu pembenaran sudah habis karena jika hal ini benar maka tidak lagi ada alasan
untuk berpikir rantai keyakinan kita benar. Kemunduran pembenaran ini bersifat
persuasif karena kita selalu ingin mengetahui pembenaran atas keyakinan dasar dari
setiap keyakinan yang ada untuk mempercayai kebenarannya. Jadi misalnya keyakinan
A membujuk kita untuk mencari tahu kebenarannya, dan demikian seterusnya.

2. Keyakinan saya bahwa ada sebuah apel di depan saya dibenarkan oleh kenyataan pasti
bahwa saya mengalami sebuah bentuk bulat berwarna hijau pada penglihatan saya.

Jawab:

Keyakinan tersebut tidak dibenarkan oleh kelanjutan keyakinan yang dimiliki; mereka
dibenarkan dalam keyakinan oleh persepsi pengalaman. Pengalaman saya melihat
sebuah bentuk bulat berwarna hijau yang membenarkan bahwa saya yakin melihat
sebuah bentuk bulat berwarna hijau, yang lebih condong membenarkan keyakinan saya
bahwa ada sebuah apel di depan saya. Usaha pembenaran dihargai jika kita
mempertimbangkan bagaimana kita berusaha membenarkan keyakinan kita apabila kita
diberitahu untuk melakukan itu. Saya percaya ada objek berbentuk bulat berwarna hijau
di depan saya karena sepertinya saya melihat bentuk bulat berwarna hijau disana. Tidak
ada yang bisa saya katakan untuk mendukung keyakinan ini selain menganggap bahwa
memang seperti inilah yang saya lihat.
3. Apakah pertimbangan (given) itu sebuah mitos?

Jawab:

Ya, pertimbangan adalah sebuah mitos. Pertimbangan terletak di pengalaman non


konseptual yang berperan dalam proses pembenaran. Sellars menganggap,
bagaimanapun juga, pengalaman yang dibayangkan dengan cara ini tidak dapat
memberikan kita alasan bahwa dunia itu terlihat sedimikian rupa. Teori pembenaran
tradisional menganggap bahwa pertimbangan adalah sebuah perwakilan, yang
membawa informasi tentang dunia luar, walaupun hal itu tidak memerlukan konsep
untuk melakukannya.

4. Beberapa tahun yang lalu pada sebuah bus di prancis saya mendengarkan orang di
sekitar saya berbicara. Saya tidak mengerti apa yang mereka katakan, karena saya
hanya tau sedikit tentang bahasa prancis. Setelah beberapa saat, walaupun, kata-kata
mereka mulai terdengar familiar dan saya seketika menyadari bahwa apa yang saya
dengar adalah bahasa inggris. Bingung, saya mencoba bangkit, lebih berkonsentrasi
dengan apa yang mereka katakan, dan kembali terdengar di telinga saya mereka
menggunakan bahasa asing, yang tidak bisa saya mengerti. Apa yang mungkin para
penganut foundasionalisme dan anti foundasionalisme dari section 5 katakan tentang
pengalaman saya, dan tanggapan yang mana anda pikir lebih membujuk?

Jawab:

Pengalaman tersebut merupakan persepsi dari diri kita. Sebenarnya kita mendengar
orang tersebut berbicara bahasa asing, yaitu bahasa perancis, tetapi persepsi kita
mengatakan itu bahasa inggris. Pernyataan tersebut dapat dikalahkan oleh bukti
psikologis dengan memberikan pernyataan bahwa saya sedang tidak fokus atau
berkonsentrasi atau karena kebisingan yang ada di dalam bus yang menyebabkan orang
tersebut berbicara tidak terdengar jelas.

5. Apa kesamaan dari fondasionalisme tradisional dan fondasionalisme sederhana, dan


bagaimana perbedaan dari cara pendekatan mereka?

Jawab: Persamaan fondasionalisme tradisional dan fondasionalisme sederhana adalah


bahwa kedua foundasonaliseme ini kebenran bisa diperoleh dari hanya persepsitual
tidak memerlukan jastifikasi secara rasional atau terkonsep. Namun perbedaan
pendekatan antara tradisional dan sederhana adalah bahwa pendekatan sederhana
meyakini adanya kebenaran yang sempurna atau tidak mungkin salah, tidak dapat
diperbaiki dan tidak dapat diragunkan, berbeda dengan foundasionalisme sederhana
bahwa sebuah kebenaran dapat dijustifikasi bila seara interistik memiliki probabilitas
yang tinggi, pendekatannya ini tidak menuntut tiga kepercayaan dari foundasionalisme
tradisional.

Anda mungkin juga menyukai