SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Hermi Yulianti
ST 13037
NIM : ST 13037
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
Pembuat Pernyataan
Hermi Yulianti
NIM ST 13037
ii
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak
terputus yang selalu kita nikmati sehingga penyusunan Skripsi dengan judul
Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi ini
dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai tahapan awal sebelum peneliti
Keperawatan. Skripsi ini melibatkan berbagai pihak yang turut serta membantu
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, M. Kep. Ketua Program Studi Ilmu
3. Ibu Ns. Happy Indri Hapsari, M. Kep. , pembimbing utama yang telah
skripsi ini.
i
v
4. Bapak Ari Setiyajati, S.Kep., Ns., M.Kes.,pembimbing pendamping yang
skripsi ini.
5. dr. Endang Agustinar, M. Kes., Direktur RSUD Dr. Moewardi yang telah
6. Seluruh staff pengajar baik administrasi, Bapak dan Ibu Dosen Program
7. Bapak, Ibu, suami, dan anak tercinta yang telah memberikan doa restu dan
8. Semua responden yaitu perawat ICU dan ICVCU yang telah bersedia
banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat peneliti harapkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
ABSTRACT..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
3.2.2.Teknik Sampling............................................................................ 52
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan........................................................................................ 75
6.1 Simpulan............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
x
Tabel 2.1 Standar IPSG (International Patient Safety Goal)........................... 39
Kepustakaan : 46 ( 2000-2014 )
x ii
i
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Hermi Yulianti
2Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Moewardi. Jumlah populasi 28 orang. Jenis penelitian yaitu analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Analisis yang
digunakan adalah uji chi square (). Karakteristik profesi yaitu memiliki ilmu
pengetahuan, sikap, bertanggung
jawab dan akuntabel tenaga kesehatan profesional harus bertanggung jawab dan
bertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran keselamatan
pasien. Pengetahuan adalah salah satu faktor dari manusia yang berpengaruh terhadap
keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalam pelayanan
keperawatan. Perawat sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan langsung dengan
pasien bertanggung jawab menyediakan layanan yang menunjang keselamatan tersebut.
Peneliti melakukan wawancara kepada 4 perawat ICU, pada tahun 2013 terdapat satu
kejadian tidak diharapkan berupa kesalahan pemberian obat.
0Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh diketahui bahwa nilai chi-square
test (2) adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 . Oleh karena nilai 2
5,600 > 2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < a (0,05), maka H
ditolak yang berarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanya
hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan
penerapan pemberian obat. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio 4.00 artinya
bahwa semakin tinggi pengetahuan beresiko mempertinggi terhadap terjadinya
penerapan pemberian obat.
Merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan
melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu umur,
pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya dengan pemberian
obat dan menambahkan analisis multivariat.
2015
Hermi Yulianti
Correlation between Nurses Knowledge Level of Patients Safety and
Application of Drug Administration at the ICU of Dr. Moewardi General
Hospital of Surakarta
ABSTRACT
The characteristics of the profession are having knowledge and attitude, being
responsible and accountable. Health professionals should be responsible and
accountable, thus reducing the risk of patient safety violations. Knowledge is one of the
human factors that affect patient safety. Patient safety is an important part of nursing
services. The nurses are the frontline task forces and directly have contacts with
patients. They are responsible for providing services that support the patients safety.
The researcher conducted an interview with four nurses employed at the ICU of the
hospital that in 2013 there was an unexpected incidence of drug administration error.
This research used the analytical observational method with the crosssectional
approach. The population of this research was all of the nurses as many as 28 employed
at the ICU of Dr.Moewardi General Hospital of Surakarta. The samples of research were
taken by using the non-probability sampling technique. The data of research were
analyzed by using the Chi square test (2).
tableThe result of the Chi-square analysis shows that the value of chi-square test (2) was
5.600 with Assymp Sig. 2- sided = 0.018. Therefore, the value of 2 = 5.600 was greater
than that 2= 3.841, and the significance value was 0.018 which was less than 0.05,
meaning that H0was rejected. Thus, the alternative hypothesis (Ha) was verified. This
indicates that there was a correlation between the nurses knowledge level of the
patients safety and the implementation of drug administration. The statistical analysis
shows that the odd ratio was 4:00 meaning that the higher the knowledge level was, the
higher the risk of the application of drug administration.
PENDAHULUAN
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar
pasien dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat
kategori perintah pemberian obat, yaitu perintah tetap, perintah satu kali ,
perintah , perintah stat . Benar dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien
tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat
rute, dosis dan tanda tangan atau insial petugas (Kuntari, 2005).
salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien (JCI, 2013). Keselamatan
merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan yang berkualitas. Hal
11.
1
ini menjadi penting karena keselamatan pasien merupakan satu langkah untuk
memperbaiki mutu layanan dan menjadi salah satu indikator klinik mutu
sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit
prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1) mewajibkan Rumah
pasien sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang
(KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. terdapat ratusan macam obat,
ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis
tenaga profesi dan nonprofesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam
apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Tahun 2000 Institute of
penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York, Utah dan
meninggal, New York KTD sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 98.000 per tahun. Publikasi
rumah sakit menderita atau mengalami KTD sebagai hasil dari perawatan
yang diterimanya. Hal ini dapat dicegah bila dalam pelayanan peran
3
kepemimpinan ditingkatkan, dilakukan redisgn pada proses dan alur kerja
serta merubah tingkah laku manusia atau sumber daya manusianya (Lim,
2010).
perannya bekerja 24 jam di dalam satu tempat ruangan sehingga harus dapat
perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak didukung dengan
yang dapat merugikan baik pihak rumah sakit, staf yang terlibat, dan pasien
Selatan 6.9%, Jawa Barat 2.8%, Bali 1.4%, Aceh 10.7%, dan Sulawesi
bahkan dihindari. Faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah faktor
kebijakan dan aturan dalam organisasi. Pengetahuan adalah salah satu faktor
dari manusia yang berpengaruh terhadap KNC dan KTD. Tenaga perawatan
merupakan tenaga terbanyak dan waktu kontak lebih lama dengan pasien
dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain, serta berada pada semua
2008).
5
ICU merupakan unit merawat pasien dengan penyakit kritis yang
mengalami kegagalan akut satu atau lebih organ vital yang dapat mengancam
lainnya, transfusi darah, pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan
Dr. Moewardi.
Dr. Moewardi ?
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
Moewardi.
pasien.
keselamatan pasien.
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Pengetahuan
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
(Notoatmodjo, 2007).
materi atau obyek dari luar sehingga menimbulkan pengetahuan yang baru
yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya, tersebut akan
(Notoatmodjo, 2007).
dapat menyangkut bahan yang luas ataupun sempit, seperti fakta (sempit)
(Notoatmodjo, 2007)
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
1. Tahu (Know)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
yang telah dipelajari dalam keadaaan yang nyata. Aplikasi di sini dapat
4. Analisis (Analyisis)
masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
lain terhadap suatu objek atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.
1. Pendidikan
diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka
pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula
diperkenalkan.
1
3
2. Pekerjaan
3. Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak kelahiran atau diadakan.
4. Penghasilan
memiliki daya beli yang cukup tinggi pula. Penghasilan yang rendah
6. Pengalaman
2007).
2007).
1
5
7. Sosial Ekonomi
(Notoatmodjo, 2007).
8. Minat
(Mubarak, 2007).
10. Informasi
(Mubarak, 2007).
1
6
2.1.1.3.2 Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
2. Sosial Budaya
dari sikap dalam menerima informasi (A. Wawan dan Dewi M, 2010).
kesehatan.
paduan dari berbagai bahan yang digunakan untuk keperluan diagnosis dan
dalam kesehatan.
1
7
2.5.2.1 Prinsip Sepuluh Benar Pemberian Obat
yang dalam bahasa Indonesia berarti lima tambah lima benar dan
1. Benar Pasien
nama mereka bila dipanggil atau sama sekali tidak berespon, sehingga
status pasien.
identitas (ID tools) seperti kartu medis (med card), gelang, atau
kardex.
kode tertentu untuk status alergi. Bila ada, perawat harus tanggap
mengorder obat. Obat mempunyai nama dagang dan nama generik, jadi
apabila ada obat dengan nama dagang yang asing ditemui, harus
Label tidak terbaca atau isinya tidak uniform, maka tidak boleh
terhadap beberapa obat yang bila disebutkan terdengar mirip dan ejaan
a. Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan
obat dituang.
2
0
3)Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.
3. Benar Dosis
tertentu, seperti obat pediatrik, bedah dan perawatan kritis (Kee dkk.,
2009).
adanya perbedaan dosis yang sangat besar setelah dihitung (Kee dkk.,
2009).
tradisional, obat diberikan kepada semua pasien dari lemari obat yang
sama. Metode dosis tunggal, obat dibungkus dan diberi label dosis satu
b. Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis
obat harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta
dilanjutkan.
khusus.
4. Benar Waktu
belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan
perubahan warna (dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah
(Tambayong, 2002).
dibutuhkan dan p.c atau post cimum (obat harus diminum sesudah
tidak larut) jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan
2002).
dalam 24 jam).
belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan
a. Bentuk Padat
Dalam kelompok ini, obat dibagi menjadi empat rute, yaitu oral,
1)Oral
Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut, dapat diabsorpsi
a)Tablet
(6)Tablet lepas-berkala
2
4
(7)Untuk melepaskan obat selang waktu panjang, ada yang
2002).
b)Kapsul
c)Lozenges
(Tambayong, 2002).
2)Topikal
Terdiri dari krim, salep, lotion, liniment dan sprei. Obat ini
pada kulit atau membran mukosa. Krim diberikan pada lesi basah,
3)Rektal/Supositoria
menahan obat tertentu; bila obat berbau atau terasa tidak enak; bila
(Tambayong, 2002).
obat dalam bentuk seperti peluru dan akan mencair pada suhu tubuh
dengan rute melalui rektum untuk lesi setempat atau agar diserap
mudah.
4)Pesarri
b. Bentuk Cairan
(Tambayong, 2002).
1)Larutan
b)Eliksir. Larutan manis yang mengandung alkohol dan air, obat dan
2)Suspensi
3)Emulsi
denngan agens pengemulsi atau lemak atau butiran minyak dalam air
(Tambayong, 2002).
c. Bentuk Gas
1)Gas Terapeutik
2002).
sangat luas dan berguna untuk memberi obat secara lokal, seperti
2002).
parenteral.
memberikan terapi digitalis atau tingkatan serum gula darah (serum blood
pada bayi dan berkurang pada lanjut usia, sehingga obat dapat
kehamilan dan menyusui pada wanita, karena banyak obat yang sangat
darah, terjadi absorbsi secara sistemik (Olson, 2004, hal. 13 dan Katar,
2012).
d)Penyakit hati atau ginjal. Metabolit obat disekresi lebih sedikit pada
gagal hati. Hal ini menyebabkan dosis harus dikurangi pada penderita
gagal ginjal dan gagal hati, terutama pada populasi geriatri (Olson,
2004).
eksresi dan metabolisme (Katar, 2012). Hal ini sulit dikaji karena
f)Interaksi obat. Interaksi obat dapat terjadi di dalam dan di luar tubuh. Di
7. Benar Dokumentasi
a)Nama obat
b)Dosis obat
c)Rute/cara pemberian
f)Penulis resep
2) Non-narkotik anagesik
3) Sedatif
4) Antiemetik
3
1
5) Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal atau
ingat untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat lain akan
yang sudah ditentukan dengan kalimat yang mudah dipahami oleh pasien.
Dalam situasi darurat, jelaskan seperti Ini pethidine akan mengurangi rasa
nyeri anda dengan detail. Ketika pasien pulang dari rumah sakit dan
obat sesuai resep serta dosis dan frekwensi yang harus diketahui.
samping dari obat yang digunakan, diit yang diperlukan, cara pemberian
9. Benar Evaluasi
mana efek samping dan reaksi merugikan dari obat yang diberikan, jika
risiko yang akan terjadi bila pasien melakukan penolakan dan berikan
penguatan kenapa obat tersebut harus dikonsumsi oleh pasien. Obat tetap
pelayanan kesehatan (IOM, 2000). Rumah sakit sebagai tempat yang padat
karena medical error saat mereka berada di rumah sakit, yang seharusnya
kondisi ini dapat dicegah. Kejadian ini diakibatkan oleh kesalahan dalam
dilakukan.
Hal ini juga diungkapkan Kohn, et al (2000) dalam Cahyono (2008); IOM
pelayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti terapi yang perlu atau
asuhan yang diberikan terbebas dari kesalahan dan cedera yang dapat
meliputi:
lahir/medical record.
medication ).
4. Memastikan benar tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.
hand hygiene
3 9Pasien di identifikasi
sebelum di ambil darah
dan spesimen lain untuk
uji klinis. Pemberian
tranfusi darah: lakukan
double check dengan
perawat lain: instruksi
dokter, nama, tanggal
lahir, dan golongan darah
pasien, jenis, jumlah
darah dan nomor harus
sesuai dengan form
Pasien di identifikasi sebelum di permintaan, form cross
berikan perawatan dan prosedur. match, yang tertulis di
kantong darah dan cek
tanggal dan jam
kadaluarsa. Sebelum
tranfusi cek tanda vital:
tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu dan skor
nyeri serta keadaan umum
pasien. Setelah tranfusi
cek tanda vital, reaksi
alergi serta keluhan pasien
setiap 5 menit untuk jam
pertama selanjutnya setiap
jam sampai dengan
tranfusi selesai dan
dokumentasikan dalam
lembar grafik observasi.
Sampel lab: beri label
identitas pasien pada
formulir pemeriksaan
laboratorium.
Misalnya operasi: serah terima dari perawat ruangan, cek dokumen status pasien
ruangan dilakukan oleh penata dan checklist pre dan post operasi
anestesi/perawat bedah dengan
.
3 Meningkatkan keamanan
dariKebijakan dan prosedur
dukungan Praktek yang
konsisten dalam semua
situasi dan lokasi
4 erasiona elektro kardiogram (EKG), dan
l pemeriksaan lain yang memerlukan
0 Prosedu respon cepat. Penunjang medis
A r) yang (laboratorium,radiologi): ditulis
d menduk secara lengkap di catatan integrasi.
a ung Intruksi verbal, intruksi via telepon
n praktik atau hasil tes penunjang di
y konsiste bicarakan kembali oleh penerima
a n di intruksi. Read back di tulis dengan
semua lengkap dan jelas dalam catatan
S lokasi. perkembangan terintegrasi.
O
P
5 Mengurangi Tim bedah secara penuh Organisasi ini telah diadopsi atau
resiko infeksi terkait melakukan dan diadaptasi saat ini diterbitkan dan
dengan pelayanan mendokumentasikan diterima pedoman kebersihan
kesehatan dengan prosedur waktu tepat tangan pada umumnya
hand sebelum memulai prosedur
hygienememverifik pembedahan
asi sebelum operasi
situs yang benar,
prosedur yang benar
dan pasien yang Kebijakan dan prosedur
benar dan bahwa yang dikembangkan yang
semua dokumen dan akan mendukung proses Organisasi
peralatan yang seragam untuk memastikan mengimplementasikan
dibutuhkan di situs yang benar, prosedur
tangan, benar dan yang benar, dan pasien yang
fungsi benar, termasuk prosedur
medis dan gigi dilakukan
dalam pengaturan lainnya
4 n sasi jantung
dokum dan vascular
2 en serta tindakan
L medis infasif lainya.
a (termas Lakukan time out sebelum insisi
k uk pembedahan. Harus berupa
u inform pengecekan aktif (secara lisan),
k konsent dilakukan di sisi dimana tindakan
a ), itu akan dilakukan dan melibatkan
n pemeri semua anggota tim dari
c ksaan operasi/prosedur, termasuk pasien
h radiolo bila memungkinkan.
e gi dan
c alat Adanya SOP sebagai kebijakan
k operasi prosedur pembedahan dan atau
l yang prosedur yang dikembangkan yang
i akan akan mendukung proses seragam
s diguna untuk memastikan sisi yang benar,
t kan. prosedur yang benar dan pasien
t Benar yang benar.
e sisi,
r benar
h pasien
a dan
d benar Seluruh pihak rumah sakit telah
a prosed mengadopsi atau menyesuaikan
p ur juga dengan pedoman kebersihan tangan
k harus yang telah di publikasikan dan di
e dipasti terima secara umum. Tangan
l kan merupakan media penyebaran
e pada bakteri patogen yang paling sering.
n prosed Cuci tangan merupakan faktor
g ur terpenting untuk mencegah
k endosk penyebaran bakteri patogen daan
a opi, resistensi terhadap antibiotika.
p biopsi, Seluruh pihak rumah sakit telah
a kateteri menerapkan progra
m
4 3kebersihan
tangan yang
efektif. Cuci
tangan
Kebijakan dan dilakukan
prosedur yang pada saat:
dikembangkan dan menyentuh
didukung terus pasien,
untuk pengurangan sebelum
infeksi kesehatan melakukan
terkait tindakan
aseptik
Organisasi sebelum
menerapkan proses terkontaminas
untuk penilaian awal i dengan
pasien untuk cairan tubuh
mengurangi risiko pasien dan
jatuh dan penilaian setelah
ulang pasien ketika melakukan
ditunjukkan dengan tindakan
perubahan kondisi, invasive,
obatobatan. setelah
menyentuh
pasien dan
benda-benda
d kebijakan dan prosedur yang mengurangi mobilitas pasien,
i dikembangkan dalam mengalami perubahan perilaku,
s mendukung pengurangan tingkat kesadaran atau kondisi
k perawatan kesehatan terkait klinis, setelah pasien jatuh, pimdah
i infeksi. dari satu unit ke unit lain.
t Kaji pasien resiko jatuh Untuk pasien dengan resiko jatuh
a dengan pengkajian pasien dengan level 2 di pasang gelang
r resiko jatuh pada setiap warna kuning, letakkan tanda
pasien baru. Lakukan pasien resiko jatuh pada bed
p pengkajian ulang resiko jatuh pasien, jelaskan pada keluarga,
a setiap 3 hari ata sewaktu- pasang pagar tempat pengaman
s waktu bila ada perubahan tempat tidur, gunakan pengikat
i antara lain: mendapatkan tangan sesuai kondisi, dekatkan
e medikasi baru yang dapat bel ke pasien dan jelaskan kepada
n mengakibatkan pasien pasien dan keluarga. Lakukan
. beresiko jatuh, paska observasi tiap 2-3 jam sekali.
Adanya SOP sebagai tindakan atau prosedur yang Saat observasi pastikan posisi
pasie
n
P
e
m
b
e
r
i
a
n
O
b
a
t 1. P
Benar e
Pasien n
2. d
Benar i
Obat d
3. i
Benar k
Dosis a
4. n
Benar K
Waktu e
5. s
Benar e
Cara/R h
ute a
Pembe t
rian 6. a
Benar n
Pengk (Perihal Medikasi Pasien)9. Benar
ajian Evaluasi 10. Benar Penolakan (Right
7. Refuse)
Benar
Doku
mentas
Keterangan ----- : variabel yang
i 8.
diteliti
Benar
: variabel yang tidak ditelit
i
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi dari
(Notoatmojo.S, 2007), JCI (2013), KKP-RS (2008),
Tambayong (2002), Kee (2009)2.8 Kerangka Konsep
Variabel Perancu 1.
Pendidikan 2. Umur 3.
Pengalaman 4. Informasi
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
(Arikunto, 2006).
52
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk
kita teliti. Sampel yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini
ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang.
pemberian obat.
(Hidayat, 2003).
5
4
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
3.5.1.Alat/instrumen penelitian
lebih baik hasilnya, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
skala Guttman yang diukur dari skor 1 sampai dengan 28, terdiri dari
(x)>mean + 1 SD.
analisa.
5
8
3.6. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
minimal ini distribusi skor/ nilai akan lebih mendekati normal (Arikunto,
2006).
Rumus :
r= N( XY) ( XY
)
}
N : banyaknya responden
taraf signifikansi yang diinginkan (d=5%). Apabila Sig 2 tailed < 0,05
berarti item tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan, tetapi apabila
Sig 2 tailed > 0,05 berarti pernyataan tersebut tidak valid dan harus
awal uji kuesioner B sebagai alat ukur pengetahuan yang terdiri dari 30
nomer 25(0,980) > 0,05 maka kedua nomer tersebut tidak valid. Maka
B valid.
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
Apabila r hitung > r tabel berarti item tersebut dikatakan reliabel dan
6
0
dapat digunakan, tetapi apabila r hitung < r tabel berarti pernyataan
tersebut tidak reliabel dan harus dikeluarkan dari kuesioner uji realibilitas
Rumus:
ri = k 1 - Si2
k-1 St2
Keterangan :
ri : reliabilitas instrumen
k : mean kuadrat antar subye
kPernyataan yang dikatakan valid kemudian diuji reliabilitasnya
1. Editing
2. Coding
Penerapan Obat
3. Tabulating
6
2
Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel
4. Entry Data
5. Clearing
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
Keterangan :
x2
fo: chisquare
: frekuensi yang diobservas
tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
riset.
3.9. Penelitian
seminar proposal
25(0,980) > 0,05 maka kedua nomer tersebut tidak valid. Maka
prosedur.
dan bab 5.
HASIL PENELITIAN
Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi yang terletak di Jalan
Kolonel Sutarto No. 132 Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah
Jawa Tengah yang beralamat di Jalan Kolonel Sutarto 132, Kelurahan dan
l
,
rehabilitasi medis, klinik indriya ratna, radiologi, laboratorium patologi
Hama dan Cuci Jahit, Instalasi Sanitasi Rumah Sakit, Instalasi Parasitologi
orang), tenaga kesehatan masyarakat (18 orang), tenaga gizi (17 orang),
tenaga ketrampilan fisik (25 orang), tenaga ketrampilan medis (92 orang),
ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu diploma 3 16 (57%)
responden.
(53%) responden.
(53%).
dengan baik.
pemberian obat dengan baik. P value (0,018) < 0,05 yang berarti Ho ditolak
PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
14 (50%) responden.
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak
menjadi dua yaitu diterapkan dan tidak diterapkan. Dari 28 responden yang
meliputi perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
75
diperoleh 18 (64%) responden melaksanakan penerapan pemberian obat
70
5.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Pemberian Obat
Tabel 4.7 out put chi-square, diketahui bahwa nilai chi-square test (2)
adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 . Oleh karena nila
iberarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanya hubungan
sakit merupakan hal yang penting. IOM (2000) dalam To Err Is Human:
responden. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio 4.00 artinya bahwa
pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
diajar. Menurut (Nilasari, 2010), kualitas pelatihan dan edukasi pada staff
staf dan berespon secara benar jika menghadapi kesulitan atau pada kondisi
obat secara benar, penandaan sisi tubuh yang benar, pencegahan salah kateter
pasien.
7
7
Dilaporkan oleh Mengis (2010), tindakan kesalahan dalam pemberian
obat-obatan dapat meliputi salah identitas, obat kadaluarsa, jenis obat yang
datang dari farmasi tidak sesuai permintaan, jumlah obat yang datang tidak
sesuai pesanan, salah pemberian dosis obat, obat pasien terbawa dalam
stimulus yang ada, penyediaan lingkungan yang aman bagi pasien merupakan
salah satu stimulus yang harus segera direspon dengan baik. Penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan
sikap yang positif maka perilaku tersebut menjadi kebiasaan atau bersifat
diberikan terbebas dari kesalahan dan cedera yang dapat merugikan pasien
dan pelaporan pada setiap kejadian yang ada, 3) Meningkatkan standar kerja
dan enam solusi keselamatan pasien yang mengacu pada Hospital Patient
tentang status sehat sakit pasien pada saat sebelum maupun saat ini dalam
yang diberikan dan respons pengobatan serta berisi rencana untuk intervensi
dalam memberikan obat yaitu benar pasien, obat, dosis, tepat waktu,rute,
dari 148 responden didapatkan benar pasien, benar cara, benar obat semuanya
6.1 Simpulan
6.2 Saran
8
1
1. Perawat Ruang ICU
2. Peneliti Selanjutnya
Adisasmito, W. (2012). Sistem Kesehatan (Cetakan ke., pp. 1371). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Ariyani. (2009). Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yang mempengaruhi sikap
mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif Di RSUD
Moewardi Surakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana UNDIP.
Ballard, K.A. (2003). Patient safety: A shared responsibility. Online Journal of Issues in
Nursing. Volume 8 - 2003 No 3: Sept 03.
Dahlan, M.S. 2004. Seri Statistik : Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Uji
Hipotesis dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam. Jakarta : PT Arkans
Entertainment And Education In Harmony
Depkes, RI (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
(ed-2). Jakarta: DepKes RI.
Gregory, D.M., et al. (2007). Patient safety: Where is nursing education?. Journal of
Nursing Education. Thorofare: Feb 2007. Vol. 46, Iss.2; Pg 74, 4 pgs.
Henriksen, K., et al. (2008). Patient safety and quality: an evidence base handbookfor
nurses. Rockville MD: Agency for Healthcare Research and Quality Publications.
February 2011, http://www.ahrq.gov/QUAL/nurseshdbk.
1
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmiah. Jakarta
: Salemba Medika
International Counsil of Nurse. (2002). The ICN code of ethics for nurses. Geneva: ICN.
Institute of Medicine (2000). Crossing the quality chasm: A new health system for the
21th century. Washington DC: National Academy Press.
Jevon, P & Ewens B. 2009. Pemantauan Paien Kritis. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Medical Service.
Joint Commission Resources. (2007). Meeting the international patient safety goal.
USA
Joint Commission Resources. (2013). International patient safety goals. Diakses pada
tanggal 17 Desember 2014 dari
www.jointcommissioninternational.org/Common/PDFs/JCI%20Accre
ditation/International_Patient_Safety_Goals_Feb2012.pdf
Katar, Y. (2012). Farmakologi Obat Penyakit Infeksi Bakteri Dan Jamur. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNAND, Padang.
Khushf, G., Raymond, J., & Beaman, C. (2008). The Institute of medicines report on
quality and safety: paradoxes and tension. HEC Forum 20 (1): 114.
KKP-RS, (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta: DepKes
RI.
Kuntari. (2005). Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat. Jakarta: Jurnal
keperawatan Indonesia volume 9 no 1.
Lim, A. (2010). New course tackles patient safety. Australian Nursing Journal. North
Fitzroy: May 2010. Vol.17, Iss.10; Pg.37, 1 pgs.
2
Mahendra ,A. A. Oka, S.H. (2013). 7 langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
(http://www.jamsosindonesia.com /cetak/printout/453, 2014.
diakses Tanggal 15 November 2014).
Mengis, J., & Nicolini, D. (2010). Root cause analysis in clinical adverse events.
Nursing Management. Harrow-on-the-Hill
Rofiqoh, Fiky. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety
Dan Perilaku Pencegahan Medication Error Di IGD RS Krakatau Medika Cilegon.
Program Studi Kesehatan MasyarakatFakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sulistyani., & Rosidah. (2003). Manajemen sumber daya manusia: Konsep, teori dan
pengembangan dalam konteks organisasi publik. Yogyakarta: Graha ilmu.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Jakarta : Induk.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
41