Disusun Oleh :
Indah Fitriani C 11.04.2002
Dini Andriani C 11.05.0164
Cynthia Dyliza C 11.05.0173
Preceptor:
Dr. Karmelita Satari, SpM
PENDAHULUAN
Dalam Ilmu Kesehatan Mata, maka mata yang dapat dikatakan dalam keadaan
darurat ialah bila terdapat keadaan dimana mata terancam akan kehilangan fungsi
penglihatan atau akan terjadi kebutaan bila tidak dilakukan tindakan ataupun pengobatan
secepatnya. Terancamnya mata untuk menjadi buta dapat diakibatkan oleh penyakit atau
Gawat Sangat (tindakan sudah harus diberikan dalam beberapa menit), Gawat (diagnosis
dan pengobatan sudah harus diberikan dalam satu atau beberapa jam), dan Semi Gawat
(bila mungkin pengobatan sudah harus diberikan dalam beberapa hari atau minggu).
Salah satu penyakit mata yang digolongkan ke dalam keadaan gawat adalah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
(seperti akueus atau vitreus humor) yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Endoftalmitis
non-infektif (steril) dapat dikarenakan oleh berbagai macam sebab seperti tindakan
pembedahan atau agen-agen toksik. Sedangkan panoftalmitis adalah proses inflamasi dari
2.2 Klasifikasi
Endoftalmitis endogen
Terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit yang berasal dari fokus
Endoftalmitis eksogen
Terjadi akibat trauma tembus, benda asing, tindakan pembedahan yang membuka
bola mata atau melalui darah pada keadaan septikemia. Endoftalmitis pascabedah
15% dari jumlah seluruh kasus endoftalmitis. Insidensi per tahun diperkirakan sekitar 5
tiap 10.000 pasien yang dirawat. Endoftalmitis unilateral lebih banyak terjadi pada mata
kanan (sebanyak 2x lipat) daripada mata kiri. Hal ini mungkin dikarenakan lokasinya
yang lebih proksimal terhadap aliran darah arteri yang berasal dari a.inominata dekstra
yang berasal dari a.karotis dekstra. Sejak tahun 1980, terjadi peningkatan infeksi candida
pada pengguna obat-obatan intra-vena (IVDU). Jumlah individu yang berisiko terkena
penyebab yang paling sering, sekitar 0,1-0,3% dari jumlah operasi yang mengalami
komplikasi, dan jumlah ini terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Sedangkan
endoftalmitis pascatrauma terjadi pada 4-13% dari seluruh kasus trauma tembus.
2.4 Etiologi
(56-98%) pada seluruh kasus endoftalmitis. Organisme Gram positif yang paling sering
komorbiditas tersebut antara lain adalah Diabetes Mellitus, gagal ginjal kronik,
saluran kemih, dan infeksi luka. Pharingitis, infeksi paru, artritis sepsis, pyelonephritis,
dan abses abdominal, juga telah disebut-sebut sebagai sumber infeksi dari endoftalmitis
endogen.
Dari semua kasus endogen endoftalmitis, 50% kasus disebabkan oleh jamur.
infeksi kulit atau penyakit sistemik kronis, seperti diabetes mellitus atau gagal ginjal.
lahir dengan meningitis, dan Grup G streptokokus pada usia lanjut dengan infeksi luka
atau keganasan. Bacillus cereus merupakan etiologi terbanyak pada pecandu obat-obatan
paling umum adalah E.coli. Organisme lain antara lain Haemophilus influenzae,
aeruginosa.
Endoftalmitis eksogen
o Organisme yang tinggal di konjungtiva, kelopak mata, atau bulu mata dan
endoftalmitis postoperative.
atau setelah trauma mata. Pada kasus-kasus ini, organisme Gram positif
Bakteri Gram positif yang sering menyebabkan ini adalah S aureus dan
spesies streptokokal.
sp.
Penicillium sp.
o Pada endoftalmitis traumatik, bakteri atau jamur masuk ketika terjadi luka.
penyebab biasanya bermacam-macam, jamur atau kuman Gram positif dengan virulensi
terjadi berminggu atau berbulan-bulan pasca bedah. Pada keadaan ini kuman dapat
berasal dari flora konjungtiva, konjngtivitis, blefaritis dan lensa kontak yang mungkin
Haemophilus influenzae.
2.5 Patofisiologi
Pada kondisi normal, barier darah okuler menyediakan pertahanan alami melawan
menembus barier ini baik melalui invasi langsung (direct invasion) contohnya melalui
emboli septik, atau melaui perubahan pada endotelium pembuluh darah yang disebabkan
substrat yang dilepaskan saat infeksi. Kerusakan pada jaringan intraokular mungkin
dikarenakan invasi langsung oleh organisme dan/atau dari mediator inflamasi dari respon
imun.
Endoftalmitis dapat berupa nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris, retina,
atau koroid. Dapat juga berupa inflamasi yang terjadi pada beberapa tempat pada jaringan
intraokuler, menyebabkan eksudat purulen pada seluruh bola mata. Sebagai tambahan,
radial.
2.6.1 Anamnesis
Anamnesa riwayat harus difokuskan pada hal-hal yang dapat meningkatkan resiko
dari endoftalmitis endogenous atau eksogenous (contoh: penggunaan obat intra vena,
risiko lain untuk sepsis atau endokarditis, prosedur oftalmologis invasif yang baru
dilakukan).
kemerahan, pembengkanan kelopak mata, dan penurunan visus. Beberapa bakteri (mis.
yang ringan. Organisme ini merupakan flora normal kulit dan umumnya masuk ketika
operasi intraokuler.
berupa penglihatan kabur, nyeri, dan penurunan visus. Terdapat riwayat trauma penetrasi
Individu dengan infeksi kandida dapat muncul dengan demam tinggi, diikuti
beberapa hari kemudian dengan gejala-gejala okuler. Demam persisten (terus menerus)
yang tidak diketahui sebabnya (fever of unknown origin [FUO]) dapat diasosiasikan
operasi atau dapat terjadi berbulan-bulan ataupun tahunan seperti pada kasus yang
disebabkan P acnes.
o Gejala visual pada pasien rawat inap atau pasien yang dalam terapi
imunosupresif
o Hilangnya penglihatan
o Sakit kepala
o Fotofobia
o Sekret
o Injeksi
Penemuan fisik berkorelasi dengan struktur yang terlibat dan derajat dari infeksi
atau inflamasi. Pemeriksaan mata yang menyeluruh harus dilakukan yaitu tajam
o Hipopion (lapisan sel radang dan eksudat [pus] dalam bilik mata anterior)
o Vitreitis
o Kemosis
o Papilitis
o Uveitis kronik
o Sekret purulen
o Demam
o Sel dan flare pada bilik mata anterior pada pemeriksaan slit lamp
Rujukan segera pada dokter spesialis mata untuk evaluasi lebih lanjut, termasuk
endoftalmitis.
Gambar 1. Endoftalmitis berat
Pemeriksaan laboratorium:
yaitu:
o Hitung jenis darah lengkap mengevaluasi tanda-tanda infeksi,
tinggi.
Pemeriksaan radiologis:
o Kultur dari objek yang mempenetrasi, jika ada, merupakan sumber yang
berharga
2.7 Penatalaksanaan
pasien dengan diagnosis endoftalmitis seperti pasien harus dirawat, perbaiki keadaan
umum, pasang IV line, dan berikan roborantia. Pasien juga harus dikonsul ke bagian
IP. Dalam untuk menentukan fokus infeksi dan untuk penatalaksanaan penyakit
Sampai saat ini, belum ada terapi inisial terbaik untuk pasien dengan endoftalmitis
dapat digunakan sebagai terapi lini pertama dalam pengobatan endoftalmitis jamur.
konjugasi ganda .
Nama obat Amphotericin B
Antibiotik polyene diproduksi oleh Streptomyces nodosus; dapat
jamur.
Dosis dewasa 5-10 g intravitreus; selama 11 hari
Dosis pediatrik 3 mg/kg/hari IV selama 4 hari, diberikan secara drip selama 2-6 jam
Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas sebelumnya
Obat antineoplasma dapat meningkatkan potensi amphotericin B
cephalosporin
Kehamilan Belum terbukti aman bagi kehamilan
Precaution Monitor fungsi ginjal, kadar elektrolit serum (magnesium, kalium),
pemberian awal obat ini; beberapa reaksi akut dapat terjadi, seperti
hipotensi, bronkospasme, dan syok.
Kategori obat: Imidazoles Terikat pada membrane sel jamur dan menginduksi
Cara kerja dan sterol C-14 alfa-demetilasi, yang mencegah konversi lanosterol
Monitor ketat jika timbul ruam pada kulit dan hentikan obat jika lesi
kematian)
Interaksi obat Antasid dapat mengurangi absorpsi itraconazole; edema dapat timbul
Cara kerja Cdanida, Cryptococcus sp, dan beberapa strain Aspergillus sp.
Nama obat aspergillosis. Pilihan pertama dari generasi terbaru obat antijamur
endoftalmitis jamur.
penyebab dan produk inflamasi akhir yang terjadi pada vitreus yang terinfeksi,
serta memberi akses intravitreus bagi obat antijamur (mis.amphotericin B), karena
obat antijamur sistemik pada umumnya memiliki efek penetrasi vitreus yang
buruk.
Beberapa rute pemberian obat dapat dipilih, namun pemberian intravitreus adalah yang
paling efektif. Pasien harus mendapat terapi yang terdiri dari antibiotik sistemik, topical,
Kategori obat : Antibiotik Terapi harus dilakukan secara komprehensif dan harus
Intravitreus: 1 mg/0.1 mL
Dosis dewasa
Periokuler: 25 mg
Sistemik: 1 g IV 2x sehari
Topikal: Sama dengan dewasa
Monitor ketat pada pasien dengan gagal ginjal. Dapat terjadi red man
Sistemik: 1 g IV 2x sehari
Dosis anak Belum ditetapkan
Kotraindikasi Riwayat hipersensitifitas
Dapat menghasilkan false-positive pada tes Benedict or Fehling
imunosupresi.
Amikacin Pilihan lini kedua bagi injeksi intravitreus untuk
menginhibisi pertumbuhan.
Topikal: 13.6 mg/mL
Nama obat sebagian besar organisme gram-negatif, namun tidak memiliki efek
organisme gram-positif
Cara kerja Menginhibisi sintesis DNA bakteri.
Topikal: 1 gtt diberikan per jam
Dosis dewasa
Systemic: 750 mg PO 2x sehari
Dosis anak Belum ditetapkan
Kotraindikasi Riwayat hipersensitifitas
Antasida, Fe, dan zinc dapat menurunkan kadar dalam serum.
imunosupresi.
Prednisolon asetat
Nama obat
Cara kerja migrasi leukosit PMN dan memperbaiki permeabilitas kapiler yang
meningkat.
1 gtt dapat diberikan tiap jam sampai 1x sehari
Dosis dewasa lakukan evaluasi ulang pada pasien. Dosis dapat diturunkan, namun
diperlukan)
Nama obat Triamcinolone
Mensupresi migrasi leukosit PMN dan memperbaiki permeabilitas
Cara kerja
kapiler yang meningkat
Dosis dewasa Periokuler: 40 mg
Dosis anak Belum ditetapkan
Kotraindikasi Riwayat hipersensitifitas
Interaksi obat Belum ada yang dilaporkan
Kehamilan Belum terbukti aman bagi kehamilan
Jangan diberikan untuk jangka panjang, jangan untuk aplikasi pada
glikosuria
nyeri.Sikloplegia juga mencakup midriatik, dan harus dipastikan bahwa pasien tidak
memiliki glaukoma, karena obat ini dapat memprovokasi serangan acute angle-closure
glaucoma.
Interaksi obat dapat meningkat dengan pemberian atropin; efek antipsikotik dari
dan hernia hiatal dengan reflux esophagitis; pada pasien BPH, karena
Pascatrauma
Teknik operasi:
Jika didapatkan visualisasi yang kurang dari segmen anterior yang rusaj,
dibawah ini.
Amikacin (dengan dosis 0.4 mg dalam 0.1 mL) terbukti berguna bagi
organisme gram-negatif.
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk endoftalmitis pascaoperasi setelah ekstraksi
katarak.
Kategori obat:Antibiotik
gram-positif
Dosis dewasa Intravitreus: 1 mg in 0.1 mL
Injeksi subkonjungtiva: 25 mg
Topikal: 50 mg/mL gtt
Dosis anak Belum ditetapkan
Kotraindikasi Riwayat hipersensitifitas
Belum ada yang dilaporkan terhadap pemakaian subkonjungtiva dan
Interaksi obat
intravitreus
Kehamilan Belum terbukti aman bagi kehamilan
Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
Perhatian
sekunder
Ceftazidime -- Obat lini pertama bagi organisme gram-negatif.
sekunder
EVS mengevaluasi perbdaningan dari immediate pars plana vitrectomy (VIT) dengan
intraocular antibiotic injection (TAP) dan antibiotik sistemik dalam terapi endoftalmitis
pascaoperasi. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 420 pasien yang telah menjalani
operasi katarak dalam jangka waktu kurang dari 6 minggu or setelah dilakukan implantasi
IOL, hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan pada visus akhir dari pasien yang
mendapat terapi VIT atau TAP jika visus awal lebih baik dari 1/300. Namun, pada pasien
dengan visus awal 1/300 dan mendapat VIT, mengalami perbaikan sehingga visus
penglihatan berat sebanyak hampir 50%., dibandingkan dengan pasien yang mendapat
TAP. Terapi medikamentosa terbukti sama efektif bila dibandingkan dengan intervensi
bedah pada pasien-pasien dengan visus 1/300 or lebih baik. Tidak ada perbedaan jangka
panjang yang terjadi pada kejernihan media pada pasien-pasien tersebut. Pemberian
antibiotik intravena dan periokuler tidak bermanfaat pada endoftalmitis yang terjadi
pascaoperasi katarak.
dapat diterapi dengan TAP tanpa antibiotik intravena. Namun, pasien pascaoperasi
dengan inflamasi hebat dan penurunan visus yang mendadak, vitrektomi segera dapat
menjamin perbaikan karena pasien yang terinfeksi organisme virulen (dalam penelitian)
terbukti memiliki visus akhir yang jauh lebih baik setelah menjalani vitrektomi. Sebagai
obat tersebut ke dalam rongga vitreus. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik sistemik
Sebaliknya, vitrektomi dengan eksisi kapsuler total or parsial telah dilaporkan efektif
2.8 Prognosis
Tergantung pada:
Durasi endophthalmitis
Virulensi bakteri
S. aureus - 50%
Streptokokkus 30%
Enterokokkus 14%
Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan (P<.001) antara buruknya visus akhir
negatif).
DAFTAR PUSTAKA
1. Allen, James H. Endophthalmitis. In: Mays Manual of the Diseases of the Eye.
Hill. 2002:124
4. Endophthalmitis.http://www.emedicine.com (12 April 2006)
2000:195-196