Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KARBOHIDRAT

NAMA : MUHAMMAD DARUSSALAM

NIM : H411 10 906

KELOMPOK : II (DUA)

HARI/TGL PERC. : RABU/12 OKTOBER 2011

ASISTEN : FITRI ARIANI

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting

dalam tumbuhan maupun hewan, karbohidrat didenifisikan sebgai polihidroksi

keton atau senyawa yang menghasilkan senyawaan yang berupa hidrolisis dengan

rumus umum (Cn(H2O)n).

Setiap hari kita mengkonsumsi karbohidrat, yaitu melalui nasi yang kita

makan, nasi tersebut mengandung zat yang disebut karbohidrat. Karbohidrat

dalam tubuh terurai menghasilkan cadangan energi bagi tubuh kita. Fungsi

karbohidrat dalam tubuh ini hampir sama dengan fungsi bensin pada kendaraan

bermotor. Karbohidrat dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi tumbuh-

tumbuhan yang mengandung karbohidrat, seperti padi, kentang, singkong, ubi,

jagung, talas, dan gandum.

Tidak seperti tumbuhan, tubuh kita tidak dapat mensitesis sendiri

karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu kita harus mendapatkan

asupan karbohidrat dari luar tubuh kita. Jenis karbohidrat yang terdapat di alam

ini sangat bervariasi, dan pada satu makanan dengan satu makanan yang lain

kandungan karbohidratnya dapat berbeda. Sebagai contoh, karbohidrat yang

terdapat pada gula merah, tidak sama dengan karbohidrat yang terdapat pada gula

pasir. Dalam praktikum kali ini, kita akan mengisolasi kanji dari sumber

karbohidrat yang sangat lazim kita kenal dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu

kentang,
Kentang disini dijadikan sebagai sumber karbohidrat yang mudah

ditemukan dan memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, keinginan untuk uji

karbohidrat melalui kentang sebagai contoh ini, merupakan latar belakang

dilakukannya percobaan mengenai karbohidrat ini.

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dilakukanlah percobaan

mengenai karbohidrat ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara mengisolasi kanji

(strach) dari kentang dan mengetahui reaksi uji dengan iodida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk menentukan kadar strach (amilum) dari kentang.

Untuk menentukan reaksi amilum terhadap reaksi iodida

dalam suasana asam, basa dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan

Digunakan dua cara dalam percobaan ini yaitu, penentuan kadar amilum

yang terdapat pada kentang dengan cara menghomogenasi dan mendekantasi

larutan kentang dengan air dan etanol beberapa kali sehingga didapatkan strach

murni dan mereaksikan amilum dengan iod dalam suasana asam, basa, dan netral,

sehingga didapatkan perubahan warna biru/ungu yang terjadi pada larutan

sebelum dan setelah dipanaskan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan

oksigen yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H 2O)n. Melihat rumus

empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai hidrat dari karbon,

sehingga disebut karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh

karbohidrat melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu

suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya

saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur akan

terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat

yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang

menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul

karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai polihidroksialdehida

dan polihidroksiketon (Tim Dosen Kimia, 2011).

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid/keton dengan rumus empirik

(CH2O)n. Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu unit

aldehida/keton); oligosakarida (beberapa unit monosakarida); dan polisakarida,

molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit mosakarida.

Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida atau keton.

Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, dan

karenanya terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat

di alam, seperti ribose, glukosa, fruktosa dan monosakarida adalah rangkaian gula

D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat berada dalam bentuk
cincin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin beranggota-lima) atau

piranosa (cincin beranggota-enam). Furanosa dan piranosa terdapat dalam proses

mutarotasi. Gula yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi

(Lehninger, 1997).

Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-

tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering

dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji,

buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang

melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun

merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan

molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur

hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung

magnesium : hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat

dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO 2) berasal dari

udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi sederhana yang

memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam

tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut (Lakitan, 2007):

6CO2 + 6H2O + 673 cal -> C6H12O6 + 6 O2

Karbohidrat adalah senyawa yang menyimpan energi kimia yang juga

merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Pada hewan dan manusia

energi tersebut disimpan dalam bentuk glikogen sedangkan pada tumbuhan dalam

bentuk pati. Selain itu, karbohidrat dapat disimpan dalam bentuk selulosa,

hemiselulosa, pektin, khitin, dan lignin yang merupakan kerangka makhluk hidup
(misalnya; selulosa yang terdapat pada dinding sel hewan berperan sebagai

komponen utama dinding sel tumbuhan, dan peptidoglikan terdapat di dinding sel

bakteri). Secara umum, karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida,

oligosakarida, dan polisakarida. Namun, seringkali oligosakarida digolongkan ke

dalam polisakarida (Anonim, 2011)

Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat

dibagi atas tiga golongan besar yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.

Istilah sakarida berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa

karbohidrat sederhana. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana (Tim Dosen Kimia, 2011).

Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksi aldehida

dan keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu

gula mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun,

bila gula tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa.

Suatu monosakarida dikenali dari jumlah atom karbon yang dikandungnya.

Monosakarida yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa

yaitu glukosa dan fruktosa (Bresnick, 1994).

Kerangka monosakarida berupa rantai karbon berikatan tunggal yang tidak

bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom

oksigen, membentuk gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya

berikatan dengan gugus hidroksil. Berdasarkan gugus fungsi inilah monosakarida

digolongkan menjadi dua jenis yaitu aldosa dan ketosa. Suatu monosakarida

disebut aldosa jika gugus karbonilnya berada pada ujung rantai karbon, dan
disebut ketosa jika gugus karbonnya berada pada tempat lain. Contoh

monosakarida yang sering dijumpai adalah heksosa (Lakitan, 2007).

D-Glukosa, suatu aldoheksosa

D- Fruktosa, suatu ketoheksosa

Rumus umum monosakarida sesuai dengan nama karbohidrat yaitu

(CH2O)n, di mana jumlah n sesuai dengan jumlah atom karbon yang dimiliki.

Berdasarkan jumlah atom karbon tersebut, monosakarida dibagai menjadi

beberapa bagian yaitu, triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O4), pentosa (C5H12O5),

heksosa (C6H12O6), dan heptosa (C7H12O7) (Campbell, dkk, 2002).

D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin

merupakan senyawa organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini

terdapat bebas dalam darah (gula darah) dan berbagai cairan tubuh lainnya dan
dalam cairan tanaman (gula anggur), serta merupakan komponen monosakarida

utama dari banyak oligosakarida dan polisakarida. Glukosa langsung digunakan

oleh tubuh. Glukosa didapat secara niaga dengan cara hidrolisis pati diikuti

dengan kristalisasi dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang dikenal sebagai

tetes, terdiri dari kira-kira 65% D-glukosa dan 35% disakarida dan oligosakarida

lainnya (Pine, dkk., 1988).

Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa

adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke

kiri karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis

daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada

umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat

dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam HCl. Galaktosa

jarang terdapat bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk laktosa.

Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat

memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).

Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.

Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun

dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan

dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa

dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas,

atau tidak mempunyai gugus OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar

cahaya terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan

glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan

terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga
merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut

dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap

kurang manis daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses

hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).

Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di

alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari

sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon

sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan.

Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong

mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat

digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan

baku dalam pabrik tapioka. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan

mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati

tersebut diperoleh. Bentuk butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal

dari terigu atau beras (Poedjiadi, 1994).

Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian

terbesar dan sisanya amilosa. Adanya informasi mengenai komposisi pati

diharapkan dapat menjadi data pendukung dalam menentukan jenis produk yang

akan dibuat dari pati atau tepung talas. Penelitian pada 71 sampel umbi talas yang

diambil dari negara Fiji, Samoa Barat dan Kepualauan Solomon, diperoleh kadar

pati rata-rata sebesar 24,5% dan serat sebesar 1,46% (Hartati & Prana, 2003).

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik,

cara enzimatik dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun


oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih dahulu

sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa

dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu (Sudarmadji, dkk.,

1996).

Pengujian karbohidrat didasarkan pada sifat mereduksi gula, seperti

glukosa, galaktosa, dan fruktosa (kecuali sukrosa karena tidak memiliki gugus

aldehid). Fruktosa meskipun tidak memiliki gugus aldehid, namun memiliki

gugus alfa hidroksi keton, sehingga tetap dapat bereaksi. Dalam metode kimia ini

ada dua (2) macam cara yaitu (Lehninger, 1982) :

1. Titrasi

Untuk cara yang pertama ini dapat melihat metode yang telah

distandarisasi oleh BSN yaitu pada SNI cara uji makanan dan minuman nomor

SNI 01-2892-1992.

2. Spektrofotometri

Adapun untuk cara yang kedua ini menggunakan prinsip reaksi reduksi

CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang setelah dipanaskan terbentuk

endapan kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan Na-sitrat dan Na-tatrat serta

asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu komplek senyawa berwarna biru

yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain kentang,

etanol 95%, aquadest, amilum 1%, larutan HCl, larutan NaOH, kertas saring,

larutan iod 0,01 M, kertas label, tissue roll dan kain penyaring.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender, pisau, batang

pengaduk, gelas piala, gelas ukur, corong, erlenmeyer, labu semprot, neraca

ohaus, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, sikat tabung, gegep dan oven.

3.3 Prosedur kerja

3.3.1 Isolasi kanji dari kentang

Kentang dikupas lalu dipotong-potong, kemudian ditimbang sebanyak 75

gram. Kemudian dihomogenasikan dengan 50 ml air menggunakan blender

sampai semua kentang hancur. Campuran disaring melalui penyaring. Filtrat

ditampung didalam gelas piala, sedangkan residunya dibuang. Ke dalam filtrat

ditambahkan 50 ml air, cairan dikocok kemudian dibiarkan mengendap lalu

didekantasi lagi dengan 50 ml air kemudian didekantasi lagi dengan 25 ml etanol

95%. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan


pada corong. Starch yabg dihasilkan kemudian dikeringkan didalam oven hingga

benar-benar kering lalu ditimbang dengan menggunakan neraca Ohauss.

3.3.1 Uji Iodida untuk Starch

Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 3 ml

amilum kemudian tabung pertama ditambahkan 2 tetes air, tabung kedua dengan 2

tetes HCl 6 M, dan tabung ketiga dengan 2 tetes NaOH. Setelah itu masing-

masing tabung ditambahkan 1 tetes iod 0,01 M. Diperhatikan perubahan yang

terjadi pada tabung, yang mengalami perubahan warna kemudian dipanaskan,

catat perubahan yang terjadi, lalu dinginkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Isolasi Starch dari Kentang

1. Berat contoh (kentang) : 75 gram

2. Kentang setelah diblender akan terjadi suspensi kental berwarna

putih kecoklat-coklatan

3. Amilum dalam suspensi alkohol berwarna : agak putih keruh,

setelah kering berwarna putih menyerupai serbuk.

4. Berat amilum setelah kering = 2,9042 gram

5. Kadar amilum dalam contoh (kentang) :

(Berat kertas saring + Amilum) - (Berat kertas saring kosong) x 100%

(Berat Kentang)

(3,9442) gr (1,04) gr
x100% 3,872266667%
75 gr
=

4.1.2 Pengamatan Uji Iodida

Perubahan Tabung I Tabung II Tabung III


Warna sebelum ditambahkan Iod
Putih keruh Putih keruh Putih keruh
0.01 M
Warna setelah ditambahkan Iod Ungu Putih keruh
Putih keruh
0.01 M bening keunguan
Warna setelah dipanaskan Putih keruh Putih keruh Bening
Ungu Putih keruh
Warna setelah didinginkan Bening
Bening Keunguan
4.2 Reaksi

Uji Iodida

a. Tabung I (Amilum + H2O + I2)

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H + H2O + nI2
O O O

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H

OH H OH H H2O + nI2
O O O

dipanaskan
I
H OH H OH
BIRU TUA

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O
didinginkan

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O

H OH H OH
BENING
b. Tabung II (Amilum + HCl + I2)

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O + HCl+ nI2

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H

OH H OH H HCl + nI2
O O O

dipanaskan
I
H OH H OH
UNGU

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O
didinginkan

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
BENING

c. Tabung III (Amilum + NaOH + I2)


CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O + NaOH + nI2

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
I
H H

OH H OH H NaOH + nI2
O O O

dipanaskan
I
H OH H OH
BENING KEKUNINGAN

CH2OH O CH2OH O
H H

OH H OH H
O O O
didinginkan

H OH H OH
BENING

CH2OH O CH2OH O
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
BENING

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengamatan Isolasi Starch dari Kentang


Kentang diblender dan dihomogenasikan dengan air kemudian dilakukan

dekantasi berulang kali nbertujuan agar proses ekstraksi starch lebih mudah,

karena dekantasi dapat memisahkan residu dan filtratnya (endapan). Dilakukan

proses penjernihan terhadap larutan tersebut dengan cara pencampuran air dan

pencampuran alkohol dalam hal ini etanol 95 % ke dalam filtratnya. Pencampuran

air bertujuan melarutkan zat-zat kotor yang larut dalam campuran homogen tadi.

Sedangkan pencampuran etanol 95% pada filtratnya bertujuan untuk penjernihan

terhadap zat-zat seperti lipid dan protein yang yang terkandung dalam starch.

Penjernihan dan dekantasi berulang dilakukan dengan maksud filtrat dijernihkan,

kemudian disaring untuk memisahkan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan selain

pati dalam kentang.

Setelah diperoleh starch murni hasil ekstraksi beberapa kali, maka starch

tersebut dikeringkan dalam oven yang kedap udara. Pengeringan dilakukan agar

zat-zat penjernih yaitu air dan etanol menguap sehingga didapatkanlah starch yang

benar-benar murni. Salah satu alasan penggunaan air dan etanol sebagai zat

penjernih karena keduanya benar-benar hanya melarutkan zat-zat selain amilum,

sedangkan kita membutuhkan amilum untuk diisolasi. Starch yang telah kering,

kemudian ditimbang untuk kemudian dihitung kadarnya.

Pada isolasi kanji (strach) dari kentang berat setelah kering diperoleh

2,9042 gram yang kadarnya 3,872266667%. Hal ini membuktikan bahwa kentang

mengandung amilum. kecilnya kadar yang diperoleh disebabkan karena kualitas

kentang yang digunakan tidak terlalu baik. Hal ini disebabkan karena kentang

yang digunakan tidak terlalu bagus dan terjadi kesalahan pada saat pengeringan.

4.3.2 Pengamatan Uji Iodida


Tiga tabung yang berbeda diisi dengan 3 ml amilum untuk masing-masing

tabung, dimana tabung I diisi dengan 2 tetes air (suasana netral), tabung II dengan

2 tetes HCl 6 M (suasana asam), dan tabung III dengan 2 tetes NaOH 6 M

(suasana basa), dan ketiganya diisi dengan 1 tetes Iod 0,001 M.

Pada tabung I dan II, terjadi perubahan warna dari bening ke putih

keunguan karena H2O dan HCl menyebabkan Iod bereaksi seperti Iod bebas

sehingga menimbulkan warna keunguan. Maka terjadilah addisi Iod oleh amilum

dan memberi warna putih keunguan. Warna putih keunguan itu sendiri

menandakan bahwa yang bereaksi dengan Iod adalah Amilosa sebagai salah satu

kandungan amilum. Bila Amilopektin yang bereaksi dengan Iod, maka akan

timbul warna keunguan dan pada tabung II tidak terjadi perubahan warna karena

amilum tidak bereaksi dengan basa.

Setelah dipanaskan, larutan dalam tabung I dan II berubah menjadi putih

keruh karena telah terjadi penguraian ion (pelepasan Iod dari amilum) bila

amilum-iod dipanaskan maka struktur spiral pati merenggang dan molekul-

molekul Iod terlepas sehingga warna ungu menghilang dan hanya warna Iod yang

tampak kekuningan. Dan terbentuk lagi larutan putih keunguan setelah tabung II

didinginkan karena terjadi pengikatan ion (Iod dari amilum), dengan kata lain

struktur spiral amilum tidak mengalami perenggangan lagi dan megikat molekul

Iod. Reaksi dengan Iod digunakan untuk pendeteksi adanya pati/amilum.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada 75 gram kentang diperoleh kadar strach sebesar 3,872266667 %
2. Reaksi amilum dan iod terjadi dalam suasana asam dan netral dan tidak

bereaksi dengan basa

5.2 Saran

Untuk mengefisienkan waktu sebaiknya saat proses pengeringan

digunakan oven atau alat lain, dan blendernya ditambahkan serta bahan-bahan

yang lain dilengkapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Karbohidrat (online), http://id.wikipedia.org/wiki/karbohidrat,


diakses tanggal 12 Oktober 2011 pukul 20.04 WITA.

Bresnick, S. D., 1994, Intisari Kimia Organik, Lippincott Williams & Wilkins Inc.
USA, 69.

Campbell, N.A., Jane, B.R., Mitchell, L.G., 2002, Biologi Edisi kelima Jilid I,
Erlangga, Jakarta.

Hartati, N., dan Prana, T., 2003, Analisis Kadar Pati dan Serat Kasar Tepung
beberapa Kultivar Talas (Colocasia esculenta L. Schott),
http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6(1)/Sri.pdf, diakses 12
Oktober 2011 pukul 19.00 WITA.

Lakitan, B., 2007, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT Raja Grafindo persada,


Jakarta.

Lehninger, A.L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, IPB Press, Bandung.

Pine, S. H., J. B. Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia


Organik 2 edisi keempat, ITB, Bandung.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1997, Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Tim Dosen Kimia, 2011, Kimia Dasar 2, Universitas Hasanuddin, Makassar.


LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 12 Oktober 2011

Asisten Praktikan

(FITRI ARIANI) (MUHAMMAD DARUSSALAM)


LAMPIRAN

1. Bagan Kerja Isolasi Starch Dari Kentang

Kentang
- dibersihkan, dipotong-potong

75 g kentang

- dihomogenasikan dengan 50 mL air

- disaring dengan kain putih

residu Suspensi
- dibuang - didekantasi dengan air 50 mL

- dikocok dan dibiarkan mengendap

filtrat Residu
- dibuang - didekantasi dengan air 50 mL

- dikocok dan dibiarkan mengendap

filtrat Residu
- dibuang - didekantasi dengan etanol 25 mL

- disaring

filtrat starch
- dibuang - dikeringkan dalam inkubator

- setelah kering ditimbang

- dititrasi dengan iod


Data
2. Bagan Kerja Uji Iodida untuk Starch

Tabung Tabung Tabung


reaksi I reaksi II reaksi III

3 ml Amilum

2 tetes air 2 tetes HCL 2 tetes NaOH


6M 6M

Beberapa tetes Iod 0,01 M

-Diamati perubahan warna


- Dipanaskan, diamati
perubahan warna
- Dinginkan, diamati
perubahan warna
Hasil

Anda mungkin juga menyukai