Anda di halaman 1dari 12

JOB SHEET

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Mata Kuliah : Keperawatan Dasar I

Job / Kegiatan : Pemasangan Kateter

Waktu : 30 menit

Dosen : Rina Alkahfi, S.Kep.,Ns

Referensi

1. Aziz, Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar


Praktik Klinik .Jakarta: Salemba Medika
2. Aziz, Alimul,dkk.2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
3. Kusyati, Eni.2006. Keterampilan Dasar dan Prosedur Laboratorium: EGC
4. Potter, Perry.2000.Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, Edisi
3.Jakarta: EGC
5. Uliya, Musrifatul,dkk. Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Salemba Medika.

Objektif Perilaku Siswa

Setelah mengikuti demonstrasi pemasangan kateter, mahasiswa mampu :

1. Menyiapkan alat, bahan dan perlengkapan pemasangan kateter


2. Melakukan pemasangan kateter sesuai standar

Dasar Teori

A. Teori Singkat

Kateter adalah sebuah pipa panjang, ramping, dan fleksibel terbuat dari
bahan yang lentur dan dapat dilihat dengan sinar X. Kateterisasi urin adalah
suatu tindakan untuk memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra yang bertujuan membantu memmenuhi kebutuhan eliminasi dan
sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Tindakan pemasangan kateter urin
dilakukan dengan memasukkan selang plastik atau karet melalui uretra ke
dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urine yang
berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau
klien yang mengalami obstruksi. Hal ini dilakukan hanya dalam keadaan
terpaksa, karena ada risiko masuknya mikroorganisme ke dalam kandung
kemih dan saluran kemih. Oleh karena itu, digunakan teknik strelilisasi untuk
meeminimilkan risiko kontaminasi mikrob.

Petunjuk

Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.


Siapakan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
Perhatikan dan ikuti petunjuk dosen.
Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau
dipahami.
Letakkan perlaatan pada tempat yang mudah dijangkau.

Keselamatan Kerja

1. Susun alat secara ergonomis dan letakkan peralatan pada tempat yang
mudah dijangkau.
2. Pastikan semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan tersedia dan
berfungsi secara baik.
3. Pakailah peralatan sesuai dengan fungsinya.
4. Perhatikan teknik dan pusatkan perhatian pada pekerjaaan dan keadaan
pasien.
5. Lakukan tindakan pemasangan kateter sesuai standar dan tepat.
6. Untuk penolong terapkan prinsip pencegahan infeksi.

Peralatan dan Perlengkapan


1. Alat
- Bak instrumen - Perlak
- Spuit 10 cc - Kateter
- Bengkok - Kapas air
- Handscoen - Kasa
- Aquadest - Urine bak
- Gunting plaster - Jelly
2. Bahan
- Phantom Manusia

3. Perlengkapan
- Wastafel
- Sabun cuci tangan
- Handuk / tissue
- Selimut

Prosedur Tindakan

1. Persiapan
Siapakan peralatan dan bahan yang akan digunakan secara
ergonomis.
Siapakan lingkungan dan pasien.

2. Langkah-langkah tindakan

No. Langkah-langkah Gambar

1. Letakkan peralatan secara ergonomis


dan mudah dijangkau.
2. Menjelaskan proses metode ini kepada
pasien sebelum
menjalankannya.Kebanyakan pasien
tidak terbiasa menjalani metode
seperti ini, apalagi dipasang tabung
panjang ke dalam uretra mereka.
Meskipun metode ini tidak selalu
digambarkan "menyakitkan",
seringkali bahkan pada umumnya
dikatakan cukup banyak menimbulkan
"ketidaknyamanan". Untuk
menghormati pasien, jelaskanlah
dengan detail langkah-langkah
prosedur sebelum memulai metode
ini.
Menjelaskan langkah-langkah
dan yang akan terjadi juga dapat
menenangkan pasien dan mengurangi
kecemasan.

3. Minta pasien untuk berbaring


terlentang. Kaki pasien harus dalam
posisi mengangkang. Berbaring dalam
posisi terlentang akan melemaskan
kandung kemih dan uretra,
memudahkan pemasangan kateter.
Uretra yang tegang akan menekan
kateter, sehingga menimbulkan
perlawanan selama pemasangan.
Kondisi ini bisa memicu rasa sakit dan
terkadang bahkan kerusakan pada
jaringan utama uretra. Dalam kasus
yang parah bahkan dapat
menyebabkan perdarahan.
Bantu pasien melakukan posisi
terlentang jika diperlukan.

4. Mencuci bersih tangan dan


mengenakan sarung tangan
steril. Sarung tangan merupakan
bagian penting dari PPE (Alat
Pelindung Diri) yang digunakan
pekerja kesehatan untuk melindungi
diri mereka sendiri dan pasien selama
prosedur medis. Dalam kasus
pemasangan kateter, sarung tangan
steril mencegah bakteri masuk ke
dalam uretra dan menghindari cairan
tubuh pasien bersentuhan dengan
tangan Anda.

5. Membuka perlengkapan
kateter. Kateter sekali pakai dikemas
dalam segel dan berisikan alat-alat
steril. Sebelum membuka
perlengkapan, pastikan kateter yang
tersedia memang sesuai untuk tujuan
pemakaiannya. Anda membutuhkan
kateter dengan ukuran yang sesuai
bagi pasien. Kateter diukur
berdasarkan satuan unit yang disebut
French (1 French = 1/3 mm [1]) dan
tersedia dalam berbagai ukuran mulai
dari 12 (kecil ) hingga ke 48 (besar)
French. Kateter kecil biasanya lebih
sesuai untuk kenyamanan pasien,
tetapi kateter yang lebih besar
mungkin diperlukan untuk
mengalirkan urin yang kental atau
memastikan kateter tetap dalam
posisinya.
Beberapa kateter juga
memiliki bagian ujung khusus yang
memungkinkannya mampu melayani
fungsi yang berbeda. Misalnya, jenis
kateter yang disebut kateter Foley
biasanya digunakan untuk menguras
urin karena terdapat balon yang
dipasang dan dapat ditiup untuk
mengamankan posisi kateter di
belakang leher kandung kemih.
Selain itu siapkan desinfektan
taraf medis, seperti penyeka kapas,
tirai bedah, pelumas, air, tabung,
kantong drainase dan plester. Semua
harus dibersihkan secara benar dan /
atau disterilkan.

6. Mensterilkan dan menyiapkan area


genital pasien. Seka area genital
pasien dengan penyeka kapas yang
sudah direndam ke dalam desinfektan.
Bilas atau seka daerah tersebut dengan
air steril atau alkohol untuk
menghilangkan kotoran. Ulangi sesuai
kebutuhan. Setelah selesai, pasang
tirai bedah di sekitar alat kelamin,
sisakan ruang untuk akses ke penis
atau vagina.
Untuk pasien wanita, pastikan
untuk membersihkan labia dan uretra
meatus (bagian luar pembukaan uretra
yang terletak di atas vagina). Untuk
pria, bersihkan pembukaan uretra
pada penis.
Pembersihan harus dilakukan
dari dalam ke luar agar tidak
mencemari uretra. Dengan kata lain,
mulai dari pembukaan uretra dan
dengan perlahan lembut teruskan ke
arah luar dengan gerakan melingkar.

7. Mengambil kateter lalu ujungnya


diberi faseline 3-7 cm
8. Membuka labiya mayora dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri sampai terlihat meatus
uretra, sedangkan tangan kanan
memasukkan ujung kateter perlahan-
lahan ke dalam uretra sampai urine
keluar,sambil pasien dianjurkan
menarik nafas panjang.
Evaluasi

Mahasiswa mendemonstrasikan secara berkelompok


Setiap langkah dilakukan secara berurutan / sistematis dan hati-
hati.
Penempatan alat yang digunakan disimpan berurutan dan telah
diperiksa fungsinya.
Memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap nyaman.
Memperhatikan prinsip-prinsip kesterilan dalam bekerja.
Mahasiswa melakukan langkah-langkah yang akan dinilai oleh
dosen dengan menggunakan checklist / daftar tilik.
Daftar Tilik

Mata Kuliah : Keperawatan Dasar I

Waktu : 30 menit

Hari / Tanggal : Jumat, 11 November 2016

Nama Mahasiswa : 1. Annida Hasanah

2. Muji Palhadad

3. Risma

4. Tri Suhertanto

5. Zelin Resiana Putri

NPM :

Penilaian :

Penilaian setiap langkah kerja dengan menggunakan skala sebagai berikut :

Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau


diabaikan.
Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan,
tetapi kurang tepat dan / atau pelatih perlu membantu / meningkatkan hal-
hal kecil yang tidak terlalu berarti.
Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa
ragu-ragu atau tanpa bantuan dan sesuai dengan urutan.

Petunjuk :
1. Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi kurang tepat dan
pelatih perlu membantu hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Langkah dikerjakan dengan benar tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
No. LANGKAH -LANGKAH SKALA PENILAIAN
1 2 3
1. Mempersiapkan peralatan secara
ergonomis dan mudah dijangkau.
2. Melakukan informend consent (minta
izin kepada pasien)
3. Mencuci tangan yang efektif dengan
menggunakan sabun dan air yang
mengalir, gunakan teknik 6 langkah.
Lepasakan perhiasan yang digunakan
(cincin, gelang, jam tangan, dan lain-
lain).
4. Menjelaskan prosedur tindakan
kepada pasien.
5. Membantu pasien pada posisi dorsal
recumbent. Melepaskan pakaian
bagian bawah pasien, pasang selimut
6. Memasang perlak dan alas di bawah
bokong pasien.
Mendekatkan bak instrumen beserta
7. bengkok/tempat penampungan urine
8. Mengisi Spuit dengan aquadest
sebanyak 10 cc
9. Buka set kateter, bagian steril jangan
sampai tersentuh
10. Menggunakan sarung tangan steril
Memegang kateter dengan tangan
dominan (steril) sementara tangan non
11. dominan mengoleskan jelly/pelumas
pada ujung kateter (2,5 5 cm)
Menggenggam kateter sekitar 5 cm
dari ujung kateter dengan tangan
12. dominan dan taruh ujung lainnya pada
tempat penampungan urin
Membuka labia dan masukkan kateter
13. dengan hati-hati sekitar 5-8
cm/sampai urine mengalir
Membiarkan urine keluar dengan
14. perlahan kedalam tempat
penampungan urine (bengkok)
15. Menyambungkan kateter dengan
urinal bag
Menyuntikkan spuit berisi aquadest ke
16. kateter untuk membuat balon kateter
17. Memfiksasi kateter dengan plester
pada bagian paha bagian dalam
Merapikan alat-alat dan melepaskan
18. sarung tangan dengan cara dibalikkan
Mencuci tangan dan keringkan dan
19. merapikan pasien agar pasien merasa
nyaman
20. Mencatat hasil tindakan di dalam
catatan status pasien

Catatan :
Kriteria keberhasilan mahasiswa adalah mampu melakukan pemasangan
kateter sesuai dengan urutan checklist dengan tepat dan benar.
Jumlah nilai x 100
Skor = 45

Mahasiswa dinyatakan lulus bila tidak ada nilai 1


Nilai minimal B
Kriteria skor : A = > 85
B = 70 84,9
C = 60 69,9
D = 40 59,9
E = 0 39,9

Anda mungkin juga menyukai