Anda di halaman 1dari 37

BUKU INFORMASI

MEMBUAT SURAT PENUNJUKAN


PENYEDIA BARANG/JASA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
DIREKTORAT PELATIHAN KOMPETENSI
Jl. Epicentrum Tengah Lot 11B, Jakarta
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------


A. Tujuan Umum ---------------------------------------------------------------------
B. Tujuan Khusus --------------------------------------------------------------------

BAB II KONSEP DASAR -----------------------------------------------------------------------

BAB III PROSEDUR PERSIAPAN PENERBITAN SPPBJ -------------------------------------

DAFTAR PENYUSUN -----------------------------------------------------------------------------


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu membuat Surat
Penunjukan Pemenang.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Membuat
laporan pelaksanaan kontrak ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan verifikasi berita acara pemilihan penyedia barang/jasa yang meliputi
kegiatan mengidentifikasi pengertian dan ruang lingkup serta fungsi surat
penunjukan penyedia barang/jasa sebagai bagian dari pelaksanaan pengadaan
barang/jasa secara komprehensif sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan;
memverifikasi berita acara evaluasi dokumen penawaran penyedia barang/jasa
secara cermat; memverifikasi berita acara klarifikasi dan negosiasi penawaran
peyedia barang/jasa secara cermat; memverifikasi berita acara pengelolaan
sanggahan atas penetapan pemenang pemilihan penyedia barang/jasa
diverifikasi secara cermat;
2. Menyiapkan surat penunjukan penyedia barang/ jasa yang meliputi kegiatan
memastikan pemenang pemilihan penyedia barang/jasa dipastikan validitasnya;
menyiapkan surat penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) untuk
ditandatangani pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan; memastian
memastikan penyedia barang/jasa yang ditunjuk kesediaannya untuk
melaksanakan SPPBJ; mendokumentasikan penunjukan penyedia barang/jasa
secara lengkap dengan menggunakan format dan prosedur yang diberlakukan.

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 3 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
3
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

BAB II
KONSEP DASAR

Penunjukan Penyedia Barang Jasa merupakan proses lanjutan dari penetapan


pemenang pemilihan penyedia barang jasa setelah masa sanggahan selesai atau setelah
proses sanggahan selesai. Penunjukan pemenang juga merupakan bagian dari proses
persiapan menuju tahapan penandatanganan kontrak.
Berdasarkan Pengumuman Penetapan Pemenang Lelang, PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) harus menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ) kepada
Pemenang Lelang sebelum masa penawaran yang berlaku habis. Sampai kontrak resmi
disiapkan dan diberlakukan, Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa, akan berlaku
sebagai kontrak yang mengikat.
Pada Perka LKPP No. 6 tahun 2012 dinyatakan bahwa setelah SPPBJ diterbitkan,
PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan kontrak. Hal ini berarti sebelum SPPBJ
diterbitkan terdapat proses konsep (draft) rancangan kontrak yang harus diklarifikasikan
ke peserta pemilihan penyedia barang jasa yang dinyatakan sebagai pemenang pada
Pengumuman Penetapan Lelang/Seleksi.
Berdasarkan penjelasan di atas, setelah penetapan pemenang lelang/seleksi
diumumkan, PPK seyogyanya melakukan pemeriksaan terhadap hasil lelang/seleksi
sebagai dasar penunjukan penyedia barang jasa dan penyusunan konsep (draft)
rancangan kontrak. Pada modul ini akan dibahas hal-hal yang perlu dipersiapkan dan
dilakukan para pihak baik PPK, Pokja ULP dan Penyedia pada saat setelah pengumuman
penetapan pemenang hingga terbitnya Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ).

2. Lingkup Penunjukan Penyedia Barang Jasa


a. Ketentuan Penunjukan Penyedia Barang Jasa
Berikut ini adalah ketentuan terkait penunjukan penyedia barang jasa sesuai dengan
aturan pengadaan barang jasa Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannya:
PPK menerbitkan SPPBJ dengan ketentuan:
1) tidak ada sanggahan dari peserta;
2) sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 4 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
4
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

3) masa sanggahan dan/atau masa sanggahan banding berakhir .


Dalam hal tidak terdapat sanggahan, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6
(enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang dan segera disampaikan
kepada pemenang yang bersangkutan.
Dalam hal terdapat Sanggahan Banding, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah semua Sanggahan Banding dijawab, dan segera disampaikan
kepada pemenang.
Dalam hal terdapat Sanggahan tetapi tidak terdapat Sanggahan Banding, SPPBJ
harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja untuk Pelelangan Umum dan paling
lambat 4 (empat) hari kerja untuk Pelelangan Sederhana dan Pemilihan Langsung
setelah Sanggahan dijawab, dan segera disampaikan kepada pemenang.
Penerbitan SPPBJ untuk Seleksi Jasa Konsultasi harus diterbitkan paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah Kelompok Kerja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Seleksi
kepada PPK.
Dalam hal Pelelangan atau Seleksi dilakukan mendahului Tahun Anggaran, SPPBJ
diterbitkan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan sebelum
penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
PA/KPA menyatakan Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung gagal, apabila PA/KPA
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses
Pelelangan/ Seleksi/Pemilihan Langsung tidak sesuai dengan Peraturan Presiden tentang
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah ini.
Berdasarkan ketentuan umum di atas diketahui ada batasan waktu terhadap penerbitan
SPPBJ, dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar tindak lanjut, persyaratan apa saja
yang harus diklarifikasi agar SPPBJ dapat diterbitkan.

b. Tahapan Proses Terkait Penerbitan SPPBJ


SPPBJ merupakan akhir dari proses pemilihan penyedia dimana PPK telah menunjuk
penyedia barang/jasa yang akan melaksanakan kegiatan. Berdasarkan ketentuan yang
telah disebutkan di atas, PPK dapat menolak menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang yang ditetapkan oleh pokja ULP. Dalam hal ini

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 5 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
5
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

PPK memberitahukan perselisihan tersebut kepada PA/KPA untuk diputuskan, dengan


ketentuan:
Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK maka dilakukan evaluasi ulang atau
pelelangan/seleksi dinyatakan gagal;
Apabila PA/KPA sependapat dengan pokja ULP, PA/KPA memutuskan penetapan
pemenang oleh ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk mengeluarkan
SPPBJ.

Hal-hal apa dan atas dasar apa yang dapat menjadikan PPK menolak
menerbitkan SPPBJ?
Guna menerbitkan SPPBJ, PPK membutuhkan dokumen pendukung hasil
lelang/seleksi yang dilaksanakan oleh Pokja ULP, untuk diperiksa dan diteliti sebagai
dasar terbitnya SPPBJ. Dokumen pendukung tersebut perlu diinventarisasi oleh pihak
PPK, sehingga PPK dapat memutuskan untuk menerbitkan SPPBJ dengan data yang
akurat. Dokumen terkait lelang/seleksi sampai terbitnya SPPBJ memang dinyatakan
rahasia, namun persyaratan menyatakan bahwa guna keperluan penerbitan SPPBJ,
dokumen hasil lelang/seleksi harus diserahkan kepada PPK untuk diteliti/diperiksa.
Setelah mengetahui dokumen pendukung apa saja yang diperlukan, PPK perlu
melakukan penelitian dan pemeriksaan hasil lelang/seleksi melalui dokumen pendukung
yang ada. Hasil penelitian/pemeriksaan PPK terhadap dokumen pendukung akan
menghasilkan kesimpulan analisa yang menjadi dasar PPK memutuskan apakah PPK
sepakat dengan Pokja ULP dan menunjuk pemenang yang diumumkan Pokja ULP,
sebagai penyedia barang jasa pada kegiatan PPK.
Berdasarkan dokumen pendukung tersebut, PPK dalam rangka mempersiapkan
kontrak setelah diterbitkannya SPPBJ, seyogyanya membuat konsep (draft) rancangan
kontrak terkait kegiatan yang dilelangkan. Konsep rancangan kontrak bersama dengan
hasil penelitian terhadap dokumen pendukung hasil lelang, akan diklarifikasikan kepada
penyedia yang dinyatakan sebagai pemenang oleh Pokja ULP.
Klarifikasi terhadap hasil penelitian atau pemeriksaan terhadap dokumen pendukung
dapat dilakukan secara lisan misalnya dengan komunikasi melalui telepon. Atau dapat
juga dilakukan secara tertulis. Beberapa sistem lelang/seleksi, cara melakukan klarifikasi

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 6 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
6
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

sebelum terbitnya SPPBJ adalah dengan melakukan pertemuan klarifikasi yang sering
disebut sebagai Pre Award Meeting (PAM) atau Rapat Pra Kontrak.
Pada Pre Award Meeting ini akan diagendakan klarifikasi hal-hal dalam dokumen
pendukung hasil lelang dan kaitannya pada kegiatan lelang yang akan dilaksanakan
setelah kontrak ditandatangani. Produk rekaman atau bukti kerja pada Pre Award
Meeting adalah Berita Acara Pre Award Meeting atau Berita Acara Pra Kontrak.
Berdasarkan Berita Acara Pre Award Meeting ini PPK akan menindaklanjuti apakah akan
diterbitkan SPPBJ atau tidak.
PPK juga harus memperhatikan batas waktu untuk menerbitkan SPPBJ yang telah
diatur dalam Perpres No. 54 tahun 2010 beserta perubahannya seperti yang telah
disebutkan di atas. Pada prinsipnya, SPPBJ merupakan dasar bagi PPK dan penyedia
barang/jasa untuk melakukan pekerjaan dalam suatu ikatan bukti perjanjian. SPPBJ juga
dapat memberikan kepastian bagi penyedia barang/jasa dalam memperoleh suatu
pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut, aturan waktu penerbitan SPPBJ harus dilakukan
secepat mungkin ketika suatu proses pemilihan dinyatakan telah selesai (termasuk
proses sanggahan dan sanggahan banding). Sebagai contoh, jika tidak ada sanggahan
pada pelelangan umum, dimana waktu sanggahan diberikan 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman pemenang, maka paling lambat pada hari keenam SPPBJ sudah diterbitkan
oleh PPK. Begitu juga pada pelelangan sederhana, dimana diberikan waktu sanggahan
selama 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman. Oleh karena itu, paling lambat hari
keempat setelah pengumuman pemenang SPPBJ sudah diterbitkan.
SPPBJ digunakan oleh penyedia barang/jasa sebagai dasar melakukan pengurusan
atas jaminan pelaksanaan atas pengadaan barang/jasa kecuali untuk pekerjaan jasa
konsultasi yang tidak memerlukan jaminan pelaksanaan. Hal ini dikarenakan sebelum
kontrak ditandatangani, penyedia barang/jasa harus sudah menyerahkan jaminan
pelaksanaan, sebagai jaminan PPK jika terdapat wanprestasi pada penyedia barang/jasa
setelah penandatanganan kontrak.

Dari penjelasan di atas dapat disarikan hal-hal yang perlu dilakukan oleh PPK
sebelum menerbitkan SPPBJ adalah:
Inventarisasi dokumen pendukung hasil lelang/seleksi
Penelitian dan pemeriksaan dokumen pendukung

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 7 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
7
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

Pembuatan konsep (draft) rancangan kontrak


Rapat Pra Kontrak (Pre Award Meeting) untuk klarifikasi kepada penyedia yang
dinyatakan sebagai pemenang
Pembuatan Berita Acara Klarifikasi atau Berita Acara Pre Award Meeting oleh PPK
Pada halaman berikut tercantum bagan alir tahapan yang dilalui hingga terbitnya Surat
Penunjukan Penyedia Barang Jasa, sedangkan prosedur persiapan penerbitan SPPBJ
dijelaskan pada bab selanjutnya.

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 8 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
8
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Metodologi Pelatihan Kerja PLK.MP01.001.01

MULAI
BAHP/BAHS DAN
PENETAPAN
PEMENANG

Tdk PPK Ya
SEPAKAT?

MEMBERITAHU MEMBUAT JADWAL


1 4
PA/KPA RAPAT PRA KONTRAK

2 EVALUASI OLEH PA/


KPA
Ya ADA
PENGUNDURAN
DIRI?

Ya SEPAKAT
Tdk - BAHP/BAHS
DENGAN PPK?
- Salinan Dokumen
MENGUNDANG Pengadaan
5
Tdk RAPAT PRA KONTRAK - Draft Kontrak

PERINTAH
3
PENERBITAN SPPBJ MELAKSANAKAN
6
RAPAT PRA KONTRAK

PENERBITAN
7
SPPBJ

PERINTAH Ya
EVALUASI ULANG/ PEMENANG
PELELANGAN SEPAKAT?
GAGAL

SPPBJ
Tdk
BATAL

10

MENGENAKAN SANKSI MENUNJUK


8
PADA PEMENANG (URUTAN PERINGKAT)

Ya Tdk
SEMUA
MENGUNDURKAN SEPAKAT?
DIRI
9
Ya
12
Tdk
MENERBITKAN
SPPBJ
PELELANGAN
GAGAL

MEMBUAT
BERITA ACARA 11
RAPAT PRA KONTRAK

KEGIATAN
LAIN
Ya ADA
PENGUNDURAN
DIRI ?

Tdk

SELESAI

Gambar 1 Bagan Alir Proses Penerbitan SPPBJ

Judul Modul: Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah Halaman: 9 dari 37


Buku Informasi Versi: 2009
9
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

3. Fungsi Proses Penunjukan Penyedia Barang Jasa


Klarifikasi pada saat fase memberikan penghargaan kontrak kepada penyedia
barang/jasa atau saat proses penunjukan penyedia barang jasa bukanlah periode
negosiasi. Penyedia yang dinyatakan pemenang tidak akan diizinkan untuk
memodifikasi biaya, jangka waktu proyek atau segala sesuatu yang substantif kecuali
perubahan diminta oleh pemilik pekerjaan.
Fase Pra Kontrak (Pre Award) atau fase sebelum pemberian penghargaan kontrak
kepada penyedia, dilakukan sebelum kontrak ditandatangani. Tujuan Pemilik
Pekerjaan/Proyek (jika pemerintah berarti mewakili Negara atau Pemda), adalah
memiliki proyek atau layanan yang selesai tepat waktu, tanpa peningkatan biaya
terhadap penyedia, dan dengan kepuasan pelanggan yang tinggi. Pada akhir
kegiatan/proyek, Pemilik Pekerjaan (Negara/Pemda) akan melakukan evaluasi terhadap
kinerja penyedia barang jasa berdasarkan ketiga faktor di atas. Sehingga sangat
penting bagi penyedia barang jasa untuk melakukan perencanaan proyek/kegiatan
untuk meyakinkan bahwa tidak akan terjadi kejutan yang bersifat negatif pada saat
pelaksanaan kontrak.
Tahap proses penunjukan ini menyediakan tempat bagi penyedia barang jasa yang
dinyatakan pemenang atau berpotensi sebagai penyedia barang jasa yang ditunjuk,
untuk mengidentifikasi apa yang ada di (what is in) dan apa yang keluar (what is
out) dari penawaran penyedia. Pemilik Pekerjaan (Negara) memiliki hak untuk
menerima atau menolak usulan ini. Negara juga memiliki hak mengidentifikasi resiko
yang dirasakan, persoalan, dan isu-isu yang mensyaratkan penyedia untuk melakukan
mitigasi dan pengelolaan resiko tersebut.
Dalam banyak kasus, salah satu risiko terbesar penyedia (dalam hal memberikan
pelayanan dengan kepuasan yang tinggi) adalah Negara. Misalnya regulasi yang
berubah yang mungkin menyebabkan harga bahan bakar berubah dan menyebabkan
biaya kegiatan meningkat. Oleh karena itu, selama fase atau proses penunjukan ini,
untuk kepentingan terbaik penyedia, penting untuk mengidentifikasi masalah atau
kekhawatiran yang ada di waktu depan. Penyedia harus meminimalkan risiko dengan
membuat dokumentasi yang membantu penyedia untuk menjadi proaktif dalam
melakukan mitigasi resiko.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 10 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

BAB III
PROSEDUR PERSIAPAN PENERBITAN SPPBJ

Verifikasi Dokumen Pendukung


a. Inventarisasi Dokumen Pendukung
Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) merupakan salah
satu tahapan penting dalam proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui
penyedia barang/jasa. SPPBJ diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
setelah diyakini bahwa seluruh proses/prosedur pemilihan barang/jasa yang dilakukan
oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dalam dokumen pengadaan. Dalam rangka meyakinkan hal tersebut, PPK melakukan
inventarisasi terhadap dokumen-dokumen pendukung yang merupakan dasar dalam
menerbitkan SPPBJ. Dokumen-dokumen pendukung dalam rangka menerbitkan SPPBJ
dapat diperoleh dari ULP, yang berupa salinan dokumentasi hasil proses pemilihan
penyedia barang/jasa.
Dokumen-dokumen pendukung yang perlu diinventarisasi oleh PPK dalam
rangka penerbitan SPPBJ antara lain Berita Acara Hasil Pelelangan/Seleksi, Surat
Penetapan Pemenang, dan Dokumen Sanggahan.
1) Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)/Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS)
BAHP/BAHS adalah berita acara hasil pelelangan/ seleksi yang isinya berupa
kronologis proses pelelangan/ seleksi, mulai dari pengumuman pelelangan/seleksi
sampai dengan usulan penetapan pemenang. BAHP/BAHS sekurang-kurangnya
memuat hal-hal berikut, yakni:
a) Informasi Umum Mengenai Pelelangan/Seleksi
Informasi Umum yang dicatat dalam BAHP/BAHS memuat antara lain nama
pekerjaan, lokasi pekerjaan, nama satuan kerja, sumber dana, tahun anggaran, total
HPS, jangka waktu pelaksanaan, metode pemilihan, metode penyampaian dokumen
dan metode evaluasi.
b) Pengumuman Pelelangan/Seleksi
Dalam BAHP/BAHS dicatat pengumuman yang dilakukan oleh pokja ULP seperti
tanggal pengumuman, tempat pengumuman dan masa berlaku pengumuman. Hal
yang perlu diperhatikan pada pengumuman pelelangan/ seleksi adalah format dari
pengumuman tersebut dan masa berlaku pengumuman sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 11 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

c) Berita Acara yang dibuat oleh Pokja ULP


Berita acara yang dibuat pokja ULP antara lain Berita Acara Penerimaan
Dokumen, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, Berita Acara Pembukaan Penawaran,
Berita Acara Pembuktian Kualifikasi dicatat dan dimasukkan ke dalam BAHP/BAHS.
d) Proses dan Tata Cara Evaluasi
Di dalam BAHP/BAHS dijelaskan mengenai proses dan tata cara evaluasi
terhadap calon penyedia barang/jasa. Informasi tersebut antara lain terkait dengan
calon penyedia barang/jasa yang masuk dalam tahapan evaluasi beserta dengan
kriterianya, calon penyedia yang lulus dan tidak lulus tahapan evaluasi beserta dengan
penjelasannya. Informasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara Hasil Evaluasi
tersendiri dan menjadi lampiran dari BAHP/BAHS.
e) Usulan Calon Pemenang
Seluruh informasi yang tercakup di dalam BAHP/BAHS disimpulkan dan
dituangkan ke dalam usulan calon pemenang dari proses pelelangan/seleksi. Dalam
usulan calon pemenang sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai nama
penyedia barang/jasa, alamat penyedia barang/ jasa, NPWP dan harga penawaran
terkoreksi.
BAHP/BAHS ini harus sekurang-kurangnya ditandatangani oleh lebih dari
dari jumlah anggota Pokja ULP. BAHP/BAHS menjadi dasar bagi PPK untuk
menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa. Contoh dari BAHP dapat dilihat
pada Lampiran 1.

2) Surat Penetapan Pemenang


Surat penetapan pemenang merupakan surat yang berisi nama pemenang dari
proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan pemenang cadangan (jika ada)
berdasarkan dokumen BAHP/BAHS yang telah dibuat oleh Pokja ULP. Surat penetapan
pemenang dibuat sebelum dilakukan pengumuman pemenang pengadaan
barang/jasa.
Surat penetapan pemenang diterbitkan oleh Pokja ULP untuk nilai pekerjaan
maksimal sebesar 100 milyar Rupiah untuk Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa
Lainnya dan nilai pekerjaan maksimal 10 milyar Rupiah untuk Pengadaan Jasa
Konsultasi. Untuk penetapan pemenang dengan nilai lebih dari yang disebutkan diatas
maka Pokja ULP mengajukan usulan kepada Pengguna Anggaran (PA) untuk
menerbitkan surat penetapan pemenang. Contoh surat penetapan pemenang dapat
dilihat pada Lampiran 2.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 12 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

3) Dokumen Sanggahan
Setelah dilakukan pengumuman atas pemenang pelelangan barang/jasa maka
penyedia barang/ jasa memiliki kesempatan untuk melakukan sanggahan atas proses
pelelangan yang dilaksanakan.
Sanggahan merupakan hak dari peserta pengadaan barang/jasa yang tidak
puas atas penetapan pemenang. Jika hasil evaluasi menyatakan bahwa tidak ada
pemenang yang lulus, tetap disediakan masa sanggah kepada para peserta yang
memasukkan penawaran untuk menyampaikan keberatan. Peserta diberikan
kesempatan untuk menyampaikan keberatan atas hasil pelelangan/seleksi melalui
proses sanggahan dan sanggahan banding. Proses sanggahan pertama ditujukan
kepada ULP dan dijawab oleh ULP.
Adapun sanggahan yang dapat diterima apabila terdapat penyimpangan atas
prosedur pelelangan/seleksi, meliputi:
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang
sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.

Untuk meyakinkan bahwa suatu proses pemilihan penyedia sudah tidak terjadi
proses sanggahan atau sanggahan telah selesai sesuai ketentuan di atas, PPK harus
memperhatikan dokumen sanggahan.
Dokumen sanggahan adalah dokumen/laporan yang memuat suatu proses
sanggahan dalam suatu proses pelelangan/seleksi. Dokumen/laporan sanggahan
sebaiknya disusun oleh Pokja ULP baik jika terjadi sanggahan maupun tidak.
Dokumen/laporan disusun dalam rangka memberikan informasi yang akurat dan
komprehensif kepada PPK tentang ada atau tidaknya sanggahan serta proses/tindak
lanjut yang telah dilakukan, walaupun setiap dokumen/surat yang berkaitan dengan
sanggahan telah ditembuskan kepada PPK.
Selain itu dokumen/laporan sanggahan merupakan bentuk accountability dari
Pokja ULP dalam rangka menyatakan bahwa suatu proses pemilihan telah selesai. Isi
dalam dokumen/laporan sanggahan jika terjadi sanggahan sekurang-kurangnya

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 13 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

memuat ringkasan/kronologis terjadinya sanggahan dengan melampirkan salinan


surat sanggahan dari peserta serta jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh
pejabat yang berwenang.

b. Meneliti Dokumen Pendukung Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa


Setelah menerima pengajuan dari Pokja ULP untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, PPK melakukan penelitian atas dokumen
pendukung yang diberikan oleh Pokja ULP. Maksud dari penelitian dokumen
pendukung ini adalah untuk memastikan bahwa proses pelelangan/seleksi yang
dilaksanakan oleh Pokja ULP sesuai dengan prosedur.
Hal yang dilakukan dalam meneliti dokumen pendukung Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa, antara lain:
1) Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)/Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS)
PPK melakukan kaji ulang atas BAHP/BAHS yang disusun oleh Pokja ULP. PPK
wajib memahami isi dari BAHP/BAHS dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap
proses pelelangan/ seleksi yang dilakukan oleh Pokja ULP. Berikut contoh hal-hal yang
dilakukan penelitian atas BAHP Pelelangan Umum Pasca Kualifikasi, satu sampul dan
sistem gugur antara lain:

Tabel 1. Penelitian atas BAHP Pelelangan Umum Pascakualifikasi

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 14 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

2) Surat Penetapan Pemenang


Dalam melakukan penelitian atas surat penetapan pemenang hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Apakah nama, alamat, NPWP serta harga terkoreksi dari pemenang dan
pemenang cadangan (jika ada) telah sesuai dengan BAHP/BAHS dan Berita
Acara Hasil Evaluasi?
2) Apakah Pejabat yang menandatangani Surat Penetapan Pemenang telah sesuai
dengan prosedur/aturan yang berlaku?
3) Dokumen Sanggahan
Dokumen sanggahan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dari
PPK dalam rangka meneliti dokumen pendukung SPPBJ. Beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut:
1) Apakah sanggahan diajukan oleh penyedia barang/jasa yang memasukkan
penawaran?
2) Apakah sanggahan oleh penyedia barang/jasa dilakukan pada masa sanggahan
yang telah ditetapkan sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta
dengan perubahannya?
Dalam melakukan penelitian terhadap dokumen pendukung SPPBJ dapat
menggunakan lembar checklist. Lembar checklist dapat memandu PPK dalam rangka
melihat hal-hal penting dalam dokumen pendukung yang harus diteliti. Selain itu,
lembar ceklist juga dapat dijadikan dokumen accountability bagi PPK bahwa proses
penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan aturan/ prosedur yang berlaku. Berikut
ini adalah salah satu contoh checklist yang dapat digunakan untuk meneliti dokumen
pendukung SPPBJ:

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 15 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Tabel 2. Checklist untuk Meneliti Dokumen Pendukung


SPPBJ

PPK dapat melakukan pengembangan atau penyederhanaan terhadap hal-hal


yang perlu diteliti terhadap dokumen pendukung SPPBJ, dengan mempertimbangkan
jenis, kompleksitas, dan nilai pekerjaan.

2. Penyusunan Konsep (Draft) Kontrak


Berdasarkan inventarisasi dan penelitian terhadap dokumen pendukung, dan
sebelum kontrak ditandatangani, PPK perlu menyusun konsep rancangan kontrak.
Konsep rancangan kontrak yang disusun akan diklarifikasikan ke pemenang lelang
yang potensial ditunjuk sebagai penyedia.
a. Definisi dan Pentingnya Kontrak
Apakah kontrak itu? Sebagai aturan umum, kontrak adalah perjanjian legal
antara dua pihak atau lebih dengan tujuan menciptakan hubungan yang legal
dilaksanakan oleh hukum. Sahnya kontrak harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Sebuah tawaran
Sebuah penerimaan
Kapasitas kontrak dari pihak
Pertimbangan pada sesuatu yang bernilai
Hubungan yang mengikat secara hukum

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 16 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Dalam perdagangan internasional dan perdagangan dalam negeri, kontrak


adalah lebih khusus sebagai perjanjian tertulis yang mengalokasikan risiko dan
manfaat dari transaksi antara pihak-pihak yang terlibat.
Kontrak penjualan telah menjadi dasar hukum yang mengikat setidaknya dua
pihak: penjual dan pembeli. Kontrak ini bahkan lebih penting dalam perdagangan
internasional karena fakta bahwa pihak yang berada di berbagai negara tunduk pada
berbagai peraturan hukum yang mempengaruhi pembuatan dan pelaksanaan kontrak.
Oleh karena itu, negosiasi yang hati-hati untuk dokumen seperti ini, khususnya klausul
yang akan menentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak, akan menjadi dasar
dari hubungan bisnis yang sukses. Ketidaksesuaian dalam melakukan kontrak secara
otomatis akan berakhir, jika tidak dalam sengketa, setidaknya terjadi hubungan akan
tegang dan tidak berbuah antara pihak-pihak.
Berdasarkan penjelasan di atas dan sesuai dengan posisi, pembeli atau penjual
(jika tidak disebut sebagai pemasok), kewajiban kontrak akan bervariasi demikian
halnya strategi bisnis.

b. Kewajiban Pembeli dan Penjual


1) Kewajiban Penjual
Untuk mempermudah, kewajiban penting dari penjual (yaitu, orang
memproduksi sesuatu untuk orang lain) dalam kontrak adalah sebagai berikut:
Menghasilkan barang atau jasa dengan cara, waktu, dan lokasi yang telah
ditentukan oleh para pihak. Ini berarti mengorganisir diri dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas yang diinginkan.
Menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan barang atau jasa, seperti nama
properti, sertifikat asal, daftar muatan, dokumen asuransi, manual, dll. Barang
mungkin tidak dapat digunakan tanpa dokumen penting yang disediakan.
Transfer nama kepemilikan untuk produk. Ini dapat berlangsung pada saat
perjanjian, pengiriman, atau setelah pembayaran penuh.
Yakinkan kesesuaian barang. Kualitas, kuantitas dan jenis barang harus sesuai
dengan apa yang ditetapkan dalam kontrak. Dengan demikian, jika ada cacat
tersembunyi penjual harus mengganti barang. Penjual juga harus menjamin
bahwa barang sesuai untuk tujuan yang dimaksudkan. Namun, persyaratan ini
dapat dikurangi secara signifikan jika penjual memiliki kesempatan untuk
menjual produk "seperti" - yaitu, membuat tidak ada representasi tentang
kualitas barang dan meninggalkan tanggung jawab pada pembeli untuk
memverifikasi bahwa barang sesuai dengan tujuan (kontrak).

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 17 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Secara umum, bertindak dengan itikad baik dan bertransaksi dengan jujur. Hal
Ini mungkin mencakup tugas untuk memberi saran kepada pembeli tentang cara
terbaik untuk memenuhi kontrak.
Tanggung jawab perdata dari manufaktur barang dalam kasus cedera orang atau
benda. Dalam hal ini, secara umum, produsen sebagai serta pemasok yang
bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan produknya.

2) Kewajiban Pembeli
Secara umum, kewajiban penting dari pembeli (yaitu, orang yang menerima
produksi orang lain) dalam kontrak adalah sebagai berikut:
Terima barang atau jasa. Pembeli harus mengambil kepemilikan barang dan
menerima ini setelah memeriksa untuk membebaskan tanggung jawab penjual
untuk barang yang tidak sesuai. Penerimaan tanpa syarat menunjukkan
kesesuaian kecuali untuk cacat tersembunyi. Selanjutnya, pembeli harus
melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk penjual untuk dapat
memberikan barang atau jasa.
Membayar harga yang disepakati. Ini termasuk jumlah, waktu, dan cara
pembayaran.
Secara umum, bertindak dengan itikad baik dan bertransaksi dengan jujur. Ini
mungkin mencakup tugas untuk menginformasikan penjual untuk kesulitan yang
mungkin membuat pekerjaan penjual lebih sulit.
Terima tanggung jawab perdata dalam kasus cedera orang atau benda. Di hal
ini, pembeli dapat beralih ke produsen serta pemasok dalam hal kerusakan yang
diakibatkan.

3) Kewajiban Penjual dan Pembeli Secara Bersama-sama


Sifat timbal balik dari kewajiban para pihak yang menciptakan hubungan
kontrak. Misalnya, satu pihak harus mematuhi kewajiban sendiri untuk dapat
menegakkan hukum dalam proses peradilan atas kewajiban dari pihak lain.
Keseimbangan inilah yang membuat kontrak sukses. Di mana ada ketidakseimbangan
(kurang dari situasi "menang-menang"), kurang membuat kontrak berhasil
dilaksanakan. Oleh karena itu, kerja sama adalah pendekatan yang terbaik bagi
semua pihak terlibat dalam kontrak.

c. Mempersiapkan Kontrak
Mempersiapkan kontrak adalah proses dimana versi awal dari kontrak
dikembangkan. Versi awal ini mungkin sebenarnya standar kontrak yang menentukan

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 18 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

klausa yang khas yang akan digunakan untuk hubungan pembelian/pengadaan jenis
tertentu. Standar kontrak mungkin dikembangkan oleh asosiasi industri yang
digunakan anggotanya, oleh badan-badan internasional yang mana kontrak dilakukan
di sektor tertentu , atau dengan individu bisnis.
Versi awal kontrak juga dapat menjadi rancangan yang disiapkan untuk
kebutuhan hubungan tertentu atau pembelian/pengadaan produk tertentu. Baik
pembeli dan penjual mungkin telah menyetujui garis besar umum kontrak. Pembeli
kemudian dapat mempersiapkan draft awal kontrak untuk menjadi diserahkan kepada
penjual untuk disetujui.
Sebagai aturan umum, kontrak harus tertulis. Ini memberikan bukti yang
terbaik apa yang telah disepakati tentang bagaimana transaksi dilakukan. Bukti tertulis
juga untuk melindungi perusahaan/instansi terhadap interpretasi yang keliru oleh
pihak lain ketika terdapat kekurangan kepercayaan antara para pihak, atau jika
keyakinan ini telah hilang.

d. Isu Utama Terkait Persiapan Kontrak


Isu utama yang berkaitan dengan mempersiapkan kontrak adalah:
1) Apa yang perusahaan/instansi ingin dapatkan melalui kontrak ini?
2) Apa yang Dihindari Perusahaan/Instansi?
3) Bagaimana Melindungi Instansi/Perusahaan, Jika Terjadi Sesuatu yang Salah?
4) Apa yang Harus Dimasukkan atau Dikeluarkan Dalam Kontrak?
5) Klausa Apa yang Harus Digunakan Dalam Kontrak?

e. Permasalahan Dalam Kontrak Internasional


1) Hukum yang berlaku
2) Strategi penawaran
3) Perubahan manajemen
4) Perubahan situasi
5) Fluktuasi mata uang dan kontrol valuta asing
6) Keterlambatan
7) Pengiriman
8) Budaya bisnis yang berbeda
9) Kekuasaan
10)Kurangnya kekhususan
11)Bahasa

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 19 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

f. Kontrak yang Baik


Hal-hal yang perlu diingat ketika melakukan drafting kontrak adalah:
Mengetahui apa yang ingin didapatkan, apa yang dihindari, dan opsi ketika
terjadi sesuatu yang salah
Mengenal pemasok
Kontrak yang baik adalah kontrak yang semua pihak menang (win-win)
Jangan biarkan seseorang membuat janji yang diketahui tidak akan
diselesaikan
Hindari konsep ambigu dan gunakan istilah secara konsisten
Perlu diingat teknologi
Perlu diingat hak kekayaan intelektual dan industri
Mempunyai klausa penyelesaian sengketa yang jelas
Mempunyai klausa penghentian atau pemutusan kontrak
Perlu diingat budaya

g. Prosedur Penyusunan Konsep Kontrak


Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan barang atau jasa. Setiap
kontrak harus bersifat adil (fair) dan setara terhadap kedua belah pihak dan tidak
bermaksud untuk mengambil keuntungan sepihak dengan cara merugikan pihak lain.
Isi kontrak sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal berikut yaitu:
1) Para Pihak
Para pihak terdiri dari pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna jasa adalah
orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/
proyek yang memerlukan barang/layanan jasa, sedangkan penyedia jasa adalah orang
perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.
Para pihak yang terlibat dalam kontrak harus disebutkan dengan jelas, apakah
berupa badan usaha atau usaha perseorangan, nama wakil/kuasa badan usaha sesuai
dengan kewenangan pada akta badan usaha atau sertifikat keahlian kerja dan
sertifikat keterampilan kerja bagi usaha orang perseorangan dan tempat kedudukan
alamat badan usaha atau usaha orang perseorangan.

2) Rumusan Pekerjaan
Deskripsi lingkup kerja proyek ini adalah bagian yang amat penting dari setiap
kontrak, karena ini memberikan batasan dan dimensi dari barang dan jasa dan
material yang akan dilakukan. Persoalannya adalah tidak mudah untuk memberikan

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 20 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

batasan atau definisi yang akurat bagi setiap jasa atau material untuk suatu proyek
yang besar dan kompleks yang terdiri dari beribu-ribu komponen kegiatan. Lingkup
kerja minimal harus sudah mencantumkan keterangan sebagai berikut: lokasi kegiatan
pengadaan, kapasitas, karakteristik bahan dan produk, proses yang dipilih, jadwal
yang diinginkan, indikasi biaya, dan filosofi desain (umur teknis, tingkat teknologi, dan
lain-lain).
Rumusan pekerjaan yang dibuat meliputi pokok-pokok pekerjaan yang
diperjanjikan, volume atau besaran barang/pekerjaan yang harus dilaksanakan, nilai
kegiatan/pekerjaan dan ketentuan mengenai penyesuaian nilai pekerjaan akibat
fluktuasi harga untuk kontrak, tata cara penilaian hasil pekerjaan dan pembayaran
serta jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3) Pertanggungan (Jaminan)
Berdasarkan empirik, bahwa akan banyak dijumpai permasalahan dan kesulitan
dalam proses pelaksanaan kegiatan proyek, yang berarti akan mempertinggi resiko,
maka suatu kontrak yang baik akan dilengkapi dengan mekanisme yang efektif dan
alat yang ampuh untuk mengatasi dan mengendalikannya. Salah satu alat tersebut
adalah pertanggungan atau jaminan.
Adapun jenis pertanggungan atau adalah sebagai berikut:
(a) Jaminan uang muka
(b) Jaminan pelaksanaan
(c) Jaminan mutu
(d) Jaminan kegagalan konstruksi (pekerjaan konstruksi)
(e) Asuransi

4) Tenaga Ahli
Suatu kegiatan membutuhkan hasil yang baik dan sesuai dengan standar mutu
yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan tenaga kerja yang ahli dan
memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya. Persyaratan klasifikasi dan
kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan paket-paket pekerjaan
harus ditetapkan dan dilengkapi juga dengan prosedur penerimaan dan atau
pemberhentian tenaga ahli yang dipekerjakan.

5) Hak dan Kewajiban Para Pihak


Kontrak melibatkan dua pihak atau lebih. Masing-masing pihak yakni pihak
pengguna jasa dan penyedia jasa memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Hak
dan kewajiban tersebut harus dijelaskan pada kontrak sehingga membantu kelancaran

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 21 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal kegiatan pemerintah, pihak pertama disebut


Pengguna barang jasa dan pihak kedua disebut Penyedia barang jasa. Masing-masing
mempunyai hak dan kewajiban seperti yang tercantum pada ketentuan.
6) Cara Pembayaran
Merupakan cara pembayaran hasil pekerjaan berdasarkan volume/besaran fisik
dan meliputi cara pembayaran hasil pekerjaan, jangka waktu pembayaran dan
jaminan pembayaran. Cara pembayaran ada 3 yaitu sesuai kemajuan proyek, berkala
(termin), dan pra pendanaan penuh.

7) Penyelesaian Perselisihan
Perselisihan diakibatkan klaim dari salah satu pihak yang berkontrak. Klaim
dapat diartikan sebagai permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya atau
jadwal/ perpanjangan waktu di luar kontrak untuk meraih kembali sesuatu kerugian.
Penyelesaian perselisihan dapat dilakukan dengan cara:
Pilihan penyelesaian sengketa secara sukarela: melalui pengadilan atau di luar
pengadilan dengan ketentuan penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak
berlaku untuk tindak pidana
Masalah yang dapat diselesaikan di luar pengadilan adalah mengenai
Perikatan pekerjaan konstruksi
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
Kegagalan bangunan
Jika masyarakat dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, maka
berhak menggugat ke pengadilan secara perorangan, kelompok orang atau
tanpa surat kuasa
Penyelesaian perselisihan di luar pengadilan adalah dengan cara-cara sebagai
berikut:
(a) Melalui pihak ketiga:
Mediasi
Konsiliasi
Negosiasi
(b) Arbitrase

8) Cidera janji
Bentuk cidera janji adalah sebagai berikut:
a) Cidera janji penyedia barang jasa:
tidak menyelesaikan tugas
tidak memenuhi mutu

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 22 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

tidak memenuhi kuantitas


tidak menyerahkan hasil pekerjaan
b) Cidera janji pengguna barang jasa:
terlambat membayar
tidak membayar
terlambat menyerahkan sarana pelaksanaan pekerjaan
Pihak yang dirugikan oleh pihak yang melakukan cidera janji, mendapatkan
kompensasi, pengganti biaya atau perpanjangan waktu, perbaikan atau pelaksanaan
ulang hasil pekerjaan atau pemberian ganti rugi.

9) Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak berarti hubungan kerja antara penyedia jasa dan pengguna
jasa terputus secara hukum. Pemutusan kontrak kerja konstruksi timbul akibat tidak
dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak.

10) Keadaan Memaksa (Force Majeure)


Keadaan memaksa (force majeure) memuat ketentuan tentang kejadian yang
timbul di luar kemauan dan kemampuanpara pihak, yang menimbulkan kerugian bagi
salah satu pihak. Kondisi force majeure biasanya berupa peristiwa pemogokan, unjuk
rasa, huru-hara sosial, kebakaran, banjir, gempa, atau bencana alam. Kejadian-
kejadian tersebut termasuk dalam golongan risiko murni yang umumnya ditutup
dengan jaminan asuransi kerusakan. Dalam penyelenggaraan proyek, cukup banyak
jumlah jenis item yang termasuk dalam kategori di atas yang harus diasuransikan.

11) Kegagalan Bangunan (jika Pekerjaan Konstruksi)


Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/ atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang
sebagai akibat penyedia jasa dan/ atau pengguna jasa.

12) Aspek Lingkungan


Kepedulian terhadap lingkungan merupakan tanggung jawab bersama seluruh
unsur yang terlibat dan diwujudkan melalui penerapan perencanaan, rekayasa,
pengadaan, kontruksi, operasi, dan administrasi. Pedoman kepedulian lingkungan
biasanya disusun dalam bentuk matriks tanggung jawab dengan sekaligus

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 23 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

menetapkan kelompok perhatian yang menjadi tanggung jawab masing-masing


aparat.

13) Kekayaan Intelektual


Hak atas kekayaan intelektual mencakup:
kepemilikan hasil perencanaan, berdasarkan kesepakatan
pemenuhan kewajiban terhadap hak cipta atas hasil perencanaan yang
telah dimiliki oleh pemegang hak cipta dan hak paten yang telah dimiliki
oleh pemegang hak paten sesuai dengan undang-undang tentang hak cipta
dan undang-undang tentang hak paten.

3. Rapat Pra Kontrak (Pre Award Meeting)


Bentuk klarifikasi dokumen pendukung dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis. Namun seyogyanya dilakukan secara tertulis didukung adanya pertemuan.
Beberapa sistem lelang/seleksi memberlakukan Pre Award Meeting (PAM) sebelum
diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ).
Pre Award Meeting adalah pertemuan antara PPK sebagai pemilik pekerjaan
dengan penyedia yang dinyatakan sebagai pemenang sebelum penandatanganan
kontrak, untuk meninjau dokumen kontrak dan mencapai pemahaman tentang
persyaratan lingkup dan jadwal.
Pre Award Meeting diadakan setelah penyedia ditetapkan sebagai pemenang
tapi sebelum penghargaan kontrak atau penandatanganan kontrak. Penyedia yang
dinyatakan sebagai pemenang akan diundang oleh PPK selaku pemilik pekerjaan
untuk menghadiri rapat ini. Pada PAM ini akan ditinjau rencana, spesifikasi dan
Dokumen Kontrak lain, yang digunakan oleh penyedia dalam mempersiapkan
tawarannya. Item yang bisa menjadi penyebab klaim potensial diidentifikasi dan
Pemberi Pekerjaan membuat koreksi dan interpretasi. Pemberi Pekerjaan dianggap
perlu untuk merefleksikan maksud dari rencana dan spesifikasi.
Pre Award Meeting ini biasanya dijadwalkan oleh Pemilik Pekerjaan dan
memiliki agenda yang cukup banyak. Agenda harus diminta jika tidak tersedia pada
undangan Pre Award Meeting. Tujuan utama dari Pre Award Meeting adalah untuk
mengevaluasi penawaran atau usulan Penyedia untuk menentukan apakah ruang
lingkup telah lengkap dan memenuhi maksud dari dokumen pemilihan (dokumen
lelang) dari Pemilik Pekerjaan. Setiap masalah yang perlu klarifikasi atau yang perlu
ditambahkan atau dihapus dari bahasa kontrak perlu dibahas dan diselesaikan pada
pertemuan ini.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 24 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Pemilik Pekerjaan akan meminta Penyedia menyerahkan daftar kesalahan


rencana, kelalaian atau ambiguitas dan item lainnya yang perlu dibahas pada Pre
Award Meeting untuk memperjelas Rencana dan Ketentuan Khusus. Selain itu, Pemilik
Pekerjaan akan bertanya kepada Penyedia apakah Penyedia berniat untuk meminta
setiap alternatif atau substitusi untuk produk bahan termasuk dalam tawarannya.
Ketentuan khusus mengenai Pilihan Bahan Pembelian langsung akan dibahas. Sebuah
Berita Acara akan ditandatangani pada Pre Award Meeting untuk mendokumentasikan
semua klarifikasi dibahas pada pertemuan tersebut.
Tujuan Pre Award Meeting atau Rapat Pra Kontrak adalah untuk memperoleh
pemahaman dan kesepakatan kepada setiap unsur dalam organisasi pemilik pekerjaan
mengenai persyaratan dan waktu penerbitan SPPBJ, ketentuan apabila Penyedia Jasa
yang ditunjuk mengundurkan diri, persyaratan dan waktu penandatanganan Surat
Perjanjian, menyepakati konsep Surat Perjanjian serta hal-hal lainnya yang dianggap
perlu.
Hal-hal yang dibahas dalam Pre Award Meeting (Rapat Pra Kontrak) sekurang-
kurangnya adalah:
a. Jaminan Pelaksanaan
1) Kriteria Jaminan Pelaksanaan
a) Jasa Konsultasi tidak memerlukan Jaminan Pelaksanaan
b) Jaminan Pelaksanaan diberikan oleh Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi untuk Kontrak bernilai di atas Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah)
c) Jaminan Pelaksanaan dapat diberikan oleh Penyedia Jasa Lainnya untuk
Kontrak bernilai diatas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
2) Penyerahan Jaminan Pelaksanaan
a) Jaminan Pelaksanaan diberikan setelah diterbitkannya SPPBJ dan
sebelum penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya. Hal ini berarti, dalam waktu penyerahan
jaminan pelaksanaan bukan kapan saja dapat diserahkan, tetapi
sebelum kontrak lebih cepat dari 14 hari setelah SPPBJ diterbitkan
dan PPK harus berkoordinasi dengan penyedia.
3) Besaran Jaminan Pelaksanaan
a) Nilai Penawaran Antara 80%-100% dari HPS
b) Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus)
sampai dengan 100% (seratus perseratus) dari nilai total HPS,
Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 25 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

c) Nilai Penawaran dibawah 80% dari HPS


d) Untuk nilai penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) dari nilai total HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5%
(lima perseratus) dari nilai total HPS.
4) Masa Berlaku Jaminan Pelaksanaan
a) Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal Kontrak sampai serah terima
Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan
Konstruksi.
5) Penyerahan Kembali Jaminan Pelaksanaan
Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah:
a) Penyerahan Barang/Jasa Lainnya dan Sertifikasi Garansi; atau
b) Penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak khusus bagi Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
6) Bentuk Jaminan Pelaksanaan
a) Jaminan dari Bank Umum, Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan
Asuransi dapat digunakan untuk semua jenis Jaminan
b) Perusahaan Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah
Perusahaan Penjaminan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
7) Ketentuan Jaminan
Jaminan Pelaksanaan atas Pengadaan Barang/Jasa harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK/ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan.
8) Penyebutan Jaminan
Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan
Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.
9) Kegagalan Penyerahan Jaminan Pelaksanaan
10)Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat Jaminan
Pelaksanaan dipersamakan dengan menolak untuk menandatangani Kontrak
atau tidak menerima keputusan penunjukan sebagai penyedia barang/jasa.

b. Asuransi
Penyedia jasa wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
1) Semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 26 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

pekerjaan, atas segala resiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,


serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
2) Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
3) Perlindungan terhadap kegagalan bangunan (jika kegiatannya Pekerjaan
Konstruksi)

c. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)


Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

d. Uang Muka
1) Jaminan Uang Muka
a) Penyedia Jasa Konsultasi dapat diberikan Uang Muka
b) Jaminan Uang Muka diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa terhadap
pembayaran Uang Muka yang diterimanya
c) Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai Uang Muka yang diterimanya
d) Pengembalian Uang Muka diperhitungkan secara proporsional pada setiap
tahapan pembayaran
2) Penggunaan Uang Muka
Uang Muka dapat diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk
a) Mobilisasi alat dan tenaga kerja;
b) Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material; dan/atau
c) Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
3) Besaran Uang Muka
Uang Muka dapat diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Untuk Usaha Kecil paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari nilai Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa; atau
b) Untuk usaha non kecil paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari nilai
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
4) Pengembalian Uang Muka
Nilai Jaminan Uang Muka secara bertahap dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan.

e. Kontrak (Surat Perjanjian)


1) Konsep (Draft) Kontrak

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 27 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

a) PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen
Kontrak
b) Rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa disusun dengan berpedoman pada
Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
c) Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa serta
pedoman penyusunan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa diatur dengan peraturan
Kepala LKPP
2) Jumlah Rangkap Kontrak
Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a) Sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi meterai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
Kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi meterai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
b) Rangkap Kontrak lainnya tanpa dibubuhi meterai, apabila diperlukan
3) Tanda Tangan Kontrak
a) Penyempurnaan Rancangan Kontrak
PPK menyempurnakan rancangan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa untuk
ditandatangani.
b) Ketersediaan Dana
Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA
disahkan.
c) Pendapat Ahli Hukum Kontrak
Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dan/atau bernilai
diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah memperoleh
pendapat ahli hukum Kontrak.
d) Pihak Yang Berwenang Menandatangani Kontrak
Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas nama
Penyedia Barang/Jasa adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar Penyedia Barang/Jasa, yang telah didaftarkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
e) Pendelegasian Wewenang
Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa,
sepanjang mendapat kuasa/ pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 28 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani


Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.
f) Waktu Penandatanganan Kontrak
Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

f. Harga Satuan Timpang


1) Batasan Volume
Apabila dalam penawaran terdapat harga satuan penawaran yang timpang maka
penyedia jasa tersebut perlu mendapatkan penjelasan bahwa harga tersebut berlaku
sebatas volume yang tertera di dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2) Harga Satuan Selebihnya
Harga satuan selebihnya akan disesuaikan/dinegosiasikan.
3) Harga Satuan Yang Nol (0)
Untuk harga satuan yang nol atau tidak diisi, volume pekerjaan tersebut harus tetap
dilaksanakan yang harga satuannya dianggap sudah masuk pada item pekerjaan yang
lain.

g. Perhitungan Penyesuaian Harga (Kontrak Tahun Jamak)


1) Pencantuman Tata Cara Perhitungan
Tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan jelas dalam
Dokumen Pengadaan.
2) Penetapan Koefisien Komponen
a) Koefisien Komponen yang digunakan adalah Daftar Koefisien Komponen yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
b) Koefisien Komponen adalah perbandingan antara nilai bahan, tenaga kerja dan
alat kerja terhadap Harga Satuan dari pembobotan HPS dalam Dokumen Pengadaan
3) Masa Diberlakukan Penyesuaian Harga
Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.
4) Penyesuaian Harga Jika Ada Jenis Pekerjaan Baru
Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya adendum
Kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
adendum Kontrak tersebut ditandatangani
5) Penentuan Indeks Harga Untuk Pekerjaan Yang Terlambat

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 29 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan Penyedia


Barang/Jasa diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga terendah
antara jadwal awal dengan jadwal realisasi pekerjaan.

4. Penerbitan SPPBJ
Ketentuan Penerbitan SPPBJ telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya. Secara
ringkas ketentuan penerbitan SPPBJ tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tidak ada sanggahan dari peserta lelang; atau
2) Sanggahan tidak benar; atau
3) Masa sanggah berakhir.
Sedangkan secara ringkas juga dapat disimpulkan dasar penerbitan SPPBJ adalah:
a. BAHP (Berita Acara Hasil Pelelangan/Seleksi)
ULP menyampaikan BAHP kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
b. Salinan Dokumen Pemilihan
ULP telah menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada
PPK
c. Waktu Penerbitan
1) Bila Tidak Ada Sanggahan
Dalam hal tidak terdapat sanggahan, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam)
hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang dan segera disampaikan
kepada pemenang yang bersangkutan
2) Bila Ada Sanggahan
Dalam hal terdapat sanggahan dan/atau sanggahan banding, SPPBJ harus diterbitkan
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan/atau sanggahan
banding dijawab, serta segera disampaikan kepada pemenang.

5. Menunjuk (Urutan Peringkat)


Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan
pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang
cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

6. Mengenakan Sanksi pada Pemenang


a. Mengundurkan Diri dengan Alasan yang Dapat Diterima

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 30 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

a) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang telah menerima SPPBJ mengundurkan


diri dan masa penawarannya masih berlaku, pengunduran diri tersebut hanya dapat
dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara objektif oleh PPK.
b) Pengunduran diri dilakukan dengan ketentuan bahwa Jaminan Penawaran
peserta lelang yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah.
b. Mengundurkan Diri dengan Alasan yang Tidak Dapat Diterima
Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan
mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya
masih berlaku, maka:
a) Jaminan Penawarannya yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada
Kas Negara/Daerah; dan
b) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di instansi pemerintah selama 2 (dua) tahun
7. Pelelangan Gagal
Apabila Pemenang, Pemenang Cadangan I dan Pemenang Cadangan II
mengundurkan diri pada saat telah ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa, PPK
melaporkan kepada PA/KPA yang akan menyatakan bahwa Pelelangan/
Seleksi/Pemilihan Langsung Gagal
Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan
dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK
PA/KPA menyatakan pelelangan/seleksi gagal apabila, calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri.

8. Menerbitkan SPPBJ
Apabila proses penunjukan (urutan peringkat) telah dilaksanakan (dalam hal
terjadi pengunduran diri calon pemenang yang ditunjuk) selanjutnya PPK dapat
menerbitkan SPPBJ.

9. Membuat Berita Acara Rapat Pra Kontrak (Pre Award Meeting)


Hasil rapat tersebut dituangkan dalam Berita Acara yang merupakan bagian
dari dokumen kontrak. Contoh Berita Acara Rapat Pra Kontrak (Pre Award Meeting)
terdapat pada Lampiran.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 31 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

BAB IV
PENYUSUNAN DAN PENERBITAN SPPBJ

1. Ketentuan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa


Tahap selanjutnya, setelah PPK melakukan penelitian terhadap dokumen
pendukung SPPBJ adalah menyusun atau membuat SPPBJ. Surat Penunjukan
Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) adalah surat penunjukan kepada penyedia barang/
jasa untuk melakukan pekerjaan yang diterbitkan oleh PPK atas penetapan pemenang
pengadaan barang/jasa dari pokja ULP. SPPBJ merupakan akhir dari proses pemilihan
penyedia dimana PPK telah menunjuk penyedia barang/jasa yang akan melaksanakan
kegiatan. PPK dapat menolak menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas
penetapan pemenang yang ditetapkan oleh pokja ULP. Dalam hal ini PPK
memberitahukan perselisihan tersebut kepada PA/KPA untuk diputuskan, dengan
ketentuan:
1) Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK maka dilakukan evaluasi ulang atau
pelelangan/seleksi dinyatakan gagal;
2) Apabila PA/KPA sependapat dengan pokja ULP, PA/KPA memutuskan penetapan
pemenang oleh ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk
mengeluarkan SPPBJ.
PPK juga harus memperhatikan batas waktu untuk menerbitkan SPPBJ yang
telah diatur dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta dengan perubahannya, dengan
ketentuan sebagai berikut:

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 32 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

1) Dalam hal tidak terdapat sanggahan, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6
(enam) hari kerja untuk pelelangan umum dan 4 (empat) hari kerja untuk
pelelangan sederhana/ pemilihan langsung setelah pengumuman penetapan
pemenang dan segera disampaikan kepada pemenang yang bersangkutan;
2) Dalam hal terdapat sanggahan banding, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan banding dijawab, dan segera
disampaikan kepada pemenang;
3) Dalam hal terdapat sanggahan tetapi tidak terdapat sanggahan banding, SPPBJ
harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja untuk pelelangan umum
dan paling lambat 4 (empat) hari kerja untuk pelelangan sederhana dan
pemilihan langsung setelah sanggahan dijawab, dan segera disampaikan
kepada pemenang;
4) Penerbitan SPPBJ untuk seleksi jasa konsultasi harus diterbitkan paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Seleksi
(BAHS) kepada PPK.
Pada prinsipnya, SPPBJ merupakan dasar bagi PPK dan penyedia barang/jasa
untuk melakukan pekerjaan dalam suatu ikatan bukti perjanjian. SPPBJ juga dapat
memberikan kepastian bagi penyedia barang/jasa dalam memperoleh suatu
pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut, aturan waktu penerbitan SPPBJ harus dilakukan
secepat mungkin ketika suatu proses pemilihan dinyatakan telah selesai (termasuk
proses sanggahan dan sanggahan banding). Sebagai contoh, jika tidak ada sanggahan
pada pelelangan umum, dimana waktu sanggahan diberikan 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman pemenang, maka paling lambat pada hari keenam SPPBJ sudah
diterbitkan oleh PPK. Begitu juga pada pelelangan sederhana, dimana diberikan waktu
sanggahan selama 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman. Oleh karena itu, paling
lambat hari keempat setelah pengumuman pemenang SPPBJ sudah diterbitkan.

2. Penyusunan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa


Setelah mengetahui proses dalam penerbitan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) maka langkah selanjutnya adalah menyusun surat penunjukan
penyedia barang/jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Bentuk SPPBJ menurut
Standar Dokumen Pengadaan adalah sebagai berikut:

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 33 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

Gambar 4 Contoh SPPBJ

Berdasarkan format/bentuk SPPBJ di atas, hal-hal yang harus diperhatikan PPK


dalam menyusun SPPBJ, ialah:
a. Kop Surat
Kop surat merupakan kop surat dari Satuan Kerja PPK, sebagai contoh: SPPBJ
yang diterbitkan oleh beberapa PPK di LKPP hanya menggunakan 1 (satu) kop surat
LKPP sebagai satu satuan kerja.
b. Tanggal Penerbitan SPPBJ
Tanggal penerbitan SPPBJ merupakan hal yang perlu diperhatikan karena
berkaitan dengan aspek hukum SPPBJ itu sendiri. Dimana berdasarkan peraturan
Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, batas waktu penerbitan SPPBBJ

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 34 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

sudah diatur dengan jelas, sehingga jika tanggal SPPBJ melebihi batas waktu tersebut,
maka SPPBJ dinyatakan batal demi hukum.
c. Nomor dan Lampiran Surat
Nomor surat adalah nomor persuratan pada organisasi PPK, sedangkan
lampiran surat diisi jika ada surat/berkas yang dilampirkan, misalnya format jaminan
pelaksanaan.
d. Nama Penyedia Barang/Jasa yang Ditunjuk
Nama penyedia barang/jasa yang ditunjuk diisi dengan nama pegawai yang
menandatangani dokumen penawaran yang dilengkapi dengan nama perusahaan
beserta alamat lengkap perusahaan yang terdapat dalam dokumen penawaran.
Sedangkan jika penyedia berbentuk perorangan, maka diisi dengan nama dan alamat
rumah penyedia perseorangan tersebut yang terdapat dalam dokumen penawaran.
e. Perihal
Perihal diisi dengan penunjukan penyedia untuk melaksanakan pekerjaan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam menulis perihal ini adalah kesesuaian nama pekerjaan
dengan dokumen-dokumen pendukung (BAHP/BAHS dan surat penetapan pemenang).
Contoh:
Penyedia Badan Usaha
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan Pengadaan Jasa
Penyelenggaraan Pelatihan Untuk Instruktur (ToT) Penyedia Perorangan (Jasa
Konsultansi)
Perihal : Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan Tenaga Ahli Bidang
Rekrutmen Peserta Pelatihan dan Monitoring Evaluasi Pelatihan
f. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berisi tentang nomor surat dan tanggal penawaran dari
penyedia barang/ jasa yang ditunjuk dan nilai penawaran harga. Nomor surat dan
tanggal penawaran harus sesuai dengan BAHP/BAHS dan surat penetapan pemenang.
Nilai penawaran harga yang dicantumkan adalah nilai penawaran harga terkoreksi
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan kontrak harga satuan atau gabungan
harga satuan dan lumpsum. Sedangkan untuk kontrak lumpsum, harga yang
dicantumkan adalah harga penawaran awal penyedia barang/jasa. Hal ini karena pada
kontrak lumpsum, koreksi aritmatik tidak merubah harga penawaran. Untuk pekerjaan
jasa konsultansi penawaran harga terkoreksi yaitu penawaran harga setelah dilakukan
negosiasi.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 35 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

g. Paragraf Isi
Paragraf isi berisi ketentuan mengenai penyerahan jaminan pelaksanaan, waktu
penandatanganan bukti perjanjian, dan sanksi bagi penyedia barang/jasa jika menolak
pekerjaan dengan alasan yang tidak dapat diterima.
1) Penyerahan jaminan pelaksanaan
Ketentuan menyerahkan jaminan pelaksanaan dipersyaratkan bagi pengadaan
barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang nilai pekerjaannya diatas 200 Juta
rupiah, sedangkan untuk pengadaan jasa konsultasi tidak memerlukan jaminan
pelaksanaan. Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, besaran
nilai jaminan pelaksanaan untuk nilai penawaran terkoreksi lebih dari sama dengan
80% dari nilai total HPS ialah sebesar 5% dari nilai kontrak. Sedangkan untuk
penilaian penawaran terkoreksi di bawah 80% dari nilai total HPS, penyedia
barang/jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai total HPS.
2) Waktu penandatanganan bukti perjanjian
Waktu penandatanganan bukti perjanjian baik berupa SPK atau Surat
Perjanjian/Kontrak ditetapkan 14 hari kerja sejak SPPBJ diterbitkan. Jika sampai
dengan batas waktu tersebut kontrak belum ditandatangani yang disebabkan oleh
kesalahan penyedia barang/jasa, maka penyedia barang/jasa yang telah ditunjuk batal
menjadi penyedia dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Perpres No. 54 Tahun
2010 beserta perubahannya. Apabila keterlambatan penandatanganan kontrak
disebabkan oleh kesalahan PPK, maka penyedia barang/jasa dapat menuntut PPK
secara perdata. Jika keterlambatan penandatanganan kontrak disebabkan oleh
keadaan kahar, maka batas waktu penandatanganan kontrak dalam SPPBJ dapat di-
addendum oleh PPK.
h. Bagian Pengesahan/Tanda Tangan
Organisasi PPK dapat terdiri dari berbagai pihak, di antaranya ialah Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), tim pendukung (direksi lapangan, konsultan pengawas, tim
pelaksana swakelola, tim administrasi dan keuangan, dll.). Terkait dengan
kewenangan dalam penandatanganan SPPBJ, hanya PPK yang dapat menandatangani
SPPBJ dan tidak dapat diwakilkan oleh salah satu pihak dalam organisasinya. Tanda
tangan harus dilengkapi dengan nama lengkap PPK bersangkutan dan jabatan sebagai
PPK sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang ditetapkan.
i. Tembusan
Tembusan SPPBJ wajib diberikan kepada PA/KPA, ULP/Pokja ULP, dan Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) pada instansi PPK yang bersangkutan. Bagi
ULP/Pokja ULP tembusan SPPBJ dapat diartikan bahwa proses pemilihan penyedia
barang/jasa telah selesai dilaksanakan, sedangkan bagi APIP, tembusan SPPBJ dapat

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 36 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Pengadaan Barang/Jasa

dijadikan dasar melakukan pemeriksaan terkait adanya masalah terhadap penyedia


barang/jasa yang ditunjuk. Sebagai contoh, adanya sanggahan/sanggahan banding
atau pengaduan.
Tembusan kepada PA/KPA dapat diartikan sebagai bagian dari pelaporan,
komunikasi dan koordinasi dari PPK kepada atasannya. Tembusan SPPBJ juga dapat
diberikan kepada pengguna barang/jasa akhir yang menerima manfaat dari pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Hal ini berfungsi dalam pengendalian dan pengawasan
kontrak dimana diperlukan koordinasi antara penyedia barang/jasa dengan pengguna
barang/jasa akhir, dan sebagai pemberitahuan bahwa pekerjaan tersebut akan segera
dilaksanakan.

Judul Modul: Membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Halaman: 37 dari 37


Buku Informasi Versi: April 2016

Anda mungkin juga menyukai