Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
i
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 - 2015
Daftar Isi
E. Perizinan ..................................................................................................................................9
E.1 Tata cara Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE .........................................9
E.2 Persyaratan Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE ......................................9
G. Pengendalian dan Perlindungan Efek yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek ............................. 12
G.1 Kewajiban Perusahaan Efek untuk menempatkan Efek Nasabah Dalam Pengendalian Langsung
Perusahaan Efek ................................................................................................................... 12
G.2 Perlindungan Efek Nasabah .................................................................................................. 12
H. Pengendalian Internal Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara
Pedagang Efek ...................................................................................................................... 12
H.1 Fungsi-Fungsi sebagai Perantara Pedagang Efek ...................................................................... 12
H.2 Pelaksanaan Fungsi Perantara Pedagang Efek .......................................................................... 13
H.3 Outsourcing Fungsi PPE ....................................................................................................... 18
H.4 Ketentuan Apabila Terdapat Permasalahan .............................................................................. 18
H.5 Ketentuan Lainnya .............................................................................................................. 18
PRINSIP MENGENAL NASABAH (PMN) OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR
MODAL INDONESIA .....................................................................................................................1
B. Risiko Yang Dapat Dihindarkan Dengan Adanya Prinsip Mengenal Nasabah ................................1
B.1 Risiko Reputasi: ...................................................................................................................1
B.2 Risiko Operasional: ...............................................................................................................1
B.3 Risiko Hukum: .....................................................................................................................1
B.4 Risiko Keuangan ...................................................................................................................2
B.5 Risiko konsentrasi .................................................................................................................2
E. Apa yang akan terjadi jika Nasabah atau Calon Nasabah tidak mau memberikan informasi/
dokumen yang diperlukan dalam PMN? ....................................................................................5
G. Penanggung Jawab Penyedia Jasa Keuangan dalam Penerapan PMN di Pasar Modal...................6
G.1 Jabatan/Pejabat yang menjadi Penangung Jawab .......................................................................6
G.2 Unit Kerja Khusus .................................................................................................................6
G.3 Penugasan Jabatan ...............................................................................................................6
H. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penanggung Jawab Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal ....................................................................6
H.1 Tugas ..................................................................................................................................6
H.2 Tanggung Jawab...................................................................................................................6
H.3 Wewenang ..........................................................................................................................7
L. Siapa yang menjadi kontak Nasabah atau Calon Nasabah di Perusahaan Efek untuk PMN? ....... 12
ii
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
1
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
Menurut Pasal 8 POJK No. 20/POJK.04/2016 Perusahaan Efek wajib memenuhi persyaratan
permodalan sebagai berikut:
a. Penjamin Emisi Efek
Modal disetor : Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
b.Perantara Pedagang Efek yang Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah
Modal disetor : Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah)
c. Perantara Pedagang Efek yang tidak Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah
Modal disetor : Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
d.Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi
Modal disetor : Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).
e. Perantara Pedagang Efek yang Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah dan
Manajer Investasi
Modal disetor : Rp55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar)
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara
Pedagang Efek wajib memiliki dan memelihara Modal Kerja Bersih Disesuaikan sesuai dengan
peraturan V.D.5
C.3 Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)
Pengaturan mengenai MKBD diatur dialam Peraturan V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan
C.3.1 Definisi
1) Haircut adalah faktor pengurang nilai pasar wajar Efek sesuai dengan risikonya sebesar
persentase tertentu dari nilai pasar wajar Efek dimaksud.
2) Modal Kerja Bersih Disesuaikan yang selanjutnya disebut MKBD adalah jumlah aset
lancar Perusahaan Efek dikurangi dengan seluruh liabilitas Perusahaan Efek dan Ranking
Liabilities, ditambah dengan Utang Sub-Ordinasi, serta dilakukan penyesuaian-
penyesuaian lainnya.
3) Peringkat adalah opini yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek tentang
kemampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran secara tepat waktu oleh suatu
Pihak berkaitan dengan Efek yang diterbitkan oleh Pihak dimaksud yang diperingkat.
4) Ranking Liabilities adalah sejumlah kewajiban kontingen dan kewajiban off balance
sheet yang akan ditambahkan pada liabilitas sebagai faktor risiko dalam penghitungan
MKBD, yang nilainya ditetapkan berdasarkan perhitungan tertentu.
2
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
3
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
4
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
5
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
paling lambat tanggal 12 (dua belas) bulan berikutnya. Dalam hal tanggal 12 (dua
belas) bulan berikutnya jatuh pada hari libur, maka laporan MKBD tersebut wajib
disampaikan pada hari kerja berikutnya.
c. Bursa Efek wajib melarang anggotanya yang tidak melaporkan dan/atau gagal memenuhi
nilai minimum MKBD untuk melakukan Transaksi Bursa
d. Jika Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek gagal memenuhi nilai minimum MKBD, maka
Bursa Efek mewajibkan Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek tersebut untuk:
1) menghentikan pembukaan rekening Efek untuk nasabah baru;
2) menghentikan transaksi Efek yang akan meningkatkan Posisi Long atau Posisi Short
pada portofolio milik Perusahaan Efek kecuali melaksanakan atau menjual Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu;
3) menghentikan transaksi Efek yang akan meningkatkan Saldo Debit atau Posisi Short
pada rekening Efek nasabah;
4) menghentikan transaksi Efek dalam rekening Efek nasabah dan melaksanakan atau
menjual Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu jika kekurangan MKBD melebihi 20%
(dua puluh per seratus) dari jumlah MKBD yang disyaratkan; dan
5) menyampaikan kepada Bursa Efek rencana yang memuat jadwal, tata cara dan
bentuk peningkatan modal, pengurangan kegiatan usaha atau penghentian kegiatan
usaha serta menyampaikan tembusannya kepada Bapepam dan LK
e. Bursa Efek dapat menyetujui, menolak, atau meminta penyempurnaan dari rencana
Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek
f. Setiap hari kerja dalam periode Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek gagal memenuhi
MKBD, Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek tersebut wajib melaporkan secara tertulis
pelaksanaan rencana kepada Bapepam dan LK, Bursa Efek, serta Lembaga Kliring dan
Penjaminan bagi Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek yang menjadi anggota Lembaga
Kliring dan Penjaminan
g. Jika Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi,
Perantara Pedagang Efek yang tidak mengadministrasikan rekening Efek nasabah,
dan/atau Penjamin Emisi Efek yang bukan Anggota Bursa Efek gagal memenuhi nilai
minimum MKBD maka pada hari kerja berikutnya wajib menyampaikan kepada Bapepam
dan LK, rencana yang memuat jadwal, tata cara dan bentuk peningkatan modal, serta
menyampaikan laporan MKBD dan pelaksanaan rencana dimaksud kepada Bapepam dan
LK setiap hari kerja paling lambat pukul 08.30 WIB
h. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penyampaian rencana
perbaikan MKBD, Perusahaan Efek harus telah memperbaiki nilai MKBD-nya sehingga
memenuhi nilai minimum yang diwajibkan.
i. Bapepam dan LK akan mencabut izin usaha Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan
usaha sebagai Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek
nasabah dan mewajibkan Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk menyampaikan
rencana penyelesaian seluruh kewajiban pada nasabahnya, apabila:
1) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dimaksud gagal memenuhi
nilai minimum MKBD dalam periode lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-
turut atau lebih dari 60 (enam puluh) hari kerja dalam periode 12 (dua belas) bulan
terakhir; dan/atau
2) Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dimaksud tidak
menyampaikan laporan MKBD kepada Bapepam dan LK sebagaimana disyaratkan
dalam periode lebih dari 3 (tiga) bulan terakhir.
j. Satuan Pemeriksa Bursa Efek wajib melakukan pemeriksaan setempat terhadap Anggota
Bursa Efek yang gagal memenuhi nilai minimum MKBD paling lambat pukul 13.00 WIB
pada hari berikutnya atau pada hari Anggota Bursa Efek tersebut tidak menyerahkan
laporan MKBD dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Satuan Pemeriksa Bursa Efek wajib mengawasi kegiatan Anggota Bursa Efek yang
melanggar tersebut untuk memastikan bahwa Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan tidak melakukan kegiatan yang dilarang dalam Peraturan ini; dan
2) Satuan Pemeriksa Bursa Efek wajib melaporkan segera kepada Bapepam dan LK
setiap tindakan yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek yang bertentangan dengan
Peraturan ini serta sanksi yang diberikan oleh Bursa Efek kepada Anggota Bursa Efek
yang bersangkutan.
k. Satuan Pemeriksa Bursa Efek wajib melaporkan kepada Bapepam dan LK paling lambat
pukul 15.00 WIB pada hari berikutnya setelah dimulainya pemeriksaan yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1) informasi tentang pemenuhan terhadap Peraturan Nomor V.D.3;
6
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
2) perlu tidaknya pembatasan lebih jauh terhadap kegiatan Anggota Bursa Efek
dimaksud dengan tujuan melindungi kepentingan nasabah; dan
3) penilaian atas kelayakan rencana yang disampaikan kepada Bapepam dan LK oleh
Anggota Bursa Efek untuk memastikan bahwa rencana tersebut layak untuk
dilaksanakan.
Sanksi: Suspensi Perdagangan oleh BAPEPAM (yang melaksanakan sanksi Bursa Efek)
7
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
8
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
E. Perizinan
Perizinan perusahaan efek pada saat ini diatur oleh Peraturan OJK No. 20/POJK.04/2016 tentang
Perizinan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE) dan
Perantara Pedagang Efek (PPE) (selanjutnya disebut POJK Perizinan), menggantikan peraturan
sebelumnya yaitu Peraturan BAPEPAM No. V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek
E.1 Tata cara Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE
Permohonan untuk memperoleh izin usaha Perusahaan Efek sebagai PEE dan/atau PPE diajukan
oleh pemohon kepada OJK dalam rangkap 2 (dua) sesuai dengan surat permohonan atau
perubahan Izin Usaha Perusahaan Efek sebagai PEE dan/atau PPE dengan melampirkan dokumen
sebagai berikut:
1) Dokumen yang menunjukkan identitas Perseroan yang paling sedikit meliputi nama dan alamat
kantor pusat dan operasional perusahaan, serta logo perusahaan (jika ada)
2) Fotokopi Akta Pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang, berikut
perubahan anggaran dasar terakhir yang telah memperoleh persetujuan dari instansi yang
berwenang atau telah diterbitkan surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar
dari instansi yang berwenang
3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perseroan
4) Surat kuasa kepada Pihak yang diberi kuasa untuk mengajukan permohonan perizinan untuk
dan atas nama perseroan (jika ada)
5) Daftar nama dan data anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan pegawai yang memiliki
izin Wakil Perusahaan Efek, yang meliputi persyaratan sesuai pasal 15 ayat (1) huruf e POJK
Perizinan
6) dokumen yang terkait dengan nama, data, dan informasi pemegang saham, yang meliputi
persyaratan sesuai pasal 15 ayat (1) huruf f POJK Perizinan
7) keterangan mengenai:
i. Pemegang saham hingga penerima manfaat yang sebenarnya
ii. Pemegang Saham Pengendali Perseroan Terbatas baik langsung maupun tidak langsung yang
paling sedikit memuat nama Pihak pengendali dan bentuk pengendalian
iii. Perusahaan terelasi
iv. Anak Perusahaan
8) Daftar nama pegawai setingkat di bawah Direksi yang tidak memiliki izin Wakil Perusahaan Efek
dan posisinya dalam struktur organisasi perseroan
9) Laporan keuangan terakhir yang diperiksa Akuntan yang terdaftar di OJK yang jangka waktu
antara tanggal laporan keuangan terakhir tersebut dengan tanggal pemberian izin usaha
Perusahaan Efek tidak lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari
10) Fotokopi perjanjian usaha patungan bagi Perusahaan Efek patungan
11) Rekening koran;
12) Bukti penyetoran modal;
13) MKBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal yang mengatur
mengenai Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD
14) Surat Pernyataan sebagaimana dimaskud dalam pasal 15 ayat (1) huruf n s/d w dan huruf ff
POJK Perizinan
15) Surat keterangan domisili
16) Struktur organisasi sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan sesuai
izin usaha yang dimohonkan
17) Gambaran tentang rencana operasi dan misi perusahaan dan proyeksi keuangan paling sedikit 5
(lima) tahun ke depan
18) Jawaban atas pernyataan sesuai dengan format daftar pernyataan sesuai dengan lampiran POJK
Perizinan
19) Daftar kantor cabang dan perubahannya
20) Prosedur dan standar operasi sesuai izin usaha
21) Bukti pembayaran biaya perizinan Perusahaan efek
22) Apabila terdapat anggota direksi, komisaris atau pegawai yang merupakan Tenaga Kerja Asing,
pemohon wajib memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
mengatur mengenai tata cara penggunaan tenaga kerja asing.
E.2 Persyaratan Permohonan Perizinan Perusahaan Efek sebagai PEE dan PPE
Sebelum mengajukan izin sebagai Perusahaan Efek kepada OJK, Perusahaan Efek diwajibkan untuk
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dibawah ini:
1) Persyaratan Anggaran Dasar
Anggaran dasar PEE dan/atau PPE wajib memuat kegiatan usaha sesuai izin usaha yang
dimohonkan kepada OJK. Perseroan yang mengajukan izin usaha Perusahaan Efek sebagai PEE
9
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
dan/atau PPE wajib telah menetapkan kegiatan usaha perusahaan sesuai izin usaha yang
dimohonkan dalam anggaran dasar Perseroan dimaksud.
2) Persyaratan Identitas
Perusahaan Efek wajib memiliki identitas Perseroan yang paling sedikit meliputi nama dan
alamat perusahaan, mencantumkan secara jelas kata Sekuritas pada penulisan nama
perusahaannya, dan mencantumkan logo apabila Perusahaan efek tersebut menggunakan logo
sebagai identitas tambahan
3) Persyaratan Permodalan
Sebagaimana dibahas pada bagian C.2 Modul ini
4) Persyaratan Operasional
i. Memiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas dan nama pegawai pada tiap
posisi jabatan termasuk keberadaan unit kerja, anggota Direksi, atau pejabat setingkat di
bawah Direksi yang menjalankan fungsi yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan di sektor Pasar Modal sesuai izin usaha yang dimiliki, memiliki prosedur dan
standar operasi sesuai izin usaha yang dimiliki oleh Perusahaan Efekm, dan memiliki izin
mempekerjakan tenaga kerja asing dari instansi yang berwenang dalam hal mempekerjakan
tenaga kerja asing
ii. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai PEE wajib paling sedikit memiliki 1 (satu)
orang pegawai yang telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai WPEE
iii. Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai PPE wajib paling sedikit memiliki 1 (satu)
orang pegawai yang telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai WPEE atau WPPE.
5) Persyaratan Integritas dan Kelayakan Keuangan Pemegang Saham dan Pemegang
Saham Pengendali
Persyaratan Integritas meliputi:
i. Cakap melakukan perbuatan hukum
ii. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan dengan menyampaikan paling
sedikit Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dimana jangka waktu tanggal
diterbitkannya sampai dengan diajukan ke OJK tidak lebih dari 6 (enam) bulan atau
sesuai dengan masa berlaku yang diberikan dari Kepolisian jika kurang dari 6 (enam)
bulan;
iii. Tidak pernah dihukum karena:
a) melakukan tindak pidana di sektor keuangan dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun terakhir
b) melakukan tindak pidana khusus dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
c) melakukan tindak pidana kejahatan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir
Sampai dengan ditetapkannya hasil uji kemampuan dan kepatutan pemegang saham
dan Pemegang Saham Pengendali oleh OJK
iv. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
v. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan
vi. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung pengembangan operasional
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai PEE atau PPE yang sehat dan
Pasar Modal Indonesia serta kebijakan OJK.
Persyaratan Keuangan meliputi:
i. Kemampuan keuangan;
ii. Bagi pemegang saham atau Pemegang Saham Pengendali berupa orang perseorangan,
tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan; dan
iii. Tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet.
6) Persyaratan Integritas dan Kompetensi Anggota Direksi atau Anggota Dewan
Komisaris
Persyaratan Integritas meliputi:
i. Cakap melakukan perbuatan hukum
ii. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan dengan menyampaikan paling
sedikit Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dimana jangka waktu tanggal
diterbitkannya sampai dengan diajukan ke OJK tidak lebih dari 6 (enam) bulan atau
sesuai dengan masa berlaku yang diberikan dari Kepolisian jika kurang dari 6 (enam)
bulan;
iii. Tidak pernah dihukum karena:
a. melakukan tindak pidana di sektor keuangan dalam jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun terakhir
b. melakukan tindak pidana khusus dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir
c. melakukan tindak pidana kejahatan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir,
sampai dengan ditetapkannya hasil uji kemampuan dan kepatutan pemegang saham
dan Pemegang Saham Pengendali oleh OJK
10
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
11
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
G.1 Kewajiban Perusahaan Efek untuk menempatkan Efek Nasabah Dalam Pengendalian
Langsung Perusahaan Efek:
1). Perusahaan Efek wajib untuk mengambil tindakan yang cepat dan efektif untuk menjaga agar
Efek yang ada dalam Posisi Long rekening Efek nasabah berada dalam pengendalian langsung
Perusahaan Efek.
2). Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek sesudah periode 5
(lima) hari kerja harus diganti dengan Efek yang dibeli oleh Perusahaan Efek.
3). Perusahaan Efek dimungkinkan untuk memperpanjang waktu 5 (lima) hari kerja untuk membeli
Efek, dengan ketentuan bahwa:
a) Perusahaan Efek telah menyisihkan uang sejumlah nilai pasar wajar Efek yang belum berada
dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek tersebut dan ada dalam rekening khusus di
bank atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan (qq) pemegang rekening untuk
menjamin Efek Bebas yang bukan Efek dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek; dan
b) Perusahaan Efek telah secara aktif dan terus menerus melakukan tindakan terbaik dan benar
untuk memastikan Efek dimaksud dalam pengendalian langsung Perusahaan Efek.
12
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
14
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
15
Modul Hukum dan Etka WPPE
Modul Hukum & Etika | Regulasi Terkait Perusahaan Efek
18
Modul Hukum dan Etka WPPE
PRINSIP MENGENAL NASABAH (PMN) OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI
SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA
Prinisip Mengenal Nasabah (PMN) (atau dikenal dengan istilah Know Your Customer / KYC) merupakan
prinsip-prinsip yang diterapkan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar modal untuk mengetahui dan
memahami nasabah mereka agar dapat melayani mereka lebih baik serta memantau transaksi keuangan
mereka dalam rangka mengelola risiko perusahaan secara hati-hati. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal dalam hal ini adalah Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi, serta Bank Umum yang menjalankan fungsi
Kustodian.
Tujuan lain dari kebijakan PMN disini adalah memperoleh visibilitas ke sumber-sumber keuangan
nasabah dengan melihat profil nasabah. Tujuan dasarnya adalah untuk memperoleh pemahaman
tentang risiko nasabah untuk bisnis di Pasar Modal. Terkadang, dapat dimungkingkan bahwa
dalam berivestasi di Pasar Modal, nasabah memanfaatkan Perusahaan Efek untuk memfasilitasi
pencucian uang atau pendanaan terorisme.
A.2 Pentingnya Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Perusahaan Efek Di Pasar Modal Indonesia
1. Berperan dalam memverifikasi identitas klien. Identifikasi dan verifikasi identitas nasabah
dilakukan dengan menggunakan sumber data, informasi, dan dokumen pendukung yang
independen dan handal.
2. Berperan dalam memastikan informasi terkait sifat pekerjaan / bisnis nasbahserta tujuan
investasi.
3. Berperan dalam mendeteksi aktivitas penipuan, aktivitas yang tidak biasa atau mencurigakan,
mengurangi berbagai jenis risiko di Pasar Modal. serta melindungi Perusahaan Efek dari
tindakan memfasilitasi atau mendorong pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme yang
dapat merusak integritas sistem keuangan.
4. Berperan dalam mengidentifikasi seluruh risiko yang mungkin ditimbulkan dari setiap nasabah
dan/atau kelompok nasabah terhadap aset serta kewajiban perusahaan.
1
Modul Hukum dan Etka WPPE
tuntutan hukum. Karena sifat bisnis dari Perusahan Efek, maka risiko ini tidak pernah sepenuhnya
dihilangkan.
Dengan menerapkan kebijakan PMN yang benar, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko hukum dimasa yang akan datang, baik untuk dirinya sendiri ataupun pegawainya
3
Modul Hukum dan Etka WPPE
f. Verifikasi yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan pengendali
calon Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan antara lain dengan cara sebagai
berikut:
1) verifikasi terhadap informasi dan dokumen calon Nasabah dan pengendali calon Nasabah
sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak hanya berdasarkan informasi dan dokumen
yang diberikan oleh calon Nasabah tersebut, namun didasarkan pada kebenaran informasi
dan dokumen, kebenaran sumber informasi dan dokumen, dan jenis informasi dan
dokumen yang terkait; dan
2) verifikasi hubungan bisnis yang dilakukan oleh calon Nasabah dimaksud dengan Pihak
ketiga.
g. Dalam hal calon Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf c butir 4) merupakan Penyedia
Jasa Keuangan lain di bidang Pasar Modal di dalam negeri, maka Penyedia Jasa Keuangan di
bidang Pasar Modal cukup menerima pernyataan tertulis bahwa Penyedia Jasa Keuangan lain di
bidang Pasar Modal di dalam negeri tersebut telah memperoleh serta melakukan verifikasi dan
identifikasi atas dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada huruf c dan bersedia
memberikan informasi dan salinan dokumen pendukung Nasabah jika dibutuhkan oleh Penyedia
Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.
h. Dalam hal calon Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf c butir 4) merupakan Penyedia
Jasa Keuangan lain di bidang Pasar Modal di luar negeri yang menerapkan Prinsip Mengenal
Nasabah yang sekurang-kurangnya setara dengan Peraturan ini, maka Penyedia Jasa Keuangan
di bidang Pasar Modal cukup menerima pernyataan tertulis bahwa Penyedia Jasa Keuangan lain
di bidang Pasar Modal di luar negeri tersebut telah memperoleh dokumen pendukung Pihak lain
dan telah melakukan verifikasi dan identifikasi atas dokumen dimaksud dan bersedia
memberikan informasi dan salinan dokumen pendukung Nasabah jika dibutuhkan oleh Penyedia
Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal. Jika Prinsip Mengenal Nasabah di negara Penyedia Jasa
Keuangan lain di bidang Pasar Modal luar negeri tersebut tidak setara dengan peraturan ini,
maka Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib menerapkan Prinsip Mengenal
Nasabah berdasarkan peraturan ini.
i. Persetujuan pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat memungkinkan Nasabah melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau
Pendanaan Kegiatan Terorisme, antara lain catatan, dokumen, daftar, informasi mengenai
pelanggaran dan/atau kejahatan.
j. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka atau memelihara
rekening Efek anonim atau rekening Efek yang menggunakan nama fiktif.
k. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah yang dianggap dan/atau
diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi sebagaimana dimaksud pada huruf e wajib terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau manajemen senior Penyedia Jasa
Keuangan di bidang.
4
Modul Hukum dan Etka WPPE
apabila: terdapat perubahan profil atau informasi penting Nasabah yang signifikan sesuai dengan
tingkat risiko sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi
Nasabah huruf e; terdapat peningkatan nilai transaksi atau trading limit yang signifikan;
dan/atau perintah transaksi dilakukan oleh pemegang rekening Efek tanpa adanya alas hukum
yang sah.
6. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib menatausahakan hasil pemantauan dan
evaluasi rekening Efek dan transaksi Nasabah, baik yang dilaporkan maupun yang tidak
dilaporkan kepada PPATK.
7. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan pengkinian data Nasabah dalam
hal terdapat perubahan terhadap dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam penjelasan
Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Nasabah.
8. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib menatausahakan dokumen-dokumen
sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Nasabah dan
pada huruf f dan huruf g dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak Nasabah
menutup rekening Efeknya.
C.4 Pelaporan
Manajemen risiko yang baik harus dapat memastikan bahwa perusahan mampu mengidentifikasi,
menginvestigasi serta mengelola risiko yang ditimbulan oleh kegiatan pencucian uang ataupun
kegiatan kriminal lainnya.
E. Apa yang akan terjadi jika Nasabah atau Calon Nasabah tidak mau memberikan
informasi/ dokumen yang diperlukan dalam PMN?
1. Perusahaan Efek berhak menolak untuk membuka rekening Calon Nasabah.
2. Perusahaan Efek berhak menghentikan hubungan bisnisnya dengan Nasabah.
5
Modul Hukum dan Etka WPPE
G. Penanggung Jawab Penyedia Jasa Keuangan dalam Penerapan PMN di Pasar Modal
G.1 Jabatan/Pejabat yang menjadi Penangung Jawab
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib membentuk unit kerja khusus atau
menugaskan pejabat sebagai penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
2. Direktur utama Penyedia Jasa Keuangan tidak dapat menjadi penanggung jawab penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah.
3. Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau
Manajer Investasi dalam satu badan usaha, Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal
dapat hanya memiliki satu penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
4. Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Bank Kustodian,
penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dapat ditugaskan kepada
penanggung jawab Bank Kustodian atau dirangkap oleh penanggung jawab penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah pada Bank Umum.
H.1 Tugas
Penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah mempunyai tugas paling kurang sebagai
berikut:
1. Menyusun dan memelihara pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
2. Memastikan bahwa prosedur identifikasi, verifikasi, dan pemantauan Nasabah masih memadai;
3. Memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah mengakomodasi data yang
diperlukan dalam pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah;
4. Memantau rekening Efek dan pelaksanaan transaksi Nasabah;
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi Nasabah untuk
memastikan ada atau tidak adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi
keuangan yang dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme;
6. Melakukan administrasi dokumen hasil pemantauan dan evaluasi;
7. Memantau pengkinian data dan profil Nasabah;
8. Melakukan pengawasan terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terhadap unit-unit kerja
terkait;
9. Menerima dan melakukan analisis atas laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau
transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai yang dilaporkan oleh unit-unit kerja yang
ditugaskan; dan
10. Menyusun laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi keuangan secara
tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait dengan Pencucian Uang dan/atau
Pendanaan Terorisme yang wajib dilaporkan kepada PPATK.
6
Modul Hukum dan Etka WPPE
2. Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah bagi pejabat dan/atau pegawai Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal; dan
3. Menjaga kerahasiaan informasi terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
H.3 Wewenang
Penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah mempunyaiwewenang paling kurang
sebagai berikut:
1. Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit organisasi
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal;
2. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah oleh
unit-unit kerja terkait;
3. Mengusulkan pejabat dan/atau pegawai unit kerja terkait untuk membantu pelaksanaan Prinsip
Mengenal Nasabah; dan
4. Melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris,
atau Pihak terafiliasi dengan Direksi atau Dewan Komisaris, secara langsung kepada PPATK.
I.1 Identifikasi
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib meminta data dan informasi kepada calon
Nasabah.
2. Data dan informasi calon Nasabah adalah sebagai berikut:
Data Calon Nasabah Perseorangan Data Calon Nasabah Non Perserorangan
a) Data sesuai dengan dokumen a) Nama;
identitas, yaitu: b) Nomor izin atau nomor izin usaha dari
(a). Nama; instansi berwenang;
(b). Nomor identitas; c) Bidang usaha/kegiatan;
(c). Alamat; d) Alamat kedudukan;
(d). Tempat dan tanggal lahir; e) Nomor telepon;
(e). Jenis kelamin; dan f) Tempat dan tanggal pendirian;
(f). Kewarganegaraan; g) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial
b) Alamat tempat tinggal terkini (jika Owner) (jika ada);
berbeda dengan dokumen identitas); h) Sumber dana;
c) Nomor telepon; i) Maksud dan tujuan investasi; dan
d) Status perkawinan; j) Nama bank dan nomor rekening.
e) Pekerjaan;
f) Alamat dan nomor telepon tempat
kerja (jika ada);
g) Rata-rata penghasilan per tahun;
h) Sumber dana;
i) Maksud dan tujuan investasi;
j) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) (jika ada); dan
k) Nama bank dan nomor rekening.
3. Data dan Informasi diatas paling sedikit dilampirkan spesimen tanda tangan dan dokumen
pendukung yang harus diberikan kepada Penyedia Jasa Keuangan sebagai dokumen pendukung,
diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Untuk Orang-Perserorangan
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), bagi Warga Negara Indonesia;
b) Fotokopi Paspor, bagi Warga Negara Asing.
(2) Untuk Non Perseorangan
1). Badan Usaha
a) Fotokopi anggaran dasar perusahaan;
b) Fotokopi izin usaha dari instansi yang berwenang;
c) Spesimen tanda tangan penerima kuasa;
d) Surat kuasa dari pejabat yang berwenang kepada penerima kuasa, guna bertindak
untuk dan atas nama calon Nasabah atau Nasabah dalam berinvestasi di Pasar
Modal, termasuk memberikan instruksi sehubungan dengan rekening Efek calon
Nasabah;
e) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
7
Modul Hukum dan Etka WPPE
f)
Laporan keuangan atau deskripsi kegiatan usaha;
g)
Fotokopi surat keterangan domisili;
h)
Struktur manajemen atau kepengurusan;
i)
Struktur kepemilikan atau struktur pendiri;
j)
Fotokopi dokumen identitas pengurus/ Direksi yang berwenang mewakili calon
Nasabah; dan
k) Dokumen mengenai pengendali akhir.
2). Yayasan
a) Fotokopi izin bidang kegiatan yayasan;
b) Deskripsi kegiatan yayasan;
c) Struktur dan nama pengurus yayasan; dan
d) Fotokopi dokumen identitas anggota pengurus yang berwenang mewakili yayasan
untuk melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar
Modal.
3). Badan Hukum lainnya
a) Fotokopi bukti pendaftaran pada pihak yang berwenang;
b) Nama penyelenggara; dan
c) Fotokopi dokumen identitas pihak yang berwenang mewakili badan hukum dalam
melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal.
4). Untuk Kelompok Terorganisasi, Asosiasi, dan Perkumpulan lainnya yang bukan
Badan Hukum
a) Fotokopi bukti pendaftaran pada pihak yang berwenang;
b) Nama penyelenggara;
c) Fotokopi akta pendirian dan/atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART); dan
d) Fotokopi dokumen identitas pihak yang berwenang mewakili kelompok terorganisasi,
asosiasi, dan perkumpulan yang bukan badan hukum dalam melakukan hubungan
usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal.
I.2 Verifikasi
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib mengelompokkan calon Nasabah atau
Nasabah berdasarkan tingkat risiko terjadinya Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme, terdiri
dari 3 (tiga) klasifikasi risiko, yaitu risiko rendah, menengah, dan tinggi. Tingkat risiko nasabah
tidak mempengaruhi data, informasi, dan dokumen pendukung sebagaimana diminta pada proses
identifikasi. Akan tetapi, mempengaruhi proses verifikasi dan pemantauan yang dilakukan terhadap
nasabah.
1. Kelompok risiko rendah
1) Kriteria:
(a) Berdasarkan profil:
(1) Merupakan penerima Efek dalam rangka Employee Stock Ownership Program
(ESOP) dan/atau Management Stock Ownership Program (MSOP) dari
Emiten atau Perusahaan Publik;
(2) Berupa Emiten atau Perusahaan Publik;
(3) Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah;
(4) Berupa Lembaga Negara atau Instansi Pemerintah; atau
(5) Berupa lembaga internasional dimana Pemerintah atau yang mewakili
menjadi anggota.
(b) Pihak yang melakukan pemesanan Efek di pasar perdana paling banyak senilai
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau
(c) Jumlah transaksi tidak mencapai kriteria tingkat risiko menengah.
2) Verifikasi yang dilakukan:
(a) Meneliti kebenaran data dan informasi yang disampaikan calon Nasabah atau
Nasabah berdasarkan dokumen pendukung; dan
(b) Memastikan data dan informasi tersebut adalah data terkini.
8
Modul Hukum dan Etka WPPE
d) Bagi nasabah PPE yang:
(1) Melakukan penyetoran dana lebih dari Rp10.000.000 dalam 1 hari;
(2) Memiliki dana dan/atau Efek dengan total lebih dari Rp50.000.000 pada akhir
bulan; atau
(3) Memiliki akumulasi transaksi Efek lebih dari Rp100.000.000 dalam jangka
waktu 1 bulan.
9
Modul Hukum dan Etka WPPE
e) Melakukan pertemuan langsung (face to face) sebelum melakukan hubungan
usaha dan membandingkan data dan informasi calon Nasabah atau Nasabah
dengan dokumen asli;
f) Melakukan wawancara dengan calon Nasabah untuk meneliti dan meyakini
keabsahan dan kebenaran dokumen, dalam hal terdapat keraguan atas informasi
dan/atau dokumen pendukung yang diterima; dan
g) Melakukan CDD secara berkala paling kurang berupa analisis terhadap informasi
mengenai Nasabah, sumber dana, tujuan investasi, dan hubungan bisnis dengan
pihak terkait.
2. Pengkinian
(1) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan upaya pengkinian data,
informasi, dan/atau dokumen pendukung, dalam hal terdapat perubahan yang diketahui
dari pemantauan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal terhadap Nasabah atau
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pemantauan secara berkala terkait profil Nasabah untuk kepentingan pengkinian data
dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali dalam jangka waktu:
(a) 3 tahun untuk nasabah risiko rendah;
(b) 1 tahun untuk nasabah risiko menengah; dan/atau
(c) 6 bulan untuk nasabah risiko tinggi.
(3) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib mendokumentasikan upaya
pengkinian data
10
Modul Hukum dan Etka WPPE
I.4 Pelaporan
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyampaikan laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan, laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai, dan/atau
laporan lain kepada PPATK sebagaimana diatur dalam ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian
Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
2. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data, informasi, dan/atau
dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain
yang berwenang sebagaimana diatur oleh undang-undang.
11
Modul Hukum dan Etka WPPE
3. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyimpan catatan dan dokumen
mengenai seluruh proses identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data, informasi, dan/atau
dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain
yang berwenang sebagaimana diatur oleh undang-undang.
L. Siapa yang menjadi kontak Nasabah atau Calon Nasabah di Perusahaan Efek untuk
PMN?
Kontak Nasabah atau Calon Nasabah untuk pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah di Perusahaan Efek
adalahRelationship Manager atau petugas yang membuka account Nasabah atau Calon Nasabah dan
siapa saja yang bertugas untuk menghubungi Nasabah atau Calon Nasabah untuk transaksi di Pasar
Modal.
Perusahaan wajib melaksanakan pelatihan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah kepada semua
pegawai, dengan cara:
1) Menyusun program pelatihan yang dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
tahun;
2) Melaksanakan program pelatihan sesuai dengan jadwal program yang telah disusun; dan
3) Melaporkan pelaksanaan program pelatihan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada
tahun berikutnya setelah tahun pelaksanaan program pelatihan.
12
Modul Hukum dan Etka WPPE
N. Implentasi Daftar Terduga Teroris
Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PATK) telah memblokir 26 rekening atas dana milik
orang atau korporasi yang tercantum dalam daftar terduga teroris pada tahun 2015.
Pemerintah membekukan dana sebesar Rp2,08 miliar atau tepatnya Rp2.083.684.874 yang
bersumber dari 26 rekening yang diduga milik teroris, karena dana itu diduga kuat berkaitan dengan
tindak terorisme. Itu merupakan Implementasi dari dikeluarkannya peraturan bersama mengenai
pemblokiran pendanaan terorisme," kata Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) Muhammad Yusuf dalam Refleksi Akhir Tahun 2015 di Kantor PPATK, Jakarta, Senin
(28/12/2015).
Implementasi pemblokiran dana sebesar Rp2,08 miliar per Mei 2015, terjadi setelah pemerintah
melakukan terobosan dengan menerbitkan Peraturan Bersama mengenai Pencantuman Identitas
Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara
Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan
Organisasi Teroris.
Berdasarkan Laporan Refleksi Akhir Tahun 2015 PPATK, Perba ini telah diundangkan Menteri Hukum
dan HAM serta ditandatangani seluruh pimpinan lembaga dan kementerian negara.
Perba ini muncul untuk melengkapi keterbatasan pelaksanaan dari Undang-Undang (UU) tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Dalam UU tersebut tidak ada
mekanisme soal pelaksanaan pembekuan dan ada yang tidak sesuai dengan Resolusi Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dampak positif diterbitkannya peraturan bersama itu adalah keluarnya Indonesia dari daftar hitam
badan pengawas pencucian uang internasional, Financial Action Task Force (FATF).Sebelumnya,
Indonesia masuk daftar hitam negara-negara yang paling banyak melakukan praktik pencucian uang
menurut penilaian FATF.Indonesia masuk daftar hitam karena dinilai belum memenuhi rekomendasi
FATF terkait pembekuan serta merta atas aset dari orang dan entitas yang ditetapkan berdasarkan
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa Nomor 1267.
Hingga Juni 2015, berdasarkan penilaian FATF, Indonesia masih berada dalam zona negara yang
berisiko tinggi terhadap tindak pencucian uang dan terorisme. Pada Februari 2014 Indonesia
terancam dikenakan sanksi yang akan berdampak negatif terhadap reputasi Indonesia khususnya
lembaga keuangan Indonesia dalam berinteraksi dengan lembaga keuangan negara lain.
Untuk mengatasinya, Mahkamah Agung RI, Kementerian Luar Negeri, Kepala Kepolisian RI, Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kepala PPATK sepakat untuk menyusun suatu
Peraturan Bersama tentang Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga
Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau
Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris.
Peraturan tersebut telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 11
Februari 2015.
O. Organisasi Teroris
Sejak tahun 2000, telah terjadi peningkatan lima kali lipat dalam jumlah orang yang dibunuh oleh
terorisme. Meskipun ada sedikit penurunan dari tahun 2007 dan seterusnya, jumlahnya kembali
melonjak sejak dimulainya perang saudara di Suriah.
Jaringan teroris dapat menunggu selama bertahun-tahun sebelum melakukan serangan besar yang
membuat nama mereka tersebar. Banyak organisasi yang terlibat dalam dunia gelap ini, dan
kelompok yang paling berbahaya mungkin salah satu yang belum kita dengar.
Berikut adalah 11 kelompok teror seperti dikutip dari The Star, Januari 2015:
2. Al-Qaeda
Al-Qaeda dibentuk pada tahun 1988 oleh Osama bin Laden, yang tewas pada 2011 dalam sebuah
operasi oleh US Navy Seals. Kelompok ini diburu setelah melakukan serangan 11 September 2001,
13
Modul Hukum dan Etka WPPE
tetapi telah dikalahkan dalam satu tahun terakhir oleh ISIS. Sejak kematian Osama, jaringan ini
dipimpin oleh Ayman al-Zawahiri dari Mesir. Meskipun tampaknya telah kehilangan 'kilaunya'
akhir-akhir ini, banyak kelompok dalam daftar ini berafiliasi dengan Al-Qaeda.
ISIS sendiri awalnya bagian dari jaringan, sebelum secara resmi dikeluarkan dari Al-Qaeda awal
tahun lalu karena terlalu brutal.
4. Taliban
Taliban Afghanistan didirikan pada tahun 1994 di bawah kepemimpinan Mullah Mohammed Omar,
yang adalah juga komandan dan pemimpin spiritual. Tujuan utama organisasi adalah untuk
membentuk negara Islam di Afghanistan. Kelompok ini memerintah Afghanistan pada 1996-2001
dan memberlakukan hukum syariah yang ketat.
Kelompok ini sempat digulingkan lewat aksi militer Amerika Serikat setelah serangan 11
September 2001. Karena AS menarik pasukannya dari Afghnistan, Taliban Afghanistan telah
membuat kemajuan di negara ini lagi.
5. Taliban Pakistan
Desember lalu, Taliban Pakistan, juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), menyerbu Army
Public School di utara-barat kota Peshawar Pakistan pada hari kerja, membantai 148 orang -
termasuk 132 anak-anak - dalam serangan teror paling mematikan di negara itu .
Kelompok ini juga berada di balik penembakan pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai.
Beroperasi dari zona suku semi-otonomi di utara-barat Pakistan dekat perbatasan Afghanistan.
Pemimpinnya saat ini adalah Maulana Fazlullah.
6. Al-Nusra Front
Al-Nusra Front atau Front Pembela Rakyat Suriah kadang-kadang dikenal sebagai al-Qaeda di
Suriah. Mengumumkan keberadaannya dengan video yang diposting secara online pada tahun
2012, dan bertujuan untuk mengganti rezim Presiden Bashar al-Assad dengan negara Islam.
"Kami mujahidin Suriah, kembali dari berbagai bidang jihad untuk mengembalikan pemerintahan
Allah di bumi dan membalas Suriah yang telah melanggar kehormatan dan tumpah darah," kata
seorang pria bertopeng dalam video tersebut.
Kelompok ini aktif terlibat dalam mendukung pemberontak Suriah, dan menyerang target yang
berafiliasi dengan pemerintah Suriah serta ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh negara-
negara Barat, Arab Saudi, Turki dan Uni Emirat Arab.
7. Boko Haram
Boko Haram bertujuan untuk memaksakan 'bentuk yang keras, dari hukum Islan di Nigeria.
Namanya berarti "pendidikan Barat adalah dosa", dan kelompok melarang Muslim terlibat dalam
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat Barat, termasuk suara dalam pemilihan,
mengenakan kemeja dan celana panjang atau menerima pendidikan sekuler.
Pada Januari 2015, mereka mulai melakukan pembantaian mematikan di Baga, sebuah kota di
utara-timur dari Nigeria. Sebanyak 2.000 orang tewas, menurut Amnesty International.
Tahun lalu, Boko Haram menculik ratusan mahasiswa, termasuk lebih dari 200 anak sekolah hilang
sampai sekarang. Kelompok ini dilaporkan telah menggunakan perempuan dan gadis-gadis muda
sebagai 'bom manusia' dalam serangan. Boko Haram menguasai sekitar 20.000 mil persegi wilayah
di utara-timur Nigeria, The Telegraph melaporkan pada bulan Januari.
14
Modul Hukum dan Etka WPPE
JI telah berubah menjadi kelompok-kelompok sempalan seperti Jemaah Ansharut Tauhid (JAT).
Tahun lalu, otoritas keamanan Malaysia mengidentifikasi empat kelompok teror baru, dikenal
dengan akronim mereka BKAW, BAJ, Dimzia dan ADI. Sebagian besar mereka telah berjanji setia
kepada ISIS.
9. Abu Sayyaf
Abu Sayyaf, sebuah geng kriminal yang beroperasi di Sulu, sering melakukan penculikan untuk
uang tebusan di sepanjang pantai Sabah dan perairan sekitarnya.
Didirikan pada tahun 1990-an dengan uang dari al-Qaeda, kelompok yang berbasis di pulau
Basilan dan Sulu, telah disalahkan atas serangan teror terburuk dalam sejarah Filipina, termasuk
pemboman dan penculikan massal orang Kristen dan orang asing.
Kelompok ini telah lama memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan baru-baru ini berjanji setia
kepada ISIS.
10. Lashkar-e-Taiba
Kelompok militan Pakistan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai
2008 yang menewaskan 166 orang.
Sejak serangan itu, laskar ini telah menjadi organisasi yang lain, Jamaat-ud-Dawa (Jud) sebagai
organisasi yang terdepan. The Jud mengklaim sebagai organisasi untuk amal kemanusiaan, dan
terus beroperasi secara terbuka di Pakistan.
Bahan Diskusi:
Apakah Penyedia Jasa Keuangan cukup menggunakan informasi terkait PMN yang
disediakan oleh bank? Apakah pengaturannya sudah setara? Sejauh mana efektivitas
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Pasar Modal berdasarkan risiko nasabah?
15
Modul Hukum dan Etka WPPE
DAFTAR ISTILAH
Uji Tuntas Nasabah (Customer Due Diligence) yang selanjutnya disingkat CDD adalah:
Kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan di
Sektor Pasar Modal untuk memastikan transaksi sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau pola
transaksi Nasabah.
Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person) yang selanjutnya disebut PEP
adalah:
Orang yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik, diantaranya adalah Penyelenggara Negara,
dan/atau orang yang tercatat atau pernah tercatat sebagai anggota partai politik yang memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dan operasional partai politik, baik yang berkewarganegaraan Indonesia maupun yang
berkewarganegaraan asing.
Nasabah adalah:
Pihak yang menggunakan jasa Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal dalam rangka kegiatan
investasi diPasar Modal baik diikuti dengan atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek.
Negara yang Berisiko Tinggi (High Risk Countries) adalah negara atau teritori yang potensial
digunakan sebagai:
a) Tempat terjadinya atau sarana Pencucian Uang;
b) Tempat dilakukannya tindak pidana asal (predicate offense); dan/atau
c) Tempat dilakukannya aktivitas Pendanaan Terorisme.
17
Modul Hukum dan Etka WPPE
Daftar Peraturan
No Keterangan
POJK No. 20/POJK.04/2016 Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai
Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek
18
Modul Hukum dan Etka WPPE