NOMOR : ../././/.
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DINDA
KOTA TANGERANG
1
Rumah sakit
8. Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2011
tentang pelayanan darah.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 812/MENKES/PER/VII/2010
tentang Penyelengaraan Pelayanan Dialisis
Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Menetapk :
an : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT Umum
KESATU Dinda KOTA TANGERANG TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Umum
Dinda KOTA TANGERANG.
KEDUA : Kebijakan pelayanan Rumah Sakit Umum Dinda
Kota Tangerang sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pelayanan Rumah Sakit Umum Dinda Kota
Tangerang dilaksanakan oleh Wakil Direktur
Rumah Sakit Umum Dinda Kota Tangerang.
KEEMPAT : Isi dari diktum kesatu sampai dengan keempat
terlampir dalam lampiran keputusan ini
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal :
2
Lampiran Keputusan DirekturNomor../-./// Tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Umum Dinda Kota
Tangerang
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DINDA - KOTA TANGERANG
4
8. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko
tinggi Pimpinan bertanggung jawab untuk :
a. Kasus emergency
Identifikasi pasien kasus emergency atau berisiko tinggi terjadinya
kasus emergency dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
Tenaga medis yang bertugas ditempat dengan risiko terjadinya
kasus emergency tinggi agar dilakukan pelatihan.
b. Pemberian pelayanan resusitasi
Resusitasi dapat dilakukan seluruh unit rumah sakit
Karyawan yang bertugas di semua unit rumah sakit agar dilatih
untuk dapat melakukan resusitasi dasar.
Resusitasi lanjut dilakukan oleh tim yang terlatih dengan nama
Blue team dengan membawa alat-alat dan obat resusitasi yang
diperlukan.
c. Asuhan pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup dasar atau
yang koma
Identifikasi kebutuhan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar
atau yang koma dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
Bila rumah sakit tidak mampu melakukan asuhan pasien agar
diberitahukan kepada keluarga pasien dan dirujuk ke tempat yang
mampu melakukan asuhan pasien tersebut.
d. Asuhan pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya
tahannya diturunkan
Identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan resiko penularan akibat
dari penyakit atau akibat obat-obatan yang diberikan
Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan
pasien tersebut agar diberitahukan kepada pasien dan keluarga
untuk dirujuk ke tempat dengan fasilitas yang sesuai kebutuhan.
e. Asuhan pasien hemodialisa (cuci darah)
Setiap pasien yang akan menjalani hemodialisa mendapat pelayanan
yang sesuai dengan Panduan Pelayanan Hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Dinda Kota Tangerang.
Setiap unit dan petugas yang terkait dengan pelayanan hemodialisis
harus sesuai dengan Panduan Pelayanan Hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Dinda Kota Tangerang.
f. Mengarahkan penggunaan alat penghalang (restraint) dan asuhan
pasien yang diberi penghalang
Identifikasi penggunaan alat penghalang dilakukan pada pasien
yang tidak mengerti asuhan yang diberikan, seperti pasien anak dan
geriatri, pasien gelisah dan kesadaran menurun.
Asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
g. Asuhan pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak-anak dan populasi
yang berisiko disiksa
Identifikasi pasien dengan risiko disiksa, seperti pasien lanjut usia,
cacat tubuh, cacat mental dan anak-anak
5
Pelayanan pasien usia lanjut melibatkan multidisiplin ilmu dan
tersedia dalam suatu tim asuhan
h. Mengarahkan asuhan pada pasien yang mendapat kemotherapi
Rumah Sakit Umum Dinda Kota Tangerang tidak memberikan
pelayanan kemoterapi
Untuk pelayanan kemoterapi, Rumah Sakit Umum Dinda Kota
Tangerang melakukan rujukan ke pusat rujukan nasional (RS
Darmais).
9. Pelayanan Instalasi :
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Intensif,
Laboratorium dan Radiologi dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan
Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktik dokter. Pelayanan Kamar
Operasi dilaksanakan dalam jam kerjadan dilanjutkan dengan sistem
on call.
b. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien.
c. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Dinda Kota Tangerang harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar
prosedur opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi,
etika Rumah Sakit Umum Dinda Kota Tangerang dan etiket Rumah
Sakit Umum Dinda Kota Tangerang yang berlaku.
d. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Dinda Kota Tangerang dalam
melaksanakan pekerjaannya wajib selalu sesuai dengan ketentuan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3), termasuk dalam
penggunaan alat pelindung diri (APD).
15. Transportasi :
a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan
pemeliharaan
7
b. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien
c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak
maupun milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang
memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan
pasien yang dibawa.
8
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat
inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah
sakit.
e. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak
rawat inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan
rumah sakit.
f. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap,
atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh
lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan
pemeriksaan fisik telah diulangi.
g. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien
yang signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien
pada saat masuk rawat inap
h. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan
pasien (discharge)
i. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas
dasar kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap
pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk
pemulangan pasien.
j. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
9
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak disengaja.
10