Anda di halaman 1dari 9

Metode difusi

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas agen antimikroba.
Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan
adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media
agar.

PENGERTIAN ETHANOL

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol
adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus
empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat
menjadi EtOH, dengan Et merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah
dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak
dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari
produk sampingan pengilangan minyak bumi.[1]

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk
konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan,
dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok
umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan
sebagai bahan bakar

DMSO adalah pelarut polaritas aprotik yang efektif melarutkan berbagai bahan kimia
organik dan anorganik. Karakteristik keselamatannya yang sangat baik telah
menyebabkannya digunakan untuk berbagai tujuan, terutama sebagai agen pembersih untuk
komponen elektronik, dan sebagai larutan reaksi terhadap obat-obatan dan bahan kimia
pertanian. Berkat teknologi daur ulang yang dikembangkan oleh Toray, DMSO juga dapat
dipromosikan sebagai pelarut yang ramah lingkungan.
Media SDA (Soboroud Dextrose Agar)
Adapun fungsi media secara umum yaitu:
1. Isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni,
2. Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,
3. Menumbuhkan mikroorganisne,
4. Memperbanyak jumlah,
5. Menguji sifat-sifat fisiologisnya
6. Menghitung jumlah mikroba.

5. Brain Heart Infrusion (BHI)

Kegunaan : Untuk pertumbuhan bermacam-macam mikroorganisme phatogenik(bakteri).

Prinsip kerja : Berisi irisan kecil dari jaringan otak dan dapat digunakan untuk menumbuhkan
banyak bakteri seperti streptococcus, staphylococcus,

Kandunan : Nutrien substrat, glukosa, NaCl, Dinatrium hydrogen phospat


*Tutup tabung : Kapas Putih biru

Hasil positif (tersangka) :Media berubah menjadi keruh

Cara Kerja :BHI yang ditumbuhi bakteri (karena bersifat Universal)

1. Sampel padat yang telah dihomogenkan dengan NaCl atau sampel cair (dapat langsung di
gunakan, dimasukan kedalam tabung yang telah berisi BHI 1ml.

2. Inkubasi 24 jam suhu 37C

3. Lihat warna pada media

4. Apa bila apabila warna media menjadi keruh pemeriksaan lanjutan dilakukan.

MHA
Media biakan yang murni untuk menumbuhkan mikroba terdapat dalam bentuk padat. Semi-padat
dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar yang berasal dari ganggang
merah yang digunakan sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5-2 %. Dalam pembuatan
media biakan diperlukan nutrient sebagai bahan makanan yang sesuai juga kondisi fisik yang
memungkinkan seperti suhu, atmosfer gas, pH, oksigen dan tekanan yang optimum untuk
pertumbuhan (Lay,1994). Kebutuhan gizi lainnya adalah mineral yang digunakan untuk aktivitas
kuman, kebutuhan gas, dan kelembaban karena bakteri memerlukan air untuk pertumbuhannya
(Gupte,1989).
Media biakan yang disiapkan harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme. Bila media biakan yang dipersiapkan ini tidak disterilkan dan
dibiarkan selama beberapa menit, Mikroorganisme pencemaran akan tumbuh dan menyebabkan
kekeruhan media. Proses sterilisasi berguna untuk membunuh dan menghilangkan semua
mikroorganisme pencemar yang terdapat dalam biakan. Setelah disterilkan media biakan siap
dipakai (Lay,1994).
Media biakan untuk biakan biasanya menggunakan Mueller-Hinton Agar (MHA). Adapun
kandungan dari MHA adalah pepton (6 g), kasein (17,5 g), pati (1,5 g) dan agar (10 g). Semua
kandungan tersebut dilarutkan dalam 1 liter air. Saboround Dextrose Agar (SDA) banyak
digunakan sebagai media biakan untuk jamur.
FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI KETOCONAZOLE
Mengganggu sintesis ergosterol, diikuti peningkatan permeabilitas pada membrane sel fungi
(jamur) dan kebocoran komponen sel.

Mempengaruhi permeabilitas dinding sel melalui penghambatan sitokrom P450 jamur;


menghambat biosintesa trigliserida dan fosfolipid jamur; menghambat beberapa enzim pada
jamur yang mengakibatkan terbentuknya kadar toksik hidrogen peroksida; juga menghambat
sintesis androgen.
Infeksi Candida
Pengobatan kandidiasis, candiduria, candidiasis mukokutan kronis, atau orofaring dan
candidiasis esofagus.

Telah digunakan untuk pengobatan candidiasis vulvovaginal tanpa komplikasi. Ketoconazole


Bukan obat pilihan untuk pengobatan awal; dosis tunggal fluconazole adalah satu-satunya
rejimen oral yang termasuk dalam rekomendasi CDC saat ini untuk pengobatan candidiasis
vulvovaginal tanpa komplikasi, Direkomendasikan oleh CDC dan lain-lain sebagai salah satu
dari beberapa alternatif untuk pengobatan pemeliharaan kandidiasis vulvovaginal berulang pada
wanita dengan riwayat infeksi berulang.

Mc Farland adalah peyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan larutan


BaCl2 1% dan H2SO4 1%. Standar kekeruhan Mc Farland ini dimaksudkan untuk
menggantikan perhitungan bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan kepadatan
sel yang akan digunakan pada prosedur pengujian antimikroba. Mc Farland biasa
digunakan untuk menghitung bakteri dengan metode spektrofotometr
Keuntungan dari penggunaan standar Mc Farland adalah tidak dibutuhkannya waktu
ikubasi yang cukup untuk memperoleh jumlah kepadatan bakteri yang diinginkan.
Sedangakan kerugiannya, akan terjadi perbedaan pandangan untuk menilai tingkat
kekeruhan dari sel bakteri. Oleh karena itu, untuk menilai kekeruhannya dapat
digunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm (setara dengan
panjang gelombang E.coli). Standar Mc Farland meliputi satu set tabung dengan
konsentrasi bertingkat dari Barium Sulfat. Kepadatan bakteri yang dihitung dari 10 1
hingga 1010. Meskipun secara umum sudah banyak yang menjual larutan standar Mc
Farland dari sumber yang lain (Latex), namun secara tradisional larutan standar Mc
Farland menggunakan standar Barium Sulfat

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan
dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121 C selama
sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi. Alat ini diciptakan oleh
Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang dikenal sebagai digester uap
diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal dari bahasa Yunani
auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis kunci-perangkat self-
locking

ayakan 60 mesh
inkubator

Rotary evaporator adalah alat yang digunakan


untuk melakukan ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya
adalah pipa vakum, pengontrol, labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kodensasi
(Rahayu, 2009). Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan
penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat
menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan
tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor
dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung
dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut di
dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009)
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses

Mortir dan stamper : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

True Experimental Design

True Experimental Design merupakan desain penelitian eksperimen yang menyelidiki


kemungkinan hubungan sebab akibat dimana secara nyata terdapat kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai
kondisi perlakuan.

True Experimental Design terbagi atas :

1. Post-Test Only Control Group Design

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya.
Responden dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya.
Desain ini telah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya karena terdapat manipulasi variabel,
kelompok yang diteliti dipilih secararandom, serta seleksi perlakuan. Desainnya sebagai berikut:

Grup Variabel Terikat Postes

(R) Eksperimen X O1

(R) Kontrol - O2

Pengaruh Perlakuan (O1 O2)

Treatment Effect (TE) jadi TE = (O1 O2)


Deseain tersebut menggambarkan dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama
diberi perlakuan kemudian dilakukan pengukuran. Kelompok kedua digunakan sebagai
kelompok pengontrol dan tidak diberi perlakuan hanya dilakukan pengukuran saja.

2. Pre-Test-Post-Test Control Group Design

Desain ini merupakan pengembangan dari Post-Test Only Control Group Design. Perbedaannya
adalah dilakukan pengukuran di depan (pre-test) pada kelompok pertama dan kelompok
pengontrol. Desainnya sebagai berikut.

Grup Pretes Variabel Terikat Postes

(R) Eksperimen O1 X O2

(R) Kontrol O1 - O2

Keterangan :

Hasilnya dibandingkan (O1 O2) : (O3 - O4)

3. Group Solomon (Solomon Four Group Design)

Desain ini merupakan kombinasi Post-Test Only Control Group Design dan Pre-Test-Post-Test
Control Group Design. Group Solomon (Solomon Four Group Design) merupakan model desain
ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol (desain faktorial 2 x 2, menerapkan
prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk empat kategori kelompok A, B, C,
D). Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber kesalahan dengan memberikan pre-
test dan treatment secara variatif.

Desain ini tidak banyak digunakan pada jumlah sampel penelitian yang kecil, namun sering
digunakan pada penelitian sosial. Keunggulan desain ini yaitu mengurangi pengaruh pre-
test terhadap unit peercobaan dan mengurangi eror interaksi antara pre-test dan perlakuan.
Desainnya sebagai berikut :

Grup Pretes Variabel Terikat Postes

(R)/A Eksperimen O1 X O2

(R)/B Kontrol 1 O3 - O4
(R)/C Kontrol 2 - X O5

(R)/D Kontrol 3 - - O6

Peneliti memilih empat kelompok secara random (R). Kelompok pertama merupakan kelompok
inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu pre-test dan post-test. Kelompok kedua
sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan tetapi dilakukan pengukuran pre-
test dan post-test. Kelompok ketiga diberi perlakuan dan hanya dilakukan pengukuran post-
test. Kelompok keempat hanya dilakukan pengukuran satu kali saja.

Anda mungkin juga menyukai