TINJAUAN PUSTAKA
sifatnya menambah aset tetap/ inventaris yang memberikan manfaat lebih dari
atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
manfaat lebih dari 12 bulan, dan sampai peralatan dan mesin dimaksud
perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria
belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi
dan jaringan. Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli,
Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah adalah
merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli
daerah.
adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
1. Pajak hotel.
2. Pajak restoran.
3. Pajak hiburan.
4. Pajak reklame.
7. Pajak parkir.
3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
tidak termasuk dalam jenis pajak dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
2. Jasa giro.
3. Pendapatan bunga.
uang asing.
b. Neraca
1. Fungsi Otorisasi
Anggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi Perencanaan
Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam merencanakan
kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Anggaran daerah harus mengandung arti/ memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
6. Fungsi Stabilisasi
Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Struktur APBD
Pembiayaan
Pengeluaran:
Pembayaran Pokok Pinjaman
Pendapatan Penyertaan Modal
Pembentukan Dana Cadangan dan
SURPLUS
lain-lain
DEFISIT Penerimaan:
Belanja SiLPA (tahun sebelumnya)
Pencairan Dana Cadangan
Penerimaan Pinjaman Daerah, dan
lain-lain
Gambar 2.1
a. Pendapatan Daerah
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
2) Dana Perimbangan
Mencakup dana bagi hasil (pajak dan sumber daya alam), dana alokasi
Mencakup hibah (barang atau uang dan/atau jasa), dana darurat, dana
b. Belanja Daerah
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
2) Belanja Langsung
belanja modal.
c. Pembiayaan Daerah
berikutnya.
Tabel 2.1
Tinjauan penelitian terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun
Adisti Pengaruh Pendapatan Asli Independen: PAD, DAU, dan DAK
(2015) Daerah, Dana Alokasi Pendapatan Asli secara simultan
Umum, dan Dana Alokasi Daerah (PAD), Dana berpengaruh signifikan
Khusus Terhadap Belanja Alokasi Umum terhadap
Modal Pada (DAU), dan Dana pengalokasian belanja
Kabupaten/Kota di Alokasi Khusus modal. PAD, DAU,
Provinsi Sumatera Barat (DAK) dan DAK tidak
berpengaruh signifikan
Dependen: terhadap
Belanja Modal pengalokasian belanja
modal.
Handoko Pengaruh Pertumbuhan Independen: Pertumbuhan
(2009) Pendapatan Asli Daerah Pertumbuhan Pendapatan Asli
(PAD) Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peningkatan Belanja Daerah (PAD) berpengaruh signifikan
Modal Pada Pemerintah positif terhadap
Kabupaten/Kota di Dependen: peningkatan belanja
Provinsi Sumatera Barat Peningkatan Belanja modal.
Modal
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
4.
Retribusi Daerah
(X2)
5.
Hasil Pengelolaan Belanja Modal
6. Kekayaan Daerah yang (Y)
7. Dipisahkan
8. (X3)
9.
10. Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
(X4)
11.
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
pendapatan asli daerah) telah diperoleh dan dikelola dengan baik untuk
keuangan daerah (baik penerimaan dan pengeluaran daerah) maka akan terwujud
suatu penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah
di Jawa Barat
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berpengaruh secara